Anda di halaman 1dari 30

Penatalaksanaan Penyakit Diare Pada Anak Usisa 1,5 Tahum

Degan Pendekatan Dokter Keluarga Di Desa Sukaraja II


Gedong Tataan

Oleh :
Desta Eko Indrawan, S.Ked
Pembimbing :
dr. R.E. Rizal Effendi
KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG
2016
Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali per
hari (IDAI, 2011). Diare akut adalah diare yang berlangsung
kurang dari dua minggu. (IDAI, 2011).
Latar belakang

Diare sebagai salah satu penyakit Angka kejadian diare di Indonesia


infeksi masih merupakan penyebab hingga saat ini masih tinggi, yaitu 423
kematian yang cukup tinggi dan per 100 penduduk untuk semua umur
termasuk ke dalam sepuluh penyakit pada tahun 2006 dimana angka ini
utama penyebab kematian di rumah meningkat dari tahun ke tahun. Diare
sakit seluruh Indonesia pada tahun juga masih sering menimbulkan
2006 (Depkes RI, 2007). kejadian luar biasa di beberapa
provinsi (Depkes RI, 2007).

Balita dan anak adalah salah satu kelompok yang paling


banyak terkena diare, hal ini dikarenakan sistem imun dan
pencernaan yang masih dalam tahap perkembangan. Selain
itu kurangnya pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat juga menjadi salah satu faktor masih
tingginya angka kejadian diare di Indonesia
Tujuan Studi

Mengidentifikasi faktor risiko dan


masalah klinis yang terdapat pada
pasien

Menerapkan pendekatan dokter


keluarga yang holistik dan
komprehensif sesuai masalah yang
ditemukan pada pasien

Melakukan penatalaksanaan berbasis


Evident Based Medicine yang bersifat
family-approach dan patient-centered
Ilustrasi Kasus

Pasien An I 1,5 tahun, datang ke Puskesmas Gedon


Tataan diantar oleh ibunya untuk berobat karena
BAB cair lebih dari 5x dalam sehari. BAB cair
dirasakan sejak 2 hari sebelumya,

Volume 1 gelas belimbing setiap BAB serta berwarna


kekuningan. BAB cair disertai sedikit ampas dan berbau
agak amis dan tidak terdapat darah dalam tinja.

Pasien juga merasakan lemas dan tidak nafsu makan.


Selain itu pasien juga mengalami demam sejak 1 hari
sebelumnya. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dan
tidak dipengaruhi oleh waktu.
Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif.
R/ sering berobat karena keluhan yang batuk pilek dan
diare

Sejak terbiasa dengan makanan keluarga, pasien terlihat


sering membeli jajanan yang dijajakan oleh tetangga
disekitar rumahnya. Pasien juga terlihat sering bermain
bersama teman-teman sebaya di lapangan dan kali di
dekat rumahnya yang tidak jauh dari tempat
pembuangan sampah.

Sejak mengalami BAB cair, ibu pasien belum mencoba


mencari pengobatan. Ibu pasien hanya memberikan susu
dan bubur, serta memberikan kompres dingin ketika
badan pasien terasa demam. Karena BAB cair yang
dialami pasien tidak kunjung membaik, maka ibu pasien
membawanya berobat ke puskesmas Gedong Tataan.
Pasien diberikan obat paket berupa Rifampicin
150 mg, Isoniazid 75 mg, Pirazinamide 400 mg,
Etambutol 275 mg

Pasien sudah mendapatkan pengobatan selama


1 bulan . Pasien merasakan gatal setelah minum
obat tersebut, namun untuk menguranginya
pasien biasanya minum teh yang hangat

Pasien merasakan sudah tidak pernah batuk lagi


setelah minum obat dan nafsu makannya mulai
membaik.
METODE

Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer


diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis dan
alloanamnesis dari anak pasien), pemeriksaan fisik
dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari
rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan diagnosis
holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara
kualitiatif dan kuantitatif.
Data Klinis Status generalis Status lokalis

Keluhan BAB cair Kelopak mata tidak Region fascialis :


5x dalam sehari. tampak cekung, Kelopak mata tidak
Keadaaan umum: turgor kulit kembali tampak cekung
tampak sakit segera. Kepala,
sedang; telinga, hidung,
Regio abdomen
suhu: 37,8oC; mulut, leher, paru,
jantung dalam I : tampak datar
frek. nadi: A : BU (+)
batas normal.
100x/menit; 15x/menit
frek. nafas: P : timpani
20x/menit;
P : nyeri tekan
berat badan: 13 kg; pada abdomen,
panjang badan: 85 turgor kulit
cm; kembali segera
status gizi: baik (-2
sd +2 SD).
Diagnostik Holistik Awal
Alasan kedatangan: BAB
Usia1,5 tahun

Aspek Klinik

Aspek Risiko Internal


Aspek Personal
cair sx/hari sejak 2 hari Gastro
lalu
enteritis Pengetahuan
yang kurang
Kekhawatiran: khawatir
akan terjadi perburukan ( ICD 1 tentang pola
dari penyakitnya.
A.09) makan yang
baik.
Harapan: Penyakitnya
bisa sembuh dan tidak Pengetahuan
timbul keluhan serta
tidak terjadi komplikasi. yang kurang
tentang perilaku
Persepsi: penyakit yang hidup bersih dan
dapat menular
anggota keluarganya
ke sehat
Aspek Risiko Eksternal

Aspek Psikososial Keluarga

Derajat Fungsional
Sosial Ekonomi : Kondisi rumah yang 2 (dua) yaitu
Penghasilan hanya kurang ideal (sangat mampu melakukan
cukup untuk sempit, ventilasi pekerjaan ringan
kebutuhan sehari- dan pencahayaan sehari-hari di dalam
hari kurang) dan luar rumah
Lingkungan : Kurangnya (mulai mengurangi
keadaan rumah pengawasan aktivitas).
yang lembab keluarga terhadap
pola makan pasien.
Genogram Keluarga An. I

Data Keluarga
Bentuk keluarga yaitu
keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu, dan dua
oang anak laki-laki.
Keluarga ini berada dalam
tahap anak usia sekolah.
Hubungan Keluarga
Hubungan antar keluarga An. I
baik
Data Lingkungan Rumah

Pasien tinggal bersama dengan ayah, ibu dan


kaka laki-lakinya. Jumlah anggota keluarga
yang tinggal adalah 4 orang. Luas rumah
sekitar 8 x 5 m2, Rumah pasien berdinding
bata plester di cat, lantai semen, sebagian
tanah dan beratap genteng dengan 3 buah
kamar tidur, 1 buah kamar mandi, 1 dapur, 1
ruang makan dan 1 ruang keluarga yang
menjadi 1 dengan ruang tamu di bagian
depan. Kamar pertama ditempati oleh kedua
orang tua pasien dan pasien, kamar kedua
kakak laki-laki pasien. Kamar ketiga hanya
digunakan untuk meletakkan barang-barang
untuk berjualan mie ayam

Kondisi dalam rumah cukup lembab karena


jendela tidak dibuka sehingga pencahayaan
sinar matahari kurang dan ventilasi yang
sedikit. Kebersihan didalam rumah cukup
bersih tetapi peletakan barang masih kurang
tertata rapih. Fasilitas dapur, masak dengan
menggunakan kompor gas dan sebuah kuali
besar dengan dengan kuali tanah untuk
memasak dengan kayu bakar. Air minum
didapat dengan memasak air sumur, air
untuk mandi-cuci-kakus juga dari air sumur.
Didalam kamar mandi terdapat jamban
jongkok dengan lantai kamar mandi licin.
Saluran air dialirkan ke got belakang rumah
yang mengalir sampai ke sungai. Tempat
pembuangan sampah berada di luar rumah
Intervensi

NonFarmakologi Farmakologi
Non Farmakologi

Edukasi tentang penyakit diare

Edukasi ttg perilaku hidup bersih dan sehat

Edukasi penanganan awal diare


Farmakologi

Oralit sach Zinc tablet 1x20 mg


(setiap kali BAB cair (diteruskan selama
saja) 10 hari)

Paracetamol syr Antasida syr


prn 3x1 cth
Pembahasan
Kunjungan pertama kali pada tanggal 16 april 2016 yang
dilakukan adalah pendekatan dan perkenalan terhadap pasien
serta menerangkan maksud dan tujuan kedatangan, diikuti
dengan anamnesis tentang keluarga dan perihal penyakit yang
telah diderita

Dari hasil kunjungan tersebut, sesuai konsep Mandala of


Health, dari segi perilaku kesehatan pasien dan keluarga
masih mengutamakan upaya kuratif dari pada preventif dan
keluarga pasien memiliki pengetahuan yang kurang tentang
penyakit yang dialami pasien.

Lingkungan psikososial, pasien tidak sulit menjangkau pusat pelayanan


kesehatan karena terdapat kendaraan dan jarak tempuh yang tidak
begitu jauh. Dalam lingkungan rumah, ibu pasien rutin mengikuti
pengajian desa yang diadakan satu minggu sekali.
Life style, kesadaran keluarga pasien dan pasien sediri dalam perilaku
kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan rumah masih kurang,
terutama dalam hal mengolah dan menyajikan makanan dan minuman.
Pasien yang masih berusia 1,5 tahun sering bermain bersama teman-
temannya di lapangan dan kali yang berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah. Pasien juga terlihat sering jajan sembarangan
tanpa terlebih dahulu mencuci tangannya setelah bermain.
Diagnosis Pasien ?

Diagnosis diare pada pasien ditegakkan


berdasarkan anamnesis, keluhan BAB cair
sebanyak lebih dari 5x dalam sehari. BAB cair
dirasakan sejak 2 hari sebelumya, sebanyak
5x dalam sehari sebanyak 1 gelas belimbing
setiap BAB serta berwarna kekuningan. BAB
cair disertai sedikit ampas dan berbau agak
amis dan tidak terdapat darah dalam tinja
Faktor Resiko Diare

Host Agent

environment
lima pilar penatalaksanaan diare
Rehidrasi dengan
menggunakan oralit baru

Zinc diberikan selama 10 hari


berturut-turut

ASI dan makanan tetap


diteruskan

Antibiotik selektif

Nasihat kepada orang tua


(IDAI, 2011)
Empat hari setelah kunjungan pertama, maka
dilanjutkan dengan kunjungan ke dua pada
tanggal 20 April 2016 untuk melakukan
intervensi terhadap pasien

Menggunakan media poster bergambar


dan leaflet tentang penyakit penyakit
diare dan cara pencegahannya.
disertakan poster dan dipraktikkan
bagaimana cara mencuci tangan yang
baik dan benar dengan 6 langkah cuci
tangan.
Kunjungan ketiga dilakukan pada
tanggal 25 April 2016

Ddari hasil anamnesis lebih


lanjut dari ibu pasien
didapatkan bahwa kondisi
pasien membaik dengan
keluhan BAB cair sudah tidak
dirasakan. Demam juga sudah
tidak dirasakan selain itu
nafsu makan pasien juga
sudah mulai membaik.
Faktor pendukung dalam penyelesaian masalah pasien dan keluarga
adalah seluruhkeluarga mendukung proses pengobatan pasien
Sedangkan faktor penghambatnya adalah pelaku rawat yang serumah
dengan pasien masih belum optimal karena kesibukan masing-masing.

Melihat tingkat kepatuhan pasien cukup baik

Prognosis pada pasien ini dalam hal


quo ad vitam: dubia ad bonam dilihat dari kesehatan dan tanda-tanda
vitalnya yang sudah mulai baik;
quo ad functionam: dubia ad bonam karena pasien masih bisa beraktivitas
sehari-hari secara mandiri;
dan quo ad sanationam: dubia ad bonam karena pasien masih bisa
melakukan fungsi sosial dan disegani oleh masyarakat sekitar.
Diagnostik Holistik Akhir
Alasan kedatangan: Pengetahuan
Aspek Personal

Asspek Resiko Internal


Keluhan BAB cair sudah yang lebih baik
tidak dirasakan
tentang penyakit
Kekhawatiran:
Diare
Kekhawatiran pasien

Aspek Klinis
sudah mulai berkurang
Gastro Pengetahuan
yang cukup
Harapan:
enteritis tentang
Harapan sudah tercapai
maksimal (ICD 1 A.09) pencegahan dan
penatalaksanaan
Persepsi:
awal diare
Keluhan tersebut
dipengaruhi oleh infeksi
yang disebabkan karena Pengetahun yang
pola hidup yang kurang cukup mengenai
bersih, keluarga dan PHBS
pasien menerima apa yang
terjadi dengan diri nya.
Keluarga lebih 1 (satu) yaitu
Aspek Psikososial

Derajat Fungsional
optimal dalam mampu melakukan
mendukung pekerjaan seperti
pengobatan pasien sebelum sakit (tidak
da melakukan ada kesulitan).
pencegahan diare
Kesimpulan Didapatkan faktor internal berupa usia 1,5 tahun, jenis
kelamin pria, pengetahuan kurang mengenai penyakit
yang diderita, perilaku berobat kuratif. Faktor
eksternal: perilaku hidup bersih dan sehat yang masih
kurang optimal..

Telah dilakukan penatalaksanaan pada pasien secara


holistik, pasien center , family appropried dengan
pengobatan diare sesuai literatur berdasarkan EBM.

Peran keluarga amat penting dalam perawatan dan


pengobatan anggota keluarga yang sakit.

Dalam melakukan intervensi terhadap pasien tidak


hanya memandang dalam hal klinis tetapi juga terhadap
psikososialnya, oleh karenanya diperlukan pemeriksaan
dan penanganan yang holistik, komperhensif dan
berkesinambungan.
Saran

Pasien disarankan mengikuti dan mematuhi manajemen pendekatan


dokter keluarga mengenai pola hidup bersih dan sehat.
Bagi Pasien

Memberikan dukungan penuh, semangat, dan berperan aktif dalam


Bagi pengobatan maupun pengendalian faktor biopsikososialnya
Keluarga

Tidak hanya fokus terhadap faktor internal namun juga faktor


eksternal dalam mengatasi masalah pasien .
Memberikan pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif,
Bagi Klinik yang berbasis EBM sesuai dengan panduan terbaru.
Daftar Pustaka

Terlampir

Anda mungkin juga menyukai