Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.H USIA 30 TAHUN GIIPIAb0 UK 38 MINGGU


DENGAN PRENATAL GENTLE YOGA DI KLINIK SAHABAT SEHAT WAJAK
KABUPATEN MALANG

OLEH
AYU HANNAS SYAVIRA ARI YUNI
NIM 21.6.052AJ

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS dr. SOEPRAOEN MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.H USIA 30 TAHUN GIIPIAb0 UK 38 MINGGU
DENGAN PRENATAL GENTLE YOGA DI KLINIK SAHABAT SEHAT WAJAK
KABUPATEN MALANG

Mahasiswa

AYU HANNAS SYAVIRA ARI YUNI


NIM 21.6.052AJ

Menyetujui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(Sulistiyah, S.SiT., M.Keb) (Friska Danastri Imawati , AMd.Keb)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikan tugas dalam pelaksanaan Praktik Kebidanan di Klinik Sahabat
Sehat Wajak Kabupaten Malang.
Dalam penyusunan Asuhan ini Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada :
1. Arief Efendi, SMPh., SH., Ners., MM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan RS dr.
Soepraoen.
2. Ina Indriati S.ST,. M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV Institut Teknologi Sains dan
Kesehatan RS dr. Soepraoen.
3. Sulistiyah, S.SiT., M.Keb selaku pembimbing Institusi dari Program Studi D-IV Institut
Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen
4. Friska Danastri Imawati , AMd.Kebselaku pembimbing Lahan di Klinik Sahabat Sehat
Wajak Kabupaten Malang.
5. Kedua orang tua dan keluarga saya yang sangat saya sayangi, atas segala doa, bimbingan
dan dukungannya.
6. Dan semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan Prenatal Gentle Yoga ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
Penulis harapkan.

Malang, 17 Desember 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa yang sangat sensitif dalam kehidupan wanita, yaitu
rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan mental (Gonjei, et al, 2011). Selama
kehamilan ibu hamil mengalami nyeri punggung, susah bernafas, sering kencing, kontraksi
perut, pergelangan kaki membengkak, kram pada kaki, tidur kurang nyenyak (Hutchision, et
al. 2012). Pertumbuhan janin yang sudah sedemikian membesar dapat menekan kandung
kemih ibu, akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering ingin buang
air kecil, hal ini dapat menganggu istirahat ibu termasuk waktu tidurnya (Hutahaean, 2013).
Menurut Pieter dan Lubis, (2010) ibu hamil akan mengalami bentuk-bentuk perubahan
psikis yaitu perubahan emosional, cenderung malas, sensitif, gampang cemburu, minta
perhatian lebih, perasaan tidak nyaman, depresi, stress, dan mengalami kecemasan.
Kecemasan pada ibu hamil dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran
penuh ketidakpastian dan juga bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses
persalinan. Ketakutan ini sering dirasakan pada kehamilan pertama atau primigravida
terutama dalam menghadapi persalinan (Kartono, 2007). Beban psikologi pada seorang
wanita hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester III dibandingkan pada
trimester I dan trimester II (Buckwalter, dan Simpson, 2002). Pada keadaan beban psikologi
berat yang dialami oleh wanita hamil, seringkali bisa mempengaruhi kehidupan janin
intrauterin dan kelainan yang timbul tergantung waktu terjadinya beban psikologis tersebut,
bila gangguan itu mulai timbul pada kehamilan muda bisa mempengaruhi terhadap
pertumbuhan janin intra uterin sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat atau
intra uterin growth restircition (IUGR), sampai gangguan denyut jantung janin bila kehamilan
tersebut sudah mendekati untuk melahirkan (Clapp, dkk., 2002; Bayne, 2009).
Olahraga yang dianjurkan pada ibu hamil untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin
agar berkembang dengan baik dan juga membuat emosi ibu tetap stabil adalah jalan kaki,
bersepeda, berenang, senam hamil, hipnobrithing dan 3 yoga (Boscaglla, dkk., 2003;
Bessinger, dkk., 2002; Pivarnik, 2008; Larasati dan Komolohadi, 2010; Barakat, dkk., 2011;
Shivakumar, dkk., 2011). Yoga merupakan salah satu gerakan seni oleh tubuh dan
pernapasan yang berasal dari India. Yoga bisa dilakukan oleh siap saja termasuk oleh ibu
hamil. Yoga hamil membantu ibu untuk terhubung dengan bayi dan tubuhnya sendiri melalui
latihan mendalam dan membangun kewaspadaan pada saat proses kelahiran atau
melahirkan.
Secara fisiologis, senam yoga ini akan membalikkan efek stres yang melibatkan
bagian parasimpatetik dari sistem syaraf pusat (Domin, 2001). Senam yoga akan
menghambat peningkatan syaraf simpatetik, sehingga hormon penyebab disregulasi tubuh
dapat dikurangi jumlahnya. Sistem syaraf parasimpatetik, yang memiliki fungsi kerja yang
berlawanan dengan syaraf simpatetik, akan memperlambat atau memperlemah kerja alat-
alat internal tubuh. Akibatnya, terjadi penurunan detak jantung, irama nafas, tekanan darah,
ketegangan otot, tingkat metabolisme, dan produksi hormon penyebab stres. Seiring
dengan penurunan tingkat hormon penyebab stres, maka seluruh badan mulai berfungsi
pada tingkat lebih sehat dengan lebih banyak energi untuk penyembuhan (healing),
penguatan (restoration), dan peremajaan (rejuvenation) (Domin, 2001). Prenatal Gentle
Yoga salah satu olahraga ringan pilihan yang bisa diambil oleh ibu hamil. Sebagai bentuk
rileksasi sebelum melahirkan dan mengurangi kecemasan, yoga bisa juga membantu ibu
hamil meningkatkan kualitas tidur karena sering ditemui ibu hamil susah untuk tidur malam
maupun siang hari karena perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh ibu hamil (Rahma,
2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Kebidanan Komplementer dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Ny.S Usia 23 Tahun
GIP0Ab0 Uk 38-39 Minggu Dengan Prenatal Gentle Yoga Di Pmb Yuni Ermawati,Str.Keb
Pagelaran Kabupaten Malang”.

• Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Prenatal Gentle Yoga terhadap Ny
“S” usia 23 tahun GIP0Ab0 Uk 38-39 minggu dengan Prenatal Gentle Yoga

• Tujuan
• Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan berupa pendekatan dan memberitahu informasi kepada
Ny.S dengan Prenatal Gentle Yoga untuk sehingga ibu memahami manfaat yang akan di
peroleh dari Prenatal Gentle Yoga.
1.3.2 Tujuan Khusus
• Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada pasien Ny.S
dengan kehamilan normal
• Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Objektif pada pasien Ny.S dengan
kehamilan normal
• Mahasiswa mampu menganalisis masalah yang terjadi berdasarkan data yang
telah dikumpulkan pada pasien Ny.S
• Mahasiswa mampu menentukan tindakan penatalaksanaan pada pasien Ny.S
dengan kehamilan normal

• Manfaat
• Memberikan pelayanan prenatal gentle yoga kepada pasien dengan kehamilan normal.
• Sebagai wawasan pengetahuan serta tindakan prenatal gentle yoga yang diberikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Konsep Dasar Kehamilan
• Definisi Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
9 bulan menurut kalender internasional.Kehamilan adalah serangkaian proses uang
diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan
dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi, dan implantasi(Sulistyawati,2011).
• Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Sulistyawati (2011) tanda dan gejala kehamilan meliputi:
• Tanda tidak pasti kehamilan
• Rahim membesar
• Tanda hegar
Pelunakan ismus uterus mempalpasi servik yang kenyal dan ismus yang baik
• Tanda chadwik
Warna kebiruan pada servik, vulva, dan vagina
• Tanda pischasek
Pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kearah
pembesaran tersebut
• Braxton hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi
• Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-
goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa pentulan di sisi yang lain
• Tes urine kehamilan positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan.

• Tanda Dugaan Hamil


• Amenore (tidak datang bulan)
Faktor kondisi kesehatan penyebab hilangnya periode adalah sebuah siklus tidak
adanya ovulasi
• Anoreksia dan emesis
Pengaruh hormon pada sistem gastrointestinal mungkin menyebabkan mual
muntah yang muncul kira-kira pada minggu kelima atau keenam yang terus
berlanjut sampai minggu keempat belas kehamilan
• Pusing
• Miksi/sering BAK
Penekanan pada kandung kemih disebabkan oleh awalnya antlefeksi posisi
uterus kea rah anterior dan kemudian pada trimester kedua karena pembesaran
uterus menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih

• Tanda Pasti Kehamilan


• Terdengar denyut jantung janin
• Terasa gerak janin
• Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan adanya gambaran
embrio
• Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
• Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil
Menurut Prawirohardjo (2009) Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem
genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar, sehingga dapat menunjang
perkembangannya dan pertumbuhan janin dalam rahim. Placenta dalam
perkernbangannya mengeluarkan hormone somatotropin, esterogen dan progesteron
yang menyebabkan perubahan pada :
• Rahim atau Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram saat akhir kehamilan.
Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan
dapat mengikuti pembesaran rahim karena perturnbuhan janin.
• Vagina (Liang Senggama)
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebirubiruan.
• Ovarium (Indung Telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya placenta yang
sempurna pada umur 16 minggu.
• Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh hormon saat kehamilan., yaitu esterogen, progesteron.
• Sirkulasi Darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, meningkatnya
kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim, tejadi hubungan langsung antara arteri dan vena
pada sirkulasi retroplasenter, dan pengaruh hormon esterogen dan progesteron
makin meningkat. Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan
peredarahan darah yaitu :
• Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi),
dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Volume darah bertambah sebesar
25% sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
• Sel Darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya sekitar 20% untuk dapat meningkatkan
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia
fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar I 0.000/ml.
Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan
dapat mencapai 4 kali dari angka normal.
• Sistem Respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Disamping itu tedadi desakan diafragma karena dorongan rahim
yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kornpensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam sekitar 20% sampai 25% dari biasanya.
• Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan :
1) Pengeluaran air liar berlebihan (hipersalivasi).
2) Daerah lambung terasa pangs.
3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning sickness)
4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.
5) Muntah berlebih, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari (hyperemesis
gravidarum)
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi.
• Perubahan Pada Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone lobus hipoftsis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
• Metabolisme
Dengan terjadi kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, perubahan metabolisme yang mendasar antara lain :
1) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada
trimester ketiga.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam
makanan diperlukan protein tinggi sekitar 1/2 gr/kg BB atau sebutir telur ayam
sehari.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: kalsium 1,4 gram setiap hari, 30 sampai
40 gram untuk pembentukan tulang janin, fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari, zat
besi, 800 mgr atau 30 sampan 50 mgr sehari, dan air, ibu hamil memerlukan air
cukup banyak dan dapat ter adi retensi air. 6) Berat badan ibu hamil bertambah
antara 6,5 sampai 16,5 kg selama kehamilan atau terjadi kenaikan berat badan
sekitar 1/2kg/minggu.
• Ketidaknyamanan yang Terjadi Pada Trimester III
Nurul (2014) menyatakan, mengingat adanya perubahan secara fisiologis dan
anatomis, ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan. Berbeda dalam kondisi normal,
ibu hamil akan memgeluhkan hal-hal berikut ini :
a. Mudah terengah-engah terutama dirasakan apabila Rahim telah membesar sehingga
mendesak sekat rongga dada dan mengganggu kembang kempisnya paru. Keadaan ini
diperberat oleh meningkatnya progesterone. Senam kebugaran akan mengurangi
keluhan ini, demikian pula dengan gerakan lengan yang bias mengembangkan rongga
rusuk dan melonggarkan pernafasan.
b. Mudah lelah, keluhan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan aliran darah yang
kurang diimbangi oleh ketersediaan darah. Volume darah ibu hamil meningkat 30-50%
dan frekuensi denyut jantung meningkat 20%. Peningkatan volume darah ini akan
mengakibatkan pembesaran pembuluh darah, sehingga sering timbul keluhan varises,
ambeien dan bengkak pada kaki. Gerakan senam hamil dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga dapat mengurangi keluhan ini.
c. Nyeri punggung dan pinggang, keluhan ini disebabkan oleh adanya perubahan postur
tubuh yang membantu tulang belakang bagian bawah cenderung melengkung ke depan.
Selain itu keluhan ini dipicu oleh hormon relaksin yang mengendurkan persendian di
panggul. Senam hamil dan senam yoga untuk otot-otot punggung, perut dan panggul
dapat memperbaiki postur dan mengurangi keluhan ini.
d. Kualitas tidur yang buruk, keluhan ini biasanya terjadi pada akhir kehamilan, karena
pada saat itu terjadi penumpukkan keluhan seperti susah bernafas, nyeri punggung,
kejang kaki dan lain-lain. Latihan senam dengan relaksasi (yoga) dan pengaturan nafas
dapat membantu ibu hamil mengatasi keluhan ini.
e. Bengkak, bengkak sering timbul di kaki , tumit, dan wajah, tangan. Penekanan
pembesaran uterus pada pembuluh vena mengakibatka darah balik dari bagian bawah
tubuh terhambat, sehingga menyebabkan kaki dan tungkai bawah menjadi edema.
Dianjurkan untuk banyak minum, mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan
meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat. Jika pembengakakan terjadi dengan
cepat serta berlebihan ini mungkin merupakan tanda preeklampsia.
f. Kram terutama pada kaki, keluhan ini karena penurunan kalsium dan alkalosis yang
terjadi akibat perubahan pada sistem pernapasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan
dan sirkulasi yang buruk pada tungkai (Yulifah, 2010).
g. Kesemutan. Hal tersebut terjadi karena perubahan titik gaya berat akibat uterus yang
bertambah besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan
saraf ulnar, median, dan skiatika terjadi hiperventilasi.
h. Konstipasi karena relaksasi usus halus sehingga penyerapan makanan
menjadi lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan
air menjadi lebih lama
i. Sering buang air kecil karena uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser ke atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hiperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung
kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Pada saat yang sama, pembesaran uterus
menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih
hanya berisi sedikit urine.

• Konsep Dasar Yoga


• Definisi Prenatal Gentle Yoga
Prenatal Yoga adalah program yoga khusus untuk kehamilan dengan teknik dan
intensitas yang telah disesuaikan dengan kebutuhan fisik dan psikis ibu hamil dan janin
yang dikandungnya. Program ini menekankan pada teknik-teknik postur yoga, oleh
napas, rileksasim teknik-teknik visualisasi dan meditasi yang berguna sebagai media
self help yang akan memberi kenyamanan, ketentraman, sekaligus memperkuat diri saat
menjalani kehamilan. Dengan kata lain, program ini akan membantu mempersiapkan
calon ibu secara fisik, mental, dan spiritual untuk menghadapi masa persalinan (Bidan
Kita).
Prenatal yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan modifikasi dari yoga klasik yang
telah disesuaikan dengan kondisi fisik wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas
yang lebih lembut dan perlahan. Selain mengatasi gangguan tidur, berlatih yoga pada
masa kehamilan trimester III juga merupakan salah satu solusi yang bermanfaat sebagai
media self help yang akan mengurangi ketidaknyamanan selama hamil, membantu
proses persalinan, dan bahkan mempersiapkan mental untuk masa-masa awal setelah
melahirkan dan saat membesarkan anak (Sindhu, 2009).
Prenatal yoga merupakan olah raga yang dikhususkan bagi para ibu hamil. Yang
mana gerakan yang disuguhkan dalam prenatal yoga ini jauh lebih sederhana dan lebih
mudah untuk di praktekan yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dibandingkan
dengan gerakan yoga pada umumnya.
Prenatal yoga adalah salah satu jenis yoga yang secara khusus dirancang untuk ibu
hamil. Jenis latihan yang berasal dari India ini memang telah dikenal memiliki dampak
positif bagi ibu hamil dan janinnya secara fisik dan mental.

• Manfaat Prenatal Yoga


Menurut Sindhu (2009) manfaat prenatal yoga antara lain sebagai berikut:
• Meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh saat hamil.
• Melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin.

• Mengatasi sakit punggung dan pinggang, skiatika, konstipasi, pegalpegal, susah


tidur dan bengkak pada sendi.

• Melatih otot perineum (otot dasar panggul) yang berfungsi sebagai otot kelahiran,
membuat otot lebih kuat dan elastic sehingga mempermudah proses kelahiran.

• Mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk menghadapi


persalinan.

• Meningkatkan kualitas tidur dan mempermudah proses kelahiran. Yoga mengajarkan


teknik-teknik penguasaan tubuh dan menekankan bahwa otot yang tegang akan
berpengaruh saat tidur dan proses persalinan. Saat tubuh tegang, pikiran akan
tegang dan ibu akan cenderung menahan napas. Berlatih yoga secara teratur, ibu
akan mampu mengenali munculnya setiap ketegangan tersebut dan menjaga agar
sauna fikiran tetap relaks, menjaga napas tetap dalam, dan akhirnya membuat otot
tubuh menjadi relaks.

• Menjalin komunikasi antara ibu dan anak sejak masih di dalam kandungan.

• Mempercepat pemulihan fisik dan mengatasi depresi pasca melahirkan.

Manfaat Lain Yoga pada Ibu Hamil :


• Sehat dan Fit selama masa Kehamilan
Meditasi yang merupakan bagian dari yoga sangat membantu untuk
pengembangan sikap baik yang membantu mengatasi perubahan tubuh Anda
selama kehamilan. Latihan relaksasi nafas membantu memberikan lebih banyak
oksigen ke bayi di dalam rahim dan membantu untuk mengatasi stres dan masalah
kesehatan lainnya selama kehamilan.
• Mempersiapkan Persalinan
Yoga adalah hal terbaik yang dapat di lakukan selama kehamilan untuk bersiap-
siap agar proses persalinan Anda mudah, lancar dan tetap nyaman.
• Kelahiran Anak Alami
Berlatih yoga selama kehamilan meningkatkan kemungkinan melahirkan normal.
Manfaat Yoga untuk melahirkan sangat banyak karena pose berlatih yoga selama
kehamilan membantu otot menjadi lebih fleksibel dan lebih penting lagi ini akan
membantu memperkuat otot kelahiran. Yoga mempersiapkan untuk melahirkan
normal karena mengajarkan bagaimana fokus, relaksasi, pernapasan dalam satu.
• Penurunan Sakit Selama Melahirkan
Latihan pernapasan dilakukan selama yoga untuk  memperkuat otot dan
mempersiapkan tubuh untuk mengatasi nyeri persalinan. Menggunakan bola
melahirkan untuk yoga selama proses itu sangat membantu untuk melepaskan
tekanan setiap kontraksi. Juga, nafas berirama yang diajarkan dalam yoga dapat
membantu untuk beradaptasi dengan masing-masing kontraksi dan akan mengalami
berkurangnya rasa sakit.
• Optimal Baby Positioning/ mambantu mengoptimalkan posisi janin
Mengubah posisi bayi selama kehamilan adalah yang paling penting dari semua
manfaat yoga Pose kucing baik untuk sirkulasi yang tepat dan pencernaan dan juga
mengurangi tekanan pada punggung bawah. Manfaat yang paling banyak dari pose
ini adalah gerakan yang menguntungkan bayi di dalam rahim. Jadi, jika posisi bayi
salah sebelum persalinan, yoga pose dapat membantu membawa bayi ke dalam
posisi yang benar menghindari SC atau penggunaan forsep.
• Penurunan Back Pain
Manfaat Yoga untuk sakit punggung sangat penting karena nyeri punggung bisa
membawa masalah jangka panjang setelah melahirkan. Selama pelatihan yoga akan
belajar banyak pose yang membantu melepaskan stres dan ketegangan pada
punggung bawah.
• Memberi ruangan yang lebih untuk Bayi
Manfaat Yoga tidak hanya untuk ibu, tetapi juga untuk bayi. Bayi akan dapat
tumbuh dan berkembang dengan lebih banyak ruang dan oksigen. Yoga
mengajarkan Anda posisi yang benar saat hamil untuk memberikan ruangan yang
paling besar untuk bayi. Jika bayi memiliki sedikit ruang, kepalanya mungkin tidak
berbalik di bawah sebelum persalinan atau dia dapat memilih posisi melintang, yang
membutuhkan SC jika tidak diselesaikan sebelum kelahiran.
• Memperkuat otot dasar panggul dan Latihan Kegel
Latihan Kegel adalah suatu keharusan dalam persiapan untuk melahirkan.
Latihan kegel bermanfaat untuk memperkuat kondisi otot panggul, memperkuat
rahim dan rektum. Mereka secara signifikan dapat mempermudah proses persalinan
serta mempercepat penyembuhan setelah melahirkan.
• Mengurangi Kram Kaki
Banyak wanita mengalami kram kaki, khususnya selama beberapa bulan terakhir
kehamilan. Mereka dapat meredakan dengan melakukan latihan yoga teratur dan
dengan mengkonsumsi lebih banyak kalsium dan suplemen magnesium
• Sistem kekebalan yang lebih kuat
Diantara semua manfaat yoga, ini adalah yang paling penting karena sakit saat
hamil mungkin memiliki resiko pada kesehatan janin. Yoga membantu hormon stres
yang lebih rendah yang dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh. Sistem
limfatik diperkuat dan racun dilepaskan selama latihan yoga. Dan akan terlihat
bahwa penyakit jauh lebih sedikit ketika mulai berlatih yoga secara teratur.
• Yoga Membantu Anda untuk Menjadi Relaks
Teknik pernapasan tertentu yang disebut pranayama maengendalikan
pernapasan dan pikiran. Pranayama membuat seluruh sistem tubuh terasa lebih
sehat. Sistem pernapasan dan saraf menjadi lebih tenang dan kuat, dan seluruh sel
menerima kekuatan hidup dan makanan dari pernapasan. Latihan pranayama, ketika
dilakukan dengan tepat, dikatakan dapat memberikan manfaat penyembuhan.
Energi vital dari tibih menjadi seimbang dan diisi kembali. Kelelahan berkurang.
Pikiran dan emosi menjadi lebih tenang.
Teknik relaksasi alam sadar secara sistematis membimbing Anda ke dalam
keadaan rileks yang mendalam. Begitu suara-suara dalam pikiran menghilang, tubuh
Anda akan mampu untuk melepaskan tegangan otot. Ketika tubuh Anda mulai
santai, napas menjadi lebih lambat dan dalam, sehingga sistem pernapasan dapat
beristirahat. Napas yang lambat dan dalam mendorong relaksasi dan ketenangan,
sedangkan napas yang terburu-buru dan pendek akan menyebabkan kekhawatiran.
Begitu ritme pernapasan melambat, detak jantung juga akan ikut menjadi lebih
lambat. Hal ini memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi
dan jantung dapat beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Sistem
saraf sympathetic, yang selalu siap untuk beraksi, menerima pesan bahwa tidak
apa-apa untuk relaks, dan kemudian sistem saraf parasympathetic akan
memberikan respons terhadap relaksasi.
Kelenjar endorkin yang bertanggung jawab terhadap sebagian besar keadaan
emosi dan fisik Anda, menerima pesan untuk menjadi lebih relaks. (Dalam
masyarakat dengan kecenderungan stress yang tinggi, kelejar adrenalin terkuras
secara berlebihan.)
Relaksasi secara mendalam ini langsung menuju pada pusat dari penurunan
tingkat kelelahan dan menguraikannya mulai dari bagian terdalam menuju ke
permukaan, ibarat menguraikan gulungan bola boning.
• Petunjuk Umum Berlatih Yoga untuk Kehamilan
• Hindari perut penuh sebelum berlatih Yoga, jangan makan terlalu dekat jaraknya
dengan kelas yoga.
• Yoga sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari atau petang karena ini adalah saat
yang paling mudah untuk memusatkan pikiran
• Minum air sesering mungkin sebelum, selama dan sesudah berlatih yoga
• Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman, hindari pakaian yang terlalu ketat,
karena ini akan menghalangi tubuh untuk bernafas dan membuat Anda tidak nyaman
• Lakukan semampu Anda, bila lelah beristirahatlah dalam postur-postur beristirahat
yoga
• Berhentilah berlatih apabila Anda kurang fit atau mengalami kondisi di bawah ini:
• Pengurangan gerakan janin
• Tekanan darah Naik (lebih dari 140 kali/menit)
• Terus menerus mual dan muntah
• Timbuk kontraksi rahim dengan interval yang lebih sering (kurang dari 20 menit
sekali)
• Bleeding (perdarahan) per vagina
• Pecah ketuban
• Nyeri persendian, dada dan kepala
• Bengkak pada pergelangan kaki

• Kontraindikasi Yoga dalam Kehamilan


• Pasien dengan PE (TD diatas normal, pandangan kabur, oedem)
• Riwayat keguguran di kehamilan sekarang
• Kehamilan dengan placenta previa totalis (tanda-tanda terdapat perdarahan selama
kehamilan). Placenta previa marginalis bisa mengikuti asalkan tidak ada perdarahan
& dilakukan di kursi.
• Pasien serviks inkompeten (dimana terjadi pembukaan saat kehamilan)

• Hal-hal yang Harus di Perhatikan pada Ibu Hamil yang Hendak Melakukan Yoga
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) yang menekan perut atau
menelungkup
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) yang terlalu dalam
memuntir tulang punggung (deep twist)
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) yang membalikkan posisi
tubuh (inverse) karena akan menimbulkan pemampatan udara dan resiko
terlepasnya plasenta
• Ibu hamil dilarang melakukan tehnik khumbaka (menahan nafas) karena akan
menghentikan asupan oksigen ke janin
• Ibu hamil dilarang melakukan posisi jongkok penuh apabila mengalami varises
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) terlentang setelah melewati
usia kehamilan lebih dari 16 minggu

• Perbedaan Senam Hamil dan Prenatal Yoga


Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh
karena itu senam hamil memiliki prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan
kondisi ibu hamil. Latihan pada senam hamil diracang khusus untuk menyehatkan dan
membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan serta
mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan (Manuaba, 2010)
Senam hamil lebih ke latihan pernafasan, senam hamil meliputi latihan-latihan untuk
meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan menjaga sistem kardiovaskuler. Suasananya
menenangkan. Tahapan gerakan senam hamil dimulai dengan instruktur berkeliling
untuk memeriksa detak jantung bayi menggunakan Doppler. Setelah dinyatakan semua
detak jantung janin normal, senam diawali dengan peregangan kepala, bahu, lengan,
pinggang dan kaki. Semua gerakan dilakukan dengan posisi duduk dan tiduran diatas
matras. Jadi sama sekali tidak berpindah tempat. Latihan pernafasan dalam dan
pernafasan cepat yang berguna saat kontraksi persalinan.
Klimaks gerakan senam hamil adalah saat dikondisikan sedang berkontraksi dan
pada posisi bersiap melahirkan. Mulai dari pernafasan saat kontraksi, posisi berbaring
kiri, dengan kaki kanan diangkat dan dikaitkan dengan tangan yang berguna saat kepala
bayi belum kelihatan, posisi terlentang dan mengaitkan kedua kaki dengan tangan dan
kaki terbuka lebar bersiap lahiran, sampai latihan mengejan juga.
Prenatal yoga beda dengan senam hamil yang gerakannya kebanyakan peregangan
ringan dan latihan nafas, yoga terdiri dari latihan fisik dan postur (asana), latihan
pernafasan (pranayama), relaksasi, dan meditasi. Gerakan-gerakan prenatal yoga tidak
jauh beda hatha yoga pada umunya, tetapi banyak gerakan yang memang ditujukan
khusus untuk melatih otot rahim dan panggul, guna menunjang perkembangan janin
serta mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan. Semakin sering latihan prenatal
yoga, membuat badan ibu hamil semakin kuat dan seimbang, kalau senam hamil adalah
pada sisi psikologis, kalau prenatal yoga ini manfaatnya disisi fisik dan melatih stamina.

• Gerakan Yoga untuk Ibu Hamil


• Centering (posisi duduk sukhasana)
sesuai dengan namanya, easy pose adalah posisi hip opening yang paling
mudah untuk dilatih dan bisa dilakukan kapan saja.
Manfaat :
Posisi ini melatih otot panggul lebih terbuka, tulang punggung memanjang, hingga
membuka area dada. Maka, gerakan senam hamil yang satu ini dapat membuat bayi
ceoat masuk panggul.
Apabila disertai dengan latihan pernapasan, maka akan meningkatkan fokus,
keseimbangan, dan ketenangan diri.
Ini dilakukan untuk menghilangkan rasa lelah, cemas, atau khawatir yang sering
dirasakan menjelang proses melahirkan bayi.
Langkah-langkah :
• Ambil balok. Duduk diatas balok, keluarkan otot bokong bawa keluar dan
turunkan.
• Kedua kaki dilipat didepan perut (bersila).
• Bawa kedua tangan kedepan dada.
• Tutup kedua mata, fokus dan rileks.
• Atur nafas.
• Tangan kenan didepan dada, sedangkan tangan kiri menyentuh perut (janin).
• Ambil nafas, rasakan dan rileks.

• Pranayama (Pernapasan)
• Teknik Pernafasan Perut
• Teknik pernapasan ini merupakan teknik pernapasan dasar dari semua teknik
pernapasan yoga (pranayama). Teknik ini bermanfaat untuk mengaktifkan otot
diafragma dan paru-paru bagian bawah, memijat organ perut bagian dalam,
melancarkan pencernaan/ mengatasi sembelit, melatih kesadaran pada
otototot dasar panggul, serta meningkatkan ketenangan. Teknik ini juga
digunakan saat bermeditasi. Adapun teknik pernapasan diafragma adalah
sebagai berikut:
• Teknik I

• Letakkan satu tangan pada perut bagian atas, dan tangan lainnya pada
perut bagian bawah.

• Tarik napas melalui hidung, rasakan perut mengembang, dan jarak


diantara kedua tangan semakin merenggang.

• Buang napas, rasakan perut kembali melembut mengempis, dan jarak


antara kedua tangan kembali seperti semula.

• Lakukan selama beberapa putaran dan lakukan sambil memejamkan


mata.

• Teknik II

• Letakkan kedua tangan di perut bagian bawah, pada


lengkungan bawah perut.

• Tarik napas melalui hidung, dan rasakan perut bagian


bawah mengembang sehingga mendorong tangan ke
luar.

• Buang napas, rasakan perut kembali lembut


mengempis.

• Lakukan selama beberapa putaran dan lakukan sambil


memejamkan mata.

• Teknik Pernafasan Berdengung (Brahmani)


Brahmari disebut juga dengan teknik pernapasan lebah
(bee breath) karena saat menghembuskan napas akan keluar
suara berdengung panjang. Teknik pernapasan ini bermanfaat
untuk mengusir kecemasan, menenangkan pikiran, dan
mengatasi insomnia atau meningkatkan kualitas tidur ibu hamil.
Teknik pernapasan berdengung (brahmari) yaitu:
• Posisi duduk bersila diatas bantal tipis dengan panggul yang
lebih tinggi dari lutut dan punggung ditegakkan.

• Jari-jari tangan menyumbat telinga dan menutup mata.

• Tarik napas dalam dari hidung, dan sempitkan pita suara


diujung tarikan napas.

• Buang napas perlahan dan panjang. Istirahatkan pikiran


dengan mendengarkan suara mendengung panjang yang
dihasilkan saat melakukan posisi ini.

• Lakukan selama beberapa putaran hingga ibu merasa


nyaman.

• Belly Breething
• Posisi duduk bersila dengan kedua telapak tangan memegang perut.
• Jari tengah disatukan.
• Rileks terlebih dahulu.
• Ambil nafas dengan mengembangkan perut dan saat buang nafas perut
dikempeskan perlahan-lahan.
• Biarkan tegang, kekhawatiran dan kecemasan dengan mudahnya keluar.
• Lakukan latihan pernafasan ini 10 kali.
• Warming Up (Pemanasan)
Latihan pemanasan merupakan hal yang wajib dilakukan
sebelum ibu beryoga.Latihan pemanasan bermanfaat untuk
menghangatkan tubuh, meningkatkan kelenturan otot dan sendi dan
mempermudahnya untuk melakukan postur yoga, serta
menghindarkan cidera pada otot dan ligamen (jaringan ikat sendi).
Lakukan pemanasan ringan seperti:
• Posisi duduk bersila dengan tangan kanan diangkat keatas, creating space.
• Pegang kepala sambil bernafas.
• Saat membuang nafas, tarik kepala ke kanan.
• Lalu bernafas sampai 3x dan saat buang nafas angkat tangan keatas dan
creating space.
• Rileks
• Posisi duduk bersila dengan tangan kiri diangkat keatas, creating space.
• Pegang kepala sambil bernafas.
• Saat membuang nafas, tarik kepala ke kiri.
• Lalu bernafas sampai 3x dan saat buang nafas angkat tangan keatas dan
creating space.
• Rileks
• Latihan pergerakan bahu dan lengan
• Letakkan 4 jari tangan kanan dan kiri di bahu.
• Putar ke belakang sehingga siku keangkat ke atas sambil tarik nafas dan
buang nafas.
• Lakukan sebanyak 5x
• Creating Space
• Bawa kedua tangan kedepan dada.
• Satukan jempolnya, dorong kedepan sambil bernafas.
• Kemudian diputar tangannya dan buang nafas, angkat tangan ke atas
sampai belakang telinga. Pastikan bahu tidak tegang dan tetap rileks.
• Buang nafas, putar tubuh ke sebelah kanan sedikit dengan gentle. Tahan
disini dan bernafas selama 3x.
• Buang nafas kembali.
• Dorong tangan ke atas kembali (creating space). Buang nafas, putar tubuh
ke sebelah kiri sedikit gentle. Tahan disini dan bernafas selama 3x.
• Buang nafas kembali.
• Tarik nafas lagi, dorong tangan ke atas.
• Buang nafas sambil menurunkan tangan.
• Rileks
• Latihan Cat Cow Pose (Untuk Opyimalisasi Posisi Janin)
Gerakan yoga hamil ini bisa dilakukan di setiap trimester kehamilan.
Manfaat :
Dapat memperkuat perut saat hamil, menjadikan punggung lebih ringan,
melancarkan sirkulasi darah serta cairan tulang belakang.
Langkah-langkah:
• Sediakan handuk, lipat dan letakkan di matras.
• Posisi table pose
Atur posisi merangkak, pastikan kedua lengan sejajar dan selebar dengan
bahu. Buka kaki selebar panggul dan letakkan lutut di atas handuk
• Tarik napas, putar bahu ke belakang dorong dada ke depan. Pastikan tulang
ekor masuk ke dalam. Pandangan ke atas
• Buang nafas, tulang ekor masuk kembali, punggung melengkung. Pandangan
melihat pusat dan pastikan punggung melengkung.
• Lakukan sampai 3x

• Anjaneyasana
Saat hamil, ibu hail merasa sering kehilanagn energi. Dengan hal itu bisa
dilakukan mencoba melakukan cresent lunge secara rutin karena gerakan senam
hamil ini cukup menantang.
Manfaat :
Gerakan senam hamil yang satu ini tidak hanya membuat agar bayi cepat masuk
panggul.
Akan tetapi juga membantu mengarahkan bayi ke area panggul sehingga
memberikan ruang untuk melakukan posisi rotasi
Langkah-langkah :
• Berlutut dan bawa maju kaki kanan. Gunakan alas jika lutut sakit.
• Leyakkan kedua tangan diatas lutut dan turunkan panggul ke arah bawah
senyamannya.
• Pandangan tetap ke depan.
• Bila posisi sudah stabil, kedua tangan boleh diangkat ke atas kepala.
Tahan beberapa saat dan lakukan sisi sebelahnya.

• Mountain Pose (Tadasana)


Ini merupakan postur berdiri dasar yoga. Tadasana
bermanfaat untuk melatih postur tubuh yang tegak, menguatkan otot kaki, dan
berguna untuk proses persalinan ibu kelak. Posisi
tadasana ialah:
Langkah-langkah :
• Berdiri tegak, buka kaki selebar panggul
• Kaki paralel, jempol, ankles, tumit saling bersentuhan (bisa di adjuzt untuk ibu
hamil/gemuk)
• Tekan telapak kaki dari ke3 titik kaki, tempurung lutu, otot paha kencang
• Tulang kering satu garis dengan paha
• Tulang ekor masuk (pubis up, teebo masuk)
• Tegakkan tulang belakang
• Tulang sternum up, chest lifted
• Putar lengan atas (upper arm) ke belakang, buka bahu, tulang belikat saling
berdekatan.
• Jauhkan bahu dari telinga
• Kapala tegak, pandangan lihat lurus kedepan
• Kedua tangan lurus disamping kanan dan kiri tubuh satu garis dengan paha.
Variasi tadasana dapat juga dilakukan dengan menggunakan dinding, tali dan
quater-round block.
Dimana Anda tungkai di mat, sedangkan ujung kaki di round block
Kencangkan pantat hingga betis
Masukkan tulang ekor

Trimester 1 : jaga kaki saling menempel


Trimester 2 : beri jarak lebih lebar selebar panggul untuk menghindari tekanan
yang berlebihan pada area pubis, jaga kaki tetap parelel
Trimester 3 : Anda bisa membuka kaki lebih lebar atau bisa menggunakan dinding
untuk menjaga aliqment tetap baik

• Adho Mukha
Untuk mengurangi nyeri punggung
• Posisi table pose
• Child pose
• Sebarkan jari-jari tangan ke atas, pastikan tangan menempel alas.
• Angkat tubuh dan pastikan tidak mengubah tubuh.
• Jejakkan kedua kaki ke alas.
• Napas 3x.
• Tekuk lutut dan bawa kaki ke depan

• Malasana (Latihan Melenturkan Otot Panggul)


Bermanfaat untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan pada tulang
punggung, bahu, dan leher serta meningkatkan asupan oksigen pada plasenta
• Jongkok, buka kedua kaki cukup lebar
• Letakkan kedua telapak kaki dilantai atau sangga kedua telapak kaki dengan
balok jika sulit.
• Pastikan lutut membuka cukup lebar untuk memberi ruang bagi janin, dan
arahkan lutut searah dengan jari kaki
• Bawa masuk siku kanan di depan lutut kanan dan bawa masuk siku kiri di
depan lutut kiri
• Satukan dan tekan kedua telapak tangan di depan dada

• Latihan child pose (balasana)


Gerakan senam hamil ini diperlukan agar dapat rehat sejenak di sela-sela latihan
yang dinamis.
Manfaat :
Posisi ini baik untuk membuka area panggul dan paha dalam dan meregangkan
tulang belakang yang menyatu (sacrum).
Melatih gerakan senam hamil ini bisa membantu untuk melepaskan rasa tegang
serta membantu menenangkan pikiran jelang kelahiran bayi.
Langkah-langkah :
• Mulailah pada posisi berlutut dengan kedua lutut sedikit melebar.
• Merangkak ke depan dengan tangan, lengan lurus dan di posisi depan.
• Pertahankan posisi tubuh relaks pada paha dan kening untuk beristirahat di
lantai. Bernapaslah di posisi ini sekurangnya tiga tarikan napas panjang.
• Buang nafas.
• Masuk ke posisi table
• Savasana
untuk meningkatkan suasana hati Anda sepanjang hari. Cara melakukan gerakan
savasana yaitu:
Berbaring di atas mat dengan kaki selebar pinggul, lengan rileks di samping tubuh,
dan telapak tangan menghadap ke atas. Biarkan jari-jari tangan menekuk.
Tutup mata dan rilekskan pernapasan. Lepaskan semua ketegangan otot yang
mungkin menumpuk selama latihan yoga. Cobalah jernihkan pikiran. Jika pikiran
muncul, sadari pikiran tersebut dan lepaskan.
Anda mungkin merasa ingin tertidur saat melakukan pose ini, namun cobalah
untuk tetap terjaga.
Saat Anda siap untuk mengakhiri savasana, bawa energi kembali ke dalam tubuh
dengan menggoyangkan jari-jari tangan dan kaki. Bawa tubuh ke sisi kanan, lalu
perlahan pindah ke posisi duduk yang nyaman.
• Meditasi metta (menjalin komunikasi dengan buah hati)
Meditasi ini bertujuan untuk membangkitkan dan
menguatkan rasa kasih sayang dan cinta kasih yang akan
menjalin keterikatan antara kita dan makhluk hidup lainnya.
Meditasi ini dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat-kalimat pengharapan yang
baik didalam hati. Saat melakukannya akan muncul perasaan kasih sayang dan
cintayang akan menghubungkan ibu secara batin dengan seseorang yang menjadi
objek meditasinya, terutama sang bayi. Ada pun teknik meditasi metta ialah:

• Duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman. Atur


beberapa tarikan napas dalam dan hembusan napas
perlahan.

• Saat mengatur napas, atur pola pikiran untuk semakin


melambat dan melambat.

• Arahkan perhatian pada tubuh, rasakan sensasi dan posisi


tangan, kaki, torso dan kepala. Sadari bagian tubuh tersebut
dan biarkan bagian tubuh yang mengalami ketegangan
untuk melembut relaks. Jaga tubuh agar senyaman
mungkin.
• Saat tubuh terasa lebih nyaman, arahkan perhatian pada
pusat rongga dada. Dalamkan napas, hadirkan perasaan
kasih sayang meliputi pusat rongga dada. Ibu dapat
mengingat memori di masa lalu yang dapat menghangatkan
perasaaan. Biarkan rasa tersebut meliputi rongga dada
sambil tetap menjaga kesadaran napas.

• Ucapkan di dalam hati dengan penuh perasaan “semoga


saya sehat, semoga saya bahagia, semoga saya terlepas dari
kesulitan, dan lain-lain”. Pusatkan perhatian pada sensasi
perasaa yang muncul. Lakukan selama beberapa kali, dan
ketika konsentrasi berkurang, kembali dalamkan napas dan
ucapkan kalimat-kalimat pengharapan.

• Sesekali pindahkan perhatian ibu pada rongga perut,


rasakan kehadirannya saat ini, alirkan pengharapan baik
bersama napas ke janin, ibu dapat mengelus lembut perut
untuk membantu pikiran agar lebih mudah merasakan
respon janin. Lakukan meditas ini selama mungkin. Bawa
kembali perhatian pada sensasi tubuh dan mulai gerakka tubuh secara lembut
dan perlahan. Kembali dalamkan napas
dan perlahan buka mata. Jangan terburu-buru untuk
menyudahinya, nikmati kebersamaan ibu dengan janin
beberapa saat.

• Konsep Manajemen SOAP


Menurut Mangkuji, dkk (2014) pembuatan grafik metode SOAP merupakan pengelolaan
informasi yang sistematis yang mengatur penemuan dan konklusi kita menjadi suatu
rencana asuhan, metode ini merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan
guna menyusun dokumentasi asuhan.
Tanggal : tanggal dilakukannya pengkajian
Jam : jam dilakukannya pengkajian
Dicantumkan untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien.
A. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan menghindari terjadinya
kekeliruan.(Matondang, 2009)
b. Umur : Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil.
Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya,
berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia
c. Agama : Ditanyakan sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
terhadap pasien saat memberikan asuhan. (Matondang, 2009
d. Suku : Mengetahui suku ibu bisa memudahkan dalam memberikan komunikasi antara
petugas kesehatan dgn ibu dan untuk mengetahui apakah ada kebiasaan adat istiadat yg
merugikan kesehatan ibu dan bayi. (Sulistyawati, 2014).
e. Pendidikan : Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada
ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah
pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia..
f. Pekerjaan ibu : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan
apakah pekerjaan ibu atau suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.
Seorang wanita hamil dengan anemia boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.
g. Penghasilan : Status ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik
dan psikologi ibu, status ekonomi yg baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik
dan psikologi yg baik pula, status gizi pun akan meningkat karena nutrisi didapat
berkualitas pada iibu anemia , selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologi
mengenai biaya bersalin dan pemenuhan kebutuhan bayi.
h. Alamat : Lingkungan tempat tinggal klien perlu diketahui untuk menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan
kunjungan ulang.(Hidayat dan Uliyah, 2008).
2) Alasan Datang
Ibu datang kerumah sakit/puskesmas/BPS dirujuk atau datang sendiri dengan
alasan-alasan tertentu dan untuk menegakkan diagnosa serta tindakan yang
seharusnya dilakukan.
3) Keluhan Utama
Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010), keluhan yang muncul pada
kehamilan trimester III dengan anemia meliputi pusing, cepat lelah, mata berkunang-
kunang terlebih ketika bangun tidur dan bangun dari duduk, mual dan nafsu makan
berkurang.
4) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya seperti
a. Penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, IMS, penyakit menular ini dapat
berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas ibu, serta dapat menyebabkan
kerusakan pada janin akibat infeksi virus.
b. Penyakit keturan seperti jantung, tekanan darah tinggi, ginjal, kencing manis dll.
Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan pre-eklamsi sampai eklamsi pd
kehamilan ibu, pada saat proses persalinan dapat menyebabkan bayi besar yg
menulitkan proses persalinan, pada masa nifas dapat menyebabkan perarahan post
partum serta pada BBL dapat menyebabkan hipoglikemi.
c. Penyakit menahun seperti asma, malaria, dll penyakit menahun tersebut harus
diwaspadai karena bisa saja terjadi pada saat ibu hamil, saat proses persalinan dan
nifas.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Menurut Johnson dan Taylor, (2005). Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang
sedang diderita ibu seperti :
a. Penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, IMS, penyakit menular ini (HIV/AIDS,
Hepatitis) dapat menyebabkan kerusakan pada janin akibat infeksi virus yg ditransfer
melalui plasenta, pada saat persalinan petugas memerlukan perawatan khusus saat
menolong, pada masa nifas ibu tidak dapat memberikan ASI pada bayinya yg dapat
menyebabkan pembengkakan pada payudara ibu, serta bila ibu menderita penyakit IMS
ibu tidak bisa menggunakan KB IUD.
b. Penyakit keturan seperti jantung, tekanan darah tinggi, ginjal, kencing manis dll.
Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan pre-eklamsi sampai eklamsi pd
kehamilan ibu, pd saat proses persalinan dapat menyebabkan bayi besar yg menulitkan
proses persalinan, pada masa nifas dapat menyebabkan perarahan post partum , pada
BBL dapat menyebabkan hipoglikemi serta merupakan kontraindikasi penggunaan KB
hormonal bila ibu menderita hipertensi.
c. Penyakit menahun seperti asma, malaria, dll penyakit menahun tersebut harus
diwaspadai karena bisa saja terjadi pada saat ibu hamil, saat proses persalinan, nifas
dan pada saat ibu menggunakan KB.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui latar belakang penyakit keluarga yang dapat
berpengaruh terhadap kehamilan, persalian dan nifas ibu seperti:
a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, hepatitis, PMS.
b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembuluh darah,
asma
c. Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar
adalah faktor ras, keturunan umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang
pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa
menurun pada ibu. (Manuaba, 2010).
7) Riwayat Haid
Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu sehingga didapatkan hari pertama
haid terakhir (HPHT) untuk menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal
taksiran persalinannya (Prawirohardjo, 2010).
a. Menarche adalah haid pertama kali, pada umumnya terjadi pada usia pubertas yaitu
sekitar 12 – 16 tahun.
b. Siklus haid pada setiap wanita tidak sama, normalnya adalah 28 hari tetapi siklus ini
bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid normalnya
adalah 25 – 32 hari.
c. Lamanya haid pada setiap wanita tidak sama, biasanya 2 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari
diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari pada wanita biasanya lama
haid ini tetap.
d. Flour albus/keputihan normalnya berwarna bening, lendir, dan tidak berbau.
e. Keluhan yang dirasakan oleh wanita normalnya adalah sakit pinggang.
f. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) merupakan hari pertama keluarnya haid pd haid
yg terakhir yg merupakan salah satu indikator untuk menghitung usia kehamilan dan
tafsiran persalinan
g. TP (Tapsiran Persalinan) merupakan waktu yang di tafsirkan telah atermnya janin 40
minggu di hitung dari HPHT (Sulistyawati, 2014)
8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah.
a. Jika ibu pernah menikah lebih dari satu kali ditakutkan ibu mengalami penyakit
menular akibat berganti-ganti pasangan.
b. Jika lama menikah≥ 5 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada
kehamilannya seperti preeklampsia, persalinan tidak lancar.
c. Umur pertama kali menikah < 18 tahun dan tidak menunda kehamilannya atau
langsung hamil pinggulnya belum cukup pertumbuhannya serta organ reproduksi yang
belm matang dapat menyebabkan kehamilan yg beresiko seperti abortus, serta kesulitan
waktu melahirkan seperti CPD.
d. Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, per-eklamsia, KPD
(Ketuban pecah dini), persalinan tidak lancar/macet, perdarahan setelah bayi lahir,
BBLR (Bayi berat lahir rendah).
9) Riwayat kehamilan , persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu
apakah pernah ada komplikasi/penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan
yang dapat mempengaruhi kehamilan, persalinan, nifas selanjutnnya.
a. Kehamilan : Apakah saat kehamilan yang lalu ibu sering memeriksakan
kehamilannya, apakah pernah mengalami komlikasi seperti keguguran, pre eklamsi dll.
b. Persalinan : Siapa penolong persalinan, apakah persalinan yang lalu secara normal,
atau dengan bantuan, dan apakah ada komplikasi seperti partus macet dll.
c. Nifas : Apakah selama masa nifas berjalan dengan normal, ibu rutin memeriksakan
diri dan bayinya, ibu dapat menyusui dengan baik, atau ibu pernah mengalami tanda
bahaya masa nifas seperti infeksi masa nifas.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Berapa kali memeriksakan kehamilannya dan oleh siapa.
b. Bagaimana gerakan janin dalam 24 jam terakhir.
c. Apakah ibu pernah mengalami tanda bahaya kehamilan trimester III seperti
perdarahan, tidak ada gerakan janin, KPD, Preeklamsi dll
d. Apakah telah mendapatkan imunisasi TT (Tetanus toksoid) apabila ibu belum maka
diberikan2 kali injeksi selama kehamilan (pertama saat kunjungan antenatal pertama
dan kedua, empat minggu setelah kunjungan pertama).
e. Apakah ibu telah mendapatkan vitamin tambah darah (Fe) sebanyak 90 tamblet yang
diberikan 1 kali/hari selama kehamilan(Sulistyawati,2014).

11) Riwayat KB
a. Apakan ibu mengikuti KB, dan jenis KB yang digunakan.
b. Lama pemakain dan keluhan.
c. Kapan melepas atau berhenti menggunakan KB.
d. Rencana KB selanjutnya.
e. Memberikan gambaran macam-macam dan kegunaan KB jika ibu belum mengetahui
tentang KB
12) Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi :Menurut Mochtar (2011) ini penting untuk di ketahui agar petugas
mendapat gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.
beberapa hal yang perlu ditanyakan pada ibu hamil barkaitan dengan pola makan
adalah sebagai berikut :
• Menu : Di tanyakan barkaitan dengan pola diet seimbang bagi ibu hamil, jika
pengaturan menu makan klien kurang seimbang sehingga beberapa komponen gizi
kurang terpenuhi.
• Frekuensi : Data ini akan memeri petunjuk tentang seberapa banyak asupan
makanan yang di konsumsi ibu.
• Jumlah per hari : Data ini memberikan seberapa banyak makanan yang ibu makan
dalam satu kali makan.
• Pantangan : Data ini di kaji karena ada kemungkinan pasein berpantangan makanan
justru pada makanan yang sangat mendukung pemulihan fisiknya.
• Nutrisi ibu hamil : Dalam masa kehamilan,kebutuhan zat gizi meningkat untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, pemeliharaan dan
kesehatan ibu serta persediaan untuk laktasi baik untuk janin maupun untuk ibu
(misalnya: kalori, protein, lemak, mineral, zat besi dan vitamin).
b. Pola istirahat : Menurut Mochtar (2011)Istirahat sangat di perlukan oleh ibu hamil.
Oleh karena itu petugas kesahatan perlu menggali pola istirahat ibu supaya mengetahui
hambatan yang mungkin muncul. Pola istirahat ibu hamil : Istirahat siang normalnya 1-2
jam dan istirahat malam normalnya 6-8 jam.
c. Pola aktifitas : Perlu dikaji karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa
berat aktifitas yang sering di lakukan ibu.jika kegiatan ibu terlalu berat di khawatirkan
dapat menimbulkan penyulit pada masa kehamilan.
d. Personal hygine : Data ini perlu di kaji karena sangat mempengaruhi kesehatan
pasien. Beberapa cara perawatan kebersihan diri.
1. Mandi : Menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi sehari (normalnya sehari
mandi 2 kali).
2. Keramas : Minimal seminggu 3 kali.
3. Mengganti baju dan celana dalam: Ganti baju minimal 1 kali sehari dan mengganti
celana dalam minimal 2 kali sehari dan bila sewaktu-waktu celana dalam kotor harus
di ganti tanpa harus menunggu waktu untuk mengganti.
e. Aktifitas seksual
Data ini perlu dikaji walaupun ini menyangkut dengan privasi pasien karena
kemungkinan ada beberapa keluhan dalam aktivitas seksual yg menganggu klien.
Beberapa hal yang perlu ditanyakan :
1. Frekuensi: Ditanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
2. Gangguan : Ditanyakan apakah klien mengalami keluhan selama berhubungan
seksual. Misanya nyeri pada saat berhubungan, adanya ketidak puasan suami,
kurangnya keinginan untuk berhubungan. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati
terutama pada minggu terakhir kehamilan karena berpotensi terjadinya ketuban
pecah(Sulistiawati, 2014)
f. Riwayat Psikososial dan budaya
• Riwayat psikososial untuk mengetahui hubungan klien dengan keluarga dan
tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini (diharapkan atau tidak).
• Riwayat Budaya ditanyakan untuk mengetahui adakah dari kebudayaan dan adat
istiadat ibu yang dapat berbahaya bagi kehamilan, persalinan, nifas, perawatan
bayi baru lahir dan pada saat ibu menggunaan alat kontrasepsi. (Sulistiawati,
2014)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik.
Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu. Composmentis adalah
status kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan memberikan
respons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan (Hidayat dan Uliyah, 2008).
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70-130/90 mmHg.
Nadi : 60 – 100 kali/menit.
Suhu : 36,5 – 37,2oC.
Pernafasan : 16 – 24 kali / menit.
BB bulan lalu : Ditanyakan untuk mengetahui perbedaannya dengan BB sekarang.
BB sekarang : Selama kehamilan TM II dan III pertumbuhan BB  0,5 kg perminggu.
Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 13 – 15 Kg.
Tinggi Badan : Tinggi badan berkaitan dengan penghitungan indeks masa tubuh.
Lila : Diukur pada lengan atas pada tangan yg jarang digunakan beraktiftas lila
normal ≥ 23,5 cm, bila kurang merupakan indikasi kuat untuk status gizi ibu yang
kurang baik/buruk. Sehingga beresiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR.
(Sulistyawati, 2014)

2. Pemeriksaan fisik
i. Inspeksi
Wajah : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher
(Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormone. Pada ibu dengan
anemia wajah ibu terlihat pucat (Mochtar, 2011)
Mata : Normalnya sklera berwarna putih, conjungtiva merah muda.
Mulut : Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap pandangan mata yang kabur
terhadap suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.mulut
juga dapat digunakan sebagai indikator, kebutuhan vitamin C yang berfungsi untuk
menjaga daya tahan tubuh.
Leher :Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba
sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang kecil (Hidayat dan
Uliyah, 2008).
Payudara : Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010), payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit lebih terlihat, puting susu membesar,
kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul strechmark pada
permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
Abdomen : Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum pada permukaan kulit
perut akibat Melanocyte Stimulating Hormon (Mochtar, 2011).
Genetalia :Pengaruh hormon estrogen dan progesteron adalah pelebaran pembuluh
darah sehingga dapat terjadi varises pada sekitar genetalia.Namun tidak semua ibu
hamil mengalami varises pada daerah tersebut (Mochtar, 2011). Pada keadaan
normal, tidak terdapat hemoroid pada anus.
Anus : Normalnya anus tidak tampak hemoroid.
Ekstremitas :Normalnya tampak simetris, pergerakan bebas, tidak oedema,
(pergerakan kaku dikhawatrikan ibu tidak bisa persalinan normal, oedema bisa
dicurigakn ibu mengalami preeklamsia ringan).(Mochtar, 2011)
ii. Palpasi
Abdomen : Normalnya payudara sudah mengeluarkan colostrum. Colostrum
diproduksi untuk persiapan menyusui bayi yang akan dilahirkan.
Leopold I: Normal ukuran TFU pada kehamilan trimester III yaitu pada usia
kehamilan 27-32 minggu TFU 32 cm, pada usia kehamilan 33 minggu-36 minggu
TFU 36 cm, pada usia kehamilan 37 minggu-40 minggu TFU 40 cm dan pada bagian
fundus teraba bulat, besar tidak melenting (bokong janin).(Mochtar, 2011)
Leopold II : Normalnya letak janin membujur.(Mochtar, 2011)
Leopold III : Normalnya pada bagian bawah perut ibu teraba keras, melenting, besar
(kepala janin).(Mochtar, 2011)
Leopold IV : Normalnya kepala janin sudah turun dan sudah teraba 2/5 atau 3/5
bagian.(Mochtar, 2011)
TBJ :Terdengar bunyi Denyut Jantung Janin dan normal frekuensinya 120-160
kali/menit, serta terdengar jelas.
(TFU – 11) × 155 bila sudah masuk PAP.
iii. Auskultasi
Dada Normalnya tidak terdengar bunyi ronchi dan bunyi wheezing.
Abdomen : Normalnya terdengar bunyi Denyut Jantung Janin dan normal
frekuensinya 120-160 kali/menit, serta terdengar jelas.
iv. Perkusi
Ekstrimitas bawah : Respon reflek patella harus ada (++) Jika reflek patella negative
kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1 dan juga menunjukkan ada
masalah di saraf tulang belakang pasien atau tulang perifer, reflek patella (+)
menunjukkan sistem saraf di daerah ekstermitas bawah itu mengalami hipoaktif,
reflek patella (+++/+++) menunjukkan sistem saraf di daerah ekstermitas bawah
mengalami hiperaktif, jika ditemukan keadaan seperti itu maka harus segera
dikonsulkan kepada dokter.
v. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb :Hb trimester III (11gr/14gr/dl),pemeriksaan Hb dilakukan minimal 1
kali pada trimester 1 dan 1 kali pada trimester III, karena pada trimester 1 terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi terutama untuk proses tumbuh kembang janin,
sedangkan pada trimester III untuk persiapan proses persalinan. Pada ibu hamil
dengan anemia kadar hemoglobin ibu <11g% pada trimester 1 dan 3 atau <10,5g%
pada trimester 2.
Protein urine :
1. Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir : + (protein 0.01-0,05%).
2. Kekeruhan mudah terlihat dengan butir-butir : ++ (protein 0,05-0,2%).
3. Kekeruhan jelas dan berkeping-keping : +++ (protein 0,2-0,5%).
4. Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal : ++++ (protein >0,5%).
Glukosa Urine :
1. Negatif (-) : Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan.
2. Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa).
3. Positif (++) : Kuning keruh(1-1,5% glukosa).
4. Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa).
5. Positif (++++) : Merah keruh (> dari 3,5% glukosa.

C. Assasment
Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan obyektif sehingga
diperoleh diagnosa/masalah.
Dx : G… P... Ab... Usia Kehamilan 37-38 minggu Janin T/H/I dengan masalah yang
didapatkan dari pemeriksaan subyektif dan obyektif.
(Pada langkah ini kita juga harus mengidentifikasi masalah atau dignosa potensial lain
berdasarkan keluhan pasien. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisii klien)
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan janin saat ini, bahwa sesuai dengan
pemeriksaan ibu mengalami anemia
2. Menganjurkan ibu untuk banyk makanan yang mengandung zat besi.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Memberikan tablet FE dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih 1 gelas
5. Memberitahu keluarga kemungkinan kompliksi perdarahan sehingga ibu harus
disediakan darah untuk transfusi darah (Rukiyah, 2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.H USIA 30 TAHUN GIIPIAb0 UK 38 MINGGU DENGAN


PRENATAL GENTLE YOGA DI KLINIK SAHABAT SEHAT WAJAK KABUPATEN MALANG

3.1 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


Asuhan Kehamilan pada ibu hamil
Tanggal : 17 – 12 - 2021
Waktu,Tempat : 10.00 WIB, Klinik Sahabat Sehat Wajak
No.Register : -
Pengkaji : Ayu Hannas Syavira Ari Yuni
A. Data Subyektif
1) Biodata
a) Nama ibu : Ny. H Nama suami : Tn. S
b) Usia : 30 th Usia : 36 th
c) Agama : Islam Agama : Islam
d) Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
e) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
f) Alamat : Wajak RT 04/ RW 02
2) Keluhan Utama
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu ingin mengikuti kelas prenatal
gentle yoga
3) Riwayat menstruasi
a) Menarche : 12 tahun
b) Siklus : ± 28 hari
c) Lama : 6-7 hari
d) Banyaknya : Pembalut ganti 2-3 kali per hari.
e) Dismenorhea : Tidak pernah
f) HPHT : 19 - 04 - 2021
g) TP : 24 - 01- 2021
4) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular (batuk lama, penyakit
kuning, infeksi menular seksual), penyakit menahun (ginjal, jantung, paru-paru),dan tidak
menderita penyakit menurun.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (penyakit menukar seksual ,
penyakit kuning, batuk lama), penyakit menahun (jantung, sesak nafas), dan tidak
menderita penyakit menurun.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarganya maupun anggota keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai penyakit menular (batuk lama, penyakit kuning, penyakit
menular seksual), penyakit menurun (jantung, kencing manis), dan penyakit menahun
seperti (jantung, ginjal, paru-paru).Suami ibu merupakan perokok, dan dalam keluarga
ibu dan keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
7) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinannya sah, kawin 1 kali pada umur 30 tahun
dengan suami umur 36 tahun, lama perkawinan 1 tahun
• Riwayat kehamilan , persalinan, nifas yang lalu
No Tgl/ Tempat UK Jenis Penolong Anak Nifas Keadaan
Th Partus Partus Anak
Partus Jenis B PB Keadaa Laktasi Sekarang
B n
1 2014 Rumah 39 Norm Bidan Pere 32 52 baik 2 baik
Sakit mi al mpu 00 tahun
ng an
gu

9) Riwayat Kehamilan Sekarang


a) Riwayat ANC
TM I : Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali dan ibu
tidak ada keluhan.Ibu diberikan terapi asam folat.
TM II : Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali. Ibu
tidak ada keluhan. Ibu diberikan terapi etab.
TM III : Selama hamil ibu memerikasakn kehamilannya sebanyak 4 kali. Ibu
tidak ada keluhan. Ibu diberikan terapi etab dan vitamin b kompleks .
b) Gerakan janin
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin sejak umur kehamilan 16
minggu sekitar 10-15 kali sehari.
c) Ibu tidak pernah mengalami tanda bahaya kehamilan trimester III seperti
perdarahan, tidak ada gerakan janin, KPD, Preeklamsi.
d) Imunisasi TT
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT lengkap
e) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan yaitu
diberikan terapi Fe, vitamin B kompleks, Asam Folat .
10) Riwayat KB
a. Ibu pernah menggunakan KB : Suntik 3 Bulan
b. Lama menggunakan KB : 5 tahun
c. Rencana KB selanjutnya ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.

11) Pola Kebiasaan sehari-hari


a) Pola nutrisi
Selama hamil : ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang dengan menu
makanan bervariasi dengan komposisi hamil yaitu nasi, lauk, sayur, minum air putih
kurang lebih 6-8 gelas/hari,.
Keluhan : Ibu mengatakan sering mual,dan pusing.

b) Pola istirahat
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 6-7 jam.
Keluhan : tidak ada keluhan

c) Pola aktifitas
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci, menyapu dan memasak.
Keluhan : Ibu mengatakan mudah lelah dan nyeri punggung.

d) Personal hygine
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, gosok gigi
2x sehari dan ganti baju dan celana dalam 2x sekari.
Keluhan : tidak ada keluhan

e) Pola Eliminasi
Selama hamil : ibu BAK 8-9 kali sehari dengan tidak ada keluhan dan berwarna
kuning jernih. Ibu BAB 1 kali dengan tidak ada keluhan. Karakteristik lembek
• Aktifitas seksual
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1x dalam 2 minggu
karena ibu takut mengganggu kehamilannya, suami tidak keberatan dengan
keputusan ibu.
Keluhan : tidak ada keluhan

12). Riwayat Psikososial dan budaya


a. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan senang terhadap kehamilan ini dan keluarga sangat senang
atas kehamilannya ini. Ibu tinggal dirumah bersama suaminya.
b. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga untuk menyambut kehamilannya ini diadakan
acara 7 bulanan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis
Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 114/88 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,2 C
Pernapasan : 20x/menit
BB bulan yang lalu : 63 kg
BB sekarang : 64 kg
Tinggi Badan : 155 cm
LILA : 23,5 cm.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Wajah : Bersih, tidak oedema, tidak pucat.
Mata : Simetris +/+, konjungtiva merah muda +/+, pucat -/-, sklera putih
+/+
Hidung : Bersih, tidak ada secret,tidak ada polip
Mulut/gigi/gusi : Bersih tidak ada stomatitis gigi tidak ada caries, gusi tidak
berdarah dan tidak bengkak.
Telinga : Simetris kanan dan kiri +/+, tidak ada serumen-/-.
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe.
Dada dan axilla : Simetris +/+, tidak ada benjolan abnormal -/-, tidak ada nyeri
tekan, areola hyperpigmentasi+/+, puting susu menonjol +/+
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai dengan
umur kehamilan, bentuk perut memanjang.
Genetalia : Bersih , tidak ada keputihan.
Anus : Tidak tampak hemoroid.
Ekstremitas :Tampak simetris, tidak oedema, tidak polidaktili, tidak
sindaktili,tidak varises
b. Palpasi
Payudara : ASI belum keluar.
Abdomen :
Leopold I : Terasa lunak, kurang bundar dan tidak melenting (Teraba bokong), TFU
30 cm.
Leopold II : Kanan : Teraba keras memanjang seperti papan (puka)
Kiri : Teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)
Leopold III :Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, melenting, bulat, tidak bisa
digoyangkan (kepala). Bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergent.
TBJ (28 - 12) x 155 : 2.480
c. Auskultasi
Dada :Tidak terdengar bunyi ronchi -/- dan bunyi wheezing-/-
Abdomen :Terdengar bunyi DJJ :143 kali/menit,reguller.
d. Perkusi
Ekstremitas : Reflek patella +/+
3. Pemeriksaan penunjang
a. Skore Poedji Rochjati : 2
Keterangan : Skor awal ibu hamil : 2
C. Assesment
GII P1 Ab0 UK 38 minggu I/T/H Punggung Kanan, Presentasi Kepala, Keadaan
Umum Ibu dan Janin Baik dengan Prenatal Gentle Yoga
D. Penatalaksaan
• Lakukan pendekatan kepada ibu
• Beritahu ibu KIE tentang personal hygiene, body mekanik, dan aturan minum air
mineral
• Memberitahu ibu KIE tentang personal hygiene, body mekanik, dan aturan minum air
mineral
• menentukan posisi tidur yang nyaman mempengaruhi istirahat tidur dikarenakan
gerak janin dan pembesaran uterus yang kadang membuat ulu ati tidak enak

• memaksimalkan body mekanik sangat di perlukan karena ketika uterus semkin


membesar maka peregangan otot akan terasa maka ibu harus memaksimalkan
body mekanik dan mengurangi aktivitas berat misalnya saat mencuci baju
usahakan setiap 15-20 menit istirahat duduk terlebih dahulu kemudian
melanjutkan aktifitas kembali.

• Mengurangi minum-minuman yang mengandung diuretik dikarenakan diuretik


membantu tubuh dalam mengeluarkan cairan dan garam sehingga
menyebabkan ibu sering kencing. Minuman yang mengandung diuretik antara
lain adalah kopi, teh dan minuman bersoda. Kemudian ibu dianjurkan untuk
berkemih sebelum tidur.

• Personal hygine : meliputi mandi 2 x sehari, ganti celana dalam jika terasa
basah dikarenakan celana dalam yang basah dapat memicu terjadinya
keputihan. Dimana keputihan yang berlebihan dapat menyebabkan jamur masuk
kedalam selaput ketuban dan membuat selaput ketuban menjadi tipis. Selaput
ketuban yang tipis dapat memicu terjadinya ketuban pecah dini.

• Anjuran ibu mengikuti kelas yoga


Menganjurkan ibu mengikuti kelas yoga, yautu kelas dilakukan 1-2 kali dalam
seminggu dan dilaksanakan pada pagi atau sore hari.
• Menjelaskan manfaat prenatal gentle yoga
Manfaat yoga antara lain, mengurangi stress, meningkatkan kualitas tidur,
memperbaiki sikap tubuh, serta melatih otot-otot dasar panggul dan perineum
• Memberitahu ibu untuk mengikuti gerakan yang di pimpin oleh instruktur prenatal
gentle yoga dari awal sampai akhir.
• Ajarkan ibu gerakan yoga
• Centering ( memfokuskan pikiran)
• Belly Breething (mengurangi kecemasan)
• Warming Up (pemanasan)
• Latihan Pergerakan Bahu dan lengan
• Creating Space (menciptakan ruang nyaman janinuntuk tumbuh berkembang)
• Cat cow pose (untuk optimalisasi posisi janin saat persalinan)
• Latihan anjeneyasana (melenturkan otot dasar panggul dan membuat janin
cepat masuk panggul)
• Child pose (untuk meregangkan sacrum)
• Latihan balancing (melatih otot perut yang dibutuhkan saat persalinan)
• Adho Mukha Svanasana ( latihan menyeimbangkan Rahim dan mengurangi
nyeri punggung)
• Relaksasi (latihan pendinginan)
• Menganjurkan ibu untuk melakukan gerakan senam yoga dirumah yang hanya
diingat saja, minimal 3 gerakan dan dilakukan selama 10-15 menit.
• Menganjurkan ibu mengikuti kelas yoga minggu selanjutnya hari rabu depan minggu
ke 4 dibulan desember.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hasil studi kasus ini, penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan
antara teori dengan asuhan yang diterapkan pada Ny. “H”. Berdasarkan hasil studi kasus Ny.
“H” yang dilaksanakan tanggal 17 Desember 2021 yaitu dengan usia kehamilan 38 minggu,
penulis melakukan pembahasan ini akan memudahkan pembaca, pada pembahasan ini sesuai
langkah-langkah manajemen kebidanan yang meliputi :
Pada pengkajian terdapat data subyektif dan obyektif dari kedua data pengkajian tersebut
tidak ada kesenjangan karena pasien sangat terbuka dan mampu menjawab semua pertanyaan
sehingga pada pengumpulan data subyektif dari pasien dan data obyektif dan pemeriksaan oleh
tenaga kesehatan juga tidak terdapat kesenjangan.
Pada assesment yang diperoleh dari data subyektif dan data obyektif “Asuhan kebidanan
pada Ny “H” usia 30 tahun GIIPIAB0 UK 38 minggu Dengan Prenatal Gentle Yoga” tidak
mengalami kesenjangan, Karena pemeriksaan dilakukan untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
Dikarenakan tidak terdapat masalah potensial pada langkah pembuatan asuhan
kebidanan pada Ny “H” juga tidak diperlukan kebutuhan segera. Merencanakan tindakan
selanjutnya untuk memberikan pelayanan standart asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
dan tidak di temukan kesenjangan. Pada pelaksanaan yang telah dibuat menurut standart
asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis tidak terdapat kesenjangan.Setelah mendapatkan
penjelasan dari bidan ibu mengerti dan merasa puas dengan konseling yang diebrikan oleh
bidan serta pelayanan yang diberikan.
BAB V

PENUTUP

• Kesimpulan
Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan praktek melalui kasus
pada Ny “H” Usia 30 tahun GIIPIAB0 UK 38 Minggu dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik
Sahabat Sehat W ajak Maka pada bab ini penulisan menarik kesimpulan :
1. Pengkajian telah di lakukan dengan mengumpulkan data subjektif dan objektif pada ibu
hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun GIIPIAB0 UK 38 Minggu dengan Prenatal Gentle
Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak Kabupaten Malang.
2. Pada intrepetasi data didapatkan diagnosa ibu hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun
GIIPIAB0 UK 38 Minggu dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak
Kabupaten Malang tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang
diperoleh dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.
3. Rencana asuhan yang dibuat sudah berdasarkan diagnosa kebidanan yang muncul pada
kasus kebidanan ibu hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun G IIPIAB0 UK 38 Minggu
dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak Kabupaten Malang.
4. Pada pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan yang
telah dibuat pada kasus kebidanan ibu hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun GIIPIAB0 UK
38 Minggu dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak Kabupaten
Malang.
5. Asuhan Kebidanan pada ibu hamil telah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa harus meningkatkan pengetahuanya dan keterampilannya agar dapat
melakukan atau memberikan konseling kepada pasien dan mampu memberikan
pelayanan khusus antenatal care.
5.2.2 Bagi Pasien
Diharapkan ibu rutin memeriksakan kehamilannya dan selalu mengikuti kelas
Prenatal Gentle Yoga.
5.2.3 Bagi Lahan Praktek
Lahan praktek sebaiknya dapat memfasilitasi kebutuhan dalam asuhan seperti
alat-alat untuk melakukan prenatal gentle yoga, sehingga penatalaksanaan asuhan
dapat berjalan lancar.
5.2.4 Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan
menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung pengingkatan kompetensi
mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun, Achmad Feryanto. 2012.Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika
Handayani Sri, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Kementrian Kesehatan Indonesia, 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kemenkes RI.
Kuswanti, Ina dan Fitria Melina. 2014. Askep II Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Lalage Zerlina. (2013). Menghadapi kehamilan berisiko tinggi. Klaten : Abata Press.
Malha et al., 2018. Hypertension in Pregnancy in Hypertension: A Companion to Braunwald's
Heart Disease (Third Edition) Ch 39. Elsevier.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mochtar, Rustam. 2011.Sinopsis Obstetri, Jilid 1. Jakarta, EGC
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), 2011. Hypertension in pregnancy:
the management of hypertensive disorder during pregnancy. Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists. London.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Purwoastuti&ELizabeth. 2015. Asuhan Kebdinan Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Roberts, J.M., August, P.A., Bakris, G., et al., 2013. Hypertension in Pregnancy. American
College of Obstetricians and Gynecologist. Washington DC.
Robson& Jason, (2012). Patologi pada Kehamilan: Manajemen dan Asuhan Kebidanan. Jakarta
: EGC
Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., & Liana M. (2013). Asuhan kebidanan III (nifas). DKI Jakarta: CV.
Trans Info Media
Sukarni, I dan Margareth, Z.H. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Yogyakarta: Nuha
Medika
Sulistiyawati A, Nugraheny E. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika;
2010.

Anda mungkin juga menyukai