Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KETUBAN PECAH DINI

NY. CICI DI BPM SANDI

Hari/tanggal : 26 Januari 2017 No Reg : 111213


Pukul : 02.00 WIB

I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata / Identitas Pasien
Nama Istri: Ny. Cici Nama Suami : Tn. Deni
Umur : 35 Tahun Umur :38 Tahun
Suku/Bangsa :Minang/IndonesiaSuku/ Bangsa :Minang/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Smp Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu RT Pekerjaan : Berdagang Kaki-lima
Alamat : Jln. Adyaksa No.1 Belakang Alamat : Jln. Adyaksa No.1
Belakang Balok

a) Umur
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap kesiapan
ibu selama kehamilan maupun menghadapi persalinan (Julianti, 2001). Usia untuk
reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau
di atas usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan (Depkes,
2003). Usia seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi,
karena organ-organ reproduksinya sudah mulai berkurang kemampuannya dan
keelastisannya dalam menerima kehamilan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar umur berisiko yaitu sebanyak 140 responden (70,7%) ibu mengalami
ketuban pecah dini sejumlah 233 orang (60,1%).
b) Agama
c) Suku/Bangsa
d) Pendidikan
Pendidikan memanggterdengar tidak begitu berkaitan dengan KPD, tetapi
secara tidak langsung KPD sangat berpengaruh pada ibu karena pendidikan

1
merupakan faktor pengambil keputusan, yaitu keputusan life style, asupan nutrisi,
dan banyak yang lainnya, berdasarkan penelitian yang berjudul “Faktor Determinan
Ketuban Pecah Dini Di Rsud Syekh Yusuf Kabupaten Gowaibu”oleh Suriani Tahir,
Arifin Seweng, Zulkifli Abdullah dari Akademi Kebidanan Muhammadiyah
Makassar, Bagian Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin, Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin, yang mengalami KPD lebih banyak yang berpendidikan SLTP
sebanyak 65,4%, sedangkan ibu yang tidak mengalami KPD lebih banyak yang
berpendidikan SLTA sebanyak 59,8%.
Dari penelitian tsb, disimpulkan bahwa pendidikan berkaitan dengan KPD
karena tinggi rendahnya pendidikan merupakan faktor terpenting manusia dalam
mengambil suatu keputusan. Untuk itu tenaga kesehatan diharapkan lebih
memperhatikan kondisi pendidikan kliennya.
e) Pekerjaan
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Rsud Sleman
Yogyakarta” Kejadian ketuban pecah dini preterm dengan status pekerjaan ibu
bekerja sebanyak 12 (17%) orang dan yang status pekerjaannya ibu tidak bekerja
sebanyak 59 (83%) orang sehingga totalnya 71 orang. Sedangkan kejadian ketuban
pecah dini aterm dengan status pekerjaan ibu bekerja sebanyak 14 (12%) orang dan
yang status pekerjaannya ibu tidak bekerja sebanyak 105 (88%) orang sehingga
totalnya 119 orang.
Kemudian untuk mengetahui hubungan antara kejadian ketuban pecah dini
dengan letak janin dapat dilihat pada tabel 7. Hasil analisis hubungan melalui uji
statistik chi square didapatkan nilai Asymp. Sig (2-sided) dengan nilai p = 0,319 >
0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak yaitu tidak ada hubungan antara
kejadian ketuban pecah dini dengan status pekerjaan pada ibu bersalin di RSUD
Sleman Yogyakarta.
f) Alamat
g) No telp

2. Keluhan Utama :
 Keluarnya cairan berupa air – air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu

2
 Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
 Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan
37 minggu maupun kehamilan aterm
 Maternal
Demam (takikardi), uterine tenderness, cairan amnion yang keruh dan berbau,
leukositosis (peningkatan sel darah putih), leukosit esterase (LEA) meningkat, kultur
darah/urine.
 Fetal
Takikardi, kardiotografi, profilbiofisik, volume cairan ketuban berkurang
 Cairan amnion
Tes cairan amnion, di antaranya dengan kultur/ gram stain, fetal fibronection,
glukosa, leukosit esterase (LEA), dan sitokin. Jika terjadi chorioamnionitis, maka
angka mortalitas neonatal empat kali lebih besar, angka distres pernapasan, sepsis
neonatal, dan pendarahan intraventrikular tiga kali lebih besar.

3. Riwayat keluhan : Tidak Ada


4. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah
Usia waktu menikah : Istri 25 tahun Suami : 30 tahun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umur berisiko yaitu
sebanyak 140 responden (70,7%) ibu mengalami ketuban pecah dini sejumlah 233
orang (60,1%).
Lama menikah baru hamil : 3 bulan
5. Riwayat Kehamilan, persalinan nifas yang lalu
Tahu AN TT Tua Peny Jenis Tem penol ko J BB/ kom involu kom lakta
n C Keha ulit Persal pat ong mp K TB p si p si
milan inan
2010 Ad ada Cuku HAP Spnta RS Dokte Tid P 3800 Tida Norm Tida lanc
a p n r ak r /49 k al k ar
Bulan ada cm Ada ada
2012 Ad ada Cuku ITG Spont RS Bidan Tid L 3500 Tida Norm Tida lanc
a p an ak k /47 k al k ar
bulan ada cm Ada ada

3
2013 Ad ada Kuran KPD anjura RS Dokte Tid P 2000 Asfi Tidak endo Kura
a g n r ak r /42 ksia norma metr ng
Bulan ada cm BBL l itis lanc
R ar
2017 Ini

Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami KPD pada
kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau dekat diyakini lebih
beresiko akan mengalami KPD pada kehamilan berikutnya (Helen, 2008).
Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan atau menjelang persalinan
maka pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada wanita yang tidak
pernah mengalami KPD sebelumnya karena komposisi membran yang menjadi rapuh
dan kandungan kolagen yang semakin menurun pada kehamilan berikutnya (Helen,
2008).
6. Riwayat kehamilan sekarang
- Trimester 1
ANC : 1 kali
Tempat : BPM
Keluhan : Mual dan muntah
Anjuran : makan sedikit tapi sering
Terapi : vitamin,obat anti mual
- Trimester II
ANC : 2 kali
Tempat : BPM
Keluhan :pusing
Anjuran : istirahat yang cukup,minum banyak air putih
TT : ada 1 kali ( usia kehamilan 28 minggu )
Terapi : diberikan tablet Fe
Pergerakan janin pertama kali dirasakan : usia kehamilan 4 bulan
Trimester III
ANC : 2 kali
Tempat : BPM
Keuhan : insomnia,sering BAK

4
Anjuran : kurangi minum pada malam hari,jaga personal hygiene
TT : ada 1 kali ( usia kehamilan 32 minggu )
Terapi : tablet Fe
gerakan janin : aktif, 3 kali dalam 1 Jam
7. Riwayat kesehatan ibu
a. Riwayat penyakit sistemik :
- Penyakit jantung : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- Penyakit ginjal : tidak ada
b. Penyakit menular :
- Hepatitis B : tidak ada
- TBC : tidak ada
c. Penyakit keturunan :
- Diabetes melitus : tidak ada
- Asma : tidak ada
- Riwayat alergi : tidak ada
- Riwayat keturunan kembar : tidak ada
d. Riwayat penyakit menular seksual
- Riwayat diagnosis dan pengobatan AIDS : tidak ada
- Pengeluaran vagina abnormal (keputihan) : ada (terutama pada trimester III)
- Luka dan pembengkakan pada vagina : tidak ada
- Rasa nyeri pada berkemih : tidak ada
- Diare berkelanjutan lebih dari 1 bulan : tidak ada
e. Riwayat operasi
- Operasi luka pada pelvis : tidak ada
- Transfusi darah : tidak ada
f. Riwayat ginekologi
- Salpingectomy : tidak ada
- Pengobatan infertilitas : tidak ada
- Kehamilan ektopik : tidak ada
- Operasi vagina,pelvic dan uterus : tidak ada
8. Riwayat keturunan Kembar : tidak ada
9. Pola kegiatan sehari – hari
a. Nutrisi

5
- Makan
Frekuensi : 3 kali sehari
Menu : nasi,lauk pauk, dan sayur, buah-buahan tidak ada
Porsi : nasi setengah piring, 1 potong kecil ikan,2 sendok sayur,
Buah-buahan tidak ada
Keluhan : kurang nafsu makan

- Minum
Frekuensi : 7-8 gelas sedang perhari
Jenis : air putih,air teh dan minum susu kadang-kadang
Keluhan : tidak ada

b. Eliminasi
- BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Konsistensi : keras
Warna / bau : khas feses
Keluhan : konstipasi (kadang-kadang)
- BAK
Frekuensi : 5 – 6 kali sehari
Warna/ bau : kuning jernih, khas urine
Keluhan : tidak ada

c. Personal hygiene
- Mandi : 2 kali sehari
- Keramas : 3 kali seminggu
- Gosok gigi : 3 kali sehari
- Perawatan puting susu : ada, tiap selesai mandi
- Ganti pakaian dalam : 2x dalam sehari
- Ganti pakaian luar : 2 kali sehari

Infeksi di saluran kemih mengakibatkan adanya induksi kontraksi uterus. Banyak


mikroorganisme dapat menghasilkan fosfolipid A2 dan C sehingga meningkatkan

6
kensentrasi asam arakhidonat secara lokal dan pada gilirannya dapat menyebabkan
pelepasan PGF2 dan PGE2 sehingga terjadi kontraksi miometrium uterus. Selain itu
pada keadaan infeksi terdapat produk sekresi dari makrofag atau monosit berupa
interleukin dan 6, sitokin, TNF yang akan menghasilkan sitokin dan prostaglandin
(Kusnawara, 2001). Dari berbagai banyak fenomena yang terjadi karena adanya infeksi
yang berawal dari bakteriuria, dapat disimpulkan secara teori bahwa infeksi secara
asendern, desendern dan adanya induksi yang menyebabkan terjadinya kontraksi
miometrium uterus dapat menyebabkan KPD

d. Istirahat dan tidur


- Siang : tidak ada
- Malam : 3 jam
- Masalah : insomnia

e. Olahraga / aktivitas
Senam hamil : ada
Aktivitas : pekerjaan rumah dibantu suami

f. Body mekanik : aktivitas ibu menyesuaikan dengan beban tubuh ibu

g. Kebiasaan keluarga : jarang rekreasi

h. Kebiasaan yang merugikan kesehatan (life style )


Merokok : perokok pasif
Minuman beralkohol : tidak ada
Minum jamu : tidak ada
Minum obat bebas : tidak ada

Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi dapat
berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok mengandung lebih dari 2.500 zat
kimia yang teridentifikasi termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida
hidrogen, dan lain-lain. Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan
gangguangangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko
lahir mati yang lebih tinggi (Sinclair, 2003).

7
i. Riwayat,Bio,psiko,sosio dan spiritual

- Penerimaan keluarga pada ibu kehamilan : sangat menerima


- Hubungan dengan keluarga : harmonis
- Kebiasaan yang merugikan kehamilan : tidak ada
- Ketaatan ibu dalam beribadah : ibu taat

Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya :
1) Trauma; berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
2) Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan
gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya
ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi
rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan
dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban
tipis dan mudah pecah (Saifudin.2002)

j. Persiapan ibu persalinan


- Pengambil keputusan : suami
Tabungan : ada
Donor darah : ada, golongan darah A dari adik
Kendaraan : mobil pribadi
Tempat : BPM
Perlengkapan ibu dan bayi : telah disiapkan
Pendamping : suami ibu tercinta
Penolong : bidan nining

B. DATA OBJEKTIF
1. penampilan umum
a. status emosional : tidak stabil ( ibu terlihat cemas, gelisah)
b. Kesadaran : Composmentis
c. sikap tubuh : Kifosis
2. Tinggi Badan : 152 cm

8
3. Berat Badan sebelum hamil : 55 kg
Berat badan sekarang : 70 kg
4. Lila : 23 cm
5. Tanda – tanda vital
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Suhu : 36◦c
c. Nadi : 72x/mnt
d. Pernafasan : 24x/mnt
6. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Kepala : rambut bersih,berwarna hitam, tidak ada ketombe, tidak ada alopesia
- wajah : tidak oedema, tidak pucat,tidak terdapat cloasma gravidarum
- Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.
- Mulut : mukosa mulut lembab, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada caries pada
gigi, lidah berwarna merah muda
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak terdapat pelebaran vena jugularis
- Payudara : simetris kiri dan kanan, hiperpigmentasi pada kedua payudara, tidak
terdapat retraksi dan dimpling, tidak terdapat massa pada kedua
payudara, puting susu menonjol kiri dan kanan, ada pengeluaran
kolostrum
- Abdomen : pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak terdapat luka
bekas operasi, terdapat linea nigra.
- Ekstremitas atas : tidak ada oedema, pucat, tidak ada nyeri menggenggam
- Ekstremitas bawah : tidak oedema, tidak ada varises, ujung-ujung jari kaki pucat
Palpasi
- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar, lunak dan tidak
melenting
- Leopold II : pada bagian kiri perut ibu teraba bagian panjang , memapan
dan
keras, pada bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan
kecil
- Lepold III : Teraba bulat ,keras dan tidak dapat digoyangkan

9
- Leopold IV : bagian terendah janin sebagian sudah masuk PAP, posisi
tangan
Sejajar
- Pergerakan janin : ada
- His : ada, tidak teratur ( 1x dalam 30 menit)
- TFU Mc Donald : 32 cm
- TBBJ : ( TFU – 12) 155
: (32 – 12) 155
: 3100 gram
Askultasi
- DJJ : ada
- Punctum maksimum : kuadran II
- Irama : tidak teratur
- Intensitas : kuat
- Frekuensi : 144 x/menit
Perkusi
- Reflek patella : positif kiri dan kanan
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
- Hb : 10 gr %
- Protein urine : negatif
- Glukosa urine : negatif
Pemeriksaan inspekulo : terdapat pengeluaran cairan dari kanalis servikalis
Tes lakmus : lakmus merah berubah warna menjadi biru ( cairan ber
pH basa)

a. Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.

b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

10
c. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit
(Manuaba, 2009)
Komplikasi yang timbul akibat ketuban dini bergantung pada usia kehamilan,dapat
terjadi infeksi maternal maupun neonatal,persalinan prematur,hipoksia karena
kompresi tali pusat,deformitas janin,meningkatnya insiden seksio sesarea atau
gagalnya persalinan
a. Komplikasi Maternal : Komplikasi KPD korioamnionitis, endometritis, Abrupsio
plasenta , sepsis maternal
b. Komplikasi Janin : Risiko pada janin terutama terkait dengan infeksi intrauterin,
kompresi tali pusat dan abrupsi plasenta.
c. Komplikasi Neonatus : Sindroma gawat nafas, nekrotik enterokolitis, perdarahan
intraventrikular dan sepsis

Penelitian Nili dan Ansari (2003) menunjukkan komplikasi KPD antara lain Sindroma
gawat nafas (33,7%), gangguan tulang (8,5%), persalinan saesar (65,6%), pemanjangan
pecahnya membran (71%) dan sepsis (5,%).

 Persalinan prematur

Setelah ketuban pecah bisanya segera diusul oleh persalinan.periode laten tergantung umur
kehamilan.pada kehamilan aterm 90 % terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah,pada
kehamilan antara 28 – 34 minggu 50 % persalinan dalam 24 jam.pada kehamilan kurang dari
26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu

 Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini.pada ibu terjadi
korioamnionitis.pada bayi terdapat septikemia,pneumonia,omfalitis.umunya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi.pada ketuban pecah dini prematur,infeksi lebih
sering dari pada aterm.secara umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini
meningkat sebanding dengan lamanya periode laten
 Hipoksia dan asfiksia

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi
asfiksia atau hipoksia.terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat
oligohidramnion,semakin sedikit air ketuban,janin semakin gawat

11
 Sindrom deformitas janin

Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat,kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin serta hipoplasi
pulmonar

II. Interpretasi Data Dasar


a. Diagnosa: Ibu hamil G5P4A0H4 usia kehamilan 38 minggu dengan ketuban pecah dini
b. Masalah : Ibu cemas dan gelisah
c. Kebutuhan :
- Informasikan hasil pemeriksaan
- Pengaturan posisi
- Nutrisi
- Istirahat
- Personal hygiene
- Dukungan emosional

Data dasar :
- Ibu mengeluh keluar air-air dari kemaluan membasahi 1 helaikain sarung sejak
jam 05.00 WIB. Dan pengeluaran air-air masih berlangsung.
- Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 9 bulan yang lalu.
- HPHT tanggal 02-05-2016 TP tanggal 09-02-2017
- Ibu mengatakan kurang nafsu makan, susah tidur, sering BAK pada malam hari
- KU ibu baik, composmentis
- TTV : TD : 120/70 mmHg, S : 36ºC, N : 72x/mnt, P : 18x/mnt.
- Conjungtiva pucat, bibir pucat dan pecah-pecah, ekstremitas atas dan bawah
pucat.
- Leopold I : TFU pertengahan antara pusat dan px, teraba bokong
- Leopold II : Puki
- Lepold III : kepala, sebagian sudah masuk PAP
- Leopold IV : posisi tangan sejajar
- TBBJ : 3100 gram

12
- DJJ : ada, Punctum maksimum kuadran II, teratur, kuat , frekuensi
144x/menit.
- Pemeriksaan laboratorium : Hb 10 gr %, protein urine (-), glukosa urine (-),
- Pemeriksaan inspekulo : pengeluaran cairan dari kanalis servikalis, pH basa
- Tes lakmus : (+)
III. Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Potensial terjadi infeksi pada ibu dan bayi
a. Potensial Ibu : infeksi, partus lama
b. Janin : hipoksia, gawat janin (fetal destress)

IV. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang memerlukan Tindakan Segera,


Kolaborasi dan rujukan
Rujuk ke rumah sakit

V. Menyusun Rencana Asuhan


1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Atur posisi pasien dengan miring kekiri
3. Penuhi kebutuhan oksigen
4. Penuhi kebutuhan nutrisi
5. Fasilitasi kebutuhan istirahat
6. Penuhi kebutuhan personal hygiene
7. Beri dukungan emosional
8. Pantau kondisi ibu dan janin dalam 1 jam
9. Siapkan rujukan

VI. Implementasi
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil dengan ketuban pecah dini
2. Mengatur posisi ibu untuk miring kekiri dengan menyangga punggung dengan
bantal ( bila ibu tidak mampu miring kekiri) posisi kaki lebih tinggi dari kepala
3. Memenuhi kebutuhan oksigen ibu dengan memasang oksigen .. liter
4. Memnuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan memberikan makan dengan
memperhatikan gizi seimbang
5. Menganjurkan ibu untuk beristirahat disela waktu perawatan

13
6. Memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien dengan menganjurkan pasien
mengganti pakaian dalamnya setiap merasa lembab. Setiap selesai BAK, ibu
dianjurkan mengelap kemaluannya dengan handuk kering dan bersih.
7. Memberikan dukungan emosional kepada ibu untuk tetap bersabar, berdoa, dan
melibatkan suami dan keluarga dalam memberikan dukungan
8. Memantau kondisi ibu dan janin setiap 15 menit selama 1 jam (hasil terlampir)
- KU ibu
- TTV
- His
- DJJ
9. Mempersiapkan rujukan
- Surat rujukan
- Berkas/ dokumen pasien
- Transportasi/ kendaraan
- Obat dan alat-alat
- Pendonor darah (jika diperlukan) = adik
- Dana
- Pendamping = bidan
VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu dalam posisi miring kekiri
3. Ibu telah diberikan oksigen 3 liter permenit
4. Ibu telah mengkonsumsi makanan menghabiskan ¾ porsi, nafsu makan baik
5. Ibu belum dapat beristirahat
6. Ibu telah memahami tentang menjaga personal hygiene dan telah mengganti
pakaian dalam dengan yang bersih dan kering
7. Ibu terlihat lebih tenang
8. Hasil pemantauan ibu dan janin terlampir (setiap 15 mnt selama 1 jam)
9. Ibu bersedia untuk dirujuk
10. Persiapan rujukan telah disiapkan

14

Anda mungkin juga menyukai