Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HERNIA DIAFRAGMATIKA

Dosen Pengampu : Isy Royhanati, SsiT, Msi, Med

Disusun Oleh

Retno Setyaningrum (NIM 2004527 )

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS DEMAK

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hernia merupakan penyakit yang sering ditemukan di masyarakat.


Penyakit ini ditandai dengan adanya penonjolan isi perut melalui bagian
dinding perut yang lemah. Hernia berasal dari bahasa Latin, herniae yang
berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah
(defek) pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk
suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di
daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke da lam


rongga kavum pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu
penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada abdomen, baik
trauma penetrasi maupun trauma tumpul, baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung
pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada
trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan
sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal
yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada
trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan
luka tusuk senjata tajam.

Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster,


omentum, usus halus, kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia
inkarserata maupun strangulasi dari usus yang mengalami herniasi ke rongga
thorak ini. Namu pada bayi lahir penyebab adalah kemungkinan Akibat
penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada
diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam
rahim.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa pengertian Hernia Diafragmatika?

2. Apa saja Klasifikasi Hernia diafragmatika ?

3. Bagaimana anatomi Diafragma ?

4. Apa etiologi Hernia Diafragmatika?

5. Apa patofisiologis Henia Diafragmatika?

6. Apa saja tanda dan gejala Hernia Diafragmatika?

7. Bagaimana Penegakkan diagnosis Hernia Fragmatika ?

8. Apa saja komplikasi Hernia Diafrgmatik?

9. Bagaimana penatalaksanaan Henia Diafragmatika?

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini antara lain, mengetahui :

1. Pengertian Hernia Diafragmatika

2. Klasifikasi Hernia Diafragmatika

3. Bagaimana Anatomi Diafragma

4. Etiologi Hernia diaafragmatika

5. Patofisiologis Henia Diafragmatika

6. Tanda dan gejala Hernia Diafragmatika

7. Mengetahui diagnosis dari Herenia Diafragmatika

8. Komplikasi Hernia Diafrgmatika

9. Penatalaksanaan Henia Diafraagmatika


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hernia Diafragmatika


Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui
lubang abnormal. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke
dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan
viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma.
Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.

B. Klasifikasi Hernia Diafragmatika


Pembagian Hernia diafragmatika :
1. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan
2. Non-Traumatica :
a. Kongenital
1) Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal
Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis diafragma.
2) Hernia Morgagni atau Para sternalis
Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum
b. Hernia Hiatus esophagus.
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90%
terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.
Hernia hiatus yaitu sebagai herniasi bagian lambung ke dalam
dada melalui hiatus esofagus diafragma. Terdapat 2 jenis hernia hiatus
yang sangat berbeda, bentuk yang paling sering adalah hernia hiatus
direk (sliding) dengan perbatasan lambung-esofagus yang bergeser
dalam rongga thoraks, terutama penderita dalam keadaan posisi
berbaring. Kompentensi sfingter esofagus bagian bawah dapat rusak
dan menyebabkan terjadinya esofangitis refluks. Kelainan ini sering
bersifat asimtomatik dan di temukan secara kebetulan sewaktu
pemeriksaan untuk mencari penyebab terjadinya berbagai gangguan
epigastrium, atau pemeriksaan rutin pada radiografi saluran
gastrointestinal.
Pada hernia hiatus paraesofageal (rolling hernia), bagian fundus
lambung menggulung melewati hiatus, dan perbatasan gastro-esofagus
tetap berada di bawah diafragma. Tidak di jumpai adanya insufisiensi
mekanisme sfingter esofagus bagian bawah, dan akibatnya tidak terjadi
asofangitis refluks. Penyulit pertama hernia para-esofageal adalah
stranggulasi.

Gambar : Hernia Paraesophageal.


Gambar : Hiatal Hernia.

C. ANATOMI

Gambar : Diafragma

Diafragma merupakan struktur muskulotendineus yang


terletak antara toraks dan abdomen dan berhubungan di sebelah
dorsal dengan tulang belakang L. I sampai dengan L.III di sebelah
ventral dengan sternum bagian kaudal dan di sebelah kiri dan
kanan dengan lengkung iga. Diafragma ditembus oleh beberapa
struktur. Diafragma mendapat darah melalui kedua a.frenika dan
a.interkostalis disertai cabang terminal a.mammaria interna.
Secara embriologik pembentukan diafragma mulai usia 3
minggu kehamilan dan menjadi lengkap pada usia 8 minggu
kehamilan, gangguan dalam pembentukan diafragma pada
khususnya pada pleuroperitoneal folds dan muscular migration
menyebabkan defek diafragma kongenital.

D. Etiologi Hernia Diafragmatika

Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah

1. trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma


tumpul abdomen baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung
pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul
abdomen. Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling seering
adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan
terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan
adanya rupture pada otot-otot diafragma.
2. Tekanan dalam perut yang meningkat ini disebabkan oleh batuk
yang kronik, susah buang air besar, adanya pembesaran prostat
pada pria, serta orang yang sering mengangkut barang-barang
berat.
3. Penggunaan thalidomide, quinine, nitrofenide, antiepileptik, atau
defisiensi vitamin A selama kehamilan
4. Pada neonatus gangguan pembentukan diafragma. Seperti
diketahui diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membran
pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi
yang berasal dari otot-otot dinding dada.gangguan inibisa berasal
dari salah satu atau lebih unsur membran pembentuk diafragma

E. Patofisiologis Hernia Diafragmatika

Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma.


Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei,
septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-
otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa
kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga
unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada
gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia,
sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan
diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli belum
seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia
diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan
orang tua.

Pada hernia diafragmatika traumatika, banyak kasus yang


mengenai diafragma kiri adalah akibat dari efek buttressing dari liver.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster,
omentum, usus halus, kolon, lien, hepar. Juga dapat terjadi hernia
inkarserata maupun strangulata dari usus yang mengalami herniasi ke
rongga thorax ini. Hernia diafragmatika akan menyebabkan gangguan
kardiopulmoner karena terjadi penekanan paru dan terdorongnya
mediastinum ke arah kontralateral.

Ruptur diafragma: biasa disebabkan karena robekan dari


membran yang mengalami tarikan (stretching), avulasi diafragma dari
titik insersinya dan tekanan mendadak pada organ viscera yang
diteruskan ke diafragma.

F. Gejala Hernia Diafragmatika


Gejalanya berupa:

1. Retraksi sela iga dan substernal

2. Perut kecil dan cekung

3. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
4. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena
terdorong oleh isi perut.

5. Terdengar bising usus di daerah dada.

6. Gangguan pernafasan yang berat

7. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)

8. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)

9. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)

10. Takikardia (denyut jantung yang cepat).

G. Penegakkan Diagnosa Hernia Diafragmatika

1. Early diagnosis

a. Diagnosis biasanya tidak tampak jelas dan hampir 50%


pasien ruptur diafragma tidak terdiagnosis dalam 24 jam
pertama
b. Gejala yang muncul biasanya adanya tanda gangguan
pernapasan

c. Pemeriksaan fisik yang mendukung: adanya suara bising


usus di dinding thorak dan perkusi yang redup di dinding
thorak yang terkena.

2. Delayed diagnosis

Bila tidak terdiagnosis dalam 4 jam pertama, biasanya akan


terdiagnosa akan muncul beberapa bulan bahkan tahun
kemudian.

Grimes membanginya dalam 3 fase, yaitu:


a. fase akut, sesaat setelah trauma
b. fase laten, tidak terdiagnosis pada awal trauma biasanya
asimptomatik namun setelah sekian lama baru muncul
herniasi dan segala komplikasinya
c. fase obstruktif, ditandai dengan viseral herniasi, obstruksi,
strangulasi bahkan ruptur gaster atau kolon. Bila herniasi
menimbulkan gejala kompresi paru yang nyata dapat
menyebabkan tension pneumothorak, kardiak tamponade.

3. Pemeriksan penunjang
a. Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di
daerah toraks.

b. Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan


antara paralisis diafragmatika dengan eventerasi (usus
menonjol ke depan dari dalam abdomen).

H. Komplikasi Hernia Diafragmatika


1. Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui
hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia
tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan
menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara.
Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan
paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan. Sedangkan
komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia
diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami
kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan
kromosom.
2. Adanya penurunan jumlah alvieoli dan pembentukan bronkus.
3. Bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam
pertama.
4. Mengalami muntah akibat obstuksi usus.
5. Kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama
6. Tidak ada suara nafas.

I. Penatalaksanaan Diafragmatika

Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru


lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :

1. Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.

2. Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah


operasi agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan
agar diafragma dapat bergerak bebas

3. Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi,


maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.

4. Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi


ke tempat pelayanan yang lebih baik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hernia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada
dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ
perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma.
Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu
kehamilan. gejala dari Hernia Diafragma yaitu adanya retraksi sela iga
dan substernal, Perut kecil dan cekung, Suara nafas tidak terdengar
pada paru karena terdesak isi perut bunyi jantung terdengar di daerah
yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut, terdengar bising
usus di daerah dada, gangguan pernafasan yang berat.
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru
lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :Berikan oksigen bila
bayi tampak pucat atau biru, Posisikan bayi semifowler atau fowler
sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap
paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas, Awasi bayi
jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan
bayi agar tidak terjadi aspirasi Lakukan informed consent dan
informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.

B.  Saran

Kepada klien agar lebih mengetahui tentang hernia


diagfragmatika baik pengertian maupun gejalanya, sehingga apabila
dijumpai tanda gejala hernia diagfragmatika tersebut maka klien
segera ke tempat pelayanan kesehatan.

Kepada tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat memberi


penanganan segara bila menemui kasus hernia diagframatika,
sehingga tidak terjadi komplikasi yang berlanjut
DAFTAR PUSTAKA

Bascom. 2012. Hernia Diafragmatika. Available from :


URL:http://www.blogspotmagazine.com/

Muslimah. 2012. Hernia Diafragmatika. Available from :


URL:http://lampungpost/hernia.htm.

Sudarti dan Afroh. F. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan


Balita.Yogyakarta: Nuha medika.

Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Balita.Yogyakarta:


Nuha Medika.

Wirahadi. 2012. Internal hernia. Available from URL


http://www.internalhernia.com

Anda mungkin juga menyukai