Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHALUAN
A. Latar Belakang

Diare adalah sebuah kondisi ketika pengidapnya buang air besar (BAB) lebih
sering dari biasanya.Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang BAB sebanyak tiga kali
atau lebih dalam satu hari. Selain itu, feses yang keluar juga lebih encer.
Ada dua jenis diare yang bisa terjadi, yaitu akut atau kronis (persisten). Diare akut
adalah jenis yang berlangsung dalam waktu singkat. Ini adalah masalah kesehatan
yang umum.
Kondisi ini juga biasanya berlangsung sekitar satu atau dua hari, tapi bisa juga
lebih lama, kemudian menghilang dengan sendirinya.
Diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari merupakan pertanda dari masalah
yang lebih serius.Jenis kronis yang berlangsung minimal empat minggu bisa menjadi
gejala penyakit kronis. Gejala pada jenis kronis bisa berlangsung terus-menerus atau
datang dan pergi.
WHO mendefinisikan bahwa diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang
air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari.
Perlu diketahui jika menderita diare kurang dari 14 hari, penderita mengalami diare
akut, dan jika lebih dari 14 hari, sudah dipastikan penderita mengalami diare
kronis/persisten. Selain itu ada 3 derajat dehidrasi diare yang tak kalah pentingnya
untuk diketahui.

Diare merupakan penyakit pada sistem pencernaan dengan pengeluaran tinja encer
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja (Ambarwati dan Nasution, 2012). Diare disebabkan oleh faktor infeksi,
malabsorpsi, makanan, dan faktor psikologis (Djitowiyono dan Kristiyanasari, 2011).
Diare didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang mengalami peningkatan
frekuensi buang air besar dengan feses yang cair atau encer. Ini bisa disertai dengan
gejala lain seperti mual, muntah, kram perut, dan kadang-kadang penurunan berat
badan.
Menurut Wijaya (2013) bahwa diare merupakan tinja yang lunak atau cair sebanyak
tiga kali atau lebih dalam satu hari. Berdasarkan hal tersebut secara praktis diare pada
balita bisa didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar tiga kali atau
lebih dengan tinja yang konsitensinya menjadi lebih lunak dari biasanya, sehingga hal
ini dianggap tidak normal oleh ibunya.
Selain itu penyebab 2 utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat
baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan angka kematian karena
diare perlu tatalaksana yang cepat dan tepat.
Kota jambi merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi jambi yang
memiliki prevelensi diare pada balita terbesar . Menurut dinas Kesehatan kota jambi
tahun 2022 di wilayah kerja puskesmas .aurduri kota jambi memiliki prevelensi diare
pada balita sebesar 205.88% dan menglami peningkatan yang sangat tinggi .
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh yessi arsurya (2017) disimpulkan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan diare dengan kejadian
diare pada balita, balita yang ibunya memiliki tingkat pengetahuan kurang
kemungkinan berisiko balitanya mengalami diare 2 kali lebih besar dibandingkan balita
yang ibunya memiliki tingkat pengetahuan baik.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
“Gambaran Tingkat Pengetahuan dan perilaku Ibu balita tentang Penyakit Diare di
wilayah kerja puskesmas aur duri “. Hal itu penting guna memberikan informasi yang
akurat kepada ibu tentang pengetahuan penyakit diare pada balita dan dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat serta mencegah terjadinya kembali kejadian diare
yang bisa menyebabkan kematian jika terlambat di tangani.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu “Bagaimana Tingkat Pengetahuan dan perilaku Ibu balita tentang Penyakit
Diare di wilayah kerja puskesmas aur duri ”

C. Tujuan
1.Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku ibu balita balita tentang penyakit diare.

2.Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan pengelolaan makanan pada ibu balita.
b. Mengetahui gambaran perilaku pengelolaan makanan pada ibu balita.

D.Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti : sebagai pengalaman dan menambah pengetahuan baru bagi penulis
untu dapat menerapakan ilmu yang sudah di peroleh kepada Masyarakat dan
lingkungan.
2. Bagi institusi poltekkes kemenkes jambi : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi bagi perpustakaan poltekkes kemenkes jambi jurusan Kesehatan
lingkungan.

3. Bagi Masyarakat : penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada


Masyarakat tentang pentingnya pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga .
4. Bagi peneliti selanjutnya :Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi peneliti selanjutnya mengenai Tingkat Pengetahuan dan perilaku Ibu balita
tentang Penyakit Diare . Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif yaitu untuk
mengetahui tentang pengetahuan dan perilaku ibu balita berupa pengumpulan data.
Selain itu juga mengetahui perilaku ibu rumah tangga dalam penerapan phbs.
E.ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
perilaku ibu balita tentang penyakit diare.Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif yaitu
untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku berupa pengumpulan data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori

1).Diare
Diare adalah keluhan buang air besar encer atau berair yang terjadi lebih dari 3 kali
dalam sehari. Diare umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Meski umumnya bisa sembuh dengan
perawatan mandiri, diare kadang perlu ditangani dokter.

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama
pada bayi dan anak-anak. Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare
akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari
(diare kronis).

Peran ibu dalam melalukan pencegahan penyakit diare diperlukan suatu pengetahuan
karena pengetahuan merupakan salah satu komponen factor presdisposisi yang
penting.peningkatan pengetahuan tidak selalu memyebabkan terjadinya perubahan
sikap,tetapi mempunyai hubungan yang positif,yaitu dengan peningkatan pengetahuan
maka dapat terjadi perubahan sikap(Farida,2016) .

Faktor yang menyebabkan diare pada balita biasanya

Anda mungkin juga menyukai