Anda di halaman 1dari 44

KONSEP DASAR KELAINAN

PRESENTASI DAN POSISI


pendahuluan

 Kelainan posisi merupakan posisi abnormal ubun-


ubun kecil sebagai penanda terhadap panggul ibu.
 Kelainan presentasi adalah semua presentasi lain
dari janin selain presentasi belakan kepala.
 Janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
sering menyebabkan partus lama/partus macet.
ETIOLOGI

 Faktor maternal dan faktor uterus


 Panggul sempit
 Perut ibu yang pendulans
 Neoplasma
 Kelainan uterus
 Kelainan letak dan besarnya placenta
Faktor janin

 Bayi yang besar


 Kesalahan dalam polaritas janin
 Putaran paksi dalam yang abnormal
 Sikap janin: tidak fleksi tetapi extensi
 Kehamilan ganda
 Kelainan janin
 Hydramnion
MACAM-MACAM KELAINAN
PRESENTASI DAN POSISI

 Presentasi Puncak kepala


 Presentasi puncak kepala ialah dimana bagian
terbawah adalah puncak kepala, teraba UUB yang
paling rendah pada pemeriksaan dalam dan UUB
sudah berputar ke depan.
 Presentasi puncak kepala disebut juga preesentasi
sinsiput
Etiologi

 Presentasi puncak kepala atau disebut juga


presentasi sinsiput terjadi karena derajat defleksinya
ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan
bagian terendah. Ini biasanya disebabkan karena
kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anak
kecil atau mati dan kerusakan dasar panggul. Pada
umumnya presentasi puncak kepala ini merupakan
kedudukan sementara, yang kemudian dapat
berubah menjadi presentasi belakang kepala.
Mekanisme Persalinan

 Dalam persalinan dijumpai UUB selalu di depan


dan glabella akan berada di bawah simphysis sebagai
hypomoklion. Lingkaran kepala yang melewati
panggul adalah sirkumferensia frontooksipitalis,
karenanya partus akan berlangsung lebih lama.
Diagnosis:

 Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah


dan berputar ke depan atau sesudah anak lahir terdapat
caput di daerah UUB.
 Dalam memimpin partus, penolong harus sabar
menunggu sambil mengobservasi karena 75% dapat lahir
spontan. Untuk menolong perputaran, ibu tidur miring
kearah punggung anak.
 Bila ada indikasi, dapat ditolong dengan ekstraksi forcep
atau vakum. Pada ibu dapat terjadi komplikasi, yaitu
terjadinya partus lama atau robekan jalan lahir yang
lebih luas. Selain itu karena partus lama dan moulage
hebat, maka mortalitas anak agak tinggi (9%)
Etiologi :

 Presentasi puncak kepala atau disebut juga


presentasi sinsiput terjadi karena derajat defleksinya
ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan
bagian terendah.
 Ini biasanya disebabkan karena kelainan panggul,
kepala bentuknya bundar, anak kecil atau mati dan
kerusakan dasar panggul. Pada umumnya presentasi
puncak kepala ini merupakan kedudukan sementara,
yang kemudian dapat berubah menjadi presentasi
belakang kepala.
Penanganan

 Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari


kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk.
 Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan
tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong
pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu.
 Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan
observasi yang lebih ketat kepada ibu, janin dan kemajuan
persalinan.
 Apabila dalam batas normal maka bidan bisa memberikan
pertolongan pada ibu dengan keadaan presentasi puncak
kepala, tetapi keadaan panggul ibu normal, janin tidak besar,
alat resusitasi harus siap dan persiapan persalinan yang
lainnya.
Komplikasi

 Ibu :
Robekan jalan lahir yang lebih luas
Anak:
Karena partus lama dan molase hebat sehingga
mortalitas anak agak tinggiB.
Presentasi Dahi

 Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan


kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi
maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang
terendah. Pada umumnya presentasi dahi ini
merupakan kedudukan yang bersifat sementara, dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi
muka atau presentasi belakang kepala. Angka
kejadian presentasi dahi kurang lebih satu diantara
400 persalinan.
 Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak
muka/letak belakang kepala.Kepala memasuki
panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu
putar paksi dalam, dahi memutar kedepan depan
dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi
flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati
perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
Diagnosis:

 Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka ,


tapi bagian belakang kepala tidak seberapa
menonjol.
2. DJJ terdengar dibagian dada, disebelah yang
sama dengan bagian-bagian kecil janin.
 Pada persalinan : kepala janin tidak turun ke dalam
rongga panggul bila pada persalinan sebelumnya
normal.
4. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung
satu teraba UUB dan ujung lain teraba pangkal
hidung dan lingkaran orbita., mulut dan dagu tidak
teraba.
Etiologi :

 Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama


dengan sebab terjadinya presentasi muka yaitu keadaan-
keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau
keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya fleksi kepala.
Semua presentasi muka biasanya melewati fase
presentasi dahi lebih dahulu.
 Beberapa keadaan yang dimaksud di atas ialah seperti :
 1. Panggul sempit
 2. Janin Besar
 3. Multiparitas
 4. Kelainan janin seperti anansefalus
 5. Kematian janin dalam rahim
Diagnosis

 Pada permulaan persalinan diagnosis presentasi


dahi sulit ditegakkan. Pemeriksaan luar memberikan
hasil seperti pada presentasi muka, tetapi bagian
belakang kepala tidak seberapa menonjol. Denyut
jantung janin jauh lebih jelas terdengar di bagian
dada, yaitu bagian yang sama dengan bagian-bagian
kecil.
 Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada
persalian kepala janin tidak dapat turun kedalam
rongga panggul pada wanita yang pada persalinan-
persalinan sebelumnya tidak pernah mengalami
kesulitan. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
sutura frontalis, yang bila diikuti pada ujung yang
satu diraba ubun-ubun besar dan pada ujung lain
teraba pangkal hidung dan lingkar orbita. Pada
presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat
diraba.
Mekanisme persalinan

 Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan


sirkumferensia maksiloparietalis serta sutura frontalis
melintang atau miring. Setelah terjadi moulage, dan
ukuran terbesar kepala telah melalui pintu atas
panggul,dagu memutar ke depan. Sesudah dagu berada
didepan, dengan fosa kanina sebagai hipomoklion,
terjadi fleksi sehingga ubun-ubun besar dan belakang
kepala lahir melewati perineum. Kemudian terjadi
defleksi, sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simfisis.
Yang menghalangi presentasi dahi berubah menjadi
presentasi muka biasanya karena terjadi moulage dn
kaput seksudanium yang besar pada dahi waktu kepla
memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan
defleksi.
 Karena besarnya ukuran ini, kepala baru dapat
masuk kedalam rongga panggul setelah terjasi
molage untuk menyesuaikan diri pada besar dan
bentuk pintu atas panggul. Persalinan
membutuhkan waktu lama dan hanya 15%
berlangsung spontan. Angka kematian perinatal
lebih dari 20%, sedangkan persalinan pervaginam
berakibat perlukaan luas pada perineum dan jalan
lahir lainnya. Pada janin kecil atau panggul luas
persalinan pervaginam biasanya berlangsung dengan
mudah.
 Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan pervaginam
sulit berlangsung oleh karena engagemen tidak dapat terjadi sampai
adanya molase hebat yang memperpendek diameter
occipitomentalis atau sampai terjadinya fleksi sempurna atau
ekstensi menjadi presentasi muka.
 Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang persisten hanya
dapat berlangsung bila terdapat molase berlebihan sehingga bentuk
kepala berubah. Molase berlebihan akan menyebabkan caput
didaerah dahi sehingga palpasi dahi menjadi sulit.
 Pada presentasi dahi yang bersifat sementara (penempatan dahi) ,
progonosis tergantung pada presentasi akhir. Bila presentasi dahi
sudah bersifat menetap, prognosis persalinan pervaginam sangat
buruk kecuali bila janin kecil atau jalan lahir sangat luas.
Penanganan

 Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal,


tidak akan dapat lahir spontan pervaginam, sehingga harus
dilahirkan secara seksio sesaria. Pada janin yang kecil dan panggul
yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi persalinan
presentasi dahi sama dengan sikap menghadapi persalinan
presentasi muka. Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak
perlu dilakukan tindakan. Demikian pula bila harapan presentasi
dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau
presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke
dalam rongga panggul, dapat diusahakan dengan mengubah
presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak berhasil,
sebaiknya dilakukan seksio sesaria. Meskipun kepala telah masuk
ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan
sebaiknya juga dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam
presentasi dahi menunjukkan kaput seksudanium yang besar pada
dahi serta moulage kepala yang hebat.
Tindakan Bidan

 Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala


janin, tindakan bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil,
panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka
bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent
terlebih dahulu. Pada Presentasi dahi kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi. Bidan tidak memiliki kewenangan dalam
menolong persalinan dengan presentasi dahi, tindakan bidan disini
adalah merujuk ke pelayanan kesehatan. Bidan di rumah sakit bisa
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menolong
partus dengan presentasi dahi pada janin yang kecil, panggul
normal, keadaan ibu, janin dan kemajuan persalinan baik maka
bidan bisa melakukan kolaborasi melahirkan janin dengan
presentasi dahi seperti melahirkan janin dengan presentasi muka.
Tetapi peralatan untuk resusitasi harus sudah dipersiapkan terlebih
dahulu.
 Komplikasi
Ibu :Partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan
yang hebat dan ruptur uteri
Anak: Mortalitas janin tinggi
Posisi Oksipito Posterior Presistens

 Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin


turun melalui pintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang atau miring, sehingga UUK dapat berada di
kiri melintang, kiri depan, kanan depan, dan di depan.
Dalam keadaan fleksi, bagian kepala yang pertama
mencapai dasar panggul adalah oksiput. Oksiput akan
memutar ke depan ke dasar panggul dengan muskulus
levator ani membentuk ruang yang lebih luas di depan
sehingga member tempat yang lebih sesuai bagi oksiput.
Pada kurang dari 10 % keadaan,kadang-kadang ubun-
ubun kecil tidak berputar ke depan sehingga tetap di
belakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput
posterior persistens. (Sarwono, 2008)
Diagnosis

 A. Pemeriksaan abdomen
 Bagian bawah perut mendatar, ekstremitas janin
teraba anterior
 b. Auskultasi
 DJJ terdengar disamping
 c. Pemeriksaan vagina
 Fontanella posterior dekat sakrum, fontanella
anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam
keadaan defleksi.
Etiologi

 Salah satu penyebab terjadinya POPP adalah kesulitan


dalam penyesuain kepala dalam usaha penysuaian
kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul, misalnya
pada panggul dengan diameter anteroposterior lebih
panjang daripada diameter transversal seperti pada
panggul Anthropoid, atau segmen depan yang
menyempit seperti pada panggul Android.
 Maka UUK akan mengalami kesulitan memutar ke
depan. Sebab-sebab lain seperti otot-otot dasar panggul
yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin
yang kecil dan bulat sehingga tidak ada paksaan pada
belakang kepala janin untuk memutar ke depan.
(Sarwono, 2008)
Mekanisme Persalinan

 Bila hubungan antara panggul dan janin cukup


longgar,persalinan dengan POPP dapat berlangsung
secara spontan tetapi pada umumnya lebih lama.
Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka di
bawah simpisis dengan mekanisme sebagai berikut :
Setelah kepala mencapai dasar panggul dan ubun-
ubun besar (UUB) berada di bawah simpisis maka
UUB tersebut menjadi hipomoklion sehingga
lahirlah oksiput melalui perineum yang diikuti oleh
bagian kepala lainnya.
 Kelahiran bayi dengan UUK di belakang
menyebabkan regangan yang besar pada vagina dan
perineum. Hal ini disebabkan kepala yang sudah
dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat
menambah fleksinya lagi. Sehingga kepala lahir
melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia
frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan
dengan sirkumferensia suboksipito bregmatika.
Keadaan ini dapat menimbulkan kerusakan pada
vagina dan perineum yang luas.
Penanganan

 Lakukan pengawasan dengan seksama dengan


harapan dapat lahir sontan pervaginam
 Tindakan baru dilakukan jika kalla II terlalu
lama/ada tanda-tanda bahaya terhadap janin
 Pada persalinan dapat terjadi robekan perenium
yang teratur atau extensi dari episiotomi
 Periksa ketuban. Bila intake, pecahkan ketuban
 Bila pesisi kepala > 3/5 diatas PAP atau diatas 2
maka SC
 Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak
ada tanda obstruksi, beri oksitosin drip
 Bila pembukaan lengkap dan tidak ada kemajuan
pada fase pengeluaran, ulangi apakah ada obstruksi.
Bila tidak ada tanda obstruksi oksitosin drip
 Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai
tidak kurang 1/5 atau (0) maka E.V atau forseps
 Bila ada tanda obstruksi/gawat janin maka SC
Penanganan

 Dalam menghadapi persalinan dengan ubun-ubun


kecil di belakang sebaiknya dilakukan pengawasan
persalinan yang seksama dengan harapan
persalilnan dapat berlangsung spontan. Tindakan
untuk mempercepat persalinan dilakukan apabila
kala II berlangsung terlalu lama, atau ada tanda-
tanda bahaya terhadap janin.
 Pertolongan persalinan pada POPP membutuhkan cara penanganan
yang tidak berbeda jauh dengan persalinan dengan oksipito
anterior. Kemungkinan untuk persalinan pervaginam adalah
dengan :
 a. Menunggu persalinan spontan.
 b. Persalinan dengan forsep
 c. Mengubah posisi oksiput posterior ke oksiput anterior dengan
menggunakan forsep dan dilahirkan
 d. Dengan manual mengubah oksiput posterior ke oksiput
anterior dan dilahirkan
 e. Jika ada tanda-tanda persalinan macet atau ada tanda gawat
janin lakukan SC
 f. Jika ketuban utuh pecahkan ketuban
 g. Jika pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda
obstruksi akselerasi persalinan dengan oksitosin.
 h. Jika pembukaan serviks lengkap dan tidak ada
kemajuan pada fase pengeluaran periksa
kemungkinan adanya obstruksi. Jika tidak ada
obstruksi akselerasi persalinan dengan oksitosin
 i. Jika pembukaan lengkap kepala janin teraba
3/5 atau lebih di atas simpisis lakuakan SC
 j. Jika pembukaan lengkap kepala janin teraba
1/5 lakukan ekstraksi vakum dan forsep
Tindakan Bidan

 Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi


dari kepala janin, tindakan bidan adalah merujuk.
Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak
rumah dan tempat rujukan yang jauh, maka bidan
dapat menolong pasien dengan melakukan inform
concent terlebih dahulu. Tetapi apabila bidan
praktek mandiri, menemukan kasus ini maka
tindkan bidan adalah merujuk pasien.
Presentasi muka

 Pengertian:
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari
kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut,
hidung, dan pipi
Etiologi

 Panggul sempit
– Janin besar
– Kematian intrauterine
– Multiparitas
– Perut gantung
– Janin ansefalus dan tumor di leher bagian depan
Dagu merupakan titik acuan dari posisi kepala,
sehingga ada presentasi muka dagu anterior
dan postorior.
– Presentasi muka dagu anterior posisi muka fleksi
– Presentasi muka dagu posterior posisi muka
defleksi max
 Diagnosis
1. Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada
pemeriksaan luar dada akan teraba punggung.
2. bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala
berada di sebelah yang berlawanan dengan letak
dada.
3. Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil
janin dan DJJ lebih jelas.
4. Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung,
pinggir orbita.
Mekanisme

 Presentasi muka jarang ditemukan di atas pintu atas panggul.


Pada umumnya presentasi dahi dapat berubah menjadi
presentasi muka setelah terjadi ekstensi kepala lebih lanjut
pada saat kepala turun melewati panggul.
 Mekanisme persalinan pada kasus ini terdiri dari beberapa
gerakan utama, yaitu : penurunan kepala, putar paksi dalam,
fleksi, serta gerakan tambahan seperti ekstensi dan putar
paksi luar. Penurunan disebabkan oleh faktor-faktor yang
sama seperti presentasi verteks. Ekstensi terjadi akibat
hubungan badan bayi dengan defleksi kepala, yang berubah
menjadi poros dua lengan dimana lengan yang lebih panjang
menjulur dari kondilus oksipitalis ke oksiput. Bila dijumpai
ada hambatan, oksiput harus didorong ke arah punggung bayi
sementara dagu turun.
 Tujuan putar paksi dalam pada presentasi muka adalah
membuat dagu berada di bawah symphisis pubis. Persalinan
normal tak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali bila
kepala bayi kecil. Hanya dengan cara ini, leher cenderung
berada di permukaan posterior symphisis pubis. Jika dagu
langsung memutar ke arah posterior, leher yang relatif
pendek tak dapat terentang pada permukaan anterior sakrum
yang panjangnya sekitar 12 cm. Oleh sebab itu, kelahiran
kepala jelas tidak mungkin terjadi, kecuali bila bahu telah
masuk panggul pada saat yang sama, yaitu suatu kejadian
yang baru bisa terjadi kalau bayi sangat kecil atau sudah
mengalami maserasi. Putar paksi dalam pada presentasi
muka merupakan akibat faktor-faktor yang saam seperti pada
presentasi verteks.
 Setelah rotasi anterior dan penurunan, bagian dagu dan
mulut akan terlihat pada vulva, permukaan bawah dagu
menekan symphisis dan kepala dapat dilahirkan dengan fleksi
kepala. Hidung, mata, dahi, dan oksiput secara berturut-
tururt tampak di atas margo anterior perineum. Setelah
kepala lahir, oksiput menggantung ke belakang ke arah anus.
Dalam waktu singkat, dagu mengadakan putar paksi luar ke
arah sisi di mana bagian dagu mula-mula menghadap, dan
kemudian kedua belah bahu dilahirkan seperti pada
presentasi verteks.
 Sering oedema mengubah bentuk muka sehingga dapat
mengacaukan gambaran bayi dan menyebabkan kesalahan
diagnosis presentasi bokong. Pada saat yang sama, kepala
mengadakan moulage yang ditandai oleh bertambah
pajangnya diameter mento oksipitalis kepala.
Penanganan

 Dagu anterior
 a. Bila pembukaan lengkap
 – Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
 – Bila kemajuan persalinan lambat lakukan
disitoksin drip
 – Bila kurang lancar, lakukan forseps
 b. Bila pembukaan belum lengkap
– Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin
drip. Lakukan evaluasi persalinan sama
dengan persalinan vertekx
Dagu Posterior

 Bila pembukaan lengkap maka SC


 Bila pembukaan belum lengkap, lakukan
penilaian penurunan rotasi, dan kemajuan
persalinan, jika macet maka SC
 Jika janin mati maka Kraniotomi

Anda mungkin juga menyukai