Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dengan dua janin atau

lebih. Kehamilan kembar memberikan dampak meningkatnya morbiditas dan

mortalitas, karena itu mempertimbangkan kehamilan kembar sebagai kehamilan

dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Berbagai komplikasi lebih

sering ditemukan pada kehamilan kembar baik terhadap ibu maupun janin yang

berada dalam kandungan. Ada pun komplikasi kehamilan kembar yaitu BBLR,

prematur.

Angka kehamilan kembar di Indonesia adalah 33 %. Jumlah kelahiran

triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak

hingga 40,4 %. Secara umum, hal ini terjadi semakin luasnya penggunaan

teknologi reproduksi dalam penatalaksanaan infertilitas. Selain itu kehamilan

kembar juga dapat terjadi karena sebab lainnya, seperti usia ibu saat kehamilan,

wanita dengan riwayat persalinan yang sering, wanita yang hamil segera setelah

berhenti minum pil KB dan juga lebih tinggi pada orang yang memiliki keturunan

atau genetik kembar.

Kejadian kehamilan dan persalinan kembar sebanyak 54 orang dari 2995

orang, sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 53 orang dari 2816 orang. Hal

tersebut menjadi penting untuk dikaji lebih jauh apakah kehamilan kembar

tersebut terjadi dengan faktor penyebabnya adalah umur, ras, keturunan dan

paritas.

1
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita

yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan

atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama

kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa

memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat

digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini

dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama

kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan

kesehatan menjadikannya indicator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan

(Depkes RI, 2013).

Faktor yang berperan pada komplikasi persalinan yang menyebabkan

kematian ibu salah satunya adalah kelainan letak presentasi bokong (sungsang).

Presentasi bokong terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada di dunia. Mortalitas

perinatal 13 kali lebih tinggi dari pada kematian perinatal pada presentasi kepala.

Sedangkan morbiditas perinatan 5-7 kali lebih tinggi dari pada presentasi kepala.

Persalinan presentasi bokong atau sungsang merupakan suatu persalinan patologis,

oleh karena sering terjadi komplikasi terutama pada bayi. Angka kesakitan dan

kematian akibat persalinan sungsang 3-4% dari semua persalinan.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas dan keterampilan bidan dalam mendeteksi dini

kasus kehamilan ganda dan kelainan letak pada masa kehamilan aterm dan

menjelaskan penanganan awal pada kasus kehamilan ganda dan kelainan letak

pada masa kehamilan aterm.

2
1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan deteksi dini pada kasus kehamilan ganda.

b. Mampu melakukan deteksi dini kelainan letak pada kehamilan aterm.

c. Mampu memberikan penanganan pada kasus kehamilan ganda.

d. Mampu memberikan penanganan awal pada kelainan letak pada kehamilan

aterm.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KEHAMILAN DENGAN GEMELI

1) Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 38 - 40 minggu atau 9 bulan

menurut kalender Internasional. Semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya

komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Salah

satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil

kembar.

Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang

ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu

besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan

pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.

2) Etiologi

Menurut Cunningham (2008), faktor-faktor penyebab kehamilan kembar adalah :

1) Ras : frekuensi kelahiran janin multipel bervariasi secara bermakna pada

berbagai kelompok etnik dan ras. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi

kelahiran kembar sebanyak 1 diantara setiap 100 kehamilan pada wanita

berkulit putih, dibandingkan dengan 1 diantara 80 kehamilan pada wanita

berkulit hitam. Dibeberapa tempat di Afrika, frekuensi kehamilan kembar

sangat tinggi. Kehamilan kembar lebih jarang terjadi di Asia.

4
Perbedaan mencolok dalam kehamilan kembar ini mungkin disebabkan oleh

variasi rasial kadar follicle stimulating hormone yang dapat menyebabkan

ovulasi multipel

2) Hereditas : sebagai faktor penentu pembentukan kembar, riwayat keluarga

pihak ibu jauh lebih penting daripada riwayat dari pihak ayah.

3) Usia ibu dan paritas : frekuensi pembentukan kembar meningkat dari 0 saat

pubertas, yaitu saat aktivitas ovarium minimal, hingga puncaknya pada usia 37

tahun, saat terjadi stimulasi maksimal hormon yang meningkatkan angka

ovulasi ganda. Hal ini sesuai dengan tanda pertama penuan reproduksi yang

ditemukan secara konsisten, yaitu peningkatan tersendiri kadar follicle

stimulating hormone di dalam serum. Turunya insidensi setelah 37 tahun

mungkin mencerminkan habisnya folikel de graaf. Tingkat kesuburan seperti

tercermin oleh peningkatan paritas sampai 7 juga meningkatkan angka

pembentukan kembar tanpa bergantung pada usia ibu.

4) Faktor gizi : Nylander (1971) memperlihatkan adanya gradien tertentu dalam

angka kehamilan kembar yang berkaitan dengan status gizi seperti tercermin

olrh ukuran tubuh ibu. Wanita yang lebih tinggi dan berat memiliki angka

kehamilan kembar 25-30 persen lebih tinggi daripada wanita bertubuh pendek

yang kurang gizi.

5) Terapi kesuburan : induksi ovulasi dengan menggunakan obat hormonal

gonadotropin (follicle stimulating hormone plus gonadotropin korionik) atau

klomifen secara nyata meningkatkan kemungkinan ovulasi multipel.

5
3) Patofisiologi

Menurut Manuaba (2007) kehamilan kembar dibagi menjadi dua.

Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal

dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah

monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu

dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam

waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi

sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada

kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam,

4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi

diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim

punya dua plasenta. Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu

0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,

akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik

atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput

ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa

saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya

tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan

ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih

membelah dengan baik.

Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu

selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.

Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi

berdempet.

6
Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya

lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik

adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna.

Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang

mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna

sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi,

dan masalah lingkungan.

4) Tanda dan Gejala Kehamilan Gameli

a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas

toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin

pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.

b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat

c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar

d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda

(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga

memiliki riwayat kehamilan kembar

e. Penggunaan stimulator ovulasi

f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah

sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.

g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan

kembar daripada kehamilan tunggal.

h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada

kehamilan kembar.

7
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing,

edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

2.2 CARA MENDETEKSI KEHAMILAN GAMELI

a. Anamnesa

1) Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan

2) Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

3) Uterus terasa lebih cepat membesar

4) Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

b. Inspeksi dan palpasi

1) Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan

cepat tumbuhnya dari biasa.

2) Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak

3) Banyak bagian-bagian kecil teraba

4) Teraba 3 bagian besar janin

5) Teraba 2 balotemen

c. Auskultasi

Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan

perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung

dan berselisih 10.

d. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2 janin.

e. Ultrasonografi

Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan pada triwulan

I.

f. Elektrokardiogram fetal

8
Diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.

g. Reaksi kehamilan

Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta,

maka produksi HCG akan tinggi. Jadi reaksi kehamilan bisa positif kadang-

kadang sampai 1/200. Hal ini dapat meragukan dengan molahidatidosa.

Kadangkala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih

besar dan ternyata ada satu janin lagi didalam rahim. Kehamilan kembar sering

terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.

2.3 PENANGANAN AWAL PADA KEHAMILAN GAMELI

a) Pada Masa Kehamilan

1) Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan

mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan

pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan lebih

dari 32 minggu)

2) Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya

dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.

3) Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat

diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.

4) Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah

b) Pada Masa Persalinan

Anamnesa

1. Keluhan subyektif

a. Sesak nafas

b. Sering kencing

9
c. Gerak banyak

d. Edema varises

2. Keluhan obyektif

a. Hiperemesis

b. Pre eklamsia-eklamsi

c. Hidramnion

Pemeriksaan

1. Tiga bagian besar

2. Dua ballotemen

3. Djj berbeda 10 denyut

4. Diagnosis pasti

a. Ultrasonografi

b. Foto abdomen

2.4 KELAINAN LETAK/MALPRESENTASI DAN MALPOSISI

a) Malpresentasi

1) Pengertian

Malpresentasi adalah semua presentasi selain verteks sementara.

2) Etiologi

Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,

jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa.

Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak

sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan trimester akhir janin tumbuh
10
dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong

dengan kedua tungkai yang melipat lebih besar dari kepala, maka bokong

dipaksa untuk menempati ruangan yang lebih luas difundus uteri, sedangkan

kepala berada diruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus. Dengan

demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilanbelum cukup bulan

frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan

janin ditemukan sebagian besar dalam presentasi kepala. Factor – factor lain

yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah :

multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrochepalus, plasenta previa dan

panggul sempit. Letak sungsang kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus,

dan bentuk uterus.

b) Malposisi

Malposisi merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin

(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.

Malpresentasi adalah semua presentasi lain dari janin, selain presentasi

verteks.

Macam-macam Malposisi dan Malpresentasi

1. Presentasi Puncak Kepala

Presentasi puncak kepala dapat terjadi karena kepala bayi tidak melakukan flexi

maupun ekstensi, ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya di dalam panggul. Bagian

terendahnya adalah puncak kepala (vertex).

Diameter terendahnya adalah diameter occipitofrontalis yang panjangnya 11.0 cm,

lebih panjang daripada diameter suboccipitobregmatica yang lebih menguntungkan


11
yakni 9.5 cm dengan demikian kemajuan persalinan lebih lambat dan sedikit lebih

sering terjadi persalinan tak maju. Kebanyakan sikap ini bersifat sementara, kalau

sudah turun kepala akan flexi. Kadang-kadang terjadi ekstensi menjadi presentasi

dahi atau muka

2. Presentasi Dahi

Presentasi dahi terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada diantara ubun-ubun

besar dan pangkal hidung. Bila menetap, janin dengan presentasi ini tidak dapat

dilahirkan oleh karena besarnya diameter oksipitomental yang harus melalui panggul.

Janin dengan ukuran kecil dan panggulnya berada di posterior atau ukuran panggul

yang sedemikian luas mungkin masih dapat dilahirkan pervagianam. Insidensinya

kurang dari 1%, berkisar antara 1:3000 sampai 1:1000. Presentasi dahi primer yaitu

yang terjadi sebelum persalinan mulai jarang dijumpai, kebanyakan adalah sekunder

yakni terjadi setelah persalinan mulai. Seringkali bersifat sementara, dan kemudian

kepala flexi menjadi presentasi belakang kepala atau extensi sempurana menjadi

presentasi muka. Kejadian presentasi dahi meningkat bila didapatkan adanya

polihidramnion (0,4%), berat badan lahir <1500 g (0,19%), prematuritas (0,16%),

dan postmaturitas (0,1%).

12
3. Presentasi Muka

Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput

mendekat ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya, dan

diameter pada waktu masuk panggul adalah diameter submentobregmatica sebesar

9,5 cm. Bagian terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu sedang pada

presentasi dahi bagian antara glabella dan bregma. Tetapi sering juga dijumpai

kedudukan diantara keduanya.

4. Presentasi Majemuk

Persentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada

presentasi kepala taupun bokong (Sarwono 2008). Presentasi majemuk juga dapat

diartikan suatu keadaan dimana bagian kecil janin menumbung disamping bagian

besar janin dan bersama-sama memasuki panggu (Eastman,). Kepala memasuki

panggul bersamaan dengan kaki dan/atau tangan. Prsentasi majemuk juga dapat

terjadi manakala bokong memasuki panggul bersamaan dengan tangan. Dalam

pengertian presentasi majemuk tidak termasuk presentasi bokong kaki, presentasi

bahu, atau prolaps tali pusat . Apabila bagian terendah janin tidak menutupi dengan

sempurna pintu ats panggul, maka presentasi majemuk dapat terjadi.

Klasifikasi letak sungsang

Presentasi bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian tubuh janin berdasarkan

presentasi dan posisi janin.

13
1) Frank Breech ( Presentasi bokong murni)

Bagian kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong dan ekstensi total

di bagian lutut. Telapak kaki berada paling dekat dengan kepala dan bokong

menempati segmen bawah uterus.

Frank Breech sangat membantu saat proses dilatasi serviks tetapi posisi frank

breech sulit untuk dilakukan External Cephalic Version (ECV) yang bertujuan untuk

mengembalikan posisi janin ke posisi yang seharusnya yaitu kepala janin yang berada

pada kavum dibawah uterus. Pada posisi ini sangat jarang terjadi prolaps tali pusat

serta janin jarang terjebak di serviks.

2) Complete Breech ( Presentasi bokong sempurna)

Yaitu letak sungsang, dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di

samping bokong dapat diraba kedua kaki.

14
3) Incomplete Breech ( Presentasi bokong tidak sempurna)

Yaitu letak sungsang, dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki

yang lain terangkat ke atas.

Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering

dijumpai adalah:

a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47 %).

b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).

c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).

d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).

e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).

f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).

g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-

mengunci (interlocking).

2.5 CARA MENDETEKSI KELAIANAN LETAK

1. Anamnesis

Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering merasa

ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah

tulang iga karena kepala janin.

15
2. Palpasi

Teraba bagian keras, bulat, melenting pada fundus. Punggung dapat salah satu sisi

perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, di atas simpisis teraba bagian yang

kurang bulat dan lunak.

3. Auskultasi

DJJ terdengar sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat yang paling

tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).

4. Vaginal Toucher

Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tuber ossis ischia dan ujung os sacrum, anus,

genitalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.

5. Perbedaan antara letak sunsang dan dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus

posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisap,

keluar mconium, jika presentasi kaki maka akan teraba 900, teraba jari-jari, pada

presentasi lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada presentasi mulut maka akan

terasa ada hisapan dari jari, teraba rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku

terasa jari panjang dan tidak rata.

6. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki, pada kaki ada kalkaneus, sehingga

terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata

dipergelangan tangan, kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, jari kaki lebih

pendek ari telapak kaki.

2.6 PENANGANAN AWAL PADA KELAINAN LETAK

Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus

dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his

adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram.

16
Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak

dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam, direncanakan bedah sesar

tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas

yang tidak memungkinkan dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak

terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin kedua pada kehamilan kembar.

Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi

persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin

dan berat bayi > 3600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak adanya petugas

yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan (Prawirohardjo, 2008).

Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong

sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang

adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi

KPD.

17
Tabel Skor Zachtuchni Andros Skor Zachtuchni Andros

Parameter Nilai

0 1 2

Paritas Pri Mul -


Pernah mi ti 1 2 kali
letak Tid kali
sungsang
ak
TBJ >3650 3649- <317
g 3176 6
Usia g g
>39 38 <37
kehamila mingg mingg mingg
n u u u
Station <-3 -2 -1
Pembukaa 2 cm 3 cm 4 cm
n
serviks

Ket:

≤3 : persalinan perabdominam

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada

didalam kandungan selama proses kehamilan. Kehamilan ganda dapat diketahui

dengan melakukan palpasi pada abdomen ibu.

Definisi dari kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi janin

dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri.

Kelainan letak atau letak sunsang dapat diketahui dengan melakukan USG.

4.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini, diharapkan para bidan mampu menerapkan cara

mendeteksi dini kasus pada kehamilan kembar dan kelainan letak dan memberikan

penanganan awal pada kasus pada kehamilan kembar dan kelainan letak.

19

Anda mungkin juga menyukai