Abstrak:
Latar belakang: Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengahcair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Diare merupakan buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan serta perilaku
masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Pendekatan dokter keluarga penting dalam manajemen pola
hidup bersih dan sehat dan faktor biopsikosial yang ada.
Tujuan: Penerapan pelayanan dokter keluarga berbasis evidence based medicine pada pasien dengan
mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian
masalah pasien dengan pendekatan patient centred dan family approach.
Metode : Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien.
Hasil: pasien anak laki-laki, 1,5 tahun, keluhan BAB cair sebanyak 5x dalam sehari, disertai, lemas dan tidak
nafsu makan, dengan faktor internal yaitu pengetahuan tentang diare kurang, perilaku kebersihan yang kurang baik,
dan perilaku berobat keluarga kuratif. Aspek psikososial yaitu kurangnya dukungan dan pengetahuan untuk
memotivasi pasien agar berobat ke sarana kesehatan dan menjaga kebersihan.
Simpulan : Pola hidup bersih dan sehat menjadi faktor utama penyebab terjadinya penyakit diare. Anak-anak
dibawah 5 tahun rentan terhadap kejadian diare karena masih belum sempurnanya sistem imun terutama anak yang
tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pelayanan dokter keluarga dalam terapi farmakologis maupun nonfarmakologis
mampu menyelesaikan masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Abstract
Background: diarrhea is defecation in a liquid form more frequently and more than 200 g or 200 ml/24 hours.
Diarrhea is more frequently defecation more than usual. Defecation can be accopnanied by blood or not. It was
transmitted by fecal-oral, transplacenta, or labour. This disease is closely associated with the quality of personal
hygiene and environmental sanitation as a seedy neighborhood, the cleanliness of public places that are less well as
public behavior that is not conducive to healthy living. Family physicians is important to manage of clean and
healthy lifestyle and biopsikosial factors.
Purpose: The implementation of family physician services based on evidence based medicine in patients with
identifying risk factors, clinical problems, and patient management based on problem solving approach with patient
and family centered approach.
Methods: This study is a case report. The primary data obtained through anamnesis, physical examination and a
visit to the home. Secondary data were obtained from medical records of patients.
Results: The patients is a male children, 1,5 years old, symptoms . malaise, and appetite, with internal factors are
knowledge diarrhea is less, good hygiene practices are poor, and family behavioral curative treatment. Psychosocial
aspects, namely the lack of support and knowledge to motivate patients to keep their hygiene.
Conclusion: The pattern of clean and healthy is the main factor of the occurrence of diarrhea. Children under 5
years old is susceptible with diarrhea because of their immature immunity especially children without ASI
exclusive. Family doctor service in pharmacologic and nonpharmacologic therapies able to resolve health problems
and improve the quality of life of patients.
Metode
Studi ini adalah deskriptif. Data primer
diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis),
dan pemeriksaan fisik. Kunjungan rumah,
melengkapi data keluarga,dan psikososial serta
lingkungan. Penilaian berdasarkan diagnosis Gambar 1. Genogram keluarga Tn. S April
holistik dari awal, proses dan akhir studi secara 2016
kuantitatif dan kualitatif. Family Map
Data Klinis
Pemeriksaan Fisik :
Keluhan BAB cair 5x dalam sehari.
Keadaaan umum: tampak sakit sedang; suhu:
37,8oC; frek. nadi: 100x/menit; frek. nafas:
20x/menit; berat badan: 13 kg; panjang badan:
85 cm; status gizi: baik (-2 sd +2 SD).
Status generalis :
Kelopak mata tidak tampak cekung, turgor kulit Keterangan gambar :
kembali segera. Kepala, telinga, hidung, mulut, : Hubungan dekat
leher, paru, jantung dalam batas normal. : Hubungan tidak dekat
Gambar 2. Family map
Status lokalis :
Region fascialis : Family Apgar Score:
Kelopak mata tidak tampak cekung 1. Adaptation :2
2. Partnership :2
Regio abdomen 3. Growth :1
I : tampak datar 4. Affection :2
A : BU (+) 15x/menit 5. Resolve :2
P : timpani 6. Total Family Apgar score 9 (nilai 8-10,
P : nyeri tekan pada abdomen, turgor kulit fungsi keluarga baik)
kembali segera
Data Keluarga
Bentuk keluarga : keluarga inti
Genogram :
Denah Rumah - Kekhawatiran:
BAB cair bertambah parah dan pasien
menjadi lebih lemas
- Harapan:
BAB cair berkurang sehingga dapat
kembali beraktivitas dengan baik.
- Persepsi:
Lemas yang dirasakan disebabkan
karena BAB cair dan muntah yang
dialami.
2. Aspek Klinik
Gastroenteritis (ICD 1 A.09)
Faktor agent, bahwa sebagian besar diare anak Ada beberapa langkah sebelum orang
disebabkan oleh virus dan bakteri. Jumlah mengadopsi perilaku baru. Pertama adalah
kuman yang dapat menimbulkan infeksi adalah awareness (kesadaran) yaitu menyadari stimulus
sebanyak 105 109 kuman yang tertelan melalui tersebut dan mulai tertarik (interest).
makanan dan minuman yang terkontaminasi Selanjutnya, orang tersebut akan menimbang-
sehingga semakin banyak jumlah kuman yang nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut
masuk maka masa inkubasi akan semakin (evaluation) dan mencoba melakukan apa yang
pendek dan host akan lebih cepat sakit dan dikehendaki oleh stimulus (trial). Pada tahap
menimbulkan gejala. akhir adalah adoption, berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
Diare merupakan penyakit infeksi yang dijumpai (Notoatmodjo, 2003).
secara luas di daerah tropis terutama di daerah
dengan kualitas sumber air yang tidak memadai Tujuan dari pengobatan diare adalah
dengan standar hygiene dan sanitasi yang 1. Mencegah dehidrasi, bila terdapat tanda
rendah. Berikut merupakan faktor environment dehidrasi
yang mempercepat terjadinya penyebaran diare 2. Mengatasi dehidrasi, jika ada
adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber
3. Mencegah kerusakan nutrisi, dengan cara
air minum dan standart hygiene industri
pengolahan makanan yang masih rendah memberikan makanan selama dan seteah
(Kemenkes RI, 2006). terajdi dehidrasi.
4. Menguragi durasi dan keparahan diare, dan
Berdasarkan hasil penelitian Lubis, R. (2009) di timbulnya keparahan di episode mendatang
RSUD. Dr. Soetomo tahun 2000 dengan desain dengan cara pemberian suplemen zinc (M.K
case control, mengatakan bahwa higiene
Bhan, 2005)
perorangan yang kurang, mempunyai resiko
terkena penyakit diare 20,8 kali lebih besar
dibandingkan dengan yang higiene perorangan Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar
yang baik (OR=20,8) dan kualitas air minum penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare
yang tercemar berat coliform beresiko 6,4 kali yang diderita anak balita baik yang dirawat di
lebih besar terkena penyakit diare dibandingkan rumah maupun sedangdirawat di rumah sakit,
dengan yang kualitas air minumnya tidak yaitu:
tercemar berat coliform (OR=6,4). 1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Empat hari setelah kunjungan pertama, maka
dilanjutkan dengan kunjungan ke dua pada 3. ASI dan makanan tetap diteruskan
tanggal 20 April 2016 untuk melakukan 4. Antibiotik selektif
intervensi terhadap pasien dengan menggunakan 5. Nasihat kepada orang tua (IDAI, 2011)
media poster bergambar dan leaflet tentang
penyakit penyakit diare dan cara
pencegahannya. Selain itu pada kegiatan Pada pada pasien dilakukan pengobatan berupa
intervensi ini juga disertakan poster dan pemberian oralit, tablet zinc dan pemberian obat
dipraktikkan bagaimana cara mencuci tangan paracetamol. Pemberian oralit kepada pasien
yang baik dan benar dengan 6 langkah cuci diare dimaksudkan untuk mengganti elektrolit
tangan. Ketika intervensi dilakukan, keluarga yang hilang bersama BAB cair. Walaupun air
sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air Adapun terapi non farmakologis yang harus
minum tidak mengandung garam elektrolit yang dilakukan pada pasien diare adalah tirah baring,
diperlukan untuk mempertahankan keseimbanga memenuhi kebutuhan cairan dan untuk
elektrolit dalam tubuh, sehingga lebih mencegah terjadinya diare pada anggota
diutamakan oralit.campuran glukosa dan garam keluarga lainnya maka keluarga ini perlu
yang terkandung dalam orait dapat diserap menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
dengan baik oleh usus penderita diare (Depkes (Sudoyo AW, 2010).
RI, 2011). Pemberian oralit sesuai dengan
banyak nya BAB cair, hal ini dilakukan sebagai Terdapat sepuluh perilaku hidup bersih dan
upaya untuk mencegah supaya tidak terjadi sehat di rumah tangga menurut Depkes RI
dehidrasi yang lebih berat pada pasien. (2009):
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
Pasien juga mendapatkan tabet zinc yang adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga
dikonsumsi selama 10 hari meskipun diare telah kesehatan seperti bidan, dokter, dan tenaga para
berhenti. Penggunaan zinc ini memang popular medis lainnya. Persalinan yang ditolong oleh
beberapa tahun terakhir karena memilik tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
evidence based yang baik. Beberapa penelitian aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
telah membuktikannya. Pemberian zinc yang terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
dilakukan di awal masa diare selam 10 hari ke
depan secara signifikan menurunkan morbiditas 2) Balita diberikan ASI, adalah bayi usia 0-6
dan mortalitas pasien. Zinc dapat menigkatkan bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
kekebalan tubuhsehingga dapat mencegah risiko tambahan makanan atau minuman lain. ASI
terulangnya diare 2-3 bulan setelah anak sembuh adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
dari diare. Pemberian zinc harus tetap kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama
tubuh terhadap berulangnya diare pada 2-3 bulan berupa cairan bening berwarna kekuningan
kedepan (Depkes RI, 2011) (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Pasien juga mendapatkan terapi simptomatik Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI
yaitu pacetamol sirup yang diminum hanya diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-
setiapkali pasien merasakan demam. Pengobatan ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah
simptomatik diberikan sebisa mungkin dengan yang sesuai dengan perkembangan umur bayi.
dosis yang rendah. Dosis paracetamol anak Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi
adalah 10-15 mg/kgbb/kali pemberian berusia 2 tahun.
(Setyabudi, R. 2007). Paracetamol dapat
diberikan hingga 3 kali dalam sehari. Pada 3) Timbang balita, penimbangan bayi dan balita
pasien ini memiliki berat badan 13 kg, dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya
sehinnga dosis yang harus diberikan adalah setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita
dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan
130 mg/kali pemberian. Dalam hal ini sampai 5 tahun di Posyandu. Setelah bayi dan
pemberian dosis paracetamol sudah tepat. balita ditimbang, catat hasil penimbangan di
Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu
Selain itu pasien juga mendapatkan terapi Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat
antasida sirup yang diminum sebanyak 3 kali badannya naik atau tidak naik.
sehari. Pemberian antasida ini bertujuan sebagai
obat absorban yang berfungsi untuk 4) Rumah bebas jentik, adalah rumah tangga
memadatkan feses sehingga mengurangi gejala yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
BAB cair yang dirasakan pasien. secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Tiga M plus (Menguras, Menutup, Mengubur,
plus Menghindari gigitan nyamuk) merupakan
kegiatan memberantas telur, jentik, dan a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah;
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit memegang uang, memegang binatang,
seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, berkebun, dll).
Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di tempat- b. Setelah buang air besar.
tempat perkembangbiakannya. c. Setelah menceboki bayi atau anak.
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat d. Sebelum makan dan menyuapi anak.
penampungan air seperti bak mandi, tatakan e. Sebelum memegang makanan.
kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air f. Sebelum menyusui bayi.
minum burung.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air 6) Tersedia air bersih.
seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan
lekukan-lekukan yang dapat menampung air sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
hujan. berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-
c. Mengubur atau menyingkirkan barang- alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya,
barang bekas yang dapat menampung air agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar
seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik- dari sakit. Air bersih secara fisik dapat
plastik yang dibuang sembarangan (bekas dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat
botol/gelas akua, plastic kresek,dll) dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
d. Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu: a. Air tidak berwarna, harus bening/jernih.
- Menggunakan kelambu ketika tidur. b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu,
- Memakai obat yang dapat mencegah lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya.
gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk; c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak
bakar, semprot, oles/diusap ke kulit, dll berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit,
- Menghindari kebiasaan menggantung harus bebas dari bahan kimia beracun.
pakaian di dalam kamar d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir,
- Mengupayakan pencahayaan dan busuk atau bau belerang.
ventilasi yang memadai
- Memperbaiki saluran dan talang air 7) Tersedia jamban.
yang rusak Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai
- Menaburkan larvasida (bubuk fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
pembunuh jentik) di tempat-tempat yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
sulit dikuras misalnya di talang air atau dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
di daerah sulit air (cemplung) yang dilengkap dengan unit
- Memelihara ikan pemakan jentik di penampungan kotoran dan air untuk
kolam/bak penampung air, misalnya membersihkannya. Syarat jamban sehat adalah:
ikan cupang, ikan nila, dll a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak
- Menanam tumbuhan pengusir nyamuk antara sumber air minum dengan lubang
misalnya Zodia, Lavender, Rosemerry, penampungan minimal 10 meter)
dll. b. Tidak berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga
5) Cuci tangan dengan sabun. dan tikus.
Air yang tidak bersih banyak mengandung d. Tidak mencemari tanah disekitarnya.
kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
saat makan, kuman dengan cepat masuk ke g. Penerangan dan ventilasi cukup .
dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
Sabun dapat membersihkan kotoran dan i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan. Waktu
dimana kita harus mencuci tangan adalah:
8) Makanlah dengan gizi seimbang ( makan vitalnya yang sudah mulai baik; quo ad
sayur dan buah setiap hari) functionam: dubia ad bonam karena pasien
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi masih bisa beraktivitas sehari-hari secara
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau mandiri; dan quo ad sanationam: dubia ad
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah bonam karena pasien masih bisa melakukan
setiap hari sangat penting, karena mengandung fungsi sosial dengan baik dan memiliki
vitamin dan mineral, yang mengatur hubungan yang baik dengan teman-teman
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta seusianya.
mengandung serat yang tinggi.
9) Aktivitas fisik setiap hari, adalah anggota DIAGNOSIS HOLISTIK AKHIR
keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit
setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan 1) Aspek personal
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan - Alasan kedatangan:
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi BAB cair sudah tidak dirasakan.
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan - Kekhawatiran:
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat Kekhawatiran sudah tidak dirasakan
dan bugar sepanjang hari. - Harapan:
Jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah Harapan sudah tercapai.
bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan - Persepsi:
kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci Keluhan yang dialami disebabkan oleh
pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik kuman dan perilaku hidup yang kurang
turun tangga, membawa belanjaan. bersih dan sehat.
Dan juga bisa berupa olah raga, yaitu: push-up,
lari ringan, bermain bola, berenang, senam, 2) Aspek Klinis
bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat. Gastroenteritis (ICD 1 A.09)