Disusun oleh :
NUNING NURBIYANTI
P20624820025
1
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
“Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir dengan Penerapan Birthball “ dengan
baik dan tepat waktu.
Laporan pendahuluan ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas
praktik profesi stase IV asuhan persalinan dan bayi baru lahir di Politeknik
Kemenkes Tasiklamaya. Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini penulis
telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Uly
Aartha Silalahi , SST, M.Keb selaku pembimbing stase IV , Ibu Siti Patimah,
SST, M.Keb selaku penguji stase IV, dan Bidan Sukmawati, Amd.Keb, selaku
mentor yang juga telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada
penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
.
Penulis,
Nuning Nurbiyanti
NIM. P20624820025
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
A. Dismenorhea................................................................................................2
B. Kompres Dingin..........................................................................................2
BAB III....................................................................................................................2
TINJAUAN KASUS...............................................................................................2
BAB IV....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
BAB V......................................................................................................................2
PENUTUP...............................................................................................................2
A. Kesimpulan..................................................................................................2
B. Saran............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
46% mengalami nyeri sedang dan nyeri ringan (Marpaung, 2011). Data
ibu bersalin multigravida di Indonesia yang mengalami nyeri berat
sebanyak 37%, nyeri sedang dan ringan sebanyak 63%.
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada
persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Ketika
proses persalinan berjalan maka nyeri itu akan muncul akibat dari
kontraksi uterus. Meski bersifat alami, banyak calon ibu hamil takut
terhadap proses nyeri persalinan sehingga mempertimbangkan
menggunakan teknologi pereda nyeri secara medis. (Nasrullah,dkk,2012)
Nyeri persalinan atau rasa nyeri muncul akibat reflek fisik dan respon
psikis ibu. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat
memperberat persepsi nyeri selama peralinan. Nyeri yang dialami ibu
ketika menghadapi persalinan dapat merangsang ketakutan sehingga
timbul kecemasan yang berakhir dengan kepanika. Hal ini dapat
menimbulkan respon fisiologi yang mengurangi kemampuan rahim untuk
berkontraksi dengan akibat akan memperpanjang waktu persalinan.
6
persalinan dengan menggunakan gravitasi sambil meningkatkan pelepasan
endorfin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di
panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi endorfin
Birth Ball memiliki arti bola lahir dimana metode ibu menduduki bola
saat proses persalinan yang memiliki manfaat membantu ibu dalam
mengurangi rasa nyeri saat persalinan dimana birth ball sangat baik
mendorong tenaga kuat ibu yang diperlukan saat melahirkan, posisi postur
tubuh yang tegak, akan menyokong dengan bagus proses kelahiran serta
membantu posisi janin berada di posisi optimal sehingga memudahkan
melahirkan dengan kondisi normal. (Nasrullah,dkk,2012)
Salah satu penelitian tentang birth ball yang dilakukan oleh Kwan et
al,yaitu evaluasi penggunaan birth ball pada intrapartum. Sebanyak 66%
melaporkan penurunan tingkat nyeri setelah menggunakan birth ball, 8%
melaporkan nyeri yang lebih dari sebelumnya, 26% melaporkan tidak ada
perubahan dalam tingkat nyerinya. Dalam hal kepuasan pemakaian, 84%
menyatakan birth ball dapat meredakan nyeri kontraksi, 79% dapat
meredakan nyeri punggung dan 95% menyatakan nyaman ketika
menggunakan birth ball.
8
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi
baru lahir
b. Bagi ibu bersalin
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian
10
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau
pembukaan serviks.
a. Kala I
b. Kala II
1. Pengertian nyeri
12
Nyeri merupakan suatu kondisi berupa
perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya
pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialami (Uliyah, 2015).
Nyeri persalinan merupakan bagian respon fisiologis
yang normal terhadap beberapa faktor. Pada saat kala I
persalinan nyeri yang terjadi adalah akibat dilatasi serviks
serta distensi segmen uterus bawah. Nyeri persalinan
dapat menyebabkan kecemasan pada ibu, menimbulkan
hiperventilasi sampai dengan peningkatan kebutuhan
oksigenasi, meningkatnya tekanan darah (Kurniarum,
2016).
14
menyebar ke daerah lumbal punggung dan menurun
ke paha. Biasanya nyeri dirasakan padaa saat
kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.
a. Pada kala II merupakan nyeri somatik yang
ditransmisikan melalui nervus pudendal yang berasal
dari S2-S4. Pada kala II ini intensitas nyerinya lebih
terasa dan terokalisasi.
4. Pengukuran intensitas nyeri
16
menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial
maupun total. Namun penggunaan obat sering
menimbulkan efek samping (Judha M, 2015).
b. Metode Nonfarmaklologis
1) Massase
18
C. Birthball
a. Indikasi
b. Kontraindikasi
1) janin malpresentasi
2) Perdarahan antepartum
4) Penurunan kesadaran
3. PERSIAPAN
1) Bola
3) Kursi
b. Lingkungan
2) Intensitas sedang
96
1) Berdiri bersandar diatas bola
A. Asuhan Persalinan
Data Subjektif
Ny.G datang ke pmb pukul 03.00, dengan keluhan mulas-mulas sejak
pukul 18.00, keluar lendir dari jalan lahir sejak pukul 17.00. tidak ada pengeluaran
air-air yang tidak tertahankan dari jalan lahir. Gerakan Janin aktif dirasakan
hingga saat ini.
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Hamil ke :1
b) Riwayat keguguran : tidak pernah
c) HPHT : 01 Maret 2020
98
d) HPL : 08 Desember 2020
e) Gerakan Janin : Aktif
f) Imunisasi TT : TT2, tanggal 15 Maret 2020
g) Obat/ jamu yang dikonsumsi : tidak ada. Ibu hanya mengonsumsi vitamin
dan tablet tambah darah dari bidan yang diminum setiap malam sebelum
tidur menggunakan air putih.
h) Riwayat ANC : ibu biasa memeriksakan kehamilannya di PMB bidan S.
Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 9 kali ke bidan dan hasil
pemeriksaan terakhir normal, tidak ada penyulit.
2) Riwayat penikahan : penikahan yang pertama bagi ibu dan yang kedua bagi
suami, lama pernikahan 1 tahun.
3) Riwayat KB : ibu belum pernah menggunakan KB apapun dari pernikahan
hingga kehamilan.
4) Riwayat Kesehatan : ibu tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi,
diabetes, jantung, dan hepatitis B. tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit darah tinggi, diabetes, jantung, hepatitis B dan penyakit menular
lainnya.
5) Riwayat Psikososial Budaya Ekonomi : Respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan ini baik dan mendukung, mulai adanya perasaan khawatir akan
menghadapi persalinan nanti. Pengambilan keputusan oleh suami. Tidak ada
budaya yang dianut oleh ibu dan keluarga mengenai kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir. Suami tidak merokok didalam rumah. Ibu melakukan
pekerjaan rumah tangga dibantu oleh keluarga.
6) Aktivitas Sehari-hari :
a) Pola makan : terakhir makan pukul 20.00 dengan nasi goring 1 porsi, pola
makan sehari-hari 3-4 kali/ hari dengan nasi dan lauk sayur. Tidak ada
pantangan makanan, tidak ada alergi makanan.
b) Pola minum : terakhir minum pukul 00.00 dengan air teh manis, pola
minum sehari-hari Ibu minum >12 gelas/ hari air putih.
c) Pola istirahat/ tidur : terakhir istirahat pukul 21.00 tidur sebentar, pola
istirahat sehar-hari ibu tidur malam sekitar 6-7 jam dan tidur siang 1-2
jam. Tidak ada pantangan istirahat.
d) Pola eliminasi : terakhir BAK pukul 23.00, tidak ada keluhan. Terakhir
BAB pukul 18.00. tidak ada keluhan.
e) Mobilisasi : ibu melakukan aktivtas pekerjaan rumah tangga setiap hari,
kadang-kadang dibantu oleh keluarga dan melakukan aktivitas ringan.
7) Personal hygiene : ibu mandi pukul 21.00 dan berseka sebelum pergi ke bidan.
setiap hari berseka dan mandi rutin. Tiap hari ganti pakaian rutin,dan celana
dalam.
8) Persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan pakaian bayi dan ibu,
mempunyai BPJS, kendaraan yang akan digunakan adalah motor, rencana
tempat persalinan di BPM bidan L, pendamping persalinan suami dan orang
tua.
9) Data Penunjang :
Hb : 11.5 gr/dL, HIV : non reaktif, sifilis : non reaktif, HbSAg : non reaktif
(dilakukan di puskesmas tanggal 18 September 2020)
Data Objektif
100
e) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, kelenjar tiroid,
dan vena jugularis.
f) Payudara : simetris, bersih, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan,
sudah ada pengeluaran kolostrum.
g) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi. Terdapat linea nigra dan striae
gravidarum.
TFU : 28 cm
Leopold I : teraba bundar, lunak, tidak melenting (Bokong)
Leopold II : teraba keras memanjang disebelah kanan maternal
(Punggung), dan teraba bagian-bagian kecil di sebelah kiri maternal.
Leopol III: teraba keras, sudah masuk PAP (Kepala).
Leopold IV : divergen
Perlimaan : 3/5
TBBJ : 2635 gram
DJJ : 142x/menit, reguler
HIS : 2x/10’/20”, teratur
h) Pemeriksaan Genitalia :
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Portio : tebal lunak
Pembukaan : 3 cm
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Penurunan : H. II
Bagian terkecil yang teraba : tidak ada
i) Ekstremitas Atas : tidak ada edema, tidak pucat, tidak ada varises.
j) Ekstremitas Bawah : tidak ada edema, tidak ada varises, dan refleks
patella +/+.
Analisa
Ny. G usia 23 tahun G1P0A0 inpartu aterm kala I fase laten.
Janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala dengan keadaan baik..
Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Menganjurkan ibu tidak menahan BAK dan selalu ditemani keluarga bila
ke toilet. Ibu mengerti.
3) Mengajarkan ibu teknik relaksasi. Ibu dapat mempraktikkannya
4) Mengajarkan ibu duduk diatas bola birth ball dan melibatkan suami untuk
mendampingi. Ibu melakukan dengan baik.
5) Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi bila masih kuat. Ibu mengerti.
6) Memberikan ibu teh manis. Ibu mau meminumnya.
7) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi, dan
istirahat, ibu makan makanan kecil, dan mau tidur sejenak.
8) Melakukan pemantauan kemajuan persalinan.
Waktu pengkajian : 07.00
Data Subjektif
Ibu mengatakan mules semakin kuat dan sering, terdapat pengeluaran
lendir bercampur darah dari jalan lahir. Ibu sudah sarapan pukul 06.00
dengan bubur 4-5 sendok. Terakhir minum 07.00 dengan air teh manis
hangat. Sudah BAK pukul 06.30. Ibu terlihat melakukan teknik
relaksasi napas dalam didampingi suami.
Data Objektif
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda vital : TD : 110/80 mmHg, N : 86x/menit, R : 20x/menit, S:
36,7oC
4) Pemeriksaan Abdomen :
HIS : 3x/10’/40”
DJJ : 144x/menit, regular
Perlimaan : 3/5
Kandung Kemih : kosong
5) Pemeriksaan Genitalia
inspeksi : tampak pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan
lahir
Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
102
Porsio : tebal lunak
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Penurunan : H-II
Bagian kecil yang teraba : tidak ada
Analisa
Ny.G 23 tahun G1P0A0 inpartu aterm kala I fase aktif
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dengan keadaan
baik.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum baik, Ibu
mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya dalam keadaan baik
2. Membimbing ibu kembali menggoyangkan birthball. Ibu dapat
mempraktikkan dengan baik, dan suami mendampingi.
3. Memberikan air teh manis hangat, ibu meminumnya
4. Memberikan ibu dukungan psikologis, ibu mengatakan yakin dalam
persalinannya.
5. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih, ibu mau
melakukannya.
6. Menganjurkan ibu mobilisasi dan miring kiri. Ibu mau melakukannya.
7. melakukan pemantauan kemajuan persalinan. Mengobservasi TTV, His,
DJJ, setiap setengah jam.
08.00 WIB: DJJ 141x/menit, HIS 3x/10’/42” , nadi : 82x/menit.
08.30 WIB: DJJ 138x/menit, HIS 3x/10’/43” , nadi : 84x/menit.
09.00 WIB: DJJ 133x/menit, HIS 3x/10’/42” , nadi : 87x/menit, Suhu
: 36,7’C
09.30 WIB: DJJ 143x/menit, HIS 3x/10’/42” , nadi : 88x/menit.
10.00 WIB : DJJ 151x/menit, HIS 4x/10’/44” , nadi : 85x/menit.
10.30 WIB : DJJ 146x/menit, HIS 4x/10’/45” , nadi : 82x/menit.
Waktu pengkajian : 11.00
Data Subjektif
Ibu mengatakan mules semakin kuat dan sering, terdapat pengeluaran
lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg, N : 90x/menit, R : 23x/menit, S:
36,5oC
4. Pemeriksaan Abdomen :
HIS : 4x/10’/50”
DJJ : 140x/menit, regular
Perlimaan : 2/5
Kandung Kemih : kosong
6) Pemeriksaan Genitalia
inspeksi : tampak pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan
lahir
Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Porsio : tebal lunak
Pembukaan : 8 cm
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Penurunan : H-III
Bagian kecil yang teraba : tidak ada
Analisa
G1P0A0 inpartu aterm kala I fase aktif
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dengan keadaan
baik.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum baik, Ibu
mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya dalam keadaan baik
2. Menganjurkan ibu melakukan teknik relaksasi, ibu melakukan Tarik
nafas dalam dengan baik.
104
3. Memberikan ibu dukungan psikologis, ibu mengatakan yakin dalam
persalinannya.
4. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih, ibu mau
melakukannya.
5. Menganjurkan ibu mobilisasi dan miring kiri. Ibu mau
melakukannya.
6. melakukan pemantauan kemajuan persalinan. Mengobservasi TTV,
His, DJJ, setiap setengah jam.
11.30 WIB: DJJ 142x/menit, HIS 4x/10’/48” , nadi : 84x/menit.
Waktu pengkajian pukul 12.00
Data Subjektif :
Ibu mengatakan keluar air-air tak tertahankan, ibu ingin mengedan.
Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Pemeriksaan Abdomen :
HIS : 4x/10’/50”
DJJ : 140x/menit, regular
Perlimaan : 1/5
Kandung Kemih : kosong
7) PemeriksaanGenitalia
inspeksi : tampak pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan lahir
Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Porsio : tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : jernih
Presentasi : kepala
Penurunan : H-III
Molase :0
Bagian kecil yang teraba : tidak ada
Analisa
Ny.G 23 tahun G1P0A0 inpartu aterm kala II
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dengan keadaan baik.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengatur posisi litotomi pada ibu dan menganjurkan suami berada
dibelakang ibu untuk memberikan semangat kepada ibu.
3. Mendekatkan alat-alat partus set ke dekat ibu.
4. Memakai APD
5. Mengajarkan ibu teknik mengedan yang baik.
7. Pada saat kepala bayi tampak 5-6 cm didepan vulva tangan kanan
melindungi perineum, meletakkan tangan kiri dibawah simfisis
sambil membimbing ibu meneran secara perhan-lahan, Lahirlah
kepala bayi.
8. Menunggu kepala bayi sehingga melakukan putar paksi luar,
menempatkan kepala secara biparietal di masing masing sisi muka
bayi. Melahirkan bahu depan dengan manufer kebawah lalu
melahirkan bahu belakang dengan manufer keatas. Sanggah tubuh
bayi dan susur hingga seluruh tubuh bayi berturut-turut lahir
punggung, bokong dan tungkai
9. Bayi lahir spontan pukul 13.55 WIB bayi segera menangis dan tonus
otot baik, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat bawaan. Meletakkan
bayi diperut ibu, membersihkan tubuh dan membungkusnya.
Data subjektif
Data objektif
TFU setinggi pusat, uterus teraba keras, kandung kemih kosong, tampak
106
tali pusat di vulva dan darah merembes.
Analisa
Penatalaksanaan
1. Palpasi perut ibu untuk memastikan janin tunggal, kandung kemih
dan kontraksi,Tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong,
kontraksi baik.
Data Subjektif :
Ibu merasa lelah, dan masih merasa mules
Data Objektif
Analisa
Ny.G 23 tahun P0A0 inpartu kala IV
Penatalaksanaan
1. Memeriksa laserasi jalan lahir, laserasi derajat II pada jalan lahir,
sehingga diperlukan dilakukan penjahitan pada laserasi.
2. Memberitahu ibu bahwa akan melakukan penjahitan luka perineum,
ibu setuju
3. Menyuntikkan lidokain 1% ke area luka perineum,
4. Melakukan penjahitan laserasi pernineum, luka sudah dijahit, tidak
ada perdarahan aktif.
5. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik
dan mengevaluasi perdarahan persalinan serta keadaan ibu,
mengajarkan kepada ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus,
yaitu dengan meletakkan telapak tangan di atas perut ibu dan
melakukan gerakan memutar searah jarum jam. Ibu dan suami sudah
memahami bagaimana cara melakukan masase dan melakukannya
dengan benar.
6. Membersihkan ibu, dan membantu ibu berganti pakaian, ibu merasa
nyaman.
7. Melakukan dekontaminasi alat.
108
8. Menjelaskan keadaan umum ibu, memberitahukan kepada ibu bahwa
plasenta lahir lengkap dan keadaan ibu dan bayi baik, saat ini ibu
butuh istirahat dan pengawasan selama 2 jam
Data subjektif
Ibu mengatakan ini anak pertama, bayi lahir pukul 13.55 WIB, jenis
kelamin laki- laki, segera menangis, sudah menetek 1 kali sudah
diberikan salep mata dan suntikan vitamin K di paha sebelah kiri. Bayi
sudah BAK dan BAB.
Data Objektif
2. Tanda-tanda Vital
b) BB : 2550 gram,
d) Lingkar Dada : 30 cm
e) Lila : 10 cm
4. Pemeriksaan Fisik
f) Leher : kaku
g) Dada : Simetris.
Bayi Ny. G, Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 jam
dengan keadaan baik.
Penatalaksanaan
108
dan kering.
5. Memberitahu kepada ibu bahwa bayi akan diberikan imunisasi
HB0 secara IM pada paha kanan bagian luar untuk imunisasi
dasar, Imunisasi yang harus didapatkan bayi pada saat usia 0 bulan
yaitu imunisasi HB 0, jadwal pemberian 1-7 hari setelah lahir disuntik
secara IM pada 1/3 paha bagian luar kanan bayi sebanyak 0,5 cc.
6. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan dan kebersihan
bayi, mencuci tangan setiap ibu memegang bayi, dan menjaga
kebersihan daerah alat kelamin bayi membersihkan pada saat buang
air besar dan mengganti popok bayi setiap kali basah pada saat BAK
atau BAB, agar tidak terjadi ruam popok dengan menjaga kehangatan
dan kebersihan bayi.
Ibu sudah mengerti dan mau memperhatikan kebersihan bayinnya
7. Menjelaskan kepada ibu kandungan dari ASI ibu dan mensupport ibu
untuk memberikan ASI Ekslusif, Ibu berencana memberikan ASI
Ekslusif.
110
Birth ball bermanfaat secara fisik sehingga dapat digunakan selama
kehamilan dan persalinan. Birth ball memposisikan tubuh ibu secara
optimal dan pengurangan nyeri selama kontraksi uterus memunculkan
gerakan yang dapat mengurangi rasa nyeri selama kontraksi. Alasan yang
mendasari hal ini adalah latihan birth ball dapat bekerja secara efektif
dalam persalinan. Penggunaan birth ball selama persalinan mencegah ibu
dalam posisi terlentang secara terus-menerus.
Pada proses persalinan, ketika ibu merasa mules yang adekuat maka
akan berpengaruh pada kondisi psikologis. Untuk mengintervensi keadaan
tersebut penulis menganjurkan untuk duduk diatas birthball pada kala I
fase laten, untuk mengurangi nyeri persalinan dan membuat ibu lebih
nyaman saat kontraksi. Berdasarkan data subjektif klien, setelah duduk
diatas birthball merasa lebih nyaman.
Hal ini sesuai dengan penelitian Silva tahun 2016 berjudul “Using the
Swiss ball in labor” bahwa, penggunaan birthball berpengaruh pada saat
dilatasi serviks berkisar 3-7 cm, mayoritas digunakan saat dilatasi serviks
mencapai 4 cm dapat berpengaruh menurunkan nyeri persalinan sebesar
19,7%, mempercepat kemajuan persalinan sebesar 17,1%, sebagai latihan
perineum lebih elastis, sebesar 14,5%, dan menurunkan nyeri persalinan
sebesar 11,8%.
Ketika ibu sudah tidak kuat duduk diatas bola, penulis menganjurkan
Ny.G untuk untuk berbaring dan miring kiri. Penulis melakukan pain
relief low back pain untuk mengurangi nyeri persalinan dan mengajarkan
teknik relaksasi dengan menarik nafas dari hidup dan mengeluarkan nafas
melalui mulut secara teratur, hasilnya merasa nyaman dan lebih rileks.
Ketika ibu sudah tidak kuatduduk diatas bola penulis menganjurkan
berbaring dan miring, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
Simskins (2005), bahwa pengaruh posisi miring pada persalinan adalah
memungkinkan ibu yang lelah untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat
mengurangi hemoroid, dapat mengatasi masalah detak jantung janin,
membantu menurunkan tekanan darah tinggi khususnya posisi lateral kiri,
menghindari tekanan terhadap sakrum, dapat meningkatkan kemajuan
persalinan saat mengganti intervensi berjalan dan dapat menambah rotasi
pada bayi dengan oksiput posterior Posisi miring juga dapat memberikan
rasa santai bagi ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi, dan
membantu pencegahan laserasi.
Kala II diawali dengan pecah ketuban berwarna jernih pada pukul
12.00, berlangsung selama 1 jam 55 menit, hal ini sesuai dengan teori
bahwa dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Ibu
mengedan diawali dengan posisi litotomi, lalu miring kiri, jongkok, dan
litotomi kembali. Hal ini sesuai dengan teori dalam Rukiyah 2009, Pada
kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau buang
air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka, perineum membuka, perineum meregang.
Dengan adanya his ibu dan dipimpin untuk mengedan, maka lahir kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. (Rukiyah, 2009).
Menurut (Walyani, 2016) fokus utama persalinan normal adalah
persalinan bersih dan aman mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini
merupakan pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani
komplikasi, menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama pasca
persalinan mampu mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru
lahir.
Pada saat persalinan ibu ditemani suami, dengan ditemani keluarga
khususnya suami dapat membantu kelancaran proses persalinan, hal ini
sesuai dengan bahwa, Pendampingan suami saat persalinan berpengaruh
dengan kelancaran persalinan ibu, karena secara tidak langsung kehadiran
seorang suami memberikan dampak postif pada psikologis ibu sehingga
proses persalinan berjalan lancar.
Bayi lahir spontan menangis kuat tonus otot aktif lalu dilakukan
inisiasi menyusu dini. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO (2013),
112
agar bidan memfasilitasi menyusui dengan segera, biasanya dalam satu
jam pertama, lebih setelah melahirkan. Tujuannya adalah melakukan
kontak kulit untuk meningkatkan kasih sayang ibu dan bayi, mengurangi
perdarahan setelah melahirkan , dan meningkatkan imunitas bayi. Selama
proses IMD terjalin kontak pertama dengan bayi, Ny. G senang bayi
berada dalam dekapannya. Ny. H mengucap syukur atas kelahiran bayi.
Sebelum dilakukan IMD bayi dikeringkan terlebih dahulu kecuali
bagian tangan. Selama 1 jam IMD dengan hasil akhir bayi dapat
menemukan putting ibu dan menghisap tangan dan putting susu ibu.
Menurut IDAI (2013) bahwa, keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion pada
tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau
yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh
dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan
verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
Asuhan Kala III dilakukan dengan Manajemen Aktif Kala III
berdasarkan standar pelayanan kebidanan 11 mengenai penatalaksanaan
aktif persalinan kala III yaitu dengan penyuntikkan oksitosin 10 IU dan
melakukan peregangan tali pusat terkendali ketika ada kontraksi untuk
mengeluarkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap. Kala III
berlangsung 10 menit, plasenta lahir spontan lengkap, jumlah darah dalam
batas normal, dan kontraksi uterus keras. Menurut Cunningham (2014)
kontraksi yang baik menandakan bahwa tidak adanya perdarahan primer
postpartum. Maka dapat disimpulkan bahwa kala III berlangsung normal
tanpa komplikasi.
BAB V
114
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan persalinan telah dilaksanakan sesuai dengan manajemen
kebidanan dan kewenangan bidan. Penggunaan birthball exercise
diberikan sejak kala I fase laten untuk mengurangi nyeri persalinan. Proses
persalinan, nifas berjalan normal tanpa komplikasi. Berdasarkan
pengkajian data ibu merasa nyaman ketika menggunakan birthball untuk
mengurangi nyeri persalinan. Ibu dapat mengontrol nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam. Asuhan bayi baru lahir berjalan normal tidak
ditemukan komplikasi atau kelainan.
B. Saran
a. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat mempertimbangkan birthball untuk
mengurangi nyeri persalinan dan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu
dan bayi baru lahir dengan menggunakan asuhan komplementer.
b. Bagi Klien
Diharapkan keluarga dapat terlibat disetiap asuhan kebidanan
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, MP, dkk. (2017). Pengaruh Pemberian Metode Birth Ball Terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di BPM Siti Julaeha.
Jurnal Ibu dan Anak. Volume 5, Nomor 2, November 2017
Estiwidani, D dan Maryani,T.(2016). Terapi birthBall berpengaruh
Terhadap Lama Kala II dan Intensitas Nyeri Persalinan pada Ibu
Bersalin Primigravida di RB Kasih Ibu Yogyakarta. Jurnal
Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 10, No.2, November 2016
Halaman 22-27
Dewi, PIS, Aryawan,KY, dan Ariana PA. (2020). Intensitas Nyeri
Persalinan Kala I Fase Laten Pada Ibu Inpartu Menggunakan Birth
Ball Exercise. Jurnal Keperawatan Silampari Volume 3, Nomor 2,
Juni 2020 e-ISSN: 2581-1975 p-ISSN: 2597-7482 DOI:
https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1050
Indrayani, T, Riyanti, SM. (2019). Pengaruh Penggunaan Birthing Ball
Terhadap Penurunan Skor Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif Di Klinik Bersalin Bekasi Tahun 2018. Healthy-Mu Journal
ISSN : 2597-3851 Vol. 2 No. 2 (Februari, 2019)
Irawati,A, Susianti, dan Haryono, I. (2019). Mengurangi Nyeri Persalinan
dengan Teknik Birthing Ball. Jurnal Bidan Cerdas e-ISSN: 2654-
9352, p-ISSN:2715-9965, Vol. 2 No. 1: Desember 2019, Hal. 15-22
Kurniawati,A. Dasuki,D, dan Kartini F. (2017). Efektivitas Latihan Birth
Ball terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada
Primigravida. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia ISSN 2354-7642
(Print), ISSN 2503-1856 (Online)
Sari, NM. (2020). Pengaruh Terapi Birth Ballpada Ibu Bersalin Terhadap
Penurunan Nyeri Di Praktik Mandiri Bidan Hartati Kecamatan
Sawang Kabupaten Aceh Utara.Jurnal Penelitian Kebidanan &
Kespro Vol. 3No. 1
Sutriningsih, Destri, Y, dan Shaqinatunissa. (2019). Pengaruh birthball
terhadap nyeri persalinan. wellnes and healty magazine. volume 1,
nomor 1 feberuary 2019, p 125-132. ISSN 2655-9951
116
Wenny, IPES. (2019). Pengaruh Senam Hamil Menggunakan Bola
Persalinan Terhadap Persepsi Nyeri Persalinan Dan Efikasi Diri
Primigravida. Jurnal Ilmiah Bidan, Vol.Iv, No.1, 2019
Wilda, WS, dkk. (2020). Pengaruh Pelaksanaan teknik Birth Ballterhadap
Kemajuan Persalinan. Jurnal Penelitian Kebidanan & Kespro Vol. 3
No. 1 DOI: https://doi.org/10.36656/jpk2r.v3i1.406