Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN SAYANG IBU DAN

PELAYANAN KEBIDANAN
YANG RESPONSIVE
Sub Pembahasan :
1. Kesiapan dan Ketahanan Emosi dalam
Persalinan.
2. Konsep dan Penilaian Kemajuan Persalinan.
3. Peningkatan Hasil Kelahiran Melalui Promosi
dan Advokasi
Contohnya Pada Gentle dan Active Birth.
4. Pendampingan Ibu Bersalin dan
Mempertahankan Kenormalan Persalinan.
5. Asuhan Holistik
KESIAPAN DAN
KETAHANAN EMOSI
DALAM PERSALINAN
Pengertian Meningkatkan Kesiapan Persalinan

 Meningkatkan kesiapan persalinan merupakan suatu


rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota
keluarga, dan petugas pemberi pelayanan kesehatan
guna meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Upaya
meningkatkan kesiapan persalinan merupakan suatu
hal yang sangat penting baik dari segi fisik maupun
psikologi, agar persalianan berjalan lancar serta ibu
dan bayi selamat dimana rencana ini dapat meliputi
diskusi untuk memastikan bahwa ibu menerirma
asuhan yang diperlukan.
Kesiapan Persalinan
 Kesiapan persalinan mempunyai beberapa hal menurut
(Bobak, Lowdermilk, 2004) ada 4 hal yaitu : kesiapan fisik, psikologis,
finansial,dan kultural.
1. Kesiapan Fisik
Ibu memahami berupa adanya perubahan fisiologi sebelum terjadi
persalinan kira-kira 2 minggu, dimana ibu akan lebih mudah bernafas
karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala janin mulai masuk ke
dalam pintu atas pinggul (PAP), Ibu akan sering buang air kecil (BAK)
karena turunnya kepala janin ke dalam PAP yang menekan vesika urinaria
serta ibu merasakan adanya gambaran his palsu yaitu kadang-kadang perut
mengejang. Kesiapan fisik lain yang perlu diperhatikan adalah dengan
melakukan olahraga misalnya senam hamil, kesehatan ibu harus bugar dan
benar-benar sehat, kemudian dapun upaya untuk mendukung kesiapan
fisik ibu hamil, pemerintah menerapkan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
2) Kesiapan Psikologis
Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan
yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang,
dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan
baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang
terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu
memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan.
3) Kesiapan finansial
Kesiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan
suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana
kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan
atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan
selama kehamilan berlangsung sampai persalinan.
4) Kesiapan budaya
Masalah budaya termasuk menangani masalah praktik dan
keyakinan bahwa mungkin akan berbeda dari yang dilakukan
petugas kesehatan, namun penting untuk keluarga ibu hamil. Ibu
harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat
hidup yang kurang baik terhadap kehamilan, dan berusaha
mencegah akibat itu.
5) Kesiapan Materi
Menurut (Fedrico Patria, 2015) ibu dan suami maupun anggota
keluarga harus menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk
dibawa saat persalinan antara lain :
a. Kesiapan untuk ibu
 Meliputi peralatan mandi (seperti handuk besar, handuk kecil, sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sisir dan pembalut).
 Pakaian biasa yang mudah dicuci dan mudah digunakan untuk
menyusui
 Bra menyusui dan bantalan menyusui
 Celana dalam secukupnya
 Kaos kaki dan gurita perekat/tali
 Setelan baju untuk pulang

b. Kesiapan untuk bayi


 Peralatan mandi dan perawatan bayi seperti
handuk bayi, sabun bayi, sampho bayi, minyak
telon, lotion dan bedak bayi.
 Pakaian bayi meliputi beberapa set baju bayi,
topi/penutup kepala, kaos kaki dan sarung
tangan, popok, gurita bayi, selimut, bedongan
dan gendongan bayi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesiapan Persalinan
Menurut Joyce Y. Johnson (2014) faktor-faktor yang
memengaruhi kesiapan persalinan meliputi :
1) Usia

2) Pendidikan

3) Ekonomi

4) Dukungan suami, keluarga dan teman

5) Dukungan tenaga kesehatan


KONSEP DAN PENILAIAN
KEMAJUAN PERSALINAN
 Untuk mengetahui kemajuan dalam
persalinan dapat menggunakan partograf.
 Partograf adalah alat bantu yang
digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008).
 Partograf atau partogram adalah
metode grafik untuk merekam kejadian-
kejadian pada perjalanan persalinan
(Farrer, 2001).
Tujuan Utama Dari Penggunaan Partograf
 Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
 Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara
normal. Dengan demikian dapat pula mendeteksi secara
dini kemungkinan terjadinya partus lama.
 Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan
kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses
persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik
dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimanasemua
itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu
bersalin dan bayi baru lahir( JNPK-KR, 2008).
Partograf Digunakan Untuk :
 Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan
persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua
persalinan, baik normal maupun patologis.
 Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua
tempat (rumah, Puskesmas, klinik bidan swasta, rumah
sakit, dll).
 Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan
proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan,
Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran)
(JNPK-KR,2008).
PEMBAHASAN III

Peningkatan Hasil Kelahiran


Melalui Promosi dan Advokasi
 Bidan memiliki peran yang strategis yaitu edukator,
motivator, advokator dan fasilitator dan memiliki fungsi
pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti.
 Dalam mengimplementasikan peran dan fungsinya bidan

memiliki hak dan kewajiban. Salah satu kewajiban yang


tercantum dalam pasal 28 Peraturan Menteri Kesehatan
(PERMENKES) Nomor 28 tahun 2017 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan adalah
“Dalam menjalankan praktik kebidanannya, Bidan
berkewajiban untuk : Meningkatkan mutu pelayanan
profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya”.
 Kewajiban tersebut merupakan landasan untuk
selalu up to date dan mengikuti evidence based
medicine (EBM) yaitu praktek pelayanan yang
dilaksanakan sudah mengandung bukti ilmiah dan
hasil penelitian klinis yang terbukti aman dan
bermanfaat.
 Pelayanan yang komperhensif merupakan strategi
dalam mengimplementasikan peran dan fungsi
bidan di masyarakat. Contoh dari cara
meningkatkan hasil kelahiran adalah gentel birth
dan active birth .
Gentle Birth
 Gentle birth merupakan sebuah filosofi atau cara
pandang dimana perempuan dalam proses hamil
dan melahirkan adalah hal yang unik, dengan
mengintegrasikan fungsi fisik, pikiran dan jiwa
serta keyakinan persalinan adalah proses yang
alami dengan melakukan pemberdayaan diri,
maka persalinan yang lembut, aman, nyaman,
minim trauma dapat dialami.
Jenis Persalinan Gentle Birth
 Water Birth
Persalinan dilakukan di dalam air, untuk meringankan sakit pada
ibu. Persalinan dalam air (water birth) merupakan salah satu metode
alternatif persalinan pervaginam, berupa ibu hamil aterm tanpa
komplikasi bersalin dengan cara berendam dalam air hangat (di
bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi
dan memberi sensasi nyaman.
 Silence Birth

Selama melahirkan ibu dibuat se-rileks mungkin, tidak panic, dan


menangis. Tidak ada lagi aba-aba atau perintah dari penolong
persalinan untuk menyemangati ibu mengejan pada persalinan
dengan cara ini. Metode yang dikembangkan oleh Ron L. Hubbard
dari aliran Scientology ini menghindari suara, baik oleh ibu yang
melahirkan maupun tenaga medis dan pendamping, sehingga
tercipta suasana tenang, hening, damai, serta penuh cinta dan
 Hypno Birth
Selama mengandung ibu lebih banyak bermeditasi dan
menenangkan diri. Sebelum proses persalinan –bahkan selama
kehamilan– ibu melakukan self hypnosis untuk mencapai kondisi
relaksasi yang dalam (meditatif) dan membebaskan diri dari rasa
takut melalui latihan pernapasan.
Dalam kondisi ini, tubuh akan memproduksi senyawa pereda rasa
sakit alami yaitu hormon endorfin. Rasa sakit selama proses
persalinan akan teralihkan dan minimal, atau hingga tak terasa.
 Lotus Birth

Persalinan yang membiarkan ari-ari dibiarkan lepas dengan


sendirinya. Kelahiran Lotus adalah praktek tidak memotong tali
pusat saat lahir dan menjaga bayi melekat Pada plasenta sampai
memisahkan secara alami dari pusar bayi sekitar 3-5 hari. Biasa juga
disebut sebagai pusar (kabel) nonseverence.
Tujuan Dan Kunci Persalinan Gentle Birth
beberapa elemen kunci dalam Gentle birth antara lain adalah :
1. Perlunya Persiapan
2. Perlunya dukungan untuk melahirkan secara normal dan alami
3. Lingkungan yang Meyakinkan dan Menenangkan
4. Dukungan yang Terus-menerus Selama Persalinan
5. Suasana yang Tenang
6. Kebebasan Bergerak dan selaras dengan alam serta memahami tubuh
7. Percayai Kekuatan Alam
8. Mengurangi & mencegah intervensi yang tidak perlu dalam persalinan
9. Pentingnya Napas Pertama
10. Belaian atau Sentuhan Pertama
11. Penundaan Pemotongan Tali Pusat
12. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) & Rooming In
13. Hindari Birth Trauma dan kekerasan dalam persalinan dan kelahiran
Prinsip-prinsip Persalinan Gentle Birth
 Kelahiran adalah sebuah siklus kehidupan yang pasti
terjadi
 Pengetahuan ibu menjadi modal utama yang diperlukan
agar ibu semakin siap menghadapi proses persalinan
 Karena ibu siap menghadapi proses persalinan maka
intervensi medis yang dilakukan akan lebih sedikit
sehingga akan lebih sedikit trauma yang dialami oleh ibu.
 Bayi-bayi yang dilahirkan pada kondisi yang nyaman dan
dari ibu yang tidak stress akan memiliki kualitas yang
lebih baik kedepannya dibandingkan bayi-bayi yang lahir
dengan kondisi traumatis.
Active Birth
Penerapan active birth dalam persalinan,
mengidentifikasi ibu bersalin menemukan posisi
persalinan kala I pada saat awal mulai persalinan,
kontrtaksi kuat, dan saat istirahat, juga mengidentifikasi
kontraksi selama kala I dan lama pembukaan serviks
pada kala I.
Teknik active birth yaitu seperti jalan-jalan, miring
kiri, mobilisasi, pendampingan suami, yoga, kompres
hangat dingin, bola-bola persalinan ( birth ball ) dll.
Keuntungan dari Active Birth
Diantaranya adalah untuk kemajuan persalinan, berkurangnya
rasa sakit karena kontraksi rahim maju kearah depan rahim secara
alamiah dan tidak melawan gravitasi, meningkatkan tenaga pada kala
II, lebih kecil resiko robekan perineum pada kala II, dan kondisi ibu
serta bayi lebih optimal karena mengurangi terapi medis yang dapat
memberikan efek samping pada keduanya (Bonny, 2008).
Di Indonesia metode active birth sebenarnya sudah dilaksanakan
sebagai salah satua suhan perawatan pada proses persalinan, yakni
dalam hal mobilisasi yang menganjurkan ibu untuk memilih posisi
yang dianggap paling nyaman dengan tujuan utama untuk
meminimalkan rasa nyeri serta dapat mempengaruhi lamanya kala I
dankala II persalinan, hal ini sesuai dengan standar bidan.
Pendampingan Ibu Bersalin
dan Mempertahankan
Kenormalan Persalinan
Konsep Pendampingan Suami
Pendampingan berasal dari kata “damping” yang
berarti dekat, karib, persaudaraan. Sedangkan arti dari
pendamping adalah orang yang mendampingi, dan arti
dari pendampingan adalah suatu cara atau proses
mendampingi. (Departemen Pendidikan Nasional :
2005)
Suami adalah pemimpin di dalam rumah tangganya
serta bertanggung jawab atas baik dan buruknya
keadaan anak dan istrinya, idealnya suami harus
mengetahui begaimana mengatur rumah tangga yang
benar serta ia harus mengetahui bekal apa saja yang di
perlukan untuk menjadi nahkoda rumah tangga yang
Peran Suami Dalam Proses Melahirkan
Menurut Chapman, peran suami dalam proses persalinan di bagi
menjadi tiga yaitu :
1. Pelatih
Suami secara aktif membantu wanita selama dan sesudah kontraksi
persalinan, seorang pelatih menunjukkan keinginan yang kuat untuk
mengendalikan diri mereka dan mengontrol persalinan, wanita memajukan
keinginan yang kuat agar suami terlibat secara fisik dalam persalinan.
2. Teman Satu Tim
Suami sebagai teman satu tim akan membantu wanita dengan berespon
terhadap permintaan wanita akan dukungan fisik atau dukungan emosi atau
keduanya, teman satu tim biasanya mengambil peran sebagai pengikut atau
pembantu dan menunggu wanita atau perawat memberitahukan mereka apa
yang dapat mereka lakukan.
3. Saksi
Suami sebagai saksi, dalam peraban ini suami
bertindak sebagai teman dan memberikan dukungan
emosi dan moral, ia memperhatikan wanita bersalin dan
melahirkan, akan tetapi seringkali tertidur, menonton
televisi atau meninggalkan ruangan untuk waktu yang
lama.
Kebudayaan dan Partisipasi Suami
 Banyak rumah sakit mendorong ayah untuk
hadir selama persalinan dan melahirkan.
Apabila suami tidak dapat hadir, orang yang
dekat dengannya dapat hadir.
 Pada beberapa kebudayaan, ayah mungkin
hadir, tetapi kehadirannya di sisi pasangannya
mungkin di anggap tidak pantas sehingga ia
mungkin di anggap tidak pantas sehingga ia
menolak untuk terlibat.
Konsep Dasar Hubungan Pendampingan
Suami Dengan Kemajuan Persalinan
Di sebuah penelitian lain, telah memperlihatkan efektifnya
dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan dan
kelahiran. Dalam cochrane database pengkajian sistematik dari 14
percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan
bahwa kehadiran seorang pendamping akan menghasilkan :
 Kelahiran dengan tindakan vacuum ekstraksi dan forsep semakin
kecil
 Skor APGAR < 7 lebih sedikit
 SC untuk kelahiran semakin berkurang
 Lamanya persalinan semakin pendek
 Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman mereka
melahirkan (Pusdiknas –WHO-JHPIEGO :2001).
Dengan metode mengurangi rasa sakit yang di
berikan secara terus-menerus dalam bentuk dukungan
di dapatkan manfaat antara lain :
 Sederhana

 Efektif

 Bea rendah

 Resiko rendah

 Bersifat sayang ibu

 Resiko rendah

 Membantu kemajuan persalinan

 Hasil kelahiran semakin baik (Pusdiknas –WHO-

JHPIEGO :2001).
Asuhan Holistik

Asuhan holistik selama proses persalinan


yaitu:
 1. Mengatur posisi ibu.

 2. Mengatur nafas ibu.

 3. Memberikan asuhan tubuh.

 4. Memberi informasi kepada ibu

tentang kemajuan persalinan.


 5. Menciptakan suasana kekeluargaan

dan rasa aman.


Mempertahankan Persalinan Normal

 Model Asuhan Kebidanan yang diberikan adalah


meminimalkan intervensi. Bidan harus menjadi
pendamping perempuan yang akan melahirkan agar
persalinan berlangsung perlahan dan nyaman,
menghindari kekhawatiran berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai