Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN SOAL UKOM #6

Promosi Kesehatan
Oleh: Nurfadhilah, S.KM., M.KM.

1. Seorang ahli kesehatan masyarakat memberi penyuluhan tentang imunisasi campak


rubella. Seorang ibu menganggap imunisasi justru membuat anaknya sakit (demam)
karena keyakinan tersebut didapat dari orang tua dan keluarganya. Apakah masalah
komunikasi dalam pemberian informasi tersebut?
A. Hambatan fisik anak
B. Hambatan persepsi ibu
C. Hambatan psikologis ibu
D. Komunikasi perubahan perilaku
E. Proses komunikasi kesehatan terputus
2. Seorang anak mengalami demam tinggi. Karena panik, Sang Ibu membawa anaknya
ke rumah sakit dan langsung ditangani dokter. Dokter tersebut berkata bahwa Sang
Anak hanya mengalami gejala demam biasa, bisa sembuh cukup dengan istirahat.
Faktor apa yang membuat ibu terburu-buru mengambil keputusan untuk membawa
anaknya ke rumah sakit?
A. Faktor pemungkin
B. Faktor keyakinan
C. Faktor penguat
D. Faktor pendukung
E. Faktor predisposisi
3. Seorang ibu berkata, “Anak semata wayang kami bilang tak akan mengurus saya jika
terjadi apa-apa. Dia akan mengurus papanya saja. Dia bilang akan menyerahkan saya
ke panti jompo jika tetap merokok. Lalu saya sadar jika saya terus merokok lalu sakit,
yang repot adalah orang lain, yakni anak saya.”. Apakah tahapan perubahan perilaku
yang terjadi pada ibu tersebut?
A. Kontemplasi
B. Persiapan
C. Pra-kontemplasi
D. Aksi
E. Terminasi
4. Kampanye dilakukan dengan menggelar panggung musik dangdut dan membagikan
kondom gratis ke daerah lokalisasi. Ratusan warga datang memadati panggung.
Pekerja Seks di sini umumnya tahu HIV menular melalui hubungan seks dan merasa
khawatir tertular. Apakah nama kekhawatiran pekerja seks tersebut?
A. Perceived susceptibility (persepsi tentang kemungkinan terkena)
B. Perceived benefit (persepsi tentang manfaat)
C. Perceived severity (persepsi tentang keparahan)
D. Perceived barrier (persepsi tentang hambatan)
E. Perceived threat (persepsi tentang ancaman)
5. Pekerja seks umumnya tahu HIV menular melalui hubungan seks dengan banyak
pasangan tanpa kondom. Namun mereka tak kuasa meminta pelanggan memakai
kondom. Mereka merasa takut tertular, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa.
Dilakukanlah edukasi dan pelatihan (termasuk teknis penggunaan kondom). Apakah
tujuan intervensi tersebut?
A. Perceived Vulnerability
B. Self Efficacy
C. Perceived Seriousness
D. Perceived Benefit
E. Perceived Barrier
6. Penelitian menunjukkan pasangan menikah umumnya pernah mencoba menggunakan
kondom sebelum akhirnya menggunakan alat kontrasepsi (alkon) pilihannya saat ini.
Pasangan menikah pengguna kondom jumlahnya tidak pernah mencapai 10 % karena
pilihan metode yang umum digunakan perempuan dan bersifat hormonal. Apa yang
harus dilakukan petugas kesehatan agar pasangan usia subur menggunakan alkon
ideal/tepat?
A. Menjelaskan bahwa operasi tidak berhubungan dengan penurunan hasrat seksual
B. Komunikasi dilakukan kepada pihak laki-laki dan perempuan (bersama)
C. Pil KB dijual bebas sehingga lebih mudah diakses pasangan menikah
D. Menjelaskan fungsi kondom sebagai pencegah IMS
E. Komunikasi dua arah dalam keluarga
7. Satu dari empat LSL (lelaki seks dengan lelaki) terinfeksi HIV dan AIDS. Salah satu
modus kaum LGBT dengan menawarkan bantuan dan persahabatan serta sangat
pemurah sebelum akhirnya memaksa atau merayu target dan mengubah orientasi
seksualnya. Bagaimana seharusnya tenaga kesehatan masyarakat/menyikapi pelaku
LGBT?
A. Memberikan informasi dan peringatan kepada keluarga kaum LGBT agar dididik
B. Menyarankan agar kaum LGBT dilokalisasi untuk menghindari keresahan
masyarakat
C. Buka diri untuk membantu pelaku LGBT yang ingin kembali berorientasi
heteroseks
D. Menutup diri dan menghindari LGBT untuk menghilangkan kesempatan
terpengaruh
E. Mencaci dan sumpah serapah terhadap LGBT agar berhenti melakukan
homoseksual
8. Peningkatan jumlah penderita HIV dan AIDS di Indonesia sangat pesat. Berbagai
intervensi dilaksanakan, di antaranya pemberian anti retroviral yang bisa diminum
seumur hidup, program terapi rumatan metadon, layanan jarum dan alat suntik steril,
dan pemberian kondom. Apakah dampak banyaknya penderita HIV dan AIDS bagi
pemerintah?
A. Kematian dini
B. Beban ekonomi bangsa
C. Peluang projek intervensi
D. Eksistensi organisasi pemerhati AIDS
E. Berat bayi yang dilahirkan ibu HIV rendah
9. Peningkatan jumlah penderita HIV dan AIDS di Indonesia sangat pesat. Berbagai
intervensi dilaksanakan, di antaranya pemberian anti retroviral yang bisa diminum
seumur hidup, program terapi rumatan metadon, layanan jarum dan alat suntik steril,
dan pemberian kondom. Siapakah yang menjadi sasaran layanan jarum dan alat suntik
steril?
A. Semua remaja, di sekolah maupun yang tidak sekolah
B. Penghuni lembaga pemasyarakatan narkotika
C. pengguna narkoba suntik
D. penderita diabetes tipe 1
E. Mahasiswa tingkat akhir
10. Peningkatan jumlah penderita HIV dan AIDS di Indonesia sangat pesat. Berbagai
intervensi dilaksanakan, di antaranya pemberian anti retroviral yang bisa diminum
seumur hidup, program terapi rumatan metadon, layanan jarum dan alat suntik steril,
dan pemberian kondom. Siapakah yang menjadi sasaran pemberian kondom?
A. Perempuan yang suaminya bekerja sebagai pengendara jarak jauh
B. Semua remaja, di sekolah maupun yang tidak sekolah
C. Kaum LGBT dan pengguna narkoba suntik
D. Pamong praja, polisi, dan tentara
E. Mahasiswa tingkat akhir

Anda mungkin juga menyukai