Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan
kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 –
40 minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari
kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim
(ekstrauterin) Dewi S N,2012). Dalam periode 5 tahun sebelum SDKI
2017, Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah 15 kematian per 1.000
kelahiran hidup, menyiratkan bahwa 1 dari 67 anak meninggal dalam
bulan pertama kehidupannya.
Berdasarkan hasil SDKI 2002–03 sampai SDKI 2017 untuk
estimasi angka kematian neonatal, bayi dan balita pada periode 5 tahun
sebelum survey, berikut rentang kepercayaan 95 persen. AKN menurun
dari 20 per 1.000 kelahiran hidup hasil SDKI 2002–03 menjadi 15 per
1.000 kelahiran hidup (penurunan 25 persen) (Kemenkes RI, 2017).
Salah satu indikator kesehatan Indonesia adalah derajat
kesehatan bayi, yang di ukur melalui angka kematian bayi. Angka
kematian bayi juga (AKB) merupakan indicator penting untuk menilai
tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat.
Angka kematian bayi sebagian besar adalah kematian neonatal yang
berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan
keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, dan peranan
tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan. Salah satu
penyebab kematian bayi adalah BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).
Anemia, paritas, umur ibu kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus BBLR,
pada bayi yang di lahirkan (Proverawati, 2011) sitasi (Sine, 2017).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat
penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan
dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik,
pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan
mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana
memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut (Dewi S N,2012).
Pada saat bayi lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis
atau adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk memfasilitasi penyesuaian
pada kehidupan ekstrauterin (luar uterus). Pada masa transisi dari
intrauterin (dalam uterus) ke ekstrauterin (luar uterus) tersebut perlu
pernapasan spontan dan perubahan kardiovaskuler beserta perubahan
organ lain menjadi organ dengan fungsi tidak lagi tergantung pada ibu.
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi
dalam perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah
dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai oksigen dan nutrien
dari ibu kepada embrio. Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai
berdenyut. Selama minggu keempat dan kelima, jantung berkembang menjadi
organ empat serambi. Dan pada tahap akhir masa embrio, perkembangan
jantung lengkap.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami
tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal
ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah
lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
(plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus
mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri,
mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang
cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi. Oleh
karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul “
Adaptasi janin intra Uterin Ke Ekstra Uterin (Sistem Kardiovaskuler) dan
komplikasi akibat keggalan adaptasi”.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Adaptasi Janin Intra Uterin Ke Ekstra Uterin (Sistem
Kardiovaskuler) Dan Komplikasi Akibat Kegagalan Adaptasi ?
C. TUJUAN
Setelah Mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswi Profesi Bidan
Tasikmalaya dapat mengetahui tentang adaptasi Janin Intra Uterin Ke Ekstra
Uterin (Sistem Kardiovaskuler) Dan Komplikasi Akibat Kegagalan Adaptasi.

REFERENSI :
.         Dewi,S.N.(2012).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Rihana
Sine, E. (2017) ‘ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA
KEHAMILAN DAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG
PERINATOLOGI’, pp. 1–9.

Anda mungkin juga menyukai