OLEH
AYU HANNAS SYAVIRA ARI YUNI
NIM 21.6.052AJ
Mahasiswa
Menyetujui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikan tugas dalam pelaksanaan Praktik Kebidanan di Klinik Sahabat
Sehat Wajak Kabupaten Malang.
Dalam penyusunan Asuhan ini Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada :
1. Arief Efendi, SMPh., SH., Ners., MM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan RS dr.
Soepraoen.
2. Ina Indriati S.ST,. M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV Institut Teknologi Sains dan
Kesehatan RS dr. Soepraoen.
3. Sulistiyah, S.SiT., M.Keb selaku pembimbing Institusi dari Program Studi D-IV Institut
Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen
4. Friska Danastri Imawati , AMd.Kebselaku pembimbing Lahan di Klinik Sahabat Sehat
Wajak Kabupaten Malang.
5. Kedua orang tua dan keluarga saya yang sangat saya sayangi, atas segala doa, bimbingan
dan dukungannya.
6. Dan semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan Prenatal Gentle Yoga ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
Penulis harapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa yang sangat sensitif dalam kehidupan wanita, yaitu
rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan mental (Gonjei, et al, 2011). Selama
kehamilan ibu hamil mengalami nyeri punggung, susah bernafas, sering kencing, kontraksi
perut, pergelangan kaki membengkak, kram pada kaki, tidur kurang nyenyak (Hutchision, et
al. 2012). Pertumbuhan janin yang sudah sedemikian membesar dapat menekan kandung
kemih ibu, akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering ingin buang
air kecil, hal ini dapat menganggu istirahat ibu termasuk waktu tidurnya (Hutahaean, 2013).
Menurut Pieter dan Lubis, (2010) ibu hamil akan mengalami bentuk-bentuk perubahan
psikis yaitu perubahan emosional, cenderung malas, sensitif, gampang cemburu, minta
perhatian lebih, perasaan tidak nyaman, depresi, stress, dan mengalami kecemasan.
Kecemasan pada ibu hamil dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran
penuh ketidakpastian dan juga bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses
persalinan. Ketakutan ini sering dirasakan pada kehamilan pertama atau primigravida
terutama dalam menghadapi persalinan (Kartono, 2007). Beban psikologi pada seorang
wanita hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester III dibandingkan pada
trimester I dan trimester II (Buckwalter, dan Simpson, 2002). Pada keadaan beban psikologi
berat yang dialami oleh wanita hamil, seringkali bisa mempengaruhi kehidupan janin
intrauterin dan kelainan yang timbul tergantung waktu terjadinya beban psikologis tersebut,
bila gangguan itu mulai timbul pada kehamilan muda bisa mempengaruhi terhadap
pertumbuhan janin intra uterin sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat atau
intra uterin growth restircition (IUGR), sampai gangguan denyut jantung janin bila kehamilan
tersebut sudah mendekati untuk melahirkan (Clapp, dkk., 2002; Bayne, 2009).
Olahraga yang dianjurkan pada ibu hamil untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin
agar berkembang dengan baik dan juga membuat emosi ibu tetap stabil adalah jalan kaki,
bersepeda, berenang, senam hamil, hipnobrithing dan 3 yoga (Boscaglla, dkk., 2003;
Bessinger, dkk., 2002; Pivarnik, 2008; Larasati dan Komolohadi, 2010; Barakat, dkk., 2011;
Shivakumar, dkk., 2011). Yoga merupakan salah satu gerakan seni oleh tubuh dan
pernapasan yang berasal dari India. Yoga bisa dilakukan oleh siap saja termasuk oleh ibu
hamil. Yoga hamil membantu ibu untuk terhubung dengan bayi dan tubuhnya sendiri melalui
latihan mendalam dan membangun kewaspadaan pada saat proses kelahiran atau
melahirkan.
Secara fisiologis, senam yoga ini akan membalikkan efek stres yang melibatkan
bagian parasimpatetik dari sistem syaraf pusat (Domin, 2001). Senam yoga akan
menghambat peningkatan syaraf simpatetik, sehingga hormon penyebab disregulasi tubuh
dapat dikurangi jumlahnya. Sistem syaraf parasimpatetik, yang memiliki fungsi kerja yang
berlawanan dengan syaraf simpatetik, akan memperlambat atau memperlemah kerja alat-
alat internal tubuh. Akibatnya, terjadi penurunan detak jantung, irama nafas, tekanan darah,
ketegangan otot, tingkat metabolisme, dan produksi hormon penyebab stres. Seiring
dengan penurunan tingkat hormon penyebab stres, maka seluruh badan mulai berfungsi
pada tingkat lebih sehat dengan lebih banyak energi untuk penyembuhan (healing),
penguatan (restoration), dan peremajaan (rejuvenation) (Domin, 2001). Prenatal Gentle
Yoga salah satu olahraga ringan pilihan yang bisa diambil oleh ibu hamil. Sebagai bentuk
rileksasi sebelum melahirkan dan mengurangi kecemasan, yoga bisa juga membantu ibu
hamil meningkatkan kualitas tidur karena sering ditemui ibu hamil susah untuk tidur malam
maupun siang hari karena perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh ibu hamil (Rahma,
2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Kebidanan Komplementer dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Ny.S Usia 23 Tahun
GIP0Ab0 Uk 38-39 Minggu Dengan Prenatal Gentle Yoga Di Pmb Yuni Ermawati,Str.Keb
Pagelaran Kabupaten Malang”.
• Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Prenatal Gentle Yoga terhadap Ny
“S” usia 23 tahun GIP0Ab0 Uk 38-39 minggu dengan Prenatal Gentle Yoga
• Tujuan
• Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan berupa pendekatan dan memberitahu informasi kepada
Ny.S dengan Prenatal Gentle Yoga untuk sehingga ibu memahami manfaat yang akan di
peroleh dari Prenatal Gentle Yoga.
1.3.2 Tujuan Khusus
• Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada pasien Ny.S
dengan kehamilan normal
• Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Objektif pada pasien Ny.S dengan
kehamilan normal
• Mahasiswa mampu menganalisis masalah yang terjadi berdasarkan data yang
telah dikumpulkan pada pasien Ny.S
• Mahasiswa mampu menentukan tindakan penatalaksanaan pada pasien Ny.S
dengan kehamilan normal
• Manfaat
• Memberikan pelayanan prenatal gentle yoga kepada pasien dengan kehamilan normal.
• Sebagai wawasan pengetahuan serta tindakan prenatal gentle yoga yang diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Konsep Dasar Kehamilan
• Definisi Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
9 bulan menurut kalender internasional.Kehamilan adalah serangkaian proses uang
diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan
dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi, dan implantasi(Sulistyawati,2011).
• Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Sulistyawati (2011) tanda dan gejala kehamilan meliputi:
• Tanda tidak pasti kehamilan
• Rahim membesar
• Tanda hegar
Pelunakan ismus uterus mempalpasi servik yang kenyal dan ismus yang baik
• Tanda chadwik
Warna kebiruan pada servik, vulva, dan vagina
• Tanda pischasek
Pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kearah
pembesaran tersebut
• Braxton hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi
• Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-
goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa pentulan di sisi yang lain
• Tes urine kehamilan positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan.
• Melatih otot perineum (otot dasar panggul) yang berfungsi sebagai otot kelahiran,
membuat otot lebih kuat dan elastic sehingga mempermudah proses kelahiran.
• Menjalin komunikasi antara ibu dan anak sejak masih di dalam kandungan.
• Hal-hal yang Harus di Perhatikan pada Ibu Hamil yang Hendak Melakukan Yoga
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) yang menekan perut atau
menelungkup
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) yang terlalu dalam
memuntir tulang punggung (deep twist)
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) yang membalikkan posisi
tubuh (inverse) karena akan menimbulkan pemampatan udara dan resiko
terlepasnya plasenta
• Ibu hamil dilarang melakukan tehnik khumbaka (menahan nafas) karena akan
menghentikan asupan oksigen ke janin
• Ibu hamil dilarang melakukan posisi jongkok penuh apabila mengalami varises
• Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga (postur yoga) terlentang setelah melewati
usia kehamilan lebih dari 16 minggu
• Pranayama (Pernapasan)
• Teknik Pernafasan Perut
• Teknik pernapasan ini merupakan teknik pernapasan dasar dari semua teknik
pernapasan yoga (pranayama). Teknik ini bermanfaat untuk mengaktifkan otot
diafragma dan paru-paru bagian bawah, memijat organ perut bagian dalam,
melancarkan pencernaan/ mengatasi sembelit, melatih kesadaran pada
otototot dasar panggul, serta meningkatkan ketenangan. Teknik ini juga
digunakan saat bermeditasi. Adapun teknik pernapasan diafragma adalah
sebagai berikut:
• Teknik I
• Letakkan satu tangan pada perut bagian atas, dan tangan lainnya pada
perut bagian bawah.
• Teknik II
• Belly Breething
• Posisi duduk bersila dengan kedua telapak tangan memegang perut.
• Jari tengah disatukan.
• Rileks terlebih dahulu.
• Ambil nafas dengan mengembangkan perut dan saat buang nafas perut
dikempeskan perlahan-lahan.
• Biarkan tegang, kekhawatiran dan kecemasan dengan mudahnya keluar.
• Lakukan latihan pernafasan ini 10 kali.
• Warming Up (Pemanasan)
Latihan pemanasan merupakan hal yang wajib dilakukan
sebelum ibu beryoga.Latihan pemanasan bermanfaat untuk
menghangatkan tubuh, meningkatkan kelenturan otot dan sendi dan
mempermudahnya untuk melakukan postur yoga, serta
menghindarkan cidera pada otot dan ligamen (jaringan ikat sendi).
Lakukan pemanasan ringan seperti:
• Posisi duduk bersila dengan tangan kanan diangkat keatas, creating space.
• Pegang kepala sambil bernafas.
• Saat membuang nafas, tarik kepala ke kanan.
• Lalu bernafas sampai 3x dan saat buang nafas angkat tangan keatas dan
creating space.
• Rileks
• Posisi duduk bersila dengan tangan kiri diangkat keatas, creating space.
• Pegang kepala sambil bernafas.
• Saat membuang nafas, tarik kepala ke kiri.
• Lalu bernafas sampai 3x dan saat buang nafas angkat tangan keatas dan
creating space.
• Rileks
• Latihan pergerakan bahu dan lengan
• Letakkan 4 jari tangan kanan dan kiri di bahu.
• Putar ke belakang sehingga siku keangkat ke atas sambil tarik nafas dan
buang nafas.
• Lakukan sebanyak 5x
• Creating Space
• Bawa kedua tangan kedepan dada.
• Satukan jempolnya, dorong kedepan sambil bernafas.
• Kemudian diputar tangannya dan buang nafas, angkat tangan ke atas
sampai belakang telinga. Pastikan bahu tidak tegang dan tetap rileks.
• Buang nafas, putar tubuh ke sebelah kanan sedikit dengan gentle. Tahan
disini dan bernafas selama 3x.
• Buang nafas kembali.
• Dorong tangan ke atas kembali (creating space). Buang nafas, putar tubuh
ke sebelah kiri sedikit gentle. Tahan disini dan bernafas selama 3x.
• Buang nafas kembali.
• Tarik nafas lagi, dorong tangan ke atas.
• Buang nafas sambil menurunkan tangan.
• Rileks
• Latihan Cat Cow Pose (Untuk Opyimalisasi Posisi Janin)
Gerakan yoga hamil ini bisa dilakukan di setiap trimester kehamilan.
Manfaat :
Dapat memperkuat perut saat hamil, menjadikan punggung lebih ringan,
melancarkan sirkulasi darah serta cairan tulang belakang.
Langkah-langkah:
• Sediakan handuk, lipat dan letakkan di matras.
• Posisi table pose
Atur posisi merangkak, pastikan kedua lengan sejajar dan selebar dengan
bahu. Buka kaki selebar panggul dan letakkan lutut di atas handuk
• Tarik napas, putar bahu ke belakang dorong dada ke depan. Pastikan tulang
ekor masuk ke dalam. Pandangan ke atas
• Buang nafas, tulang ekor masuk kembali, punggung melengkung. Pandangan
melihat pusat dan pastikan punggung melengkung.
• Lakukan sampai 3x
• Anjaneyasana
Saat hamil, ibu hail merasa sering kehilanagn energi. Dengan hal itu bisa
dilakukan mencoba melakukan cresent lunge secara rutin karena gerakan senam
hamil ini cukup menantang.
Manfaat :
Gerakan senam hamil yang satu ini tidak hanya membuat agar bayi cepat masuk
panggul.
Akan tetapi juga membantu mengarahkan bayi ke area panggul sehingga
memberikan ruang untuk melakukan posisi rotasi
Langkah-langkah :
• Berlutut dan bawa maju kaki kanan. Gunakan alas jika lutut sakit.
• Leyakkan kedua tangan diatas lutut dan turunkan panggul ke arah bawah
senyamannya.
• Pandangan tetap ke depan.
• Bila posisi sudah stabil, kedua tangan boleh diangkat ke atas kepala.
Tahan beberapa saat dan lakukan sisi sebelahnya.
• Adho Mukha
Untuk mengurangi nyeri punggung
• Posisi table pose
• Child pose
• Sebarkan jari-jari tangan ke atas, pastikan tangan menempel alas.
• Angkat tubuh dan pastikan tidak mengubah tubuh.
• Jejakkan kedua kaki ke alas.
• Napas 3x.
• Tekuk lutut dan bawa kaki ke depan
11) Riwayat KB
a. Apakan ibu mengikuti KB, dan jenis KB yang digunakan.
b. Lama pemakain dan keluhan.
c. Kapan melepas atau berhenti menggunakan KB.
d. Rencana KB selanjutnya.
e. Memberikan gambaran macam-macam dan kegunaan KB jika ibu belum mengetahui
tentang KB
12) Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi :Menurut Mochtar (2011) ini penting untuk di ketahui agar petugas
mendapat gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.
beberapa hal yang perlu ditanyakan pada ibu hamil barkaitan dengan pola makan
adalah sebagai berikut :
• Menu : Di tanyakan barkaitan dengan pola diet seimbang bagi ibu hamil, jika
pengaturan menu makan klien kurang seimbang sehingga beberapa komponen gizi
kurang terpenuhi.
• Frekuensi : Data ini akan memeri petunjuk tentang seberapa banyak asupan
makanan yang di konsumsi ibu.
• Jumlah per hari : Data ini memberikan seberapa banyak makanan yang ibu makan
dalam satu kali makan.
• Pantangan : Data ini di kaji karena ada kemungkinan pasein berpantangan makanan
justru pada makanan yang sangat mendukung pemulihan fisiknya.
• Nutrisi ibu hamil : Dalam masa kehamilan,kebutuhan zat gizi meningkat untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, pemeliharaan dan
kesehatan ibu serta persediaan untuk laktasi baik untuk janin maupun untuk ibu
(misalnya: kalori, protein, lemak, mineral, zat besi dan vitamin).
b. Pola istirahat : Menurut Mochtar (2011)Istirahat sangat di perlukan oleh ibu hamil.
Oleh karena itu petugas kesahatan perlu menggali pola istirahat ibu supaya mengetahui
hambatan yang mungkin muncul. Pola istirahat ibu hamil : Istirahat siang normalnya 1-2
jam dan istirahat malam normalnya 6-8 jam.
c. Pola aktifitas : Perlu dikaji karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa
berat aktifitas yang sering di lakukan ibu.jika kegiatan ibu terlalu berat di khawatirkan
dapat menimbulkan penyulit pada masa kehamilan.
d. Personal hygine : Data ini perlu di kaji karena sangat mempengaruhi kesehatan
pasien. Beberapa cara perawatan kebersihan diri.
1. Mandi : Menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi sehari (normalnya sehari
mandi 2 kali).
2. Keramas : Minimal seminggu 3 kali.
3. Mengganti baju dan celana dalam: Ganti baju minimal 1 kali sehari dan mengganti
celana dalam minimal 2 kali sehari dan bila sewaktu-waktu celana dalam kotor harus
di ganti tanpa harus menunggu waktu untuk mengganti.
e. Aktifitas seksual
Data ini perlu dikaji walaupun ini menyangkut dengan privasi pasien karena
kemungkinan ada beberapa keluhan dalam aktivitas seksual yg menganggu klien.
Beberapa hal yang perlu ditanyakan :
1. Frekuensi: Ditanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
2. Gangguan : Ditanyakan apakah klien mengalami keluhan selama berhubungan
seksual. Misanya nyeri pada saat berhubungan, adanya ketidak puasan suami,
kurangnya keinginan untuk berhubungan. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati
terutama pada minggu terakhir kehamilan karena berpotensi terjadinya ketuban
pecah(Sulistiawati, 2014)
f. Riwayat Psikososial dan budaya
• Riwayat psikososial untuk mengetahui hubungan klien dengan keluarga dan
tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini (diharapkan atau tidak).
• Riwayat Budaya ditanyakan untuk mengetahui adakah dari kebudayaan dan adat
istiadat ibu yang dapat berbahaya bagi kehamilan, persalinan, nifas, perawatan
bayi baru lahir dan pada saat ibu menggunaan alat kontrasepsi. (Sulistiawati,
2014)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik.
Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu. Composmentis adalah
status kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan memberikan
respons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan (Hidayat dan Uliyah, 2008).
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70-130/90 mmHg.
Nadi : 60 – 100 kali/menit.
Suhu : 36,5 – 37,2oC.
Pernafasan : 16 – 24 kali / menit.
BB bulan lalu : Ditanyakan untuk mengetahui perbedaannya dengan BB sekarang.
BB sekarang : Selama kehamilan TM II dan III pertumbuhan BB 0,5 kg perminggu.
Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 13 – 15 Kg.
Tinggi Badan : Tinggi badan berkaitan dengan penghitungan indeks masa tubuh.
Lila : Diukur pada lengan atas pada tangan yg jarang digunakan beraktiftas lila
normal ≥ 23,5 cm, bila kurang merupakan indikasi kuat untuk status gizi ibu yang
kurang baik/buruk. Sehingga beresiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR.
(Sulistyawati, 2014)
2. Pemeriksaan fisik
i. Inspeksi
Wajah : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher
(Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormone. Pada ibu dengan
anemia wajah ibu terlihat pucat (Mochtar, 2011)
Mata : Normalnya sklera berwarna putih, conjungtiva merah muda.
Mulut : Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap pandangan mata yang kabur
terhadap suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.mulut
juga dapat digunakan sebagai indikator, kebutuhan vitamin C yang berfungsi untuk
menjaga daya tahan tubuh.
Leher :Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba
sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang kecil (Hidayat dan
Uliyah, 2008).
Payudara : Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010), payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit lebih terlihat, puting susu membesar,
kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul strechmark pada
permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
Abdomen : Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum pada permukaan kulit
perut akibat Melanocyte Stimulating Hormon (Mochtar, 2011).
Genetalia :Pengaruh hormon estrogen dan progesteron adalah pelebaran pembuluh
darah sehingga dapat terjadi varises pada sekitar genetalia.Namun tidak semua ibu
hamil mengalami varises pada daerah tersebut (Mochtar, 2011). Pada keadaan
normal, tidak terdapat hemoroid pada anus.
Anus : Normalnya anus tidak tampak hemoroid.
Ekstremitas :Normalnya tampak simetris, pergerakan bebas, tidak oedema,
(pergerakan kaku dikhawatrikan ibu tidak bisa persalinan normal, oedema bisa
dicurigakn ibu mengalami preeklamsia ringan).(Mochtar, 2011)
ii. Palpasi
Abdomen : Normalnya payudara sudah mengeluarkan colostrum. Colostrum
diproduksi untuk persiapan menyusui bayi yang akan dilahirkan.
Leopold I: Normal ukuran TFU pada kehamilan trimester III yaitu pada usia
kehamilan 27-32 minggu TFU 32 cm, pada usia kehamilan 33 minggu-36 minggu
TFU 36 cm, pada usia kehamilan 37 minggu-40 minggu TFU 40 cm dan pada bagian
fundus teraba bulat, besar tidak melenting (bokong janin).(Mochtar, 2011)
Leopold II : Normalnya letak janin membujur.(Mochtar, 2011)
Leopold III : Normalnya pada bagian bawah perut ibu teraba keras, melenting, besar
(kepala janin).(Mochtar, 2011)
Leopold IV : Normalnya kepala janin sudah turun dan sudah teraba 2/5 atau 3/5
bagian.(Mochtar, 2011)
TBJ :Terdengar bunyi Denyut Jantung Janin dan normal frekuensinya 120-160
kali/menit, serta terdengar jelas.
(TFU – 11) × 155 bila sudah masuk PAP.
iii. Auskultasi
Dada Normalnya tidak terdengar bunyi ronchi dan bunyi wheezing.
Abdomen : Normalnya terdengar bunyi Denyut Jantung Janin dan normal
frekuensinya 120-160 kali/menit, serta terdengar jelas.
iv. Perkusi
Ekstrimitas bawah : Respon reflek patella harus ada (++) Jika reflek patella negative
kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1 dan juga menunjukkan ada
masalah di saraf tulang belakang pasien atau tulang perifer, reflek patella (+)
menunjukkan sistem saraf di daerah ekstermitas bawah itu mengalami hipoaktif,
reflek patella (+++/+++) menunjukkan sistem saraf di daerah ekstermitas bawah
mengalami hiperaktif, jika ditemukan keadaan seperti itu maka harus segera
dikonsulkan kepada dokter.
v. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb :Hb trimester III (11gr/14gr/dl),pemeriksaan Hb dilakukan minimal 1
kali pada trimester 1 dan 1 kali pada trimester III, karena pada trimester 1 terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi terutama untuk proses tumbuh kembang janin,
sedangkan pada trimester III untuk persiapan proses persalinan. Pada ibu hamil
dengan anemia kadar hemoglobin ibu <11g% pada trimester 1 dan 3 atau <10,5g%
pada trimester 2.
Protein urine :
1. Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir : + (protein 0.01-0,05%).
2. Kekeruhan mudah terlihat dengan butir-butir : ++ (protein 0,05-0,2%).
3. Kekeruhan jelas dan berkeping-keping : +++ (protein 0,2-0,5%).
4. Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal : ++++ (protein >0,5%).
Glukosa Urine :
1. Negatif (-) : Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan.
2. Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa).
3. Positif (++) : Kuning keruh(1-1,5% glukosa).
4. Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa).
5. Positif (++++) : Merah keruh (> dari 3,5% glukosa.
C. Assasment
Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan obyektif sehingga
diperoleh diagnosa/masalah.
Dx : G… P... Ab... Usia Kehamilan 37-38 minggu Janin T/H/I dengan masalah yang
didapatkan dari pemeriksaan subyektif dan obyektif.
(Pada langkah ini kita juga harus mengidentifikasi masalah atau dignosa potensial lain
berdasarkan keluhan pasien. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisii klien)
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan janin saat ini, bahwa sesuai dengan
pemeriksaan ibu mengalami anemia
2. Menganjurkan ibu untuk banyk makanan yang mengandung zat besi.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Memberikan tablet FE dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih 1 gelas
5. Memberitahu keluarga kemungkinan kompliksi perdarahan sehingga ibu harus
disediakan darah untuk transfusi darah (Rukiyah, 2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS
b) Pola istirahat
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 6-7 jam.
Keluhan : tidak ada keluhan
c) Pola aktifitas
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci, menyapu dan memasak.
Keluhan : Ibu mengatakan mudah lelah dan nyeri punggung.
d) Personal hygine
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, gosok gigi
2x sehari dan ganti baju dan celana dalam 2x sekari.
Keluhan : tidak ada keluhan
e) Pola Eliminasi
Selama hamil : ibu BAK 8-9 kali sehari dengan tidak ada keluhan dan berwarna
kuning jernih. Ibu BAB 1 kali dengan tidak ada keluhan. Karakteristik lembek
• Aktifitas seksual
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1x dalam 2 minggu
karena ibu takut mengganggu kehamilannya, suami tidak keberatan dengan
keputusan ibu.
Keluhan : tidak ada keluhan
• Personal hygine : meliputi mandi 2 x sehari, ganti celana dalam jika terasa
basah dikarenakan celana dalam yang basah dapat memicu terjadinya
keputihan. Dimana keputihan yang berlebihan dapat menyebabkan jamur masuk
kedalam selaput ketuban dan membuat selaput ketuban menjadi tipis. Selaput
ketuban yang tipis dapat memicu terjadinya ketuban pecah dini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hasil studi kasus ini, penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan
antara teori dengan asuhan yang diterapkan pada Ny. “H”. Berdasarkan hasil studi kasus Ny.
“H” yang dilaksanakan tanggal 17 Desember 2021 yaitu dengan usia kehamilan 38 minggu,
penulis melakukan pembahasan ini akan memudahkan pembaca, pada pembahasan ini sesuai
langkah-langkah manajemen kebidanan yang meliputi :
Pada pengkajian terdapat data subyektif dan obyektif dari kedua data pengkajian tersebut
tidak ada kesenjangan karena pasien sangat terbuka dan mampu menjawab semua pertanyaan
sehingga pada pengumpulan data subyektif dari pasien dan data obyektif dan pemeriksaan oleh
tenaga kesehatan juga tidak terdapat kesenjangan.
Pada assesment yang diperoleh dari data subyektif dan data obyektif “Asuhan kebidanan
pada Ny “H” usia 30 tahun GIIPIAB0 UK 38 minggu Dengan Prenatal Gentle Yoga” tidak
mengalami kesenjangan, Karena pemeriksaan dilakukan untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
Dikarenakan tidak terdapat masalah potensial pada langkah pembuatan asuhan
kebidanan pada Ny “H” juga tidak diperlukan kebutuhan segera. Merencanakan tindakan
selanjutnya untuk memberikan pelayanan standart asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
dan tidak di temukan kesenjangan. Pada pelaksanaan yang telah dibuat menurut standart
asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis tidak terdapat kesenjangan.Setelah mendapatkan
penjelasan dari bidan ibu mengerti dan merasa puas dengan konseling yang diebrikan oleh
bidan serta pelayanan yang diberikan.
BAB V
PENUTUP
• Kesimpulan
Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan praktek melalui kasus
pada Ny “H” Usia 30 tahun GIIPIAB0 UK 38 Minggu dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik
Sahabat Sehat W ajak Maka pada bab ini penulisan menarik kesimpulan :
1. Pengkajian telah di lakukan dengan mengumpulkan data subjektif dan objektif pada ibu
hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun GIIPIAB0 UK 38 Minggu dengan Prenatal Gentle
Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak Kabupaten Malang.
2. Pada intrepetasi data didapatkan diagnosa ibu hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun
GIIPIAB0 UK 38 Minggu dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak
Kabupaten Malang tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang
diperoleh dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.
3. Rencana asuhan yang dibuat sudah berdasarkan diagnosa kebidanan yang muncul pada
kasus kebidanan ibu hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun G IIPIAB0 UK 38 Minggu
dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak Kabupaten Malang.
4. Pada pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan yang
telah dibuat pada kasus kebidanan ibu hamil terhadap Ny “H” Usia 30 tahun GIIPIAB0 UK
38 Minggu dengan Prenatal Gentle Yoga di Klinik Sahabat Sehat Wajak Kabupaten
Malang.
5. Asuhan Kebidanan pada ibu hamil telah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa harus meningkatkan pengetahuanya dan keterampilannya agar dapat
melakukan atau memberikan konseling kepada pasien dan mampu memberikan
pelayanan khusus antenatal care.
5.2.2 Bagi Pasien
Diharapkan ibu rutin memeriksakan kehamilannya dan selalu mengikuti kelas
Prenatal Gentle Yoga.
5.2.3 Bagi Lahan Praktek
Lahan praktek sebaiknya dapat memfasilitasi kebutuhan dalam asuhan seperti
alat-alat untuk melakukan prenatal gentle yoga, sehingga penatalaksanaan asuhan
dapat berjalan lancar.
5.2.4 Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan
menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung pengingkatan kompetensi
mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun, Achmad Feryanto. 2012.Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika
Handayani Sri, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Kementrian Kesehatan Indonesia, 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kemenkes RI.
Kuswanti, Ina dan Fitria Melina. 2014. Askep II Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Lalage Zerlina. (2013). Menghadapi kehamilan berisiko tinggi. Klaten : Abata Press.
Malha et al., 2018. Hypertension in Pregnancy in Hypertension: A Companion to Braunwald's
Heart Disease (Third Edition) Ch 39. Elsevier.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mochtar, Rustam. 2011.Sinopsis Obstetri, Jilid 1. Jakarta, EGC
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), 2011. Hypertension in pregnancy:
the management of hypertensive disorder during pregnancy. Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists. London.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Purwoastuti&ELizabeth. 2015. Asuhan Kebdinan Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Roberts, J.M., August, P.A., Bakris, G., et al., 2013. Hypertension in Pregnancy. American
College of Obstetricians and Gynecologist. Washington DC.
Robson& Jason, (2012). Patologi pada Kehamilan: Manajemen dan Asuhan Kebidanan. Jakarta
: EGC
Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., & Liana M. (2013). Asuhan kebidanan III (nifas). DKI Jakarta: CV.
Trans Info Media
Sukarni, I dan Margareth, Z.H. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Yogyakarta: Nuha
Medika
Sulistiyawati A, Nugraheny E. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika;
2010.