Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN LANJUT MATERNITAS DAN ANAK

OLEH
` KELOMPOK 2
1. Joanggi Wiriatarina Harianto 131314153006
2. Nunung Ernawati 131314153015
3. Ninda Ayu Prabasari P 131314153022
4. Eka Santi 131314153031
5. Binar Wahyuning Widi 131314153038

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
ii

2014

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 3


2.1 Konsep Kanguru Mother Care (KMC) Atau
Perawatan Metode Kanguru .......................................................... 3
2.1.1 Pengertian .................................................................. 3
2.1.2 Mekanisme Kerja Perawatan Metode Kanguru ......................... 4
2.1.3 Metode dan Waktu Pelaksanaan Tahapan Penggunaan
Metode Kangguru .................................................................. 5
2.1.4 Keuntungan yang di dapat dari Metode Kangguru bagi
Perawatan bayi ............................................................................. 6
2.1.5 Kriteria Bayi untuk Metode Kangguru . 7
2.2 Konsep Berat Badan Lahir Rendah 7
2.2.1 Pengertian ......................................................................................... 7
2.2.2 Klasifikasi ................................................................................. 8
2.2.3 Etiologi ..................................................................... 11
2.2.4 Manifestasi Klinis .......................................... 11
2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik .................................................................... 12
2.2.6 Penatalaksanaan Medis ..................................................................... 13
2.2.7 Prognosis BBLR ................................................................................ 13
2.2.8 Komplikasi ........................................................................................ 13

ii
iii

BAB 3 KAJIAN RISET PERAWATAN METODE KANGGURU


PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR ..................... 15
BAB 4 IMPLIKASI KEPERAWATAN KMC
(Kanggoro Mother Care) ... 17
BAB 5 PENUTUP .... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 20

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir
rendah (BBLR). Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum
waktunya (premature), dan sebagian oleh karena mengalami gangguan
pertumbuhan selama masih dalam dalam kandungan. Di negara berkembang,
BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan. BBLR merupakan
penyumbang utama angka kematian pada neonates. Menurut perkiraan World
Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian neonates setiap tahun
dengan angka mortalitas neonates (kematian dalam 28 hari pertama
kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut
berasal dari negara berkembang. Secara khusus angka kematian neonatus di
Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Di Indonesia saja, menurut
Survey Ekonomi Nasional (Susenas) 2005, kematian neonatus yang
disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85%.
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan
infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga
seringkali menjadi pengalaman yang sangat menggangu bagi keluarga. Oleh
karena itu, perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan
kesehatan di negara manapun. Analisis terkini menunjukkan bahwa sekitar 3
juta kematian bayi baru lahir (BBL) dapat dicegah per tahun menggunakan
intervensi yang tidak mahal dan tepat guna. Salah satu intervensi tersebut
adalah Perawatan metode kanguru (PMK).
Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu
ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.
Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah
dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR. Metode kanguru tidak hanya
sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai
keuntungan yang tidap dapat diberikan inkubator. Dibandingkan dengan
perawatan konvensional, PMK terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi,

1
2

penyakit berat, masalh menyusui dan ketidakpuasan ibu, serta meningkatkan


hubungan antara ibu dan bayi.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan asuhan keperawatan ibu dan
anak khususnya melalui intervensi Kangoro Mother Care (KMC) Atau
Perawatan Metode Kanguru pada bayi baru lahir rendah (BBLR).

BAB 2
3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanguru Mother Care (Kmc) Atau Perawatan Metode Kanguru


2.1.1 Pengertian
Kangaroo mother care (KMC), defined as skin-to-skin contact between a
mother and her newborn, frequent and exclusive or nearly exclusive
breastfeeding, and early discharge from hospital, has been proposed as an
alternative to conventional neonatal care for low birthweight (LBW) infants
(Conde-Agudello et all, 2000). Metode kangguru adalah sebuah metode
perawatan bayi baru lahir dengan cara meletakkan bayi didada ibu ( skin to skin )
untuk menyalurkan kehangatan pada si bayi. Tujuannya kontak kulit ke kulit
antara ibu dan bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui konduksi dan
radiasi serta bertujuan untuk mempertahankan neutral thermal environment/NTE,
yaitu kisaran suhu lingkungan sehingga bayi dapat mempertahankan suhu
tubuhnya tetap normal dengan metabolisme basal minimum dan kebutuhan
oksigen terkecil. Metoda ini dapat juga dilakukan untuk bayi sehat. Sehingga
dengan kontak langsung kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar dari bayi berupa
kehangatan, ASI, kasih sayang dan perlindungan bisa dipenuhi.
Dalam metode ini, kontak kulit antara ibu dan bayi yang berlangsung sejak
dini secara terus menerus dan berkesinambungan kalau mungkin selama 24 jam.
Bayi diletakkan diantara kedua payudara ibu dengan posisi tegak/vertikal saat ibu
berdiri dan duduk atau tengkurap/miring saat ibu berbaring/tidur. Bayi
mengenakan penutup kepala, baju ibu berfungsi sebagai penutup badan bayi.
Untuk nutrisi Kanguru lebih didasarkan pada pemberian ASI eksklusif. Pemberian
susu tambahan dimungkinkan apabila pertambahan berat badanya 20 gram/hari.
ASI eksklusif memang menjadi harapan tetapi bukan merupakan keharusan dalam
metode Kanguru.
Bayi dipulangkan setelah berhasil melakukan penyesuaian terhadap
metode Kanguru (beberapa jam atau beberapa hari) tanpa memandang berat lahir
maupun usia kehamilannya. Bayi dan ibu bisa pulang lebih awal dalam posisi ini.
Dukungan terhadap ibu yang menggunakan metode Kanguru sangat diperlukan.
Paling tidak berasal dari keluarga terdekat seperti ibu, suami dan mertua. Selama

3
4

dalam perawatan, dukungan dari staf perawatan sangat diperlukan agar ibu dan
keluarga mau dan menerima metode ini.
Lamanya bayi dalam posisi Kanguru kalau mungkin 24 jam terus menerus.
Kalau ibu tidak sempat bisa fungsinya sementara diganti oleh keluarga lain. Bayi
yang dirawat di NICU mengingat keadaan bayi, maka metode Kanguru dilakukan
secara bertahap, paling tidak selama 1 jam (agar tidak mengganggu waktu
istirahatnya bayi) sebelum terus menerus selama 24 jam.
Metode ini dihentikan penggunaannya apabila bayi sudah tidak menghendaki lagi
yaitu umur kehamilannya sekitar 37 minggu atau berat badannya 2500 gram. Pada
usia tersebut biasanya bayi mulai gelisah, rewel kalau diletakkan pada posisi
Kanguru.

2.1.2 Mekanisme Kerja Perawatan Metode Kanguru


Pada dasarnya mekanisme kerja Perawatan Metode Kanguru adalah sama
seperti perawatan canggih dalam inkubator yang berfungsi sebagai termoregulator
memberikan lingkungan yang termonetral bagi setiap neonatus melalui aliran
panas konduksi dan radiasi. Lingkungan termoral adalah lingkungan suhu agar
bayi dapat mempertahankan optimal (36,5-37,5 0C) dengan mengeluarkan
energi/kalori yang minimal, terutama bagi BBLR yang persediaan atau sumber
kalorinya sangat terbatas. Pengaliran panas melalui konduksi adalah identik
kontak kulit ibu-bayi seperti dalam inkubator konduksi panas dari badan inkubator
ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui radiasi adalah udara hangat di dalam
inkubator seperti udara hangat dalam/antara selimut/baju kanguru dan bayi. Proses
hantaran panas tersebut berlangsung terus-menerus selama dibutuhkan oleh BBLR
baik dalam inkubator maupun dalam Perawatan Metode Kanguru, oleh karena itu
Perawatan Metode Kanguru hanya dikerjakan selama dibutuhkan oleh neonatus
sampai bayi bisa mandiri tanpa harus dirawat dalam inkubator, yaitu sekitar BB
mencapai 2500 gram. Sehingga Perawatan Metode Kanguru harus terus menerus
dilakukan bergantian oleh bapak, ibu, tante dan neneknya (Usman,2001).
5

2.1.3 Metode dan Waktu Pelaksanaan Tahapan penggunaan Metode


Kanguru
Menurut Perinasia meliputi:
1. Persiapan ibu.
a. Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-
3 kali sehari.
b. Membesihkan kuku dan tangan
c. Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d. Selama pelaksanaan Metode Kanguru ibu tidak memakai BH
e. Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
f. Memakai kain baju yang dapat direnggang

2. Persiapan bayi
a. Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan
hangat
b. Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan
metode ini.
c. Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau sedikit ke samping kanan/kiri
sesuai dengan kenyamanan bayi serta ibu. Usahakan kulit bayi kontak
langsung dengan kulit ibunya terus menerus.
d. Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu
e. Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang di sekeliling
atau mengelilingi ibu dan bayi.

Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam
inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang
mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal
(36,50C - 37,50C). Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi
dengan secara terus-menerus. Bayi yang dapat bertahan dengan cara ini adalah
yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,50C - 37,50C), dan
mampu menetek. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai bobot badan
minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal 370C, dan bayi bisa menetek kuat.
Pelaksanaan Metode Kanguru dapat dilakukan pada waktu:
a. Segera setelah lahir
b. Sangat awal, setelah 10-15 menit
c. Awal, setelah umur 24 jam
6

d. Menengah, setelah 7 hari perawatan


e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f. Setelah keluar dari perawatan incubator

Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru adalah:


a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50C)
b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat seperti normalnya

2.1.4 Keuntungan Yang Di Dapat Dari Metode Kanguru Bagi Perawatan


Bayi
a. Meningkatkan hubungan emosi ibu anak
b. Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi
c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
d. Mengurangi strea pada ibu dan bayi
e. Mengurangi lama menangis pada bayi
f. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
g. Meningkatkan produksi asi
h. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
i. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
j. Mempercepat kenaikan berat badan bayi
Umumnya berat bayi naik 30 gram/ hari, dengan perawatan metode kangguru
bisa naik sampai 50 gram/hari. Karena makanan yang masuk tidak dipakai
untuk menghangatkan tubuhnya dan bisa dipakai untuk menaikkan berat badan.

k. Menstabilkan denyut jantung dan pernapasan


Bayi premature suka berhenti bernafas karena otaknya belum matang, dengan
perawatan metode kangguru ini ia terstimulasi terus untuk bernapas karena
mendengar napas ibunya. Begitu juga dengan denyut jantung
l. Memperpanjang waktu tidur
Karena si bayi merasa tenang dalam dekapan ibunya, otomatis waktu tidurnya
akan lebih panjang.
m. Menciptakan suasana nyaman dan mengurangi stress pada bayi
7

Bayi yang diberikan perawatan metode kangguru, kadar kortisol (hormon


stress) nya lebih rendah dibanding bayi yang diletakkan di inkubator. Karena
di inkubator dia hanya sendiri sedangkan dengan perawatan metode kangguru
dia nyaman bersama ibunya seperti waktu dalam kandungan.

2.1.5 Kriteria Bayi Untuk Metode Kanguru


a. Bayi dengan berat badan 2000 g
b. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
c. Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
d. Perkembangan selama di inkubator baik
e. Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam
keberhasilan

2.2 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


2.2.1 Pengertian
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
(FKUI. Hal : 1051)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong.
Hal: 423)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai
bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan berat
badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram bukan bayi prematur (WHO. 1961)

2.2.2 Klasifikasi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut:
2.2.2.1 Klasifikasi berdasarkan Berat badan:
a. Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1000 gram.
b. Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan kurang 1.500 gram
8

c. Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan 1501-2500 gram

2.2.2.2 Klasifikasi berdasarkan Umur Kehamilan:


a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum
mencapai 37 minggu
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42
minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari
42 minggu

2.2.2.3 Klasifikasi berdasarkan Umur Kehamilan dan Berat Badan:


a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-for-gestational-age (SGA)
adalah Bayi yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri
dengan berat badan terletak dibawah persentil ke-10 dalam grafik
pertumbuhan intra-uteri
b. Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/ appropriate-for-gestational-
age (AGA) Bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan,yaitu berat badan terletak antara persentil ke-10 dan
ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uterin
c. Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-gestational-age (LGA) Bayi
yang lahir dengan berat badan lebih untuk usia kehamilan dengan berat
badan terletak diatas persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri

Berdasarkan pengelompokan tersebut atas, BBLR dapat dikelompokkan menjadi


2 yaitu:
1. Bayi Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
dengan berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
a) Tanda-tanda Bayi Premature
- Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46 cm
- Panjangnya kuku belum melewati ujung jari - Lingkar kepala kurang dari
atau sama dengan 33 cm
- Lingkar dada kurang dari atau sama dengan 30 cm
- Rambut lanugo masih banyak
- Jaringan subkutan tipis atau kurang
- Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
9

- Tumit mengkilap,telapak kaki halus


- Pada wanita labia mayora belum menutupi labia minora,pada bayio -laki-
laki testis belum turun

b) Penyebab kelahiran Prematur Faktor Ibu


- Toksemia gravidarum,yaitu preeklamsi dan eklamsi
- Kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten serviks)
- Tumor(mioma uteri, s istoma)
- aktor janin
- Kehamilan ganda
- Hidramnion
- Ketuban pecah dini
- Infeksi (rubeolla, sifillis,toksoplasmosis
- Insufisiensi plasenta Faktor

2. Bayi Dismatur Dismaturitas adalah Bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan yang seharusnya untuk masa kehamilan.yaitu berat badan di
bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intra uteri, biasa disebut dengan
bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK/AGA)
a) Tanda-tanda Bayi Dismatur
- Panjang badan lebih dari 45 cm, berat badan lebih dari 2.500 gram
- Kulit kering dan keriput
- Rambut panjang dan banyak

b) Faktor yang menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uterin meliputi:


- Faktor Janin - Infeksi kronis - Kelalinan congenital
- Faktor plasenta - Berat plasenta kurang - Plasentitis vilus - Infark tumor
- Faktor ibu - Pre eklamsi - Hypertensi - Kelainan pembuluh darah

c) Stadium Bayi Dismatur


(1) Stadium pertama
- Bayi tampk kurus dan lebih panjang
- Kering seperti perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium
(2) Stadium kedua
- Bayi tampk kurus dan lebih panjang
- Kering seperti perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium
- Kehijauan pada kulit plasenta dan umbilikus
(3) Stadium ketiga
- Bayi tampk kurus dan lebih panjang
10

- Kering seperti perkamen, tetapi beklum terdapat noda mekonium


- Kehijauan pada kulit plasenta dan umbilikus
- Kulit, kuku, tali pusat berwarna kuning

d) Masalah yang dapat terjadi


- Syndrom aspirasi mekonium
- Hipoglikemia simtomatik
- Penyakit membran hialin
- Hiperbilirubinemi

2.2.3 Etiologi
Menurut penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibagi:
a. Faktor ibu
1) Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
(toksemia gravidarum, perdarahan ante partum, trauma fisik dan
psikologis, atau penyakit lain seperti : nephritis akut, diabetes mellitus,
infeksi akut) atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi
prematuritas.
2) Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20
tahun dan pada multi gravidarum, yang jarak antar kelahirannya terlalu
dekat.
3) Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal
yang kurang.

b. Faktor janin
Hidramion, kehamilan ganda, umumnya akan mengakibatkan lahir bati BBLR.
(FKUI. Hal : 1052)

2.2.4 Manifestasi Klinis


11

a. Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan:


- Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus partus prematurus
dan lahir mati.
- Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
- Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan
janin lebih lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
- Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya.
- Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula
hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toxemia
gravidarum.

b. Setelah bayi lahir dibedakan antara bayi dengan retardasi pertumbuhan


intrauterin, bayi prematur, bayi prematur dan bayi KMK
a) Bayi prematur
- Vernik kaseosa sedikit/tidak ada
- Jaringan lemak bawah kulit sedikit
- Tulang tengkorak lunak mudah bergerak
- Menangis lemah
- Kulit tipis, merah dan stranparan
- Tonus otot hipotoni
b) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
- Tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas
- Kulit tipis, kering, berlipat-lipat mudah di angkat
- Abdomen cekung atau rata
- Tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan
c) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin sama dengan bayi KMK
(Mochtar, hal: 448)

2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik


a. Studi cairan amniotic, dilakukan selama kehamilan untuk mengkaji
maturitas janin.
12

b. Darah lengkap: penurunan hemoglobin/hemotrokrit (Hb/Ht) mungkin


kurang dari 10.000 /m3 dengan pertukaran ke kiri (kelebihan dini netrofil
dan pita) yang biasanya dihubungkan dengan penyakit bakteri berat.
c. Golongan darah: menyatakan potensial inkompatibilitas ABO.
d. Kalsium serum: mungkin rendah.
e. Elektrolit (Na, k, cl).
f. Penentuan RH dan contoh langsung (bila ibu Rh negatif positif) :
menentukan inkompatabilitas.
g. Gas darah arteri (GDA): PO2 menurun, PCO2 meningkat, asidosis,
sepsis, kesulitan nafas yang lama.
h. Laju sedimentasi elektrolit: meningkat menunjukan respon inflamasi
akut.
i. Protein C reaktif (beta globulin) ada dalam serum sesuai dengan proporsi
beratnya proses radana enfeksius.
j. Trombosit: trombositopenia dapat menyertai sepsis.
k. Test shoke aspirat lambung: menentukan ada/tidaknya surfaktan.
(Doengoes, hal : 634)

2.2.6 Penatalaksanaan Medis


a. Pengaturan suhu lingkungan
Terapi inkubator, dengan pengaturan suhu BB <>oC, BB 2 kg 2,5 kg :
45 oC, suhu inkubator diturunkan 1 oC setiap minggu, sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan setiap 24 27 oC.
b. Makanan bayi berat badan baru lahir (diet)
Umumnya arefleks menghisap belum sempurna. Kapasitas lambung masih
kecil dan daya enzim pencernaan(lipase) masih kurang. Pemberian
makanan dilakukan menggunakan pipet sedikit namun sering, perhatikan
kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi)
(Mochtar, 1998, hal : 449)

2.2.7 Prognosis BBLR


13

Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal.
Prognasis akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering
disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia,
perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf,
gangguan bicara, IQ rendah.

2.2.8 Komplikasi
a. Aspirasi mekonium, yang diikuti pneumothorax, disebabkan oleh distress pada
persalinan.
b. Pada bayi KMK mempunyai hubungan yang tinggi yang mungkin disebabkan
hipoksia kronik di dalam uterus, pada keadaan ini harus dilakukan partial
plasma dengan segera, bila tidak akan timbul gejala kejang hipotoni.
c. Hipoglikemi, karena berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningkat
metabolisme.
d. Aspiksia, perdarahan paru pasif, hipotermia, catat bawaan akibat kelainan
kromosom.
14

BAB 3
KAJIAN RISET PERAWATAN METODE KANGURU PADA
BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR

Hasil-hasil riset yang dikaji dalam makalah ini ada 7 hasil riset, dari hasil
riset tersebut mayoritas menggunakan pre eksperimen dengan teknik sampling
non randomized kontrol.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Siti Suawibah,dkk,2009, dengan judul
efektifitas metode kanguru dengan inkubator terhadap peningkatan berat badan
bayi lahir rendah, penelitian ini mempunyai tujuan menguji efektifitas metode
perawatan kanguru dengan metode konvensional perawatan incubator terhadap
peningkatan berat badan bayi baru lahir penelitian dilakukan pada 44 bayi baru
lahir rendah didapatkan hasil kategori ibu usia 20-35 tahun, usia kehamilan saat
partus 37 minggu, bayi laki lebih banyak daripada bayi perempuan. Ada
perbedaan kenaikan BB yang signifikan pada perawatan dengan metyode kanguru
hari ke lima yaitu 77.28 gr dan pd hari ke sepuluh 150.91 gr. Hasil uji analisis
independen T-Test mendapatkan hasil =0,001. Dapat disimpulkan bahwa metode
kanguru lebih efektif daripada metode perawatan konvensional inkubator.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Triyowati (2007),
yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan berat badan bayi BBLR pada
kelompok (perawatan bayi lekat tinggi dibandingkan yang mendapatkan
perawatan konvensional) secara statistik bermakna =0,03 dengan menggunakan
T-Test
15

Penelitian lain oleh Ali, et all, (2009), menyimpulkan bahwa metode


kanguru dapat meningkatkan berat badan bayi. Peningkatan berat badan bayi yang
mendapatkan perlakuan dengan metode kanguru meningkat 19,3 gr perhari,
sedangkan pada bayi yang mendapatkan perlakuan dengan metode konvensional
meningkat 10,44 gr per hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Deswita, 2010 peneliti dengan judul
pengaruh perawatan metode kanguru terhadap suhu tubuh, denyut jantung,
saturasi oksigen dan kepercayaan diri ibu dalam perawatan BBLR di RSAB
Harapan Kita dan RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan metode one
group pre test post tes design , jumlah sample yang
15
digunakan 9 BBLR dari RSAB Harapan Kita dan 17
BBLR dari RSUP Fatmawati, hasil penelitan dilakuakn uji
analisis bivariat dengan wilcoxon match pairt menunjukan hasil rata-rata
keseluruhan suhu tubuh bayi sebelum dilakukan perawatan metode kanguru
adalah 36,7C dan sesudahnya 36,9C terdapat perbedaan yang bermakna value
=0,000 pada =0,05. Hasil rata-rata keseluruhan frekuensi denyut jantung bayi
sebelum perlakuan yaitu 153x/mnt dan sesudahnya 155x/mnt, hasil analisis
menunjukan perbedaan yang bermakna dengan value=0,006 pada =0,05. Hasil
rata-rata saturasi oksigen bayi sebelum perlakuan yaitu 96% dan sesudah
dilakukan perawatan adalah 96 %, hasil analisis menunjukan hasil value = 0,00
pada = 0,05.
Penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina
yuliani, dkk, tentang efektifitas perawtan metode kanguru terhadap stabilitas
denyut jantung. Penelitian ini menggunakan metode observational analitik study
dengan pendekatan one group pre test post tes design with time series dengan
sampling purposif sampling dan jumlah sample yang digunakan sejumlah 40
BBLR. Hasil menunjukanbahwa rata-rata hasil denyut jantung sebelum perlakuan
10 % tidak stabil dan sesudah perlakuan 100% stabil, sedangkan rata-rata
140,71x/mnt. Hasil analisis dengan menggunakan T-sample pairt test dengan
=0,05 dan hasil value= 0,00.
Berdasarkan hasil kajian research diatas dapat disimpulkan bahwa metode
perawatan kanguru pada BBLR lebih efektif untuk menstabilkan suhu tubuh,
16

saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan peningkatan berat badan BBLR
dibandingkan metode perawatan yang lainnya

BAB 4
IMPLIKASI KEPERAWATAN KMC (Kangaroo Mother Care)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan kondisi yang memerlukan


penatalaksanaan yang dapat mencegah terjadinya keterlambatan pertumbuhan-
perkembangan bahkan kematian. Kondisi BBLR yang berisiko memungkinkan
banyak sekali munculnya tanda klinis yang dapat memperburuk kondisi bayi.
Penggunaan inkubator biasanya menjadi protap awal bagi bayi dengan kondisi ini,
memberikan kondisi sesuai dengan keadaan di dalam rahim dipercaya mampu
menurunkan risiko-risiko yang mungkin terjadi pada bayi. Kangaroo Mother
Care (KMC) merupakan salah satu intervensi yang bisa dilakukan untuk
melakukan perawatan pada BBLR.Metode ini awalnya diperkenalkan untuk
memberikan perawatan pada BBLR yang yang tidak bisa melakukan perawatan di
inkubator karena alasan kurangnya fasilitas bahkan karena alasan ekonomi. Dalam
perkembangaannya metode ini memiliki banyak manfaat bagi bayi bahkan orang
tua. KMC diyakini oleh para ahli memiliki kemampuan yang sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi serta dapat meningkatkan kecerdasan
(Tessier, 2003). Metode ini sendiri merupakan intervensi yang bisa dilakukan oleh
ibu, ayah bahkan anggota keluarga yang lainnya dengan melakukan kontak
langsung terhadap bayi. Bayi diletakkan di dada pengasuh dan bayi akan
merasakan kehangatan baik secara fisik maupun psikologis bagi dirinya yang
diyakini dapat meningkatkan bonding attachment antara orang tua dan bayinya.
17

Keterlibatan ibu ataupun ayah merupakan hal juga menjadi faktor penting yang
dapat menentukan tingkat keberhasilan metode ini.
Pencapaian peran ibu menurut Ramona T. Mercer melibatkan ayah dan juga
bayi. Pencapaian ini menjadi stresor yang cukup besar bagi seorang ibu bahkan
mungkin ayah pula. Stresor yang dialami orang tua akan berubah menjadi
dukungan penting bagi bayi untuk bertumbuh dan berkembang. Beberapa jurnal
yang dikemukakan oleh kelompok menunjukkan bahwa banyak sekali manfaat
KMC terhadap bayi. Berdasarkan banyak penelitian yang mendasari tersebut
metode KMC sangat mendukung teori yang dikemukakan oleh Mercer.Salah satu
penelitian tersebut yang mengungkapkan bahwa KMC ternyata dapat
meningkatkan pengetahuan ibu(Rahmayanti, 2010), kepercayaan diri ibu dalam
melakukan perawatan pada bayi dan menunjukkan
17
respon fisiologis yang baik pada bayi (Deswita, 2010).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional
sangat dibutuhkan oleh orang tua dan keluarganya untuk memberikan informasi
dan teknik yang benar dalam melakukan KMC tersebut.
Menurut Mercer perawat mempunyai peran penting dalam meningkatkan
peran ibu. Pada situasi seorang ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah tentunya
peran perawat akan lebih meningkat lagi. Peran perawat yang diharapkan menurut
Mercer yaitu 1) membantu wanita dalam melaksanakan tugasnya dalam adaptasi
peran fungsi ibu, 2) mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi peran ibu
dalam pencapaian peran fungsi ini dan kontribusi dari stress antepartum (Aligood,
2010).Beberapa penelitian yang diungkapkan di atas metode KMC ini mempunyai
kelebihan yang dapat membantu perawat untuk membantu ibu ataupun orang tua
untuk meningkatkan perannya. Manfaat yang didapatkan dari metode ini menjadi
berlipat ganda mampu untuk meningkatkan peran ibu (ayah dan keluarga) dan
pertumbuhan perkembangan bayi. KMC merupakan metode yang cukup tepat
untuk direkomendasikan sebagai metode yang wajib dilakukan bagi BBLR aterm,
BBLR dengan prematur bahkan bayi aterm dengan berat badan normal.
18

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi. Perawatan pada
BBLR ini harus dilakukan dengan cara tepat dan bermanfaat bagi bayi. Untuk
inilah perlu dilakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk bayi yang
memiliki resiko infeksi ini. Untuk inilah diperlukan metode yang tepat dalam
melakukan perawatan pada bayi BBLR ini, metode ini dikenal dengan Kangaroo
Mother Care (KMC) atau Perawatan metode Kanguru. Metode ini dapat
meningkatkan hubungan emosi ibu anak serta dapat mengurangi kejadian
infeksi pada bayi yang pada akhirnya dapat menurunkan kejadian kematian bayi
baru lahir.
Hal ini diperkuat melalui hasil penelitian dengan metode perawatan kanguru
pada BBLR yang menunjukkan hasil yang lebih efektif untuk menstabilkan suhu
tubuh, saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan peningkatan berat badan
BBLR dibandingkan metode perawatan yang lainnya.

5.2 Saran
19

Hendaknya metode perawatan BBLR dilakukan melalui penerapan


Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan metode Kanguru pada bayi untuk
meningkatkan kualitas hidup bayi dan menjadikan asuhan keperawatan menjadi
lebih berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Manjoer, dkk. 19 2000. Kapita Selekta


Kedokteran edisi Ketiga, Jakarta.Media
Aesculapius Jakarta.EGC

http://akperpantirapih.blogspot.com/2009/01/pengertian-metode-kanguru.html

http://www.riyawan.com/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-bayi-dengan-
bblr.html#.VFiHwxb5nUw

http://catatanbidanmaria.blogspot.com/2010/07/kanguru-mother-care-kmc-atau-
perawatan.html

http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/01/10/bayi-berat-lahir-
rendah-bblr/

Riyawan.com. Kumpulan Artikel Keperawatan & Farmasi.smkmuh5babat.info,


babat.web.id

Surasmi Asrining, dkk.1996. Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Jakarta.EGC

Tessier R., Cristo M., Velez S., Giron M., Nadeau L., Calumeb Z., Ruiz-Palez Z.,
Charpak N. 2003. Kangaroo Mother Care: A method for protecting high-risk
low-birth-weight and premature infants against developmental delay. Infant
Behavior & Development Journal Vol. 26 page 384397

Anda mungkin juga menyukai