Oleh :
MAYA IRWANTI
NIM. 13DB277025
INTISARI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil,
sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun sekitar
15% menderita komplikasi berat dengan sepertiganya merupakan
komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi (Saifudin, 2013). Angka
kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan,
persalinan dan paska persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada masa
tertentu. Angka pengukuran resiko kematian wanita yang berkaitan dengan
peristiwa kehamilan (Atiyah, 2012).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di
negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan (42%)
preeklampsia/eklampsia (13%), Abortus (11%) infeksi (10%), Partus
lama/persalinan macet (9%), dan lain-lain (15%) (Oshigita, 2013). Angka
kematian ibu masih cukup tinggi yaitu 390/100.000 kelahiran. Penyebab
kematian ibu terbesar 58,1%. Kebijakan pemerintah dalam penanganan
Preeklampsia Ringan sebenarnya dapat di cegah dengan pemeriksaan
kehamilan yang memadai dan pelayanan berkualitas, standar pelayanan
yang telah di tetapkan dan perlu adanya antisipasi terhadap faktor resiko
yang dapat menyebabkan kematian ibu (Delva, 2014).
Setiap tahun di seluruh dunia 358.000 ibu meninggal saat hamil atau
bersalin di mana 355.000 ibu (99%) berasal dari negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan grade tertinggi
dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di negara maju, yaitu 14 kematian
ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup (WHO, 2011). Upaya untuk menekan
angka kematian ibu dan bayi di dunia dengan upaya “safe motherhood” yaitu
program untuk menjaga dan menjamin keselamatan dan kesehatan wanita
selama hamil, bersalin, nifas dan usia produktif. Untuk mencegah kematian
ibu dan menjaga kesehatan dan keselamatan ibu dengan 4 pilar safe
motherhood. Untuk menjaga terjadinya infeksi, perdarahan, trauma, obstetri.
1
2
kehamilan terbanyak pada kelompok ibu dengan jarak kehamilan lebih dari 2
tahun yaitu sebanyak 88,4%, berdasarkan riwayat hipertensi terbanyak pada
kelompok ibu yang tidak memiliki riwayat hipertensi yaitu sebanyak 80,3%,
berdasarkan riwayat persalinan ganda terbanyak pada yang tidak memiliki
riwayat persalinan ganda yaitu sebanyak 100%, berdasarkan indeks massa
tubuh terbanyak pada obesse yaitu pada IMT >30 sebanyak 46,4%. Hasil
penelitian ini, secara deskriptif penderita Preeklampsia Ringan di RSUP
Prof. R.D. Kandou Manado tahun 2012 kebanyakan berusia < 20 tahun dan
> 35 tahun dengan paritas sekundigravida, dan berjarak hamil lebih dari 2
tahun, serta jarang disertai riwayat hipertensi, tidak memiliki riwayat
persalinan ganda dan indeks massa tubuh yang obesse yaitu dengan IMT >
30. Berdasarkan hasil penelitian Numaclihatun (2012) berdasarkan hasil
penelitian jumlah ibu hamil yang mengalami kejadian preeklampsia yaitu
sebanyak 129 orang (11,6%) dan dari 574 responden pada primipara yang
mengalami kejadian preeklampsia cenderung lebih banyak yaitu sebanyak
81 orang.
Preeklampsia adalah timbulnya hypertensi disertai proteinuria dan
atau oedema akibat dari kehamilan setelah umur kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan, bahkan setelah 24 jam postpartum (Agata, 2015).
Preeklampsia berat adalah suatu keadaan pada ibu hamil bila
disertai kenaikan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, adanya
proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kuantitatif 3+ atau
kuantitatif 4+, adanya oliguria (jumlah urine kurang dari 500 cc per jam,
adanya gangguan serebal, gangguan penglihatan, rasa nyeri di epigastrium,
adanya tanda sianosis, oedema paru, trombositopeni, gangguan fungsi hati,
serta yang terakhir adalah pertumbuhan janin terhambat (Agata, 2015).
Preeklampsia Ringan adalah suatu keadaan pada ibu hamil disertai
kenaikan tekanan darah sistolik 140/90 mm/Hg atau lebih, atau kenaikan
sistolik 30 mm/Hg atau setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat
tekanan darah normal dan adanya proteinuria kuantitatif >3 gr perliter atau
kuantitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream 2 (Agata, 2015).
Penyebab Preeklampsia Ringan belum diketahui secara jelas karena
penyakit ini di anggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat
vasospasme general dengan segala akibatnya (Rukiyah, 2010). Faktor risiko
4
Artinya: Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu
penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan seizin allah „azza wa Jalla.”
(HR. Muslim)
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari Kasus
Komprehensif adalah “bagaimana asuhan kebidanan yang dilakukan kepada
Ny.W umur 23 tahun G2P0A1 hamil 38-39 minggu dengan Preeklampsia
Ringan di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya".
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan Preeklampsia
Ringan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016
menggunakan metode Tujuh Langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan Preeklampsia
Ringan di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.
b. Menginterpretasikan data dan masalah pada ibu hamil dengan
Preeklampsia Ringan di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun
2016.
c. Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada ibu hamil dengan
Preeklampsia Ringan di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun
2016.
d. Mengidentifikasi tindakan antisipasi terhadap diagnosa potensial pada
ibu hamil dengan Preeklampsia Ringan di RSUD dr.Soekardjo Kota
Tasikmalaya tahun 2016.
e. Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan yang sesuai dengan
masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan Preeklampsia Ringan
di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.
f. Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Preeklampsia Ringan di RSUD dr.Soekardjo Kota
Tasikmalaya tahun 2016.
6
D. Manfaat Pengkajian
1. Manfaat teoritis
Pengkajian ini untuk menambah informasi bagi ilmu kebidanan
khususnya asuhan kebidanan patologis, selain itu untuk menambah
informasi bagi kesehatan ibu dan anak dan promosi kesehatan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pasien dan keluarga
Bermanfaat untuk memberikan informasi bagi ibu hamil
tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin,
sehingga apabila terjadi tanda bahaya kehamilan seperti
Preeklampsia Ringan bisa di tangani dengan segera.
b. Bagi pihak rumah sakit
Bermanfaat sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan
sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
c. Bagi institusi pendidikan
Bermanfaat sebagai bahan kajian, masukan dan dasar
pemikiran bagi mahasiswa khususnya untuk penelitian lebih lanjut,
guna meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Kehamilan
a. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur.
Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betul–betul penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang
dikeluarkan, hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai
tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah seditik itu, Cuma 1 sperma
saja yang bisa membuahi sel telur (Mirza, 2008).
Menurut Saifuddin (2009) Kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilsisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke 13–27), dan trimester ketiga 13 minggu, (minggu
ke 28–40). Ketidaknyamanan trimester III yaitu peningkatan frekuensi
berkemih, oedema, insomnia, dan nyeri pinggang. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
1) Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan
status gizi tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan
terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat
berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja
akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya.
Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan
7
8
b. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. Analisa Data
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dalam suatu identifikasi:
diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa/masalah potensial, perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultan/kolaborasi dan
atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
d. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assessment
sebagai langkah 5, 6, 7 Varney.
15
7 Langkah
(Varney) SOAP NOTES
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi
agar nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui
untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan
seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan, dan lain-lain.
g) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan.
Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada
penderita.
2) Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Biasanya pada
penderita Preeklampsia Ringan pasien mengeluh pusing dan
bengkak pada bagian wajah, kaki, dan tangan (Romauli, 2011).
3) Riwayat menstruasi
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data
yang kita peroleh antara lain yaitu menarche (usia pertama kali
mengalami menstruasi yang pada umumnya wanita Indonesia
mengalami menarche pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun),
siklus menstruasi, volume darah, haid terakhir, dan keluhan
(Romauli, 2011).
4) Riwayat pernikahan
Ini penting untuk dikaji, karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga
pasangan. Beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada
klien antara lain yaitu “berapa usia klien ketika menikah pertama
kali, status pernikahan, lama pernikahan, ini suami yang ke
berapa?” (Romauli, 2011).
18
(b) Eliminasi
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) menggambarkan
pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan
buang air kecil meliputi frekuensi, jumlah, dan warna.
(c) Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu,
bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya
diketahui hambatan ibu tentang pemenuhan kebutuhan
istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama dia
tidur dimalam dan siang hari (Romauli, 2011).
(d) Personal Hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun, kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan pasien dan janinnya. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri
diantaranya adalah mandi, keramas, mengganti baju dan
celana dalam dan kebersihan kuku (Romauli, 2011).
10) Riwayat Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
bayinya. Kita dapat menanyakan langsung kepada klien
mengenai bagaimana perasaannya terhadap kehamilannya
(Romauli, 2011).
11) Riwayat sosial dan ekonomi
Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan,
respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB,
dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi
yang dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat,
merokok dan minum-minuman keras, mengkonsumsi obat
terlarang, beban kerja dan kegiatan sehari-hari, tempat dan
petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan
(Roumali, 2011).
20
b. Data Objektif
Data yang diambil dari pemeriksaan fisik pada pasien adalah :
1) Pemeriksaan umum
Keadaan Umum dan kesadaran penderita
Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis,
somnolen, spoor, koma) (Walyani, 2015).
2) Tanda-tanda Vital (TTV)
a) Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai
140/90 mmHg. Bila TD < 160/110 mmHg, terjadi
hipertensi/preeklampsia (Walyani, 2015).
b) Nadi
Nadi normal adalah 60 sampai 100 x/menit. Bila < 60 dan >
100 x/menit ada kelainan paru-paru atau jantung (Walyani,
2015).
c) Suhu
Suhu badan normal adalah 36,5°C sampai 37,5°C. Bila suhu
lebih tinggi dari 37,5°C terjadinya infeksi (Walyani, 2015).
d) Respirasi
Pernafasan normalnya 16-24 x/menit. Bila pernafasan lebih
dari 25 x/menit terjadi sesak nafas (Romauli, 2011).
3) Antropometri
a) Tinggi badan
Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145
cm (Walyani, 2015).
b) Berat badan
Menurut Saryono (2010) dalam Walyani (2015) berat badan
ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk
mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaiakan BB
ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
c) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas pasien normal/tidak,
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indicator kuat untuk
21
4. Tindakan segera
Menurut Rukiyah (2010) tindakan segera merupakan tindakan
yang dilakukan dengan cara menetapkan kebutuhan tentang perlunya
tindakan segera oleh bidan/dokter untuk dikonsultasikan tau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien. Tindakan segera bila terjadi Preeklampsia Berat dan Eklampsia
yaitu:
a. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG.
b. Melakukan observasi (KU, BB, TTV).
c. Pendidikan kesehatan tentang pola nutrisi dan pola istirahat.
5. Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat
harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori
yang terbaru, evidence based care, serta divalidasi dengan asumsi
mengenai apa yang diinginkan dan apa perencanaan sebaiknya pasien
dilibatkan, karena pada akhirnya pengambilan keputusan untuk
dilaksanakannya suatu rencana asuhan harus disetujui oleh pasien
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
Menurut Rukiyah (2010) penanganan pada Preeklampsia Ringan
yaitu menganjurkan ibu untuk banyak istirahat (berbaring miring kiri
kanan) diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam,
kunjungan ulang setiap 1 minggu, pemeriksaan laboratorium hemoglobin
dan urine lengkap.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Realisasi dari perencanaan sebagian dilakukan oleh bidan, pasien,
atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukan asuhannya
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh
perencanaan. Pada situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter,
misalkan karena pasien mengalami komplikasi, bidan masih tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya, dan
25
D. Kewenangan Bidan
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan (Pemenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
yang berkaitan, kewenangan yang dimiliki bidan terdapat pada pasal 9 yaitu
bidan berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, kesehatan
anak, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pada
pasal 10 pelayanan kesehatan ibu sebagaimana disebutkan dalam pasal 9
huruf a yaitu pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi pelayanan konseling pada masa pra hamil, antenatal pada
kehamilan normal, persalinan normal, ibu nifas normal, ibu menyusui,
konseling pada masa antara dua kehamilan. Bidan dalam memberikan
pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berwenang untuk episiotomi,
penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II, penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, pemberian
vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas, fasilitas/bimbingan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dan promosi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pemberian uterutonika
pada manajemen aktif kala III dan postpartum, penyuluhan dan konseling,
bimbingan pada kelompok ibu hamil, pemberian surat keterangan kematian,
dan pemberian surat keterangan cuti bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
42
43