Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu
sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamil an dan
p e r s a l i n a n membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu
besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan
perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.

Insidensi kehamilan kembar dua (twin) adalah sekitar 1 dalam setiap 80 kelahiran,
dan kembar tiga (triplet) adalah 80 kalinya, yaitu 1 dalam setiap 6400 kelahiran.
Namun demikian, angka-angka ini selalu berfluktuasi karena peingkatan pengguaan
obat-obat penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro. Mengingat kehamilan
kembar dua merupakan kehamilan kembar yang paling sering terjadi dan di temukan
oleh para siswa bidan, bagian ini akan lebih terkonsentrasi pada kehamilan kembar
dua daripada kehamilan kembar tiga atau lebih.

Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, dia ntaranya


a d a l a h kebutuhan akan zat – zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan
anemia dan defesiensi zat- zat lainnya, terhadap janin yaitu usia kehamilan
tambah singkat d e n g a n b e r t a m b a h n y a j u m l a h j a n i n p a d a k e h a m i l a n
kembar yaitu 25 % pada gem elli, 50 % pada triplet,75 %
q u a d r u p l e t , y a n g a k a n l a h i r 4 m i n g g u sebelum cukup bulan. Jadi
kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi. Terkait dengan hal tersebut,
maka kami merasa tertarik untuk menyusun makalah ini guna memberikan
pengetahuan yang lebih luas tentang kehamilan kembar.

1
1.2 Rumusan Masalah

1) Apa definisi dari Gemeli?


2) Apa tanda dan gejala Gemeli ?
3) Apa jenis – jenis Gemeli ?
4) Bagaimana proses terjadinya masalah kehamilan kembar?
5) Bagaimana masalah yang bisa ditemukan pada klien dengan kehamilan kembar?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Agar setiap mahasiswa mampu memahami, memberikan dan melaksanakan


asuhan pada klien dengan masalah kehamilan kembar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1) Melakukan pengkajian pada klien dengan kehamilan kembar.


2) Merumuskan diagnosa untuk klien dengan kehamilan kembar.
3) Membuat perencanaan untuk klien dengan kehamilan kembar.
4) Melakukan implementasi pada klien dengan kehamilan kembar.
5) Membuat evaluasi pada klien dengan kehamilan kembar.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah yang kami buat ini adalah agar mahasiswa lebih mengetahui
dan mengerti bagaimana proses terjadinya kehamilan kembar. Selain itu juga agar
mahasiswa mampu memahami, memberikan dan melaksanakan asuhan pada klien
dengan kehamilan kembar.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut
selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan
kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh
karena itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan
hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari
Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga
sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.(Manuba, 1998:265)

Kehamilan ganda dalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
diketemukan obat-obatan dan cara induksi ovulasi.(Mochtar, 1998:259)   

Ketika dua atau lebih tumbuh dalam uterus pada saat yang bersamaan, kondisi
ini dikenal sebagai kehamilan multipel.(Reeder,dkk.2011)

Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan
selama proses kehamilan.

2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan Gemelli

Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah
sebagai berikut:
1) Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin
pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
2) Mual dan muntah berat karena HCG meningkat

3
3) Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
4) Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar
5) Penggunaan stimulator ovulasi
6) Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
7) Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
8) Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar.
9) Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing,
edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

2.3 Jenis- Jenis Kehamilan Kembar ( Gemeli )


1. Kembar Monozigotik.
Monozigotik atau identik muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan
potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Karena berasal
dari satu ovum, hamil kembar ini mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin sama,
wajah mirip, golongan darah sama, cap tangan dan kaki sama.
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan
pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
a. Apabila pembelahan terjadi 72 jam pertama setelah pembuahan, maka 2
embrio, 2amnion serta 2 chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan
di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu
plasenta tunggal yang menyatu.
b. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka 2 embrio akan
terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah atau 2 amnion, dengan

4
chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar
diamnionik, monochorionik.
c. Apabila terjadi sekitar 8-13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan 2 embrio dengan kantong
amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
d. Apabila pembuahan terjadi setelah hari ke-13, yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk
kembar yang menyatu atau kembar siam.
2. Kembar Dizigot.
Dizigotik atau fraternal yaitu kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang
terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar
monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu
ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.
Sebagian besar kehamilan kembar dizigotik mempunyai ciri-ciri yaitu jenis
kelamin mungkin berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan
tangan tidak sama, dan dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.

2.4 Etiologi kehamilan kembar ( Gemeli )


1. Faktor Ras
Pada kawasan afrika frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi,
Knox dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat
pedesaan di Nigeria mendapatkan bahwa kehamilan kembar terjadi sekali
pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang timur tidak sering terjadi.
2. Faktor Keturunan
Sebagai penentu kehamilan kembar genotip ibu jauh lebih penting dari
genotip ayah. Wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar
dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan.
3. Faktor Umur dan Paritas
Untuk peningkatan usia sampai 40 tahun atau paritas 7, frekuensi kehamilan
kembar akan meningkat. Kehamilan kembar dapat terjadi kurang dari 1 per

5
3 pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran kembar, bila dibandingkan
dengan wanita yang berusia diantara 35-40 tahun dengan 4 anak atau lebih.
4. Faktor Nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan kembar
berkaitan dengan status nutrisi yang direpleksikan dengan berat badan ibu
yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil kembar 25-
30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
5. Faktor Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionik gonadotropin
atau chlomiphene citrat menghasilkan ovulasi ganda. Faktor resiko untuk
kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi dengan hMG (therapy human
menopause gonadotropin) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan
berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan konsentrasi dan
mortilitas sperma.
6. Faktor Assited Reproductive Technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan
juga meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar. Pasien pada kasus ini,
pembuahan dilakukan melalui tehnik fertilisasi in vitro dengan melakukan
seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat
embrio yang ditransfer kedalam uterus.

6
2.5 Efek jnin Kembar pada Kehamilan
Di luar aspek emosional, social dan finansial,kehamilan kembar dapat di persulit
oleh:

 Kelainan ringan yang menjadi lebih mengganggu.

 Polihidramnios (caira amion yang berlebihan).

 Pre-eklampsia (lebih sering terjadi).

 Plasenta letak rendah yang mengenai daerah yang lebih luas(perdarahan


amtepartum)

 Insufisiensi fetal / plasental (keadaan tidak sanggup melakukan yang normal)

 Persalinan premature akibat peningkatan tekanan intrauteri

Persalinan dapat di persulit oleh:

 Malpresentasi, khususnya kembar kedua,yang sering meliputi letak lintang atau


transversal

 Ketuban pecah dini(peningkatan tekanan intrauteri) sebelum janin pertama


mengalami engagement dalam ronggaa panggul-bahaya prolapses funikuli.

 Pelepasan plasenta janin kedua sebelum waktunya(premature) yang terjadi


setelah pelahiran bayi pertama dengan di ikuti oleh penurunan ukuran uterus.

Setelah pelahiran terdapat predisposisi untuk terjadinya:

 Perdarahan maternal postpartum-akibat uterus yang teregang secara berlebihan


dan besarnya lokasi pelekatan plasenta.

 Prematuritas bayi dan bahaya yang meyertainya.

7
2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Kehamilan
1. Sebelum Hamil
Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi 20%-40%
diberitahukan saat konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat
tergantung pada jumlah embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk
mengurangi resiko hamil kembar sebaiknya jumlah embrio yang ditransfer
dikurangi.
2.      Waktu Hamil
a. ANC lebih sering, setiap 1 minggu setelah usia kehamilan 20 minggu.
b. Fe dan asam folat diberikan mulai trimester 1.
c. Kadar Hb diperiksa setiap 3 bulan.
d. Apabila besar kemungkinan persalinan preterm dianjurkan untuk banyak
istirahat sejak usia kehamilan 28 minggu.
e. Hindari koitus dalam 3 bulan terakhir.
f. Diagnosis dini dapat menghindari komplikasi yang sering timbul, adanya
kelainan kongenital dan kembar siam dpat ditegakkan pada usia kehamilan
19-20 minggu.
3.      Waktu Partus atau Persalinan
a.  Persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
b.  Induksi persalianan apabila ada hipertensi.
c.   Sebaiknya dipasang infus saat partus dimulai.
d.   Pemantaun dengan CTG pada persalinan pervaginam.
e.  Kalau tidak mungkin dilakukan terus menerus, maka ada yang
menganjurkan untuk melakukan SC.
f. Berikan antibiotik, ampisillin 2g/iv per 6 jam apabila ada persalinan
preterm.
g. Induksi persalinan dengan tetesan pitosin bukan kontraindikasi.

8
h. Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan SC untuk mengurangi asfiksia dan
kematian perinatal.
i. Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan peredaran darah kedua
anak bersatu, anak kedua dapat mengalami perdarahan dari tali pusat anak
pertama.
j. Apabila his lama tidak muncul, pasang infus oksitosin.
k.Setelah anak petama lahir, cek DJJ anak kedua. Jika meningkat
kemungkinan solusio plasenta atau tali pusat menumbung.
l.  Jika anak kedua letak memanjang lakukan versi luar, amniotomi.
m. Jika anak kedua belum lahir ½ jam setelah anak pertama lahir maka
lahirkan dengan persalinan bauatan (forsep atau versi ekstraksi).
n. Segera setelah anak kedua lahir, berikan 10 IU oksitosin IM, perhatikan
fundus. Setelah plasenta lahir, berikan metil ergometrin dan bila perlu infus
10 IU oksitosin dalam 500 cc dextrose.
4. Indikasi Persalianan secara SC
1). Indikasi SC Absolut
a.   Kembar monoamniotik.
b.   Kembar siam (conjoined twins).
c.   Bayi pertama dalam presentasi bokong kaki.
d.   Letak plasenta yang tidak nomal seperti plasenta previa.
e.   Lebih dari 2 janin.
2). Indikasi SC Relatif
a.   Janin pertama dalam presentasi bokong.
b.   Satu atau kedua janin tidak terjamin kesejahteraannya.
c.  Diskordansi janin dengan lingkar perut lebih dari 20%, khususnya bila
janin pertama lebih kecil.

9
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN ANTENATAL CARE

No. Register : ANC/01/2019


Tanggal/Waktu pengkajian : Sabtu, 02-Maret- 2019 / 16.00 wib
Nama pengkaji : Wiwin Elis Sumarni
Tempat Pengkajian : Klinik & RB Amira Cikarang

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. BIODATA
Nama klien : Ny. W Nama suami : Tn. F
Umur : 31 tahun Umur : 33 tahun
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Gol darah : Belum diperiksa Gol Darah :Belum
diperiksa
Alamat rumah :Rawa Gebang Cikarang Timur

B. KELUHAN
Ibu datang ke klinik Amira dianter suami dan kedua anaknya mengaku hamil 8
bulan dan ingin memeriksakan kehamilannya.

C. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Kehamilan ke : 3 Bersalin : 2 Keguguran :0
HPHT : 04-08-18 Taksiran Persalinan : 11-05-19
Siklus haid : 28 hari Lamanya haid : 7 hari, Teratur

10
Dismenorrhea : tidak ada Banyaknya : 5 kali ganti pembalut/hari
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : saat usia kehamilan 4 bulan
Gerakan janin yang dirasakan dalam 12 jam terakhir : ±10 kali, kuat.
Imunisasi : TT1 : Trimester I Tempat : Klinik
Periksa kehamilan 8 kali Tempat : klinik dan posyandu
Tablet Fe : 80 tablet, Sisa 3 tablet.
Cara minum: 1x1 diminum pada malam hari dengan air putih.
D. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

N Tahu Usia Jenis Penolon Penyulit Keadaa Anak


o n g n nifas L B P Keadaa H AS
Kehamila Persalina Kehamila
/ n saat / I
n n n & B B
lahir
persalinan P M

1. 2010 39 mg Normal Bidan Tidak ada Baik L 3 45 Baik H Asi


k c
g m

2. 2014 40 mg Normal Bidan Tidak ada Baik L 3 46 Baik H Asi


k c
g m

3 Hamil ini

E. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Diet
a. Nutrisi
Pola makan : 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, sayuran bayam, ayam, tahu,
tempe
Makanan yang dipantang : tidak ada
Perubahan pola makan : tidak ada

11
Alergi terhadap makanan : tidak ada
b. Hidrasi
Jenis cairan yang dikonsumsi : air putih
Jumlah cairan yang dikonsumsi : ± 8 gelas sehari
2. Istirahat dan Tidur
Malam : 6 Jam/hari
Siang : 1 Jam/hari
Keluhan : tidak ada
3. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian : 2x sehari
4. Aktivitas Seksual
Adakah perubahan : ada
Frekuensi : seminggu sekali
Keluhan : sudah tidak nyaman
5. Eliminasi
BAK : 6x sehari BAB : 1x sehari
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
F. RIWAYAT KESEHATAN
1. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita
2. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti Hipertensi,
DM, asthma, dll.
3. Ibu mengatakan ada keturunan dari keluarga suaminya yang ada kehamilan
kembar.
4. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
5. Ibu mengatakan tidak mengonsumsi alkohol/obat-obatan sejenis, jamu, dan
tidak merokok akan tetapi suaminya merokok.
6. Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi dan berencana
menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan.

12
G. RIWAYAT SOSIAL
1. Kehamilan ini direncanakan : Ya, direncanakan
2. Status perkawinan : Menikah
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
4. Pendamping persalinan : Suami
5. Dukungan keluarga : Mendukung
6. Pendonor darah : Ibu kandung
7. Hubungan klien dengan suami : Baik
8. Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik
9. Rencana persalinan : Seksio Caesaria
Tempat : Rumah sakit
Oleh : Dokter
10. Keluarga yang tinggal serumah:

No. Nama L/P Usia Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket


Keluarga
1. Tn. F L 33 th Suami SMA Wiraswasta -
2. An. P L 9 th Anak SD Pelajar
3. An. R L 5 th Anak - -

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 79 x/menit, regular
Respirasi : 20 x/menit, regular
Suhu : 36,7 0C
3. Tinggi badan : 158 cm
Berat badan sekarang : 69 Kg

13
Berat badan sebelum hamil : 55 Kg
Kenaikan berat badan : 14 kg
Lingkar lengan atas : 28 Cm
55
IMT : 2 = 22,9
(1.58)
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Warna rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
d. Hidung : Bersih, tidak ada pengeluaran, dan tidak ada polip
e. Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran, fungsi pendengaran baik
f. Bibir : Tidak pucat dan tidak ada stomatitis
g. Gigi : Tidak ada caries dan tidak ada gigi palsu
h. Lidah : Berwarna merah muda
i. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, Tidak ada
pembengkakan KGB, Tidak ada pembengkakan vena jugularis
j. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hyperpigmentasi, puting
susu menonjol dan bersih, sudah keluar kolostrum, tidak ada pembesaran
KGB Axilla, tidak ada retraksi.
k. Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk perut membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada sikatrik bekas
operasi, ada striae yaitu linea nigra (berwarna kecoklatan) tetapi tidak
ada hyperpigmentasi.
b. Palpasi
 TFU : 30 cm
 Leopold I : TFU: 3 jari atas pusat bagian fundus ibu teraba 2
bagian yang lunak dan tidak melenting
 Leopold II : teraba keras, memanjang seperti tahanan
disebelah kanan dan kiri.

14
 Leopold III : kanan: Teraba bagian yang lunak dan tidak
melenting, kiri: teraba keras dan melenting.
 Leopold IV : konvergen
 Perlimaan : 5/5
 TBJ : (30 - 13) × 155 = 2.635 gram
 DJJ : 138 x/menit disebelah kanan dan 140 x/menit
disebelah kiri
l. Ekstremitas Atas : Tidak ada oedema, kuku tampak bersih dan pendek,
capillary refill kembali < 2 detik
m. Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises, capillary
refill kembali < 2 detik, reflex patella kanan dan kiri positif (+/+)
n. Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesar
kelenjar bartholin, tidak ada pengeluaran, tidak ada luka perineum.
o. Anus : Tidak haemorroid
5. Pemeriksaan laboratorium dan Penunjang
 Darah : Hb : 11,4 g/dL
Protein urine : Negatif
Glukosa urine : Negatif

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ibu G3P2A0 usia kehamilan 31 minggu dalam keadaan baik.


Janin ganda hidup intrauterine presentasi kepala (kanan) dan
presentasi bokong (kiri) dalam keadaan baik.
Masalah potensial : Tidak ada
Antisipasi Masalah Potensial : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN (P)

15
1. Memberitahu kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik. Dan posisi bayi sebelah kanan yaitu bokong
sedangkan posisi bayi yang sebelah kiri yaitu kepala.
Ibu senang mendengarnya.
2. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasinya, yiatu
makan dengan gizi seimbang : nasi, sayura,lauk pauk dan buah-buahan
serta minum 8 gelas/hari. Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan.
3. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang 1-2 jam/hari dan
tidur malam 6-7 jam/hari.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
Memberitahu Ibu kehamilan ganda beresiko dan melahirkan di Rumah
sakit karena fasilitas yang memadai. Ibu mengerti
4. Meminta ibu untuk segera datang ke pelayanan kesehatan jika ibu
mengalami hal berikut :
 Sakit kepala lebih dari biasa
 Perdarahan pervaginam
 Gangguan penglihatan
 Bengkak pada wajah/tangan
 Nyeri pada bagian perut
 Mual dan muntah berlebihan
 Demam
 Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

Ibu mengerti dan akan melakukannya.

5. Memberikan resep obat yaitu Etabion X , Kalk X .


Ibu menerimanya.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang yaitu 1 bulan atau jika ibu ada keluhan.
Ibu akan melakukannya.

BAB IV

16
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam asuhan kebidanan pada Ny. W dengan kehamilan ganda (gemelly)
asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan semua ibu hamil yang
mengalami hal serupa. Asuhan kebidanan pada Ny. W dilakukan pengambilan
data subjektif yaitu anamnesa. Pengambilan data objektif terhadap Ny. W yaitu
pemeriksaan tanda-tanda vital, timbang berat, dan pemeriksaan fisik. Maka
dengan ini, sesuai dengan hasil anamnesa tersebut dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu ibu 31 tahun dengan gemelly.
Rencana asuhan terhadap Ny. W yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
ibu dan janin masih dalam keadaan baik dan menjadwalkan kunjungan ulang
atau jika ada keluhan.

4.2 Saran
Sebagai Bidan kita harus mampu mendiagnosis dini kelainan atau
keabnormalan yang terjadi pada ibu masa antepartum, intrapartum maupun
postpartum. Oleh sebab itu kita harus memahami setiap gejala-gejala yang
ditimbulkan dari keabnormalan yang terjadi agar mampu mengambil keputusan
secara cepat, tepat, dan efisien.
Secara khusus, seperti pembahasan dalam makalah ini yaitu tentang
kehamilan ganda (gemelly). Sebagai seorang bidan harus memahami apa yang
dimaksud dengan kehamilan ganda, gejala yang ditimbulkan, dan mampu
memberikan asuhan yang tepat serta mampu melakukan rujukan secara cepat
apabila terjadi suatu kegawatan obstetris.

17

Anda mungkin juga menyukai