Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY D USIA 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU


DENGAN OLIGOHIDRAMNION DI RUANG VK BERSALIN RS. MOCH
ANSARI SALEH

Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologis


Nama Kelompok 3 :
1. Liza andriani 10. Ruswita
2. Gustianingsih 11 Rika Maria
3. Fatimatus zahra 12 Herlinda
4. Nina qurain arantya 13. Baiq Ayu
5. Intan kumalasari 14.Toyibatul Islami
6. Rininda p. K. S. 15. Gustia
7. Septi tri wahyuni 16 Evi Nurhidayati
8 . Tika Wisudawati 17. Septi Septianingsih
9. Inayatul

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN TRANSFER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberi kekuatan dan
kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu
yang di harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah
ini membahas tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY D USIA 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU
DENGAN OLIGOHIDRAMNION DI RUANG VK BERSALIN RS. MOCH
ANSARI SALEH” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan
kita.
Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu
meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman. Selain itu kami juga berharap
semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan
meningkatkan mutu individu kita.
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat
minim, sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih
kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Ungaran, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ..................................................................................... I


KATA PENGANTAR .................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................... III
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Pengertian Air Ketuban ........................................................................ 2
B. Fungsi Air Ketuban .............................................................................. 2
C. Macam-macam Kelainan Air Ketuban.................................................
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................ 13
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 23
A. Kesimpulan .......................................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................................... 23
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selaput amnion merupakan jaringan vaskular yang lentur tetapi kuat.
Bagian selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel
kuboit yang asalnya ektoderm. Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili
yang berfungsi mentransfer cairan dan metabolik. Sejak awal kehamilan
cairan amnion telah dibentuk. Cairan Amnion merupakan bantalan dan
pelindung untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbahan. Cairan
amnion mengandung banyak sel janin (lanugo, verniks kaseosa). Fungsi
cairan amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karenakandungan
mengandung zat seperti fosfat dan zink.
Kelainan air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban
lebih banyak atau sedikit dari normal.Macam-macam kelainan air ketuban:
1. Ketuban pecah dini (KPD)
2. Poligohidramnion
3. Oligohidramnion

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Macam-Macam Kelainan Air Ketuban?
2. Bagaimana Etiologi Terjadinya Kelainan Air Ketuban?
3. Bagaimana Penatalaksanaan Kelainan Air Ketuban?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Macam-Macam Kelainan Air Ketuban
2. Untuk Mengetahui Etiologi Terjadinya Kelainan Air Ketuban
3. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Kelainan Air Ketuban

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air Ketuban


Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat,bagian
dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel
kuboid yang asalnya ectoderm (Sarwono prawirohardjo, 2009).

B. Fungsi Air Ketuban


1. Air Ketuban memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya :
2. Melindungi bayi dari trauma
3. Terjepitnya tali pusat
4. Menjaga kestabilan suhu dalam Rahim
5. Melindungi dari infeksi
6. Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya berkembang dengan
baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin
C. Macam-macam Kelainan Air Ketuban
1. Ketuban Pecah Dini / Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
a. Pengertian
Beberapa definisi dari ketuban pecah dini adalah sebagai berikut.
1) Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah dini
(KPD) atau ketuban pecah premature (KPP) adalah keluarnya
cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses persalinan.
2) Ketuban pecah prematur yaitu pecahnya membrane khorio-
amniotik sebelum onset persalinan atau disebut juga premature
rupture of membrane/prelabour rupture of Membrane/PROM.
3) Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran
khorio-amniotik sebelum onset persalinan pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu atau di sebut juga Preterm Premature
Rupture Of Membrane/Preterem Prelabour Rupture Of
Membrane/PPROM.

2
b. Etiologi
Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka
usaha preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan
infeksi. faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD
adalah sebagai berikut.
1) Fisiologi selaput amnion/ ketuban yang abnormal.
2) Inkompetensi serviks.
3) Infeksi vagina/serviks.
4) Kehamilan ganda.
5) Polihidramion.
6) Trauma.
7) Distensi uteri.
8) Stress maternal.
9) Stress fetal.
10) Infeksi.
11) Serviks yang pendek.
12) Prosedur medis.
c. Diagnosa
1) Secara klinik
Diagnosa ketuban pecah dini tidak sulit dibuat anamnesis. pada
klien dengan keluarnya air seperti urine dengan tanda-tanda yang
khas sudah dapat menilai bahwa hal tersebut mengarah ke ketuban
pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini
bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks
kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila
telah terinfeksi akan tercium bau.
b) Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air
ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah
pecah, atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior.
c) USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion.

3
d) Terdapat infeksi genital (sistemik).
e) Gejala chorioamnionitis
2) Maternal
Demam (dan takikardi), uterine tenderness, cairan amnion yang
keruh dan berbau, leukositosis (peningkatan sel darah putih)
meninggi, leukosit esterase (LEA) meningkat, kultur darah/urine.
3) Fetal
Takikardi, kardiotokografi, profilbiofisik, volume cairan ketuban
berkurang.
4) Cairan amnion
Tes cairan amnion, diantaranya dengan kultur/gram stain, fetal
fibronectin, glukosa, leukosit esterase (LEA) dan sitokin. Jika terjadi
chorioamnionitis maka angka mortalitas neonatal 4x lebih besar,
angka respiratory distress, neonatal sepsis dan pardarahan
intraventrikuler 3x lebih besar.
a) Dilakukan tes valsava, tes nitrazin dan tes fern
b) Normal pH cairan vagina 4,5-5,5 dan normal pH cairan amnion
7,0-7,5.
c) Dilakukan uji kertas lakmus/nitrazine test.
Jadi biru (basa) : air ketuban
Jadi merah (asam) : air kencing
d. Komplikasi
Pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah sebagai
berikut.
1) Komplikasi pada ibu
a) Insfeksi intrapartal/dalam persalinan. Jika terjadi insfeksi dan
kontraksi saat ketuban pecah, dapat menyebabkan sespsis yang
selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka
morbiditas dan mortalitas.
b) Infeksi puerperalis/masa nifas.
c) Partus lama/dry labour.

4
d) Perdarahan postpartum.
e) Meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC).
f) Morbiditas dan mortalitas maternal.
2) Komplikasi pada janin
a) Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan premature di
antaranya adalah respiratory distress
syndrome. Hipotermia,gangan makan neonatus, retinoathy of
prematurity, perdarahan intraventrikular, necrotizing
enterocolitis. Gangguan otak (dan resiko cerebral palsy).
Hiperbilirubinemia, anemia, sepsis.
b) Proplaps funiculli/ penurunan tali pusat.
c) Hipoksia dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi).
Mengakibatkan kompresi tali pusat ,prolaps uteri, dry
labour/ partus lama, skor APGAR redah, ensefalopati, cerebral
palsy, bperdarahan intracranial,gagal ginjal.distres pernapasan.
d) Sindrom derformitas janin.
Terjadi akibat oligohidramnion. Di antaranya terjadi hipoplasia
paru,deformitas eksteremitas dan pertumbuhan janin terhambat
(PJT).
e) Morbiditas dan mortalitas perinatal
e. Penatalaksanaan
Beberapa langkah dalam penatalaksanaan ketuban pecah dini adalah
sebagai berikut.
1) Konservatif
2) Rawat di rumah sakit
3) Berikan antibiotic (ampicillin 4x 500 mg atau eritromisin bila tak
tahan ampicillin) dan metronidazol 2x 500 mg selama 7 hari.
4) Jika umur kehamilan <32-34 minggu, di rawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.

5
5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa negative: beri dexametason, obsevasi tanda-tanda
infeksi dan kesejateraan keaadaan janin. terminasi pada kehamilan
37 minggu.
6) Jika kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), dexametason, dan induksi sesudah
24 jam.
7) Jika kehamilan 32-37 minggu, ada insfeksi, beri antibiotic dan
lakukan induksi.
8) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leokosit, dan tanda-tanda infeksi
intara uterin.
9) Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan seretoid, untuk
memacu kematangan pada janin dan kalau memungkinkan periksa
kadar lesitin dan sepingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12
g sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexametason IM 5 mg setiap 6
jam sebanyak 4x.
10) Aktif
a) Kehamilan >37, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
cesarae. Dapat pula di berikan misoprostol 50 ug intravaginal
tiap 6 jam maksimal 4x.
b) Bila tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan
persalinan di akhiri:
c) Bila skor pelvic <5 lakukan pematangan servik, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio
cesarae.
d) Bila sekor pelvic >5 induksi persalinann, partus pervaginam.

2. POLIHIDRAMION
a. Pengertian
Polihidramion atau disebut juga dengan hidramion adalah keadaan
di mana air ketuban melebihi 2.000 ml.Hidramnion Akut adalah

6
penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat dalam beberapa
hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke -5
dan 6.Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara
perlahan-lahan. Biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti
bias didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Insiden
hidramion adalah 1 % dari semua kehamilan. Biggio dkk. (1999)
melaporkan dari Alabama, insiden hidramion 1% di antara lebih dari
36.000 kehamilan.
b. Etiologi
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada
banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi
janin, khususnya kelainan sistemsyaraf pusat dan traktus
gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :
1) Produksi air ketuban bertambah
Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air
ketuban dapat bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan
amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus.
Naeye dan Blanc (1972) mengidentifikasi dilatasi tubulus
ginjal, bladder (vesica urinaria) ukuran besar, akan meningkatkan
output urine pada awal periode pertumbuhan fetus, hal inilah yang
meningkatkan produksi urine fetus yang mengakibatkan
hidramnion.
2) Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan
diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah
ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke
plasenta untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu.
Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin tidak bisa
menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.
Damato dkk. (1993) melaporkan bahwa dari 105 wanita
yang diteliti cairan amnionnya, ditemukan hampir 65% dinyatakan

7
hidramion. Ada 47 orang hamil tunggal dengan satu atau lebih
mengalami kelainan kongenital, diantara kelainan
gastrointestinal,system saraf pusat, toraks, skeletal, kelainan
kromosom (2 janin mempunyai trisomi 18-Edward syndrome dan
dua janin dengan trisomi 21-down syndrome),dan kelainan
jantung: 19 orang wanita hamil kembar.Hidramion berhubungan
dengan kehamilan kembar monozigotik, hipotesis telah di buktikan
bahwa salah satu fetus yang satu ini mengalami cardiac
hypertrophy dan produksi urine output yang meningkat
c. Diagnosis
1) Pada saat anamesis didapatkan hal-hal sebagai berikut:
a) Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa.
b) sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada
kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak.
c) Nyeri ulu hati dan sianosis.
d) Nyeri perut karena tegangnya uterus.
e) Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena
urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar
melebihi kehamilan normal.
2) Pada saat inspeksi didapatkan hal-hal berikut:
a) Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat,
retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar.
b) Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena
kehamilannya.
c) Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi
karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh
darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar.
3) Pada saat dilakukan palpasi didapatkan hal-hal berikut ini:
a) Perut tegang dan terdapat nyeri tekan.
b) Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
c) Bagian-bagian janin sukar dikenali

8
4) Pada saat auskultasi, denyut jantung janin sukar didengar.
5) Pemeriksaan penunjang;
a) Foto rontgen (bahaya radiasi).
b) Ultrasonografi (USG)
Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila indek cairan
amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan
USG.berdasarkan pada pemeriksaan hidramnion terbagi
menjadi berikut:
 Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung
amnion mencapai 8-11 cm dalam dimensi vertikal. Insiden
sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.
 Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung
amnion mencapai 12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar
15%.
 Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin
ditemukan berenang dengan bebas dalam kantung amnion
yang mencapai 16 cm atau lebih besar. Insiden sebesar
5%

Usia gestasi Janin Plasenta Amnion Cairan (%)


(minggu) (gram) (gram) (ml)
16 100 100 200 50
28 1000 200 1000 45
36 2500 400 900 24
40 3300 500 800 17

d. Komplikasi
1) Ibu
a) Solusio plasenta
b) Atonia uteri
c) Perdarahan postpartum

9
d) Syok
e) Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama
dan sukar.
2) Janin
a) Kelainan congenital
b) Prematuritas
c) Prolapsus tali pusat
e. Penatalaksanaan
1) Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk
melihat penyebab dari keadaan tersebut.
2) Dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan kemungkinan
diabetes estasional.
3) Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat memberi
manfaat bagi 50% kasus.
4) Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk melihat
adanya kelainan ginjal janin.
5) Meskipun sangat jarang, kehamilan monokorionik yang mengalami
komplikasi sindroma twin tranfusin terjadi polihidramnion pada
kantung resipien dan harus dilakukan amniosintesis berulang untuk
mempertahankan kehamilan.

3. OLIGOHIDRAMNION
a. Pengertian
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang
dari normal yaitu kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992)
mendefinisikan oligohidramnion bila pada pemeriksaan USG
ditemukan bahwa index kantong amnion 5 cm atau kurang dan insiden
oligohidramnion 12% dari 511 kehamilan pada usia kehamilan 41
minggu.
b. Etiologi

10
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui.
Beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu
berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal
agenesis.
c. Tanda dan Gejala
1) Perut ibu kelihatan kurang membuncit.
2) Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas.
3) Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak.
4) Persalinan lebih lama dari biasanya.
5) Sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali.
6) Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada
yang keluar.
7) Sering berakhir dengan partus prematurus.
d. Komplikasi
Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila
terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi
pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak
seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan
lanjut akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit
menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan
kelainan musculoskeletal (sistem otot).
Oligohidramnion yang berkaitan dengan PPROM pada janin yang
kurang dari 24 minggu dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru-
paru. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu:
1) Kompresi toraks, mengakibatkan pengembangan dinding dada dan
paru-paru terhambat.
2) Terbatasnya pernapasan janin menurunkan pengembangan paru-
paru.
3) Terganggunya produksi serta aliran cairan paru-paru berakibat pada
pertumbuhan dan perkembangan paru-paru.
e. Penatalaksanaan

11
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan
dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat
prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses
persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu
persalinan dengan sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada kasus
oligohidramnion. Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC adalah
sebagai berikut:
1) Indeks kantung amnion (ICA) 5cm atau kurang.
2) Deselarasi frekuensi detak jantung janin.
3) Kemungkinan aspirasi mekoneum pada kehamilan posterm

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


NY D USIA 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 38
MINGGU DENGAN OLIGOHIDRAMNION DI RUANG VK
BERSALIN RS. MOCH ANSARI SALEH

I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis / 31 Desember 2015
Jam : 16.00 wita

A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. D Tn. H
Umur 22 Tahun 23 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Pedagang Pedagang
Alamat Jl.Kelayan A gg. Jl. Kelayan A gg.
Pepadaan Pepadaan

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 38 minggu keluar cairan dari
kemaluannya 4 minggu yang lalu, gerakan janin berkurang,
dan ibu juga mengatakan nyeri perut ketika janinnya
bergerak.

13
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan
suami sekarang sudah 1 tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 3x ganti pembalut / hari
f. Disminorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 02-04-2015
h. TP : 09-01-2016
5. Riwayat Obstetri
G1P0A0
Thn kehamilan Persalinan Bayi Pnylt Ket
UK Pnylit UK Cara Tempat/ Pnylt B P JK Keadaaan Nifas
Penolong B B Nifas
Ini 38
mgg

6. Riwayat Keluarga Berencana


a. Jenis : Kb Pil
b. Lama : 1 tahun.
c. Masalah : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
a. Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM, asma, jantung dan penyakit
menular seperti hepatitis dan TBC.
b. Keluarga : Keluarga mengatakan tidak pernah
menderta penyakit keturunan seperti DM. asma ,

14
jantung dan juga tidak punya penyakit menular seperti
hepatitis dan TBC.
8. Riwayat Kehamilan Sekarang
Gravida 1 Para 0 Abortus 0 dengan ketuban pecah dini
a. ANC Trimester I
1) Frekuensi : 2x
2) Tempat : BPM
3) Umur kehamilan : 8 minggu
4) Imunisasi : TT2
5) Pergerakan anak : Belum terasa
6) Keluhan : Mual
7) Nasehat : Makan makanan bergizi
8) Pengobatan : Vitamin C
b. ANC trimester II
1) Frekuensi : 2x
2) Tempat : BPM
3) Umur kehamilan : 16 minggu
4) Imunisasi : Belum dilakukan
5) Pergerakan anak : Terasa
6) Keluhan :-
7) Nasehat : Istirahat yang cukup
8) Pengobatan : Vit C, Kalk
c. ANC trimester III
1) Frekuensi : 3x
2) Tempat : BPM
3) Umur kehamilan : 28 minggu
4) Imunisasi : Belum dilakukan
5) Pergerakan anak : Terasa
6) Keluhan : Sakit pinggang
7) Nasehat : Istirahat yang cukup dan
hindari gerakan tiba-tiba

15
Pengobatan : Vit C, Kalc & FE
9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
- Jenis : Nasi, sayur, lauk-pauk
- Frekuensi : 3x sehari
- Porsi : 1 piring
- Pantangan : Tidak Ada
- Minum : Susu, Air Putih
b. Eliminasi
BAB
- Frekuensi : 2x sehari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Coklat
- Masalah : Tidak ada
BAK
- Frekuensi : 4-5x sehari
- Warna : Kuning
- Bau : Bau khas urine
- Masalah : Tidak Ada
c. Personal Hygne
- Frekkuensi mandi :2x Sehari
- Frekuensi gosok gigi :2x Sehari
- Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
d. Aktifitas : Bersih-
bersih,menyuci,memasak,dll.
e. Tidur dan istirahat :
- Siang hari : Pukul 14.00-15.00
- Malam hari : Pukul 21.00-05.00
- Masalah : Tidak ada
f. Pola seksual
- Frekuensi : 1x/minggu

16
- Masalah : Tidak ada
10. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Ibu
senang dan bahagia
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu
senang dan bahagia
c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu
sholat waktu
d. Pengambilan Keputusan :
Suami
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Ibu
mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan dari bidan
f. Lingkungan yang berpengaruh
- Ibu tinggal bersama : Suami
- Hewan peliharaan : Tidak ada
g. Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua,
keluarga
h. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga :
Suami
i. Jumlah penghasilan keluarga :
Mencukupi
j. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan :
Suami

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran umum : composmentis
c. Berat badan
- Sebelum hamil : 45 kg
- Sekarang : 55 kilo

17
d. Tinggi badan : 152 cm
e. LiLa : 24 cm
f. Tanda-tanda vital : TD :120/80 mmHg R:
28x/m
N: 88x/menit T: 36,7
C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala :Tampak bersih, tidak tampak ketombe,
rambut tidak rontok, pertumbuhan
rambut merata, warna rambut hitam
- Muka : Tidak tampak oedem, tidak pucat, dan
tidak
tampak cloasma gravidarum
- Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak
pucat
sklera tidak kuning
- Telinga : Tampak simetris, tampak bersih, tidak
terdapat pengeluaran serumen
- Hidung : Tidak tampak pernapasan cuping
hidung,
tidak ada polip, dan sekret
- Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan,
tidak
ada karies pada gigi, lidah tampak
bersih
- Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
dan
kelenjar tiroid
- Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi
dada saat
inspirasi dan ekspirasi

18
- Mamae : Tampak simetris, terdapat
hiperpigmentasi
pada areola, puting susu tidak menonjol
- Abdomen : Pembesaran perut lebih kecil dari
usia
kehamilan
- Tungkai : Tidak ada odem
- Genetalia : Tidak ada keputihan
b. Palapasi
- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar
tiroid
dan vena jagularis
- Mamae : Tidak teraba benjolan abnormal,
dan
kolostrum belum keluar
- Abdomen :
 Leopold I : TFU setinggi Prosexus
hipoideus,
bagian fundus teraba bulat
dan tidak melenting.
 Leopold II : Pada perut ibu sebelah
kanan
teraba keras (pungung kanan)
dan pada perut ibu sebelah
kiri teraba lunak (ektremitas)
 Leopold III : bagian bawah perut ibu
terasa
keras, dan bisa dilentingkan
(kepala janin)
 Leopold IV : Divergen, bagian terbawah
janin

19
masuk PAP
- TFU : 28 cm
- TBJ : (28-11) x 155 = 2635 gram
c. Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas dan teratur , frekuensi
130x/menit.
d. Perkusi
- Refleks Patella : Kiri / Kanan, (+) / (+)
- Cek Ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)

3. Pemeriksaan penunjang
- USG : Cairan ketuban sedikit
- HB : 11 gr %
- Albumin : (-)
- Reduksi : (-)

II. Interpretasi Data


1. Diagnosa Kebidanan : Ny. D Usia 22 Tahun G1P0A0
Umur kehamilan 38 minggu janin tunggal hidup intrauteri
dengan oligohidramnion.
2. Masalah : Khawatir
3. Kebutuhan : Konseling dan health education.

III. Antisipasi Masalah Potensial


Gawat Janin.

IV. Tindakan Segera


Kolaborasi dengan dokter obygn

V. Intervesi
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

20
2. Beritahu ibu penyebab dari keluhan ibu
3. Berikan asuhan sayang ibu
4. Lakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
5. Lakukan pemasangan infus RL

VI. Implementasi
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 110/80 mmHg R: 21 x/menit
N: 70 x/ menit T: 36,2 C
Usia kehamilan ibu sekarang adalah dan taksiran partus
dan keadaan janin baik, DJJ (+) terdengar jelas dan teratur,
Frekuensi DJJ 130x/menit, secara keseluruhan keadaan ibu
dan janin baik.
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab kemungkinan keluhan
yang ibu rasakan, yaitu kerena tanda dan gejala dari
oligohidramnion (kurangnya air ketuban didalam rahim).
3. Memberikan asuhan sayang ibu:
a. Memberikan dukungan moril kepada ibu agar ibu tidak
cemas
b. Mempersilahkan suami atau keluarga untuk turut
memberikan dukungan dengan menemani ibu.
c. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi
berbaringsenyaman mungkin.
4. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
5. Melakukan pemasangan infus RL dengan aturan 20
tetes/menit.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn :
a. Dokter menganjurkan persalinan ibu dilakukan secara
SC.
b. Melakukan skintest
c. Melakukan skeren

21
d. Injeksi cefotaxime IV 10 mg
e. Menganjurkan ibu untuk puasa

VII. Evaluasi
1. Ibu sudah mengerti dengan hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengerti penyebab dari keluhaan
3. Ibu mau menuruti anjuran tenaga kesehatan
4. Ibu bersedia dilakukan observasi
5. Ibu bersedia dipasang infus
6. Ibu sudah mengerti anjuran dokter

22
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat,bagian
dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel
kuboid yang asalnya ektoderm. Air ketuban memiliki beberapa peranan yang
penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali pusat,
menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat bayi
bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan baik serta membantu
perkembangan saluran cerna dan paru janin. Kelainan air ketuban adalah suatu
keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak atau sedikit dari
normal.Macam-macam kelainan air ketuban:
1. Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Poligohidramnion
3. Oligohidramnion

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan dalam
penatalaksanaan pertolongan persalinan dengan ketuban pecah dini.
2. Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan
dalam pembuatan pendokumentasian persalinan dengan ketuban pecah
dini.
3. Bagi tenaga kesehatan agar lebih menambah pengalaman dalam upaya
meningkatkan profesional kerja dalam hal pertolongan persalinan patologi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JNPK. 2002. Jakarta

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003.


Jakarta: YBP-S

Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama

Prawirohardjo, Sarwono.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


Dan Neonatal .PT Bina Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2009.

Achamad feryanto,fadlun.2011.Asuhan kebidanan patologis.Jakarta Salemba


Medika

24

Anda mungkin juga menyukai