Anda di halaman 1dari 5

FORMULA MADU UNTUK MENGATASI DIARE PADA BALITA

Yuni Nur Indriani1, Fauziah Hanum NA2, Linda Yanti3


1,2,3
Universitas Harapan Bangsa, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia
Email: lindayanti@uhb.ac.id

ABSTRAK

Kasus diare rentan terkena pada balita usia dibawah 5 tahun karena kondisi fisik yang
masih lemah dan mudah terjangkit virus. Apabila tidak segera dilakukan penanganan, maka
dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
formula madu pada balita yang mengalami diare. Metode penelitian ini dilakukan dilakukan
dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian, balita mengalami BAB 4x perhari,
konsistensi tinja cair, nafsu makan berkurang dan sedikit rewel. Dari analisis, setelah diberikan
formula madu 3 kali sehari setiap 8 jam, terdapat perubahan konsistensi feses menjadi lebih
padat dan menurunkan frekuensi diare lebih cepat. Kesimpulan menunjukkan bahwa secara
khusus pemberian formula madu lebih efektif dalam menangani diare pada balita, setelah
mengonsumsi madu selama 24 jam, terdapat perubahan konsistensi tinja dan meningkatkan
kepadatannya, frekuensi buang air besar menurun dan keadaan umum anak balita semakin
membaik.

Kata kunci : Balita, Diare, Formula madu

ABSTRACT
Cases of diarrhea are susceptible to infection in toddlers under 5 years of age because of
their weak physical condition and they are easily infected with viruses. If not treated
immediately, it can cause death. This study aims to determine the effectiveness of using honey
formula in toddlers who experience diarrhea. The research method im carried out was carried
out with a case study approach. Based on the results of the study, toddlers experience defecation
4x per day. stool consistency, decreased appetite and a little fussy. From analysis. after being
given honey formula 3 times a day every 8 hours. there is a change in stool consistency to
become denser and reduces the frequency of diarrhea faster The conclusion shows that
specifically giving honey formula is more effective in treating diarrhea in toddlers, after
consuming honey for 24 hours, there is an improvement in unja consistency and increasing its
106 and the unnim state of a toddler.
density, the frequency of ang my is great mentoring

Keywords : Toddler, Diarrhea, Honey Formula

PENDAHULUAN
Keluarga Diare menjadi salah satu miliar anak di seluruh dunia menderita
penyakit yang berbahaya di dunia. Penyakit penyakit diare setiap tahun. ( WHO, 2017).
diare mudah menyerang anak balita, dengan Di Indonesia sendiri pada tahun
kasus kematiannya berada pada tingkat 2020, kematian pada balita mencapai angka
angka nomor 2 di dunia. Diare adalah 9,9% (2.506 kematian) yang terjadi pada
penyebab utama kematian pada anak di usia 12-59 bulan yang disebabkan oleh
bawah usia lima tahun, dengan angka diare. Menurut data profil kesehatan jawa
kematian balita sekitar 525.000. Sekitar 1,7 tengah pada tahun 2019, kematian balita
(usia 12 - 59 bulan) sebesar 39,0 %, mengakibatkan malnutrisi dan kematian
penyebab kematian terbanyak disebabkan ( Unicef, 2016 ).
karena diare. Data dari Dinkes Kabupaten Kementerian Kesehatan RI (2011),
Banjarnegara pada tahun 2020 perkiraan menjelaskan tatacara penanganan dan
jumlah penderita diare mencapai angka pengobatan diare dengan LINTAS DIARE
13.201 untuk usia balita. Berdasarkan (5 langkah mengatasi diare). Semua
jumlah tersebut yang dilayani sebesar 2853 penanganan kasus diare pada anak balita,
(21,6%) untuk balita. Berdasarkan hasil disesuaikan tingkat dehidrasinya yaitu,
observasi yang dilakukan di Puskesmas Rencana Terapi A, B, dan C. LINTAS
Wanadadi 1 Banjarnegara, terdapat 184 DIARE meliputi pemberian oralit dan zinc,
kasus diare pada balita usia 12-24 bulan. pemberian ASI/pola makanan, pemberian
Diare merupakan penyakit yang antibiotik hanya bila diperlukan, cara
berasal dari kondisi lingkungan yang memberikan cairan dan obat-obatan kepada
kurang layak, yang biasanya berasal dari ibu dan pengasuh di rumah, dan kapan
faktor kebersihan seperti BAB harus membawa kembali anak ke petugas
sembarangan, akses air bersih, dan pola kesehatan.
hidup bersih dan sehat. Hal tersebut Selain menggunakan terapi obat-
mempengaruhi timbulnya penyakit diare obatan, ada juga terapi komplementer yang
pada masyarakat yang tidak memenuhi bisa digunakan untuk mengobati diare,
syarat kesehatan. (DKK banjarnegara, yaitu pemberian madu. Beberapa penelitian
2019). sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat
Umumnya diare mudah menyerang penurunan frekuensi buang air besar setelah
balita dibawah usia 5 tahun, karena kondisi diberikan madu. Adapun peneliti
fisik yang masih lemah dan mudah sebelumnya Nurmaningsih & Rokhaidah
terjangkit virus. Seseorang yang terpapar (2019), pemberian madu pada balita diare
diare biasanya ditandai dengan diare yang berpengaruh terhadap penurunan frekuensi
disertai muntah berkelanjutan, sehingga hal BAB dan perubahan feses menjadi lebih
tersebut menyebabkan adanya dehidrasi. padat.
Jika dalam hal ini orang tersebut terlambat
mendapatkan pertolongan, maka akan
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pemeriksaan umum yaitu KU baik,


adalah studi kasus. Subjek yang diambil kesadaran composmentis, denyut jantung
dalam studi kasus ini adalah seorang balita balita 98x/menit, pernafasan 32x/menit,
umur 1 tahun 5 bulan 21 hari datang ke suhu 36,60C, BB 9,3 kg, panjang badan 81
puskesmas dengan keluhan sudah BAB 4 cm. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan
kali sejak pukul 07.00 WIB dan cair, feses pada bagian abdomen kembung dan bising
berwarna kuning, nafsu makan anak usus meningkat.
berkurang dan sedikit rewel. Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diare adalah buang air besar 3 kali air minum yang terkontaminasi. Bisa juga
atau lebih per hari dengan tinja dalam disebabkan oleh kebersihan diri (personal
bentuk cair. Ini biasanya merupakan gejala hygiene) yang kurang baik atau lingkungan
infeksi gastrointestinal. Penyakit ini dapat masyarakat (sanitasi). Diare berat dapat
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus dan menyebabkan dehidrasi dan dapat
parasit. Infeksi terjadi melalui makanan dan mengakibatkan kematian, terutama pada
anak-anak dan orang-orang yang kurang protein sel mikroba dan menghambat proses
gizi dan sistem kekebalan yang lemah. metabolisme mikroorganisme (seperti
(WHO, 2013). E.coli) salah satu bakteri penyebab diare.
Tanda-tanda penyakit diare adalah (Dewi et al, 2017).
balita menjadi rewel, suhu tubuh Madu memiliki sifat antibakteri dan
meningkat, nafsu makan menurun atau mengandung nutrisi yang mudah dicerna,
tidak ada, dan diikuti timbulnya diare, sehingga dapat digunakan untuk mengobati
adanya perubahan tinja yang cair dan diare. Selain itu madu bermanfaat untuk
mungkin disertai lendir atau darah, tinja menggantikan cairan yang hilang karena
dapat berubah menjadi warna kehijauan diare. Dalam larutan rehidrasi, madu dapat
karena bercampur dengan empedu anus dan meningkatkan penyerapan natrium dan air
menjadi lecet di sekitarnya karena sering tanpa meningkatkan penyerapan natrium,
BAB. Jika seseorang kehilangan banyak air juga membantu memperbaiki lapisan usus
dan elektrolit maka terjadi dehidrasi, yaitu yang rusak, merangsang pertumbuhan
penurunan berat badan, turgor kulit lemah, jaringan baru dan bertindak sebagai agen
cekung pada mata dan ubun-ubun besar, anti-inflamasi (Oskouei & Najafi 2013).
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit Berdasarkan survey yang dilakukan
tampak kering (Ayuningtyas, 2017). peneliti, balita mengalami BAB 4x perhari,
Sedangkan terdapat beberapa faktor konsistensi tinja cair, nafsu makan
yang menyebabkan terjadinya diare yaitu berkurang dan sedikit rewel. Berdasarkan
pendidikan/pengetahuan orangtua yang latar belakang tersebut peneliti melakukan
rendah, faktor umur balita, faktor pekerjaan penelitian untuk mengetahui efektivitas
orangtua, faktor ekonomi keluarga yang formula madu dalam mempercepat
rendah, faktor gizi balita, faktor makanan penyembuhan diare sehingga dapat
dan minuman yang dikonsumsi, dan faktor merubahan konsistensi feses menjadi lebih
laktosa atau susu, faktor lingkungan yaitu padat dan menurunkan frekuensi diare lebih
penyediaan air bersih dan pengolahan tinja cepat.
(Wijoyo, 2013). Dari analisis, pemberian formula
Pada asuhan balita dengan diare madu pada balita diare diberikan selama 5
tanpa dehidrasi selain pemberian oralit, hari dengan dosis 5 cc/1 sendok teh madu
pemberian suplemen zinc dan pemberian dan diberikan 3 kali sehari setiap 8 jam.
gizi kaya nutrisi, pemberian formula madu Madu yang digunakan dalam penelitian ini
dapat mempercepat penyembuhan diare. adalah madu kapuk murni dari pusat
Madu mengandung senyawa organik perlebahan Apiari Mutiara Ibu yang sudah
dengan sifat antibakteri seperti inhibine terstandarisasi SNI. Cara melakukan
pada kelompok flovanoid, glikosida, dan pengamatan frekuensi BAB dan konsistensi
polyphenol. Cara kerja senyawa organik ini feses dilakukan setiap hari sekali setelah 24
adalah meracuni protoplasma, merusak dan jam balita mengonsumsi madu.
menembus dinding sel, serta menyimpan

SIMPULAN

Intervensi nutrisi terhadap formula meningkatkan imunitas tubuh balita, dan


madu sangat banyak, selain untuk mendukung pertumbuhan balita. Pemberian
mengatasi masalah pada balita diare, formula madu terbukti efektif untuk
formula madu juga dapat menjaga menangani diare pada balita, setelah balita
kesehatan sistem pencernaan balita, mengonsumsi madu selama 24 jam,
terdapat perubahan konsistensi tinja dan umum anak balita semakin membaik.
meningkatkan kepadatannya, frekuensi
buang air besar menurun dan keadaan

DAFTAR PUSTAKA Oskouei, T.E., & Najafi, M. (2013).


Traditional and modern uses of
Dewi, M., Kartasasmita., R.E., natural honey in human diseas: a
&Wibowo, M.S. (2017). review. Iran J Basic Med Sci.16
Ujiefektivitas antibakteri (6), 731-742.
beberapamadu asli lebah asal
Indonesia terhadap staphylococcus United Nations Children’s Fund
aureus dan escheria coli. Jurnal (UNICEF). One is Too Many:
Ilmiah Farmasi..5(1), 27-30. Ending child deaths from
pneumonia and diarrhoea. New
Depkes RI. (2011). Buku saku petugas York: UNICEF; 2016.
kesehatan : Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Wijoyo, Yosef. (2013). Diare pahami
Jakarta : Departemen Kesehatan penyakit dan obatnya.
RI Yogyakarta : PT Citra Aji Parama.

Dinkes Banjarnegara. (2019). Profil World Health Organization. (2013).


Kesehatan Banjarnegara Tahun Buku Saku Kesehatan Anak
2019. Jawa Tengah : Dinkes Indonesia di Rumah Sakit.
Kab.Banjarnegara. Department of Child and
Adolescent Health and
Dinkes Banjarnegara. (2020). Profil Development (CAH).
Kesehatan Banjarnegara Tahun
2020. Jawa Tengah : Dinkes World Health Organization.(2017).
Kab.Banjarnegara. Diarrhoeal disease.who.int.
https://www.who.int/newsroom/fac
El Ayuningtyas. (2017). Studi tsheets/detail/diarrhoeal- disease.
penggunaan antibiotik seftriakson
pada pasien diare (penelitian di
rumah sakit umum sidoarjo).
Bachelors Degree (S1) Thesis,
Universitas Muhamadiyah
Malang.

Kemenkes, RI. (2019). Rencana


Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015 – 2019. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2020). Profil kesehatan


indonesia tahun 2020. Jakarta :
Kemenkes RI. 2021

Anda mungkin juga menyukai