Anda di halaman 1dari 29

PERTEMUAN 5

INFEKSI TORCH

Aprima Yona Amir, S.ST, M.Keb


Infeksi TORCH
• Terjadinya infeksi tertentu pada ibu selama
tahap awal kehamilan diketahui berhubungan
dengan berbagai malformasi dan gangguan
kongenital. infeksi yang paling umum dan
paling mudah dipahami dikenal dengan
akronim TORCH, yang merupakan kependekan
dari toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus
dan herpes simpleks.
1. Toksoplasmosis
 Toksoplasmosis adalah suatu infeksi protozoa yang timbul
akibat mengkonsumsi daging mentah atau tidak mencuci
tangan sewaktu menyiapkan daging mentah atau terinfeksi
kotoran kucing.
 Toksoplasmosis adalah penyakit multisistem yang
disebabkan oleh protozoa toxoplasma gondii. Contohnya
kucing mengejar burung dan tikus terinfeksi akan menjadi
tempat tinggal parasit dan mengeluarkan oosit infeksi
didalam fesesnya
 Hal penting infeksi TORCH pada anak dan bayi 
kongenital
ETIOLOGI

• Kebiasaan makan daging kurang matang


• Adanya kucing peliharaan sebagai binatang
peliharaan
• Adanya tikus dan burung sebagai hospes perantara
yang merupakan binatang buruan kucing
• Adanya sejumlah vector seperti lipas dan lalat yang
dapat memindahkan ookista dan tinja kucing ke
makanan
Toksoplasmosis Kongenital
• Toxoplasma kongenital
– Transmisi ke janin melalui plasenta
– Infeksi primer pd ibu
– Angka kejadian 4.4 – 4.6 /1000 kehamilan
– Tergantung pada: insidens Toxoplasma pd usia
kehamilan tertentu (laju transmisi 40% usia 20 –
29 thn), sebaran bumil di populasi, laju transmisi
fetal

6
MANIFESTASI KLINIS

Pada Ibu
• Pyrexia of unknow origin (PUO)
• Lemas dan lelah
• Rash
• Myalgia
• Pembesaran kelenjar limfe pada serviks posterior
• Infeksi menyebar ke saraf, otak, korteks, dan juga
dapat menyerang sel retina mata
Pada Janin
• Abortus spontan
• Lahir mati
• Ikterus, dengan pembesaran hati dan limfe
• Anemia
• Radang paru
• Penglihatan dan pendengaran kurang
PENATALAKSANAAN

• Pemberian antibiotik
• Bayi baru lahir yang terinfeksi diberikan pengobatan
anti T. Gondii
• Pemeriksaan diagnosis : pemeriksaan USG, cairan
amnion untuk pemeriksaan PCR serta kultur T.gondii,
pengambilan darah janin dengan kordosentesis
Toksoplasmosis Kongenital
(Terapi dan Pencegahan)
Pencegahan

Memakan semua sayur-sayuran dan daging yang


dimasak

Skrinning serologik pramarital yang dilanjutkan


skrinning bulanan selama kehamilan pada ibu
hamil dengan seronegatif
INFEKSI LAIN
Infeksi primer yang termasuk dalam katagori ini adalah hepatitis:

Hepatitis A (hepatitis infeksiosa)

• virus yang disebabarkan oleh droplet


akibat tidak mencuci tangan setelah buang air besar.
Pengaruhnya pada kehamilan adalah abortus spontan
dangejala seperti influenza

Infeksi endogenous

• penyakit virus yang ditularkan serperti penyakit


virus HIV. Cara transmisinya meliputi jarum
terkontaminasi, produk darah atau jarum bekas,
huunganseksual, dan pertukaran cairan tubuh
2. RUBELLA

German measles

Etiologi : virus rubella

Gambaran klinik : menyerupai campak, tetapi


bercaknya lebih kasar.
Rubella
Resiko terhadap kehamilan :

• Trimester I ( 0 -13 minggu) : sangat


beresiko terkena Rubella.
• Trimester II ( 14 s/d 26 minggu) : risiko
pada bayi berupa gangguan
penglihatan dan pendengaran.
• Trimester III : resiko rendah.
Cara menginfeksi :
• Rubella bisa ditransmisikan melalui udara,
urin, feces, dan kulit. Masa inkubasinya 2-3
minggu.
• Jika tidak terdapat imunitas, imunisasi tidak
bisa diberikan saat sedang hamil.
MANIFESTASI KLINIS

• Demam
• Timbul ruam seperti cacar
• Sakit sendi dan peradangan sendi
• Limfadenopati
• Konjungtivitis
PENATALAKSANAAN

• Tidak ada terapi spesifik pada infeksi rubella


• Pencegahan primer dengan program vaksin rubela
• Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan serologis pada wanita sebelum hamil
• Pemeriksaan diagnosis: pemeriksaan sampel darah
janin untuk rubella spesifik igM, RT-PCR, danisolasi
virus dari cairan amnion.
3. Sitomegalovirus (CMV)
(Patogenesis)

Infeksi Primer
• Pemaparan virus pertama kali ke individu

Infeksi Laten
• Virus akan menetap dalam sel dan jaringan pada waktu yang
tak terbatas

Infeksi Rekuren / Reaktivasi Virus


• Karena penyakit tertentu/ supresi imun sehingga menekan sel
T dan disertai berbagai sindrom
Sitomegalovirus (CMV)
(Infeksi CMV pada Kehamilan)

Infeksi eksogenous

• Non Primer : Pada ibu hamil dengan pola


imunologik seropositif
• Primer : Pada ibu hamil dengan pola imunologik
seronegatif

Infeksi endogenous

• Reaktivasi virus sebelumnya dalam keadaan paten


PENATALAKSANAAN

• Tidak ada pencegahan atau terapi yang spesifik untuk


ibu dan bayi.
• Pasien dengan gangguan kekebalan diobati
berdasarkan gejala yang timbul dengan terapi
antivirus.
• Mencegah kontak dengan anak-anak yang terinfeksi
selama hamil.
• Menjaga kebersihan diri dengan membiasakan selalu
mencuci tangan.
4.Herpes Simpleks Virus

Suatu penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir, dan sistem
saraf.

HSV-2 penyebab tersering infeksi herpes genitalis.

Penularan melalui kontak langsung.

Jika ibu mengalami infeksi kronik, kemungkinan bayi terinfeksi tidak terbukti
sehingga dapat dilahirkan pervaginam. Sebaliknya, jika ibu terkena herpes saat
kehamilan akan mempunyai resiko sehingga dianjurkan Seksio Sesarea.
Herpes Simpleks Virus

Herpes Simplex, Vulva Herpes Simplex in AIDS


ETIOLOGI

Cara penularan virus herpes pada bayi antara lain:


• Infeksi transplasenta
• Infeksi asenden melalui jalan lahir 
• Kontaminasi langsung selama bayi melalui jalan lahir
terinfeksi
• Penularan langsung dari personel atau keluarga yang
terinfeksi.
PENATALAKSANAAN

• Belum ada pengobatan yang dapat mencegah


penyakit herpes secara tuntas
• Pada lesi yang dini dapat digunakan obat tropical
berupa salep/ krim yang mengandung
preparatidoksuridin
• Jika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres
• Pengobatan oral berupa preparat asiklovir 
5. HUMAN PAPILOMA VIRUS

Infeksi kondilomata akuminata, lesi yang ditularkan


melalui hubungan seksual dan disebabkan oleh human
papillomavirus (HPV), adalah infeksi yang paling
sering ditularkan melalui hubungan seksualtiga kali
lebih sering dari pada herpes genital.
ETIOLOGI

• Penggunaan kontrasepsi oral


• Sering melakukan hubungan seksual
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Merokok 
• Melakukan hubungan seksual tanpa kondom
RINGKASAN

• TORCH  secara umum tidak berbahaya bila


menginfeksi anak imunokompeten
• Infeksi intrauterin memiliki dampak buruk bagi janin
• Bayi dengan infeksi TORCH intrauterin dapat
menderita gejala yang kronik, fatal, cacat bawaan
ringan sampai berat, kematian
• Terapi spesifik belum ada
• Edukasi dan pencegahan infeksi TORCH ibu hamil
mengurangi morbiditas dan mortalitas neonatal

28
TERIMAKASIH

29

Anda mungkin juga menyukai