Disusun oleh :
bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat
ini. Anak yang sehat merupakan dambaan dari semua orang tua, namun tidak
semua anak dengan kondisi sehat. Gangguan kesehatan yang terjadi pada masa
kembang anak. Salah satu gangguan pada saluran pencernaan yang sering
terjadi pada anak adalah diare. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya, yaitu 3 kali
atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai muntah atau tinja yang
berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada balita, terutama pada 3
tahun kehidupan, dimana seorang anak dapat mengalami 1-3 episode diare
berat (Simatupang 2004 dalam Rahmi 2014). Diare adalah pengeluaran feses
yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar
yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar,
sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air
didalam cairan rehidrasi oral yang mengandung elektrolit standart seperti yang
1996 dan Haffejee 1985 dalam Cholid 2011).Madu adalah cairan kental yang
yang terkandung dalam madu bunga berasal dari nektar berbagai jenis bunga.
utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa serta terdapat juga
dalam jumlah kecil sedikit zat–zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa,
rafinosa serta turunan karbohidrat lainnya (Suranto 2004 dalam Cholid 2010).
Dari studi laboratorium dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas
termasuk diantaranya spesies dari E.Coli (Puspita, 2014). Uji klinis pemberian
madu pada anak yang menderita gastroenteritis telah diteliti, Para peneliti
elektrolit yang hilang akibat dari lebihnya BAB atau diare. Serta dapat
B. Rumusan Masalah
1. Masyarakat:
balita.
3. Penulis:
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur pengaruh
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Pengkajian
1. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal. Jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua,
penghasilan. Untuk umur pada pasien diare akaut, sebagian besar adalah anak
dibawah dua tahun. Insiden paling tinggi umur 6-11 bulan karena pada masa
ini mulai diberikan makanan pendamping. Kejadian diare akut pada anak laki-
2. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih tiga kali sehari. BAB kurang dari empat kali
dengan konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). BAB 4-10 kali dengan
(dehidrasi berat). Bila diare berlangsung kurang dari 14 hari adalah diare akut.
timbul diare.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah, warna
e. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi
mulai tampak.
dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap
pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu enam jam
(dehidrasi berat).
lebih sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak dengam campak
atau yang menderita campak dalam empat minggu terakhir, yaitu akibat
c. Riwayat penyakit yang sering pada anak dibawah dua tahun biasanya
batuk, panas, pilek dan kejang yang terjadi sebelum, selama atau setelah
diare. Hal ini untuk melihat tanda atau gejala infeksi lain yang
Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi hal sebagai berikut.
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat mengurangi resiko
dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akan mudah terjadi
pencemaran.
c. Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus (minum
banyak, sedangkan pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa
minum.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Berat badan
c. Kulit
turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut dengan kedua ujung jari
(bukan kedua kuku). Turgor kembali cepat kurang dari dua detik berarti
diare tanpa dehidrasi. Turgor kembali lambat bila cubitan kembali dalam
waktu dua detik dan ini berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang.
Turgor kembali sangat lambat bila cubitan kembali lebih dari dua detik
d. Kepala
biasanya cekung.
e. Mata
Anak yang diare tanoa dehidrasi, bentuk kelopak mata normal. Bila
i. Pemeriksaan penunjang
(kausal) yang tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula
yaitu:
kultur
2) Tes malabsorbsi yang meliputu karbohidrat (pH, clinic test), lemak dan
kultur urine.
pada anak, terdapat data-data penting yang harus dikaji. Data-data ini
yang harus diambil oleh petugas di lapangan. Adapun data dan klasifikasi
II.1.2 Diagnosa
II.1.3 Perencanaan/Intervensi
Untuk mengatasi diare, tidak selalu harus dirujuk. Hal ini disesuaikan dengan
lapangan. Anak baru dirujuk apabila keadaan anak tidak membaik. Sesuai dengan
klasifikasi pada pedoman MTBS (2008), tindakan yang diperlukan adalah sebagai
berikut:
a) Beri cairan tambahan sebanyak anak mau. Saat berobat, orang tua perlu
diberi oralit beberapa bungkus untuk diberikan pada anak di rumah. Juga
perlu penjelasan.
(1) Beri ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (bila masih diberi ASI)
(2) Jika diberi ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan
(3) Jika tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan salah satu cairan berikut
(a) Satu bungkus oralit masukkan ke dalam 200 ml (satu gelas) air
matang
(b) Usia sampai satu tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
c) Bila keadaan anak tidak membaik dalam lima hari atau bahkan memburuk,
a) Berikan oralit dan observasi di klinik selama tiga jam dengan jumlah
sekitar 75 ml/kg BB atau berdasar usia anak. Pemberian oralit pada bayi
berdasarkan usia atau berat badan dalam tiga jam pertama adalah sebagai
berikut.
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak dibawah enam bulan
yang sudah tidak minum ASI, berikan juga air matang sekitar 100-200 ml
b) Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, yaitu satu
bungkus oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air matang
diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk, segera pasang infus dan rujuk ke
a) Jika anak menderita penyakit berat lainnya, segera dirujuk. Selama dalam
perjalanan, mintalah ibu terus memberikan oralit sedikit demi sedikit dan
b) Jika tidak ada penyakit berat lainnya, perlu tindakan sebagai berikut:
(1) Jika dapat memasang infus, segera berikan cairan RL atau NaCl
sebagai berikut:
Pemberian
Jumlah Pemberian, berikutnya,
Umur
30 ml/kg BB, selama 70 ml/kg BB,
selama
Bayi (<12 bulan) 1 jam pertama 5 jam berikutnya
anak (12 bulan-5 tahun) 30 menit pertama 2,5 jam berikutnya
Keterangan:
Periksa kembali setelah 1-2 jam, jika status hidrasi belum membaik (nadi
c) Jika tidak dapat memasang infus, tetapi dapat memasang sonde, berikan
jam. Jika anak muntah terus menerus dan perut kembung, berikan oralit
dapat minum, anjurkan ibu untuk memberikan oralit sedikit demi sedikit
kenaikan berat jenis urine tiap tiap empat jam, rasa haus).
dan konsistensi.
darah)
kompres dingin)
2. Perubahan nutrisi
a. Pelihara input dan output yang tepat dengan meneruskan nutrisi per oral
c. Berikan makanan secara bertahap menaikkan dari diet lunak ke diet biasa
d. Timbang berat badan tiap hari
berat badan
c. Gunakan sarung tangan dan cuci tangan sebelum dan setelah mengganti
popok
d. Bersihkan daerah perineal dengan air dan sabun yang lembut setiap BAB
diatas abdomen
b. Berikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin (tidak
terlalu dingin atau panas), misalnya, teh encer, agar-agar, 30-60 ml tiap
30-60 menit
c. Singkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau tidak sedap
d. Beri penjelasan pada orang tua untuk menghindari beberapa hal, yaitu:
sampai bersih.
makanan tinggi lemak (susu), dan air yang sangat panas atau dingin
c. Ajarkan orang tua untuk melaporkan gejala, seperti urine coklat gelap
III.1.4 Implementasi
telahdirencanakan sebelumnya.
III.1.5 Evaluasi
tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang,
keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam e6aluasi belum teratasi maka dilakukan
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (flora nektar) atau bagian lain
dari tanaman (ekstra floral nektar) atau ekskresi serangga. Madu merupakan
cairan yang dihasilkan dari sari bunga tanaman maupun bahan lain dalam
tanaman. Sebenarnya madu gigunakan sebagai makanan oleh lebah itu sendiri.
Biasanya jumlah madu yang diproduksi melebihi kebutuhan lebah, sehingga madu
sering diambil manfaatnya oleh manusia karena madu merupakan zat berkhasiat
yang memiliki nilai gizi tinggi. Rasa madu kebanyakan manis, sehingga disukai
banyak orang dan dapt digunakan sebagai pengganti gula. Pada saat nektar
dikumpulkan oleh lebah, kadar air dan sukrosa di dalamnya masih tinggi. Di
sarang lebah, nektar ini akan dimatangkan, sehingga kadar airnya akan menurun
hingga sekitar 20% saja dari yang sebelumnya sekitar 85% (Yuliarti, 2015).
Madu yang diproduksi lebah berasal dari nektar tanaman, sekresi tanaman
Inggris (1993) mendefinisikan madu murni sebagai hasil purifikasi madu yang
berasal dari sarang 42 lebah, Apis mellifera , atau spesies Apis lainnya (Office of
Complementary Medicine 1998 dalam Cholid 2011). Rasa manis madu lenih
fruktosa (gula buah), glukosa, dan sakarosa (Puspitasari 2007 dalam Cholid
2011).
Menurut Waluyo (2008), madu yang dihasilkan oleh tawon madu pada
saat-saat tertentu akan berlainan bentuk dan sifatnya. Hal yang demikian ini
ternyata dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain oleh jenis bunga atau
tanaman yang mana tawon tadi mengambil cairan manis untuk dibuat madu.
Sering pula dibedakan jenis madu yang diperoleh dengan cara-cara yang berbeda.
1. Madu nektar flora, yaitu madu yang dihasilkan oleh tawon dari bunga satu
2. Madu nektar ekstra flora, yaitu madu yang bukan golongan madu nectar flora.
Madu ini terjadi dari cairan manis dari bagian-bagian tanaman selain bunga,
a. madu (ekstra) monoflora, yaitu madu yang terjadi dari cairan manis yang
c. madu embun, yaitu madu yang terjadi dari cairan manis yang dikeluarkan
oleh hewan.
3. Madu ekstraksi, yaitu madu yang diperoleh dari sarang tawon yang tidaak
4. Madu paksa, yaitu madu yang diperoleh dari sarang tawon dengan cara
5. Madu putih, yaitu madu yang terbuat dari cairan manis nektar bunga jeruk.
6. Madu gelap, yaitu madu yang terbuat dari cairan manis nektar bunga ester,
1. Osmolaritas
topikal pada luka, maka daya osmosis madu akan menyerap air dari luka
ini masih dapat tumbuh dalam kulit terinfeksi yang dapat diobati dengan
konsentrat larutan gula murni, tetapi bakteri ini sensitif terhadap komponen
antimikroba lainnya yang terdapat dalam madu dengan besar aktivitas air yang
2. Tingkat keasaman
Asam glukonik dalam madu dibentuk oleh enzim 43 glukosa oksidase yang
Pada pemakaian per oral, efek pH yang rendah dalam madu akan hilang
yang berasal dari sejumlah lebah Sundanese dibandingkan dengan lima buah
dan oksitetrasiklin. Madu yang tidak dilarutkan (0,2 mL) diuji dengan patogen
paling tidak ada empat faktor yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
antibakteri pada madu. Pertama, kadar gula madu yang tinggi akan
hidup dan berkembang. Kedua, tingkat keasaman madu yang tinggi (pH 3, 65)
mati. Ketiga, adanya senyawa radikal hidrogen peroksida yang bersifat dapat
antara oralit WHO dengan oralit madu didapatkan perbedaan yang bermakna
dalam hal akseptabilitas diantara keduanya (P< 0.01), hal ini dimungkinkan oleh
karena rasa oralit madu yang lebih enak dibanding oralit WHO (Sudigbia dkk
1986 dalam Cholid 2011). Sedangkan untuk lamanya diare tidak dimasukkan
dalam penilaian pada penelitian ini. Uji klinis dari pengobatan dengan madu pada
1. Untuk menilai pengaruh pemberian suplemen madu pada pasien diare akut,
dinilai untuk lama rawat, frekuensi diare, serta menilai kenaikan berat badan.
Madu juga cepat diserap dalam organ pencernaan untuk sampai ke dalam
darah.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
Jenis tugas akhir ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk laporan
Subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti
atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto,
2013). Subyek tugas akhir ini adalah 2 pasien diare pada anak balita.
anak balita.
peneliti tentang fokus studi yang dirumuskan secara operasional yang akan
berdasarkan literatur.
1. Pemberian madu
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai
elektrolit yang hilang akibat dari lebihnya BAB atau diare. Serta dapat
2. Pasien diare
Diare adalah gangguan buang air besar (BAB) yang ditandai dengan BAB
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan
digunakan dalam studi kasus, diuraikan pada bagian ini. Penyusunan bagian
ekonomi, jenis kelamin, dll. Jenis instrumen yang sering digunakan pada ilmu
tertulis)
5. Skala penilaian
G. Penyajian Data
dipilih. Untuk studi kasus, data disajikan secara tekstular/narasi dan dapat
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang
Penelitian ini akan diajukan kepada tim program Karya Tulis Ilmiah
1. Klien memiliki otonomi dan hak untuk membuat keputusan secara sadar
dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau
tidak dalam penelitian ini untuk mengundurkan diri dari penelitian ini (self
determination)
2. Klien memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan
apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol kapan dan
dan dignity)
dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaga kerahasiaan atas
4. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan individu hak yang sama
untuk dipilih dalam penelitian tanpa diskriminasi dan diberikan hak yang