Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH SEMINAR

KEHAMILAN GANDA
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV
(Patologi)

Disusun Oleh:
LAMIATY

: P 17324211304

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul Kehamilan Ganda tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan IV (Patologi).
Pada penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu ibu Ni Gusti Made
Ayu,M.Keb. dan ibu Hj Ernawati,SST selaku pembimbing (CI) dilahan
praktek,yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
maupun bagi pembaca umumnya.

Bogor, Mei 2012

Penulis
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................. 1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum..... 2
2. Tujuan Khusus.... 2

BAB II LANDASAN TEORI


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.

Pengertian kehamilan kembar..............................................3


Etiologi kehamilan kembar..................................................3
Faktor predisposisi kehamilan kembar................................4
Frekuensi kehamilan kembar..............................................6
Jenis kehamilan kembar......................................................7
Zigositas dan korionisitas..................................................11
Pertumbuhan janin kembar................................................13
Letak pada presentasi janin................................................14
Diagnosis kehamilan kembar.............................................16
Pengaruh terhadap ibu dan janin........................................19
Penanganan dalam kehamilan............................................20
Penanganan dalam persalinan............................................20
Prognosis kehamilan kembar.............................................22
Sikap bidan........................................................................22

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................23


BAB IV PEMBAHASAN..................28
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................31
B. Saran......................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini kehamilan kembar lebih dari satu
janin meningkat. Di Amerika Serikat, antara tahun 1980 dan 1997 jumlah
dan

frekuensi

kehamilan

kembar

meningkat

hingga

52%

(Kogan,dkk:2000; Martin dan Park, 1999). Jumlah kelahiran triplet serta


kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak 40,4%.
Sebaliknya, kelahiran janin tunggal hanya meningkat 6%. Jewell dan Yip
(1995) mengumpulkan profil para wanita yang melahirkan multi janin di
Amerika

Serikat

selama

tahun

1980an

dan

mengamati

bahwa

meningkatnya persalinan multi janin disebabkan oleh penggunaan terapi


stimulasi kesuburan oleh wanita yang biasanya berusia lebih tua, berkulit
putih, dan berstatus pendidikan tinggi. Sejak ditemukannya obat-obat dan
cara induksi ovulasi (clomiphen) ini, maka laporan-laporan dari seluruh
pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat. Bahkan
sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin.
Menurut Badan Perhitungan (Statistika)

Angka Kehamilan

Kembar tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %.Peningkatan luar biasa


kehamilan multi janin ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karena
para bayi ini lebih kecil kemungkinannya bertahan hidup dan lebih sering
mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm. Selain
morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh kelahiran preterm, janin
pada gestasi multipel rentan terhadap berbagai penyulit unik seperti
malforamsi struktural dan sindrom tranfusi antar janin kembar (twin-totwin tranfusion syindrome) sehingga angka lahir mati juga meningkat
secara bermakna.
Karena kehamilan kembar dapat memberikan risiko yang lebih
tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu dalam menghadapi
kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif.
Berlatar belakang dari beberapa hal tersebut, penulis tertarik untuk
mengangkat kasus kehamilan kembar yang terjadi pada salah satu pasien
di RSU Tangerang,untuk dikaji lebih dalam dan dibahas lebih lanjut sesuai
dengan teori serta berbagai sumber informasi yang ada.
5

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus
kehamilan kembar di RSU Tangerang melalui pendekatan manajemen
kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui mengenai pengertian kehamilan kembar
b. Untuk mengetahui mengenai etiologi kehamilan kembar
c. Untuk mengetahui mengenai faktor predisposisi kehamilan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

kembar
Untuk mengetahui mengenai frekuensi kehamilan kembar
Untuk mengetahui mengenai jenis kehamilan kembar
Untuk mengetahui mengenai zigositas dan korionisitas
Untuk mengetahui mengenai pertumbuhan janin kembar
Untuk mengetahui mengenai letak pada presentasi janin
Untuk mengetahui mengenai diagnosis kehamilan kembar
Untuk mengetahui mengenai pengaruh terhadap ibu dan janin
Untuk mengetahui mengenai penanganan dalam kehamilan
Untuk mengetahui mengenai penanganan dalam persalinan
Untuk mengetahui mengenai prognosis kehamilan kembar
Untuk mengetahui mengenai sikap bidan menghadapi kehamilan
kembar.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin
atau lebih.(Mochtar,1998:259).
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
(Manuaba,1998:265).
Kehamilan kembar adalah individu mengandung dua janin atau lebih.
(Geri Morgan,2009:374).

Kehamilan ganda adalah adanya

perkembangan lebih dari satu janin

didalam uterus pada saat yang sama.( Sally Marchan,2009 ;384)


Kehamilan ganda adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
(Sarwono Prawirohardjo, 2009 ; 386).
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
( Mansjoer Arif, 2000 : 308)
Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia
kehamilan 5 minggu, dengan melihat kantung gestasi di dalam kavum uteri.
Diagnosis definitif kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih
dari satu mudigah yang menunjukan aktivitas denyut jantung. (Prawirohardjo,
Sarwono. 2009: 254)
B. Etiologi (Mochtar ,1998:259).
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah bangsa umur dan paritas, sering
mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur. Pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini
sebabnya adalah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil
konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan dua amnion,
dua korion, dan dua plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion
terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan dua amnion
sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar
dengan satu amnion. Setelah primitive streak terbentuk maka akan terjadi
kembar dempet dalam berbagai bentuk.
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, Clomid dan hormone
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih
dari dua.
3. Faktor keturunan
7

4. Faktor yang lain belum diketahui.


C. Faktor predisposisi (Cunningham, F.G., et all. 2005.)
Kehamilan dizigotik : bangsa, herediter, umur, paritas, obat klomid, dan
hormon gonadotropin, yang merangsang ovulasi. Semakin tinggi umur semakin
tinggi frekuensinya. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan
paritas ibu.
1. Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang
nyata diantara berbagai ras yang berbeda.Myrianthopoulos (1970)
mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan pada
orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80
kehamilan.
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda
sangat tinggi. Knox dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu
masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda
terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau
Oriental tidak begitu sering terjadi.
2. Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting
dari genotip ayah. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian
terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja Kristus orang-orang kudus
hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar
tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan
frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960)
terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga
kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar,

keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi


yang diturunkan.
3. Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas
sampai dengan 7, frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan
ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa
riwayat kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang
berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia,
Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka
kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas. Dalam
kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan
dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.

4. Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda
berkaitan dengan status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu.
Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda
sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan
kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik
lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan
pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
5. Faktor terapi infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic
gonadotropin atau chlomiphene citrate menghasilkan ovulasi ganda.
Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 169

40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker & co-workers, 1981).
Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli
dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi human Menopause
Gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah
ovarium distimulasi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan
jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan
akan

berpengaruh

terhadap

karakteristik

sperma,

meningkatkan

konsentrasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato


dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda
dizigotik dan monozigotik. Kehamilan monozigotik : faktor penghambat
yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk.
D. Frekuensi (Mochtar,1998:259).
Menurut hukum Hellin, frekuensi antara kehamilan ganda dan tunggal adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Gemelli (2)
Triplet (3)
Quadruplet (4)
Quintuplet (5)
Sextuplet (6)

1:89
1:892
1:893
1:894
1:895

Menurut penelitian Greulich (1930), pada 121 juta persalinan didapat


angka kejadian kehamilan ganda, yaitu gemeli 1:85; triplet 1 : 7.629;
quadruplet 1: 670.743; da quintuplet 1 : 41.600.000.
Faktor bangsa mempengaruhi kehamilan ganda; di Amerika Serikat lebih
banyak jumpai pada wanita kulit hitam dibandingkan dengan kulit putih.
Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai di Finlandia dan terendah di
Jepang.
Faktor umur; makin tua, makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar
dan menurun lagi setelah umur 40 tahun.
Paritas; pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) naik
jadi 18,9 per 1000 persalinan.
10

Keturunan; keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar


yang biasanya diturunkan secara paternal, namun pula secara maternal.
E. Jenis Gemelli
1. Gemelli digizotik ( kembar 2 telur, heterolog, biovuler, fraternal).
Kedua telur bisa berasal dari :
a. 1 ovarium dan dari 2 folikel de Graff;
b. 1 ovarium dan dari 1 folikel de Graff;
c. 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri
2. Gemelli monozigot (= kembar 1 telur, homolog, uniovuler, identik), dapat
terjadi karena;
a. Satu telur dengan dua inti, hambatan pada tingkat blastula;
b. Hambatan pada tingkat segmentasi;
c. Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitif streak.
Perbedaan ciri, sifat, dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan
dizigotik (satu telur dan dua telur)
Kadang-kadang pembelahan terjadi setelah hari ke delapan setelah
fertilisasi. Dalam hal ini terdapat dua embrio dengan amnion dan korion
yang sama dengan satu plasenta. Kondisi ini biasanya menimbulkan
masalah sirkulasi karena korda umbilikalis membelit satu sama lain
sehingga salah satu atau kedua janin akan meninggal. Apabila pembelahan
terjadi pada tahap sangat lanjut pembelahan dapat tidak komplit sehingga
terjadi penyatuan atau kembar siam. Kembar monozigotik terjadi pada
sekitar satu dari 250 kehamilan (Cunningham,dkk,1993). Hal ini tidak
berkaitan dengan ras, keturunan, usia ibu, atau paritas. Obat-obatan
penyubur jelas meningkatkan insiden (Derom,dkk,1987). Walaupun
demikian mereka yang dapat memiliki ukuran yang berbeda dan terkadang
kepribadian yang berbeda.
Kehamilan kembar dua telur lebih sering ditemukan dibandingkan
kehamilan kembar 1 telur. Frekuensi kehamilan 2 telur dipengaruhi oleh
bangsa, keturunan, paritas dan umur ibu. Makin tua umur ibu dan makin
tinggi paritasnya makin besar kamungkinan anaknya kembar. Sebaliknya
kehamilan kembar satu telur tidak dipengaruhi oleh bangsa, keturunan,
paritas dan umur tapi dipengaruhi oleh faktor lingkungan faktor-faktor

11

yang menghambat pertumbuhan misalnya karena nidasi terlambat atau


kekurangan zat asam.
Kehamilan ganda dengan tiga janin atau lebih meningkat akibat
penggunaan obat-obat penyubur dan fertilisasi in vitro. Triplet terjadi pada
satu dari 7600 kehamilan. Hal ini dapat terjadi akibat pembelahan satu
zigot menjadi dua dan salah satunya membelah lagi, sehingga dihasilkan
triplet yang identik. Triplet juga dapat dihasilkan dari dua zigot yakni satu
membelah menjadi kembar identik dan zigot kedua yang merupakn
saudara franetal tunggalnya

atau bisa juga dihasilkan dari tiga zigot.

Kuadruplet, kuintuplet, sekstuplet, dan seterusnya kemungkinan juga


dihasilkan dari cara yang sama.
Perbedaan
Plasenta

Kembar monozigotik
1 (70%)
2 (30%)
Korion
1 (70%)
2 (30%)
Amnion
1 (70%)
2 (30%)
Tali pusat
2
Sirkulasi darah
Janin bersekutu
Sekat kedua kantong 2 lapis
Jenis kelamin
Sama
Rupa dan sifat
Sama
Mata, telinga, gigi, Sama
kulit
Ukuran antropologik
Sidik jari
Cara pegangan

Sama
Sama
Bisa sama
Bisa satu kidal
Yang lain kanan

Kembar dizigotik
2(100%)
2(100%)
2 (100%)
2
Terpisah
4 lapis
Sama atau tidak
Agak berlainan
Berbeda
Berbeda
Berbeda
Sama bisa keduanya
kanan

Kira-kira sepertiga kembar adalah monozigotik dan dua pertiga lainnya


adalah dizigotik.

12

3. Conjoined twins, superfekundasi, dan superfestasi


Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melekat
satu dengan yang lainnya. Misalnya torakofagus (dada dengan dada),
abdominofagus (perlekatan kedua abdomen), kraniofagus (kedua kepala),
dan sebagainya. Banyak kembar siam telah dipisahkan secara operatif
dengan berhasil.
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada
ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu
yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Archer (1910) seorang wanita kulit
13

putih melakukan koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan


kemudian dengan pria kulit hitam melahirkan bayi kembar: satu bayi
berkulit putih dan satu bayi berkulit hitam (mulatto), dr. Harris (1982)
sang ibu diperkosa pada hari ke-10 siklus haid dan melakukan hubungan
seksual dengan suaminya seminggu kemudian. Menjelang aterm, ia
melahirkan seorang bayi berkulit hitam dengan golongan darah A dan
seorang bayi berkulit putih dengan golongan darah O. Golongan darah
wanita tersebut dan suaminya adalah O.
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah kehamilan pertama. Belum pernah dibuktikan pada
manusia , namun dapat ditemukan pada kuda.
F. Zigositas dan korionisitas
Penentuan zigositas berarti menentukan apakah kembar dua ini identik
atau tidak. Pada sekitar sepertiga dari semua kelahiran kembar dua hal ini
diketahui dengan jelas karena anak-anak tersebut memiliki jenis kelamin yang
berbeda. Pada sisanya yaitu kembar dua yang berjenis kelamin sama, zigositas
biasanya akan terlihat dari ciri-ciri fisik saat anak kembar tersebut berusia 2
tahun meskipun biasanya orangtua tidak dapat menunggu selama itu. Pada saat
lahir kembar identik cenderung mempunyai variasi berat badan yang lebih
besar dari pada kembar non-identik. Sekitar dua pertiga kembar identik dengan
plasenta monokorionik, sudah pasti monozigotik. Jika bayi tersebut
mempunyai satu membran luar yaitu korion sudah dapat dipastikan bahwa
keduanya adalah monozigotik. Pada sepertiga kembar identik plasentanya
memiliki dua korion dan dua amnion dan juga plasenta yang menyatu atau dua
plasenta yang terpisah (dikorionik) yang tidak dapat dibedakan pada kembar
dua non-identik. Hal ini terjadi jika ovum yang sudah difertilisasi mengalami
pembelahan dalam 3 atau 4 hari pertama setelah fertilisasi dan ketika ovum
tersebut masih berada dalam tuba uteri. Jika dilihat dengan pemindaian awal
hal ini akan tampak seperti dua plasenta yang terpisah dan dikronik diamniotik
tepat sama seperti kembar dua non-identik. Pada sekitar dua pertiga kasus
pembelahan ini terjadi sampai kira-kira 10-12 hari dalam hal ini akan terbentuk
14

plasenta monokorionik, diamniotik. Kembar dua monoamniotik terjadi pada


sekitar 1 % kasus saat embrio membelah setelah 12 hari.
Meskipun terdapat data yang cukup baik tentang plasentasi dan
zigositas masih terdapat informasi yang salah yang diberikan kepada orang tua
misalnya jika kembar 2 yang berjenis kelamin sama memiliki dua korion
keduanya pasti non identik hal ini tentu saja tidak benar.
Pengetahuan menngenai korionitas menjadi penting secara klinis karena
kehamilan kembar dua monokorionik memiliki resiko tiga sampai lima kali
lebih besar mengalami mortalitas dan morbiditas perinatal dibandingkan
dengan kembar dua dikorionik.( Fisk & Bannett 1995 ).
Korionitas pranatal ditentukan dengan pemeriksaan ultrasound.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan selama trimester pertama karena
perbedaan antara dua jenis plasentasi terlihat lebih nyata. Korion yang
membentuk septum antara kantung amniotik dapat terlihat jelas pada trimester
pertama. Jika septum tersebut mempunyai ketebalan rata-rata 2,4 mm atau
lebih biasanya kehamilan tersebut adalah kembar dua dikorionik, jika septum
tersebut tipis denngan ketebalan rata-rata 1,4 mm kehamilan tersebut
cenderung merupkan kehamilan monokorionik.
Cara lain menentukan korionisitas adalah dengan mempelajari septum
berdasarkan letaknya yang berbatasan dengan plasenta. Lidah jaringan plasenta
pada pemeriksaan ultrasound terlihat terletak di antara dua korion dan hal ini
disebut twin peak atau lambda sign.

Gambar monokorionik dan dikorionik

15

G. Pertumbuhan Janin Kembar


1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari
janin tunggal
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gr, triplet
dibawah 2000 gr, quadruplet dibawah 1500 gr, quintuplet dibawah 1000 gr.
3. Berat badan dari masing-masing janin kehamilan kembar tidak sama,
umumnya berselisih antara 50-1000 gr, dan karena pembagian sirkulasi
darah tidak sama maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya.
4. Pada kehamilan ganda monozigotik;
a. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain,
karena itu setelah bayi satu lahir

tali pusat harus diikat untuk

menghindari perdarahan.
b. Karena itu janin yang satu dapat diganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum, seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.
c. Dapat terjadi sindroma tranfusi fetal; pada janin yang mendapat darah
lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema, dan pertumbuhan
yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi,
oligohidermi dan mikrokardi, karena kurang mendapat darah.
16

5. Pada kehamilan dizigotik:


a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup
bulan.
b. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda), atau pada
kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus
atau kompresus.
H. Letak Pada Presentasi Janin
Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi
kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama
lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi sungsang atau letak kepala,
presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47%)


Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)
Keduanya presentasi bokong (8-10%)
Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%)
Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6)
Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat
terjadi kunci mengunci (interlocking)

I. Diagnosis Kehamilan Kembar


Biasanya diagnosis ini dipastikan dengan pemeriksaan ultrasound dan
dapat diketahui paling cepat pada kehamilan minggu ke enam atau pada
pemindaian struktural rinci yang dilakukan secara rutin antara minggu ke-18
dan minggu ke-20. Pada pemeriksaan yang pertama di klinik antenatal adanya
riwayat kehamilan kembar dalam keluarga harus membuat bidan waspada
terhadap kemungkinan adanya kehamilan kembar. Jika kehamilan tersebut di
diagnosis pada minggu ke -6 kepada ibu harus dijelaskan tentang terjadinya
vanishing twin syndrom. Terkadang satu janin dapat mati pada trimester kedua
dan mengalami papiraseus janin yang tertanam dipermukaan plasenta dan
17

dikeluarkan bersama plasenta pada saat melahirkan. Kehamilan ini sangat


jarang terjadi dan kemungkinan hanya 1 dari 12.000 kelahiran hidup.
Sejak adanya kemajuan teknologi

pemindaian ultrasound yang rutin

dilakukan sangat jarang terjadi seorang ibu yang melahirkan bayi kembar tanpa
terdiagnosis terlebih dahulu tetapi hal ini tidak berlaku didaerah yang memiliki
teknologi tersebut atau jika ibu menolak pemindaian tersebut.
Diagnosis kehamilan ganda juga dapat dilihat berdasarkan tanda pasti dan
tidak pasti diantaranya adalah :
Tanda tidak pasti :
Besarnya uterus melebihi besar yang sesuai dengan lamanya
amenore,uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan
berulang,penambahan berat badan ibu secara mencolok yang tidak
disebabkan oleh edema ataupun obesitas, banyak bagian kecil teraba,
teraba 3 bagian besar janin,teraba 2 balotement.

Tanda pasti :
Teraba 2 kepala, 2 bokong, dan satu atau dua punggung, terdengar dua
denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan beda kecepatan paling
sedikit 10 denyut permenit, USG, foto polos abdomen.
1. Anamnesis
a. Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya
kehamilan
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
c. Uterus terasa lebih cepat membesar
d. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar
2. Inspeksi dan palpasi
18

a. Pada pemeriksaan pertama ulangan ada kesan uterus lebih besar dan
b.
c.
d.
e.

lebih cepat tumbuhnya dari biasa.


Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering.
Bagian-bagian kecil terasa lebih banyak.
Teraba ada 3 bagian besar janin.
Teraba ada 2 ballotemen.
Inspeksi.
Pada inspeksi abdomen ukuran uterus dapat lebih besar dari yang

diperkirakan untuk usia gestasi yang sebenarnya terutama setelah minggu


ke 20. Uterus dapat terlihat besar atau bulat dan gerakan janin dapat
terlihat di area yang luas meskipun hal ini bukan penentu kehamilan
kembar. Striae gravidarum yang masih baru akan terlihat. Jumlah cairan
amniotik yang meningkat hingga dua kali lipat merupakan hal yang
normal pada kehamilan kembar dua, tetapi polihidramnion juga sering
terjadi pada kehamilan kembar dua terutama denngan kembar dua
monokorionik.

Palpasi.
Pada palpasi abdomen tinggi fundus dapat lebih besar dari yang
diperkirakan untuk usia gestasi yang seharusnya.Adanya dua kutub janin
(kepala atau bokong) di fundus uterus dan ekstremitas janin juga dapat
diketahui dengan palpasi.Kepala dapat berukuran kecil bila dikaitkan
dengan ukuran uterus dan dapat menunjukan bahwa janin juga berukuran
kecil dan dengan demikian mungkin terdapat lebih dari satu janin. Palpasi
lateral dapat teraba dua punggung atau ekstremitas janin pada kedua sisi.
Palpasi pelvik akan dapat memberikan hasil yang sama dengan palpasi
fundus., meskipun salah satu janin dapat berada dibelakang janin yang lain
dan mempersulit dilakukannya deteksi kehamilan kembar. Jika secara
keseluruhan ditemukan tiga lokasi kutub janin, diagnostik yang diperoleh
adalah terdapat sedikitnya dua janin pada kehamilan tersebut.
3. Auskultasi
19

Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan


dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau bila
dihitung bersamaan terdapat selisih 10.
4. Rontgen foto abdomen
Tampak gambaran dua janin.
5. Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat
ditentukan pada triwulan I.
6. Elektrokardiogram total
Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2
plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan
bisa positif, kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan
molahidatidosa.
Kadang kala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus
masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan
kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia
gravidarum.
J. Pengaruh Terhadap Ibu Dan Janin
1. Terhadap ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan
anemia dan defisiensi zat-zat lainnya perlu diperhatikan untuk
penambahan kebutuhan nutrisi ibu sesuai dengan besar IMT normal
19-24.
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
c. Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri dapat
meningkatkan kemungkinan preeklamsi dan eklamsi. Salah satu ciri
preeklampsi dan eklamsi adalah peningkatan tekanan darah, menurut
Prawirohardjo,2008 bahwa TD normal berkisar sistol 90-140 dan
untuk diastole 60-90.
d. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak nafas, nyeri ulu hati,
sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada vena tungkai dan
vulva.
20

e. Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena


retraksi otot rahim yang berlebihan.
f. Perjalanan persalinan dapat berlangsung

lebih

lama,

karena

keregangan otot yang melampaui batas.


g. Setelah persalinan terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang
menyebabkan atonia uteri menimbulkan perdarahan, retensio plasenta
dan plasenta rest.
h. Peningkatan rasa letih dan lapar.
2. Terhadap janin
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin
pada kehamilan kembar: 25 % pada gemelli; 50 % pada triplet; dan
75% pada quadruplet yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan.
Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka
kematian bayi kedua tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi
angka kematian janin.
d. Dapat terjadi tranfusi dari kembar ke kembar, pertumbuhan satu bayi
lebih lambat dari yang lain.
K. Penanganan Dalam Kehamilan
1. Pada kunjungan awal tanyakan tentang riwayat kehamilan kembar dalam
keluarga atau individu.
2. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan
konsultasikan; pentalaksanaan kolaboratif mungkin dilakukan untuk
kehamilan kembar, pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1x seminggu
pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
3. Tingkatkan asupan unsur besi per oral samapai 120 mg per hari.
4. Tingkatkan asupan asam folat samapai 1 mg per hari.
5. Sarankan untuk berhenti bekerja diluar rumah saat usia kehamilan 24
minggu.
6. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang partus prematurus
7. Sarankan untuk sering beristirahat setelah 30 minggu kehamilan.

21

8. Pemakaian korset dan gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa lebih ringan.
9. Periksa darah lengkap, Hb dan golongan darah.
10. Beri dukungan, ketenangan, dan beri

penyuluhan

mengenai

ketidaknyaman yang menyertai dan bahaya potensial.

L. Penanganan Dalam Persalinan.


1. Penatalaksanaan Kolaboratif
a. Penatalaksanaan merupakan prerogative dokter.
b. Perawat dan kebidanan bersertifikat dapat membantu kelahiran jika
posisi bayi verteks.
c. Perawat dan kebidanan bersertifikat dapat membantu kelahiran bayi
kedua sesuai kebutuhan.
2. Bila anak pertamanya letak membujur, kala 1 diawasi seperti biasa
dengana episiotomy mediolaterallis.
3. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua. Tunggu sambil memeriksa tekanan
darah dan lain-lain.
4. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak
membujur, ketuban diletakkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak
mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti
biasa.
5. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka
sebaiknya pasang infus profilaksis dan persiapan darah ibu.
6. Bila ada kelainan letak anak kedua,misalnya melintang atau terjadi prolaps
tali pusat dan solusio plasenta maka janin dilahirkan dengan cara operatif
obstetrik:
a. Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi
atau ekstraksi.
b. Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan eksraksi vakum atau
forseps.
c. Pada letak bokong atau kaki, ektraksi bokong atau kaki.
7. Indikasi seksio saesarea hanya pada:
a. Janin pertama letak lintang
b. Bila terjadi prolaps tali pusat
c. Plasenta previa
22

d. Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang
dan anak kedua letak kepala.
8. Kala IV diawasi terhadap perdarahan postpartum: beri suntikan sintometrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 methergin intravena.
M. Prognonis
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan
tunggal, karena sering terjadinya toksemia gravidarum, hidramnion, anemia,
pertolongan obstetri operatif, dan perdarahan postpartum.
Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali
pusat,solusio plasenta dan obstetrik karena kelainan letak janin.
N. Sikap Bidan menghadapi kehamilan kembar
Dengan mempertimbangkan bahwa bayi kembar relatif kecil dan dalam
kedudukan yang baik, dapat dilaksanakan pertolongan persalinan setempat
pada praktik swasta atau di polindes dan puskesmas. Bila pertimbangan
komplikasi yang lebih besar maka kehamilan kembar sebaiknya dirujuk ke
tempat dengan fasilitas yang cukup dan memadai.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. A
Tanggal pengkajian dan jam pengkajian : 2 Mei 2012 Pukul 10.00 WIB
23

Tempat pengkajian
Nama pengkaji
No. Register
A. Data Subjektif
1. Biodata

: RSU Tangerang
: Lamiaty
: 04404363

Nama Ibu

: Ny. A

Nama Suami : Tn. W

Umur

: 23 tahun

Umur

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama

: 24 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan : SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kp.Sukamunclak RT 11/3 Rajeg

2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mules-mules sejak tanggal 1-5-2012 pagi jam 06.00
WIB,keluar lendir darah positif sedikit.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak
pernah mengalami keguguran. Hari pertama haid terakhirnya pada
tanggal 26 Agustus 2011 (Taksiran Persalinan 3 Mei 2012). Siklus
haidnya teratur selama 28 hari dan lamanya 6-7 hari. Ibu tidak pernah
mengalami keluhan saat menstruasi.Ibu pertama kali merasakan gerakan
janin pada usia kehamilan 5 bulan. Gerakan janin yang dirasakan ibu
sangat aktif sebanyak 18x dalam 24 jam, gerakan janin terakhir dirasakan
ibu 5 menit yang lalu. Ibu sudah mendapatkan suntikan TT 2 kali.
Ibu tidak pernah meminum jamu atau obat-obatan selain yang di
dapat dari bidan.
4. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil ibu menggunakan KB pil selama 2
minggu.
5. Riwayat Kesehatan Ibu Dan Keluarga
Ibu mengatakan baik ibu dan keluarga tidak memiliki penyakit
keturunan seperti jantung, asma, Diabetes Mellitus, hipertensi. Ibu dan
keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,

24

Hepatitis, HIV/AIDS. Ibu mengatakan mempunyai keturunan kembar


dari neneknya dari pihak suami.
6.

Riwayat Psikososial
a. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama, status
pernikahan sah, lama pernikahan 1 tahun.
b. Respon ibu terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan sangat bahagia atas kehamilannya sekarang. Ini
adalah kehamilan yang diharapkan.
c. Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat bahagia dengan
kehamilan ini. Suami dan keluarga sangat mendukung. Pengambilan
keputusan ada di tangan suami.
d. Persiapan persalinan
Ibu mengatakan berencana ingin melahirkan di BPS. Ibu dan suami
sudah mempersiapkan biaya untuk persalinan.Ibu ingin didampingi
oleh suami saat persalinan nanti. Ibu dan suami memiliki golongan

darah yang sama yaitu O.


7. Pola Pemenuhan Sehari-Hari
a. Nutrisi
1) Makan : ibu mengatakan sebelum hamil makan 3 x sehari porsi 1
piring sedang dengan menu nasi, lauk-pauk dan sayur mayur. Selama
hamil ini ibu makan 3 x sehari dengan porsi piring besar dengan menu
nasi, lauk-pauk dan sayur mayur ditambah dengan buah-buahan.
2) Minum : ibu mengatakan sebelum hamil ibu minum 6-7 gelas per
hari dan tidak pernah minum susu. Selama hamil ibu minum 8-9 gelas
per hari, dan meminum susu khusus kehamilan 1 gelas per hari.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil ibu BAB sehari 1 x
sehari. Ibu BAK 5-6 x per hari sebelum hamil dan selama hamil 6-7 x
per hari
c. Aktivitas
Ibu mengatakan

ibu

bekerja

sebagai

ibu

rumah

tangga

biasa,menyapu,mengepel,mencuci pakaian dan lain-lain.


d. Pola istirahat
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil ibu istirahat
siang 1-2 jam. Istirahat malam 7-8 jam.
25

e. Personal Hygiene
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil ibu selalu menjaga
kebersihan dirinya, ibu mandi 2 x sehari, keramas 2 hari sekali,
mengganti pakaian dalam pada saat ibu merasa sudah lembab.
f. Pola hidup sehat
Ibu mengatakan baik ibu maupun suami tidak pernah merokok,
minum-minuman keras dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
g. Hubungan Seksual
Sebelum hamil melakukan hubungan seksual 2-3 kali seminggu
dan selama hamil 1 kali seminggu.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Status emosional
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah
2) Nadi
3) Pernafasan
4) Suhu
e. Antropometri
1) TB
2) BB sebelum hamil
3) BB sekarang
4) IMT
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah

b. Mata
c. Mulut
d. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
-Leopold I

-Leopold II
-Leopold III

: Tidak tampak sakit


: Composmentis
: Stabil
: 120/80 mmHg
: 80 x/menit
: 20 x/menit
: 36,7oC
: 158 cm
: 48 kg
: 57 kg
: 19,23
: Tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada edema

pada

wajah, tidak ada nyeri tekan


: Konjungtiva merah muda, sclera putih.
: Bibir merah muda, tidak ada karies.
: Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea
nigra dan striae garvidarum
: TFU Mc Donald 30 cm, TBJ = 2635 gram
: Teraba TFU pertengahan pusat dan PX,
pada fundus teraba 2 bagian bulat,1 bagian
bulat lunak tidak melenting,dan 1 bagian
bulat keras melenting.
: Pada bagian kanan dan kiri teraba bagian
keras, datar dan memanjang
: Teraba 1 bagian bulat keras melenting,
26

dapat digoyangkan dan teraba 1 bagian


bulat lunak tidak melenting
: Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2
tempat, punctum maximum di kuadran kiri

DJJ

dan kanan bawah pusat, pada pada puntum


maximum kuadran kiri DJJ terdengar 136
/menit dan pada puntum maximum
kuadran kanan DJJ terdengar 146 /menit.
e. Ekstermitas
Atas
: Tidak ada edema, kuku tidak pucat
Bawah
: Tidak ada edema, kuku tidak pucat, tidak ada varises
f. Pemeriksaan Penunjang
-Laboratorium
: Terlampir.
-USG
: Janin ganda, hidup intrauterine BJJ I + II positif,
jenis kelamin 1 , BJ 1 = 2160 gr, jenis kelamin II , BJ II
= 2250 gr. Plasenta besar di corpus, Cairan Amnion cukup,
letak janin I kepala, letak janin II bokong.
C. Assesment
Ny. A usia 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu dengan janin
ganda hidup intrauterine dengan keadaan baik.
D. Planning
1.
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilan ibu kembar
dan keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik, ibu mengerti dan dapat menerima
kehamilannya saat ini.
2.
Memberitahu ibu mengenai faktor yang mempengaruhi kehamilan kembar,
ibu mengerti.
3.
Memberitahu ibu mengenai umur kehamilan dan taksiran persalinan, ibu
mengerti.
4.
Menganjurkan

ibu

untuk

mengkonsumsi

makanan

yang

banyak

mengandung zat besi seperti bayam,sawi, brokoli, buncis, kangkung untuk nabati
dan telur, ikan-ikan laut, daging, dan untuk hewani, ibu mengerti.
5.
Melakukan kolaborasi dengan dr, SpOG
Advice :
-Persiapan persalinan SC.
-Menjelaskan kepada suami bahwa ibu harus bersalin dengan cara SC dan
menandatangani SIO (Surat Ijin Operasi). Suami dan istri setuju.
-Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang perlengkapan bersalin yang
harus disiapkan oleh ibu dan suami. Ibu dan suami mengerti.
27

6.

7.
8.
9.

Melakukan pemeriksaan laboratorium hematologi dan urine lengkap.


Hasil :
- Hemoglobin : 11,9 gr/dl
( 12-14 gr/dl )
- Leukosit
: 8500 / L
( 4000-10.000 )
- Hematokrit : 39 %
( 36 46 % )
- Trombosit : 370.000/ L
( 150 450 x 103 )
- Waktu perdarahan : 1 menit
( 1 3 menit )
- Waktu pembekuan : 8 menit
( 7 15 menit )
- Gula darah sewaktu : 115 mg/dl ( < 180 )
Pemeriksaan urine
- Warna
: Kuning
( kuning )
- Kekeruhan : jernih
( jernih )
- Leukosit
: negatif
( negatif )
- nitrit
: negatif
( negatif )
- urobilinogen : negatif
( negatif )
- protein/albumin
: negatif
( negatif )
- pH
: 5,5
( 4,8 7,4 )
- Darah samar : negatif
( negatif )
- Berat jenis : 1, 025
( 1,015 1,025 )
- Keton
: negatif
( negatif )
- Bilirubin
: negatif
( negatif )
- Glukosa
: negatif
( negatif )
- Leukosit
:12
( < 5 / LPB )
- Eritrosit
:12
( < 5 / LPB )
- Kristal
: negatif
( negatif )
Melakukan pemeriksaan CTG.Hasil baik
Melakukan pemasangan infus pada lengan kiri dengan cairan RL 20 tpm
Melakukan pemasangan dawer catheter. Dawer catheter terpasang dan

10.

urine jernih.
Melakukan skin test Cefotaxime 2 gr pada lengan kanan, pukul 12.35

11.

WIB.
Melakukan injeksi Cefotaxime 2 gr melalui IV bolus pada pukul 12.45

12.

WIB.
Melakukan observasi DJJ dan TTV ibu setiap 30 menit. Hasil observasi

13.

DJJ dan TTV normal


Mengantar ibu ke ruang OK pada pukul 13.45 WIB dan memberikan
motivasi kepada ibu sebelum menjalani operasi.

28

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Subjektif
Dari data subjektif didapat data ibu mengatakan ini kehamilannya yang
pertama dan belum pernah keguguran, keluhan ibu yang merasa cepat lelah dan
merasa perutnya terlihat lebih besar. Ketidaknyamanan ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Mochtar (1998) dalam Buku Sinopsis Obstetri salah satu
tanda dari kehamilan ganda adalah ibu lebih cepat mengalami kelelahan dan
ibu juga merasa perutnya terlihat lebih besar. Menurut Myles 2009, salah satu
tanda diagnosa kehamilan tidak pasti kembar adalah Gerakan janin yang
dirasakan ibu sangat aktif sebanyak 18x dalam 24 jam menurut Myles 2009
untuk diagnosis kehamilan kembar pada anamnesa akan diperoleh data bahwa
ibu merasakan gerakan janin yang aktif. Dari riwayat kesehatan ibu didapat
pula data bahwa ibu memiliki riwayat keturunan kembar dari neneknya dari
pihak suami, menurut Myles, 2009 salah satu faktor predisposisi dari
kehamilan ganda adalah faktor keturunan, selain daripada itu menurut
Mochtar,1998:259 keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar
yang biasanya diturunkan secara paternal, namun pula secara maternal.
B. Objektif
29

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan data tekanan darah


normal: 120/80 mmHg hal ini normal sesuai teori Prawirohardjo,2008 bahwa
tekanan darah normal berkisar sistol 90-140 dan untuk diastole 60-90, BB ibu
selama hamil 57 kg dengan IMT : 19,23 ini adalah IMT normal 19-24 sesuai
menurut teori dalam Buku Pintar Kehamilan, Maya Astuti, 2010. Suhu ibu
36,7 C,ini adalah suhu normal menurut Prawirohardjo, 2008. Dari
pemeriksaan abdomen, diperoleh data tinggi TFU ibu teraba lebih tinggi dari
usia kehamilan yang seharusnya, pada pemeriksaan Leopold 1 didapat 1 bagian
lunak dan 1 bagian keras, Leopold 2 teraba 2 bagian keras, mendatar dan ada
tahanan disebelah kiri dan kanan abdomen ibu, dan pada pemeriksaan Leopold
3 dapat teraba 1 bagian keras melenting dan masih dapat digoyangkan dan 1
bagian lunak tidak melenting,menurut Myles, 2009 untuk membantu
menegakan diagnosa kehamilan ganda dapat dilakukan dengan pemeriksaan
pada abdomen dimana pada inspeksi abdomen ukuran uterus dapat lebih besar
dari yang diperkirakan untuk usia gestasi yang sebenarnya terutama setelah
minggu ke 20. Adanya dua kutub janin ( kepala atau bokong ) di fundus uterus
dan ekstremitas janin juga dapat diketahui dengan palpasi dan pada auskultasi
didapat dua bunyi DJJ pada puntum maximum sebelah kiri 136x/menit dan
sebelah kanan 146x/menit, menurut Myles 2009, salah satu tanda pasti dari
kehamilan kembar adalah terdengar dua denyut jantung yang letaknya
berjauhan dengan beda kecepatan paling sedikit 10 denyut permenit.
C. Assesment
Pada Data subjektif didapat:
1. Ibu merasa cepat merasa lelah
2. HPHT 26 Agustus 2011 ( taksiran persalinannya 3-05-2012),
3. Ibu tidur malam 8 jam dan tidur siang 2 jam.
Pada data objektif didapat:
1. Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
30

2.

Kesadaran

: Composmentis

3.

Status emosional : Stabil

4.

Wajah tidak pucat, pada pemeriksaan mata sclera putih dan


konjungtiva merah muda, bibir merah muda,

5.

TFU 3 jari bawah processus xypoideus.

6. TFU Mc Donald 35 cm
7. DJJ

: Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat,

puctum maximum di kuadran kiri dan kanan bawah pusat, pada pada
puntum maximum kuadran kiri DJJ terdengar 136 /menit dan pada
puntum maximum kuadran kanan DJJ terdengar 146 /menit.
Dari data yang didapat maka dapat disimpulkan assesment :
Ny. A, 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu dengan janin ganda hidup
intrauterin keadaan janin baik.
D.Planning
Dari hasil pemeriksaan bahwa kita sebagai bidan sebaiknya
melakukan perencanaan yang sesuai kebutuhan ibu, untuk kasus ini ibu
dan keluarga diberitahu mengenai faktor yang mempengaruhi kehamilan
kembar, menganjurkan ibu dan keluarga untuk segera melakukan
pemeriksaan USG untuk menunjang diagnosa yang telah disimpulkan oleh
bidan dan untuk menilai kesejahteraan janin dalam kandungannya,
diberikan penjelasan tentang keutamaan nutrisi pada ibu hamil dan
menganjurkan ibu untuk dapat beristirahat yang cukup. Ini sesuai dengan
teori Mochtar, 1998 dalam buku sinopsis obstetri.

31

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua ibu hamil berpotensi mempunyai resiko atau bahaya
terjadinya komplikasi dalam persalinan yang berdampak pada 5D/5K,
yaitu kematian (Death), Kesakitan (Disease), Kecacatan (Disability),
ketidaknyamanan (Discomfort), Ketidakpuasan (Dissatisfaction) baik pada
ibu maupun pada bayi baru lahir. Informasi bahwa ibu mengandung bayi
kembar harus diberitahukan kepada orang tua dengan cara yang sensitif.
Segera setelah kehamilan kembar di diagnosis ibu harus diberikan
informasi yang relevan tentang kehamilan kembar. Banyak orangtua yang
merasakan kecemasan selama berminggu-minggu yang sebenarnya tidak
perlu terjadi dengan berbagai bantuan yang ada.
Untuk itu, pemberian asuhan sejak kehamilan merupakan hal yang
penting dalam membantu menurunkan angka kematian ibu.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan khususnya bidan
Angka morbiditas dan mortalitas merupakan masalah yang masih
sulit diatasi. Dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, bidan
sangat dituntut kemampuannya dalam menerapkan teori yang telah
didapatnya kepada pasien. Penguasaan bidan dalam hal pengambilan
keputusan yang tepat mengenai kondisi pasien sangatlah penting.

32

Selain itu sangat tepat jika bidan memberikan perhatian yang tinggi
untuk melakukan diagnosa dini.

2. Masyarakat
Sebagai masyarakat sebaiknya dapat membantu peran tenaga
kesehatan dan berpatisipasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
3. Mahasiswa
Semoga mahasiswa khususnya mahasiswa bidan dapat mengetahui
dapat menerapkan semua ilmu yang telah didapat dalam kehidupan
sehari-hari di lahan praktik.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer.2000. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media Aesculaprus.

33

Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Cuningham.2006. Obstetri William. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ida Bagus Gde, Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Marchan,Sally. 2009. Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Mochtar,Rustam,Prof,Dr,M.PH, 1998 Sinopsis Obstetri,Jilid I, Edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Morgan, Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

34

Anda mungkin juga menyukai