Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “X” MASA KEHAMILAN

TRIMESTER III, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS, DAN


KB PASCASALIN DI PMB Ny.ENY KUSRINI, S.ST
DESA DAGANGAN, KABUPATEN MADIUN

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:
AYU MAULIA SA’DIYAH
201801005

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya
keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau
daerah ialah kematian maternal (maternal mortality) AKI. Menurut
definisi WHO “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu
hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehamilan. Di dalam masa kehamilan terdapat salah satu
komplikasi terbanyak yang terjadi yaitu perdarahan, pada kehamilan muda
sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy
loss, perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua
terutama terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan
antepartum (Prawirohardjo, 2016).
Kemudian adapun Masa Persalinan masalah yang dapat terjadi
pada saat masa persalinan yaitu persalinan macet yang dapat menimbulkan
komplikasi fistula vesikovaginalis dan/atau rektovaginalis, komplikasi
yang berhubungan dengan sepsis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini,
komplikasi lain adalah ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan
dan syok, bahkan kematian (Prawirohardjo, 2016).
Setelah Persalinan selesai masuk pada Masa nifas atau puerperium
Adapun komplikasi paling sering dari perdarahan pascapersalinan adalah
anemia. (Prawirohardjo, 2016).
Kemudian ada Masa Neonatus Sampai saat ini mortalitas dan
morbiditas neonatus atau AKB pada bayi masih sangat tinggi. Penyebab
kematian Bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, kelainan bawaan,
dan sebab-sebab lain (Prawirohardjo, 2016).
Untuk menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki
informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat, jumlah, dan jarak
kehamilan (Prawirohardjo, 2016). Bidan memberikan Konseling
Kontrasepsi Pascasalin (Mulyani dan rinawati, 2013). (Kemenkes RI,
2014). KB merupakan suatu upaya meningkatkan kepedulian dan peran
serta masyarakat, melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.(Kemenkes, 2014).
Target Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs)
AKI di Indonesia adalah 70 per 100.000 KH pada tahun 2030 AKB
menjadi 12 per 1.000 KH (Dinas Kesehatan Kota Madiun, 2020).
Diperkirakan pada tahun 2024 AKI di Indonesia turun menjadi
183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2030 turun menjadi 131 per
100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu menurut provinsi tahun
2018-2019 terdapat penurunan dari 4.226 per 100.000 KH menjadi 4.221
per 100.000 KH kematian ibu di Indonesia. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15
per 1.000 kelahiran hidup, dan AKB 24 per 1.000 kelahiran
hidup.Meskipun demikian, angka kematian neonatus, bayi, dan balita
diharapkan akan terus mengalami penurunan. Intervensi-intervensi yang
dapat mendukung kelangsungan hidup anak ditujukan untuk dapat
menurunkan AKN menjadi 10 per 1000 kelahiran hidup dan AKB menjadi
16 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2024.Sedangkan angka kematian
bayi (AKB) menurut hasil Survey Demografi dan kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2019 sebesar 20.244 per 1.000 KH (Kementrian Kesehatan
RI, 2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia
belum memenuhi target SDGs.
Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per
100.000 kelahiran hidup (KH). Angka ini menurun dibandingkan tahun
2018 yang mencapai 91,45 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Keadaan
Angka Kematian Bayi (AKB) danAngka Kematian Neonatal (AKN) yang
diperoleh dari laporan rutin relative sangat kecil. Namun bila dihitung
angka kematian absolut masih tinggi yaitu sebanyak 3.875 bayi meninggal
pertahun. Tahun 2019 Angka Kematian Bayi (AKB) pada posisi 23 per
1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS Pusat), Angka Kematian
Bayi Jawa Timur sampai dengan tahun 2019 sudah di bawah target
Nasional (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2020). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa AKI dan AKB di Jawa Timur belum memenuhi target
SDGs
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Madiun untuk tahun
2019 adalah 146,64 per 100.000 KH, terjadi peningkatan dibandingkan
tahun 2018 yaitu 65,80 per 100.000 KH. Penyebab tertinggi kematian ibu
pada tahun 2019 adalah Infeksi yaitu sebanyak 5 orang, penyebab lain-lain
4 orang, Hipertensi sebanyak 2 orang, dan gangguan metabolik 2 orang.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Madiun tahun 2019
sebesar 6,99 per 1.000 KH, meningkat dibandingkan tahun 2018 sebesar
6,66 per 1.000 KH. Dimana penyebab tertinggi kematain bayi pada tahun
2019 adalah penyebab lain-lain sebanyak 13 orang, dan diare sebanyak 2
orang (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2020). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa AKI dan AKB di Kabupaten Madiun belum
memenuhi target SDGs.
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), capaian K1 dan K4 menggambarkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil . Capaian cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan (Pn) dan cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan (Pf) menggambarkan tingkat
perlindungan dalam pelayanan kesehatan ibu bersalin. Indikator pelayanan
KB bisa digunakan dalam menggambarkan kinerja dan kualitas pelayanan
KB (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2020).
Capaian cakupan pada tahun 2019 untuk ibu hamil K4 Indonesia
adalah 88,4% dari target Rencana Strategis (Renstra) 78% sedangkan
capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) untuk
Indonesia 86,7% secara nasional indikator tersebut telah memenuhi target
renstra yang sebesar 82%. Cakupan pelayanan nifas (KF) untuk Indonesia
85,92%. Kelas ibu hamil memiliki target renstra 87% dan cakupan sebesar
92,89% telah memenuhi target renstra. P4k memiliki cakupan sebesar
93,47% dan telah memenuhi target renstra 95%. KB aktif di antara PUS
tahun 2019 sebesar 62,5%, hampir sama dengan tahun sebelumnya yang
sebesar 63,22%, sementara target RPJMN yang ingin dicapai tahun 2019
sebesar 66% berarti pelayanan keluarga berencana belum tercapai
(Kementrian Kesehatan RI, 2020).
Cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019
adalah 100,6%. Sedangkan cakupan K4 adalah 91,2%. Angka ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu K1 99,44% dan
K4 91,15%. Provinsi Jawa Timur untuk indikator K4 belum mencapai
target, indikator K4 termasuk indikator SPM (Standar Pelayanan
Minimal), target adalah 100% ,Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan (Pn) untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019
mencapai 97%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2018 yang mencapai 95,98% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
2020).
Adapun salah satu indikator yang langsung bisa menggambarkan
kinerja dan kualitas pelayanan KB adalah cakupan peserta KB aktif dan
cakupan KB pasca persalinan (KB-PP). Cakupan peserta KB Aktif
tertinggi Kabupaten Mojokerto (86,30%), terendah Kota Malang (56,04%)
dan untuk capian Provinsi 74,94%. Pilihan metode kontrasepsi KB yang
mendominasi adalah metode Non MKJP/ Non Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang yaitu metode suntik (58,80%) dan pil (15,72%). Pilihan metode
kontrasepsi KB yang mendominasi adalah metode Non MKJP/ Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu metode suntik (71,50%).
Sementara untuk metode MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang),
AKDR 8,50%,Cakupan kunjungan bayi/neonatus Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2019 mencapai 97,9% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
2019).
Sementara capaian ibu hamil (K1) di kabupaten Madiun pada
tahun 2019 adalah 98,52%, cakupan ini mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 98,80%. Sedangkan capaian
cakupan ibu hamil (K4) Kabupaten Madiun pada tahun 2019 adalah
92,0%, hal ini mengalami peningkatan di banding capaian tahun 2018
sebesar 91,3%. Target K1 dan K4 tahun 2019 sebesar 100%. Capaian
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) untuk
Kabupaten Madiun pada tahun 2019 mencapai 93,6%. Angka ini
mengalami peningkatan di bandingakan tahun 2018 yang mencapai 92,3%.
Capaian cakupan pelayanan nifas (KF) lengkap untuk Kabupaten Madiun
pada tahun 2019 adalah sebesar 93,9% angka ini mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2018 yaitu 92,1%. Cakupan capaian Kunjungan
Neonatal (KN1) 2019 sebesar 98,4% dan capaian Kunjungan Neonatal
(KN) lengkap sebesar 97,60% angka ini mengalami peningkatan
dibadingkan tahun 2018 sebesar 96,3%. Cakupan Keluarga Berencana
(KB) aktif Kabupaten Madiun tahun 2019 sebesar 76,1%, angka ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 yaitu 79,4%. (Dinkes
Jatim, 2020). Terdapat kesenjangan antara K1 dan K4, hal ini bisa
dikarenakan bumil yang kontak pada petugas kesehatan banyak yang tidak
pada Trisemester pertama (K1 Murni) sehingga masih perlu kunjungan
rumah yang lebih intensif oleh bidan serta kemitraan bidan dan dukun
perlu untuk lebih ditingkatkan. Cakupan KN1 dan KN lengkap terjadi
kesenjangan dikarenakan KN1 lebih banyak dari pada KN Lengkap, untuk
cakupan KB aktif walaupun menurun tetapi sudah memenuhi target
RPJMN .
Dampak yang mungkin timbul jika tidak dilakukan asuhan
kebidanan secara berkesinambungan akan mengakibatkan tidak
terdeteksinya secara dini faktor resiko, pencegahan, dan penanganan
komplikasi. Sehingga bisa berlanjut pada keterlambatan penanganan
terhadap komplikasi tersebut yang dapat menyebabkan mordibitas dan
mortalitas (Kementrian Kesehatan RI, 2020).
Upaya Pemerintah untuk menurunkan angka kematian Ibu, angka
kematian bayi hanya dapat terwujud bilamana terdapat peran dari berbagai
stakeholder terkait tidak terkecuali peran dari keluarga. Tidak kalah
pentingnya peran dari tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
secara “continuum of care the life cycle” serta pelayanan tersebut
dilaksanakan berdasarkan “continuum of pathway” sesuai kebutuhan
medis (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Pemerintah Indonesia sudah
menetapkan berbagai kebijakan mengenai upaya percepatan penurunan
AKI dan AKB, salah satunya yaitu meningkatkan pendataan dan
pendampingan pada bumil di wilayah kerjanya dengan melakukan ANC
terpadu agar penyakit penyerta pada bumil dapat terdeteksi lebih awal dan
dapat kontak dengan petugas / Bidan pada trimester I agar bumil
mendapatkan pelayanan yang berkualitas (10 T) dan minimal 1 kali
diperiksa oleh dokter. Selain itu juga perlu melakukan pemetaan dan
pemantauan dimulai dari saat ibu hamil dengan melibatkan multi pihak,
disamping itu peran bidan di desa yang menempati desa untuk dapat
mengarahkan agar ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan yang memenuhi
standar dan oleh tenaga kesehatan yang kompeten secara tim, perawatan
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi, juga upaya peningkatan pelayanan yang berkualitas
pada bayi paripurna yang sudah mendapatkan ASI Eksklusif, vitamin A
serta pelayanan dalam kunjungan KN1 antara lain meliputi termasuk
konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1
injeksi dan Hepatitis B0 injeksi (bila belum diberikan). dan pelayanan
keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan (Dinkes Provinsi Jawa
Timur, 2019). Penurunan kematian ibu dan anak tidak dapat lepas dari
peran pemberdayaan masyarakat, yang salah satunya dilakukan melalui
pelaksanaan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Kementerian Kesehatan menetapkan
indikator persentase puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan
persentase Puskesmas melaksanakan orientasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya menurunkan
kematian ibu dan kematian anak (Kementrian Kesehatan RI, 2020).
Bidan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu (AKI) melalui kemampuannya untuk
melakukan pengawasan, pertolongan pada ibu, pengawasan bayi baru lahir
(neonatus) dan pada persalinan, ibu post partum serta mampu
mengidentifikasi penyimpangan dari kehamilan dan persalinan normal dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas
pelayanan yang tepat (Setyarini.DI, dan Suprapti, 2016). Bidan merupakan
penyedia utama dalam asuhan pada wanita pada sebagian besar negara di
dunia. Sesuai filosofi bidan, asuhan berpusat pada wanita (women-
centered care) pada pelayanan kesehatan primer yang bergantung pada
hubungan antara bidan dan wanita selama daur kehidupan. Model asuhan
bidan merupakan normalitas, asuhan berkesinambungan Continuity Of
Care, dan dirawat oleh bidan yang telah dikenal dan dipercaya selama
persalinan (Astuti,dkk, 2017).
Untuk membantu upaya penurunan AKI dan AKB, penulis ingin
melaksanakan asuhan yang berkesinambungan atau Continuity of Care
(COC). Continuity of Care memastikan ibu dan bayi mendapatkan asuhan
yang baik dari bidan secara holistic mulai dari masa kehamilan, dan
persalinan serta membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk
memberikan pembinaan dan dukungan serta memperkuat hubungan antara
bidan dengan klien (Astuti dkk, 2017).

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup asuhan Kebidanan yang diberikan kepada ibu
hamil TM III, persalinan, masa nifas, Neonatus dan KB Pasca salin secara
continuity of care Asuhan ini diberikan secara berkelanjutan dimulai dari
Ante Natal Care (ANC), pemantauan Intra Natal Care (INC), kunjungan
Puerperium Natal Care (PNC), perawatan Neonatus, dan KB. Maka pada
penyusunan LTA ini penulisan membatasi berdasarkan continuity of care.

C. Tujuan Penyusunan Laporan Tugas Akhir


1. TujuanUmum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang dilakukan secara
Continuity Of Care pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas, neonatus
dan Keluarga Berencana secara Komprehensif dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan.
2. TujuanKhusus
a. Melakukan Asuhan Kebidanan pada kehamilan meliputi:
pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan, melaksanakan
dan melakukan evaluasi di PMB Ny.Eny Kusrini, S.ST.
b. Melakukan asuhan kebidanan pada persalinan meliputi: pengkajian,
merumuskan diagnosa, merencanakan, melaksanakan dan
melakukan evaluasi di PMB Ny.Eny Kusrini, S.ST.
c. Melakukan Asuhan Kebidanan pada masa nifas meliputi:
pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan, melaksanakan
dan melakukan evaluasi di PMB Ny.Eny Kusrini, S.ST.
d. Melakukan Asuhan Kebidanan pada neonatus meliputi: pengkajian,
merumuskan diagnosa, merencanakan, melaksanakan dan
melakukan evaluasi di PMB Ny.Eny Kusrini, S.ST.
e. Melakukan Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana meliputi:
pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan, melaksanakan
dan melakukan evaluasi di PMB Ny.Eny Kusrini, S.ST.

D. Ruang Lingkup Sasaran


1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu hamil TM III (28-
38 minggu), bersalin, nifas, neonatus, dan pelayanan KB Pasca Salin.
2. Tempat
Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan di Bidan
Praktek Mandiri (PMB) Ny.Eny Kusrini, S.ST.
3. Waktu
Waktu yang diperlukan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir
dimulai bulan Februari-Juli 2021.

E. Manfaat
1. ManfaatTeoritis
Memperluas pengetahuan sehingga dapat di jadikan pedoman dalam
penerapan Ilmu Kebidanan, terutama mengenai Asuhan kebidanan
pada masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB.
2. ManfaatPraktis
a. Bagi Pasien dan Keluarga
Untuk memberikan informasi tentang kehamilan TM III,
persalinan, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana pasca
persalinan dan ibu mendapatkan pelayanan kebidanan secara
Continuity Of Care mulai dari kehamilan TM III, persalinan,
nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana pasca persalinan.
b. Bagi Profesi Bidan
Mendapatkan informasi perkembangan asuhan kebidanan
Continuity Of Care mulai kehamilan TM III, persalinan, nifas,
neonatus, dan Keluarga Berencana yang di laksanakan secara
nyata dilapangan dan sesuai teori yang ada, serta dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan dan referensi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan.
c. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan tentang asuhan kebidanan
secara Continuity Of Care pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas,
neonatus, dan Keluarga Berencana.
d. Bagi Penulis
Dapat menambah referensi pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus, dan Keluarga Berencana, serta referensi untuk
penelitian di bidang KIA.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan Buku Ajar Kebidanan
Antenatal Care (ANC). Jakarta: Erlangga.

Dinkes JawaTimur. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa TimurTahun 2018.


Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi JawaTimur.

Dinkes JawaTimur. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Jawa TimurTahun 2019.


Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi JawaTimur.
Dinkes Kabupaten Madiun. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Madiun 2018.
Madiun: Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

Dinkes Kota Madiun. 2020. Profil Kesehatan Kota Madiun 2019. Madiun: Dinas
Kesehatan Kota Madiun.

Kemenkes RI. 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Selatan : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Muslihatun. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

Prawirohardjo, S. 2016.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Setyarini, D.I., dan Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan


Maternal Neonatal. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Triana, A. dkk. 2015. Buku Ajar Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan


Neonatal. Yogyakarta: Deepublish

Walyani dan Purwoastuti. 2015a. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kebidanan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press

.2015b. Mutu Pelayanan Kesehatan & Kebidanan.Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

Yulizawati, dkk. 2019. Buku Ajar Asahan Kebidanan Pada Persalinan. Padang:
Indomedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai