Anda di halaman 1dari 13

Asma

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran


napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya.
Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
napas, dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam dan atau dini hari.
Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi
jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali
bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Faktor resiko asma

Atopi
Hiperreaktivitas bronkus
Jenis Kelamin
Ras
Obesitas

Faktor Pencetus
Beberapa faktor pencetus yang sering menjadi
pencetus serangan asma adalah :
Faktor Lingkungan
Alergen dalam rumah
Alergen luar rumah

Faktor Lain

Alergen makanan
Alergen obat obat tertentu
Bahan yang mengiritasi
Ekspresi emosi berlebih
Asap rokok bagi perokok aktif maupun perokok pasif
Polusi udara dari dalam dan luar ruangan

Klasifikasi
Asma Saat Tanpa Serangan

Asma menurut derajat serangan

Patogenesis

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
gejala yang episodik, gejala berupa batuk, sesak napas,
mengi, rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca.
Faktor faktor yang mempengaruhi asma, riwayat keluarga
dan adanya riwayat alergi.
Pemeriksaan Fisik
Tergantung dari derajat obstruksi saluran napas. TD biasanya
meningkat, RR dan HR juga meningkat, ekspirasi memanjang
diserta ronki kering, mengi.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah (terutama eosinofil, Ig E), sputum (eosinofil, spiral
Cursshman, kristal Charcot Leyden).

Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru. Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20% atau lebih sesudah pemberian bronkodilator.
Uji Provokasi Bronkus
Pada penderita dengan gejala asma dan faal paru normal sebaiknya
dilakukan uji provokasi bronkus. Pemeriksaan uji provokasi bronkus
merupakan cara untuk membuktikan secara objektif hiperreaktivitas
saluran napas pada orang yang diduga asma.
Uji provokasi bronkus terdiri dari tiga jenis yaitu uji provokasi dengan
beban kerja (exercise), hiperventilasi udara dan alergen non-spesifik
seperti metakolin dan histamin.
Foto Toraks
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya
tidak memperlihatkan adanya kelainan.

Diagnosis Banding
Bronkitis kronik
Emfisema paru
Gagal jantung kiri
Emboli paru

Tatalaksana
Pengobatan medikamentosa
Pengobatan non-medikamentosa
Terdiri atas pengontrol dan pelega. 13

Penyuluhan

Menghindari faktor pencetus


Pengontrol (Controllers)

Pengendali emosi
Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol

Pemakaian oksigen
asma, diberikan setiap hari untuk mencapai dan

mempertahankan keadaan asma terkontrol pada asma persisten.


Kortikosteroid inhalasi
Kortikosteroid sistemik
Sodium kromoglikat
Nedokromil sodium
Metilsantin
Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
Agonis beta-2 kerja lama, oral
Leukotrien modifiers
Antihistamin generasi ke dua (antagonis -H 1)
Lain-lain

Pelega (Reliever)
Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan
dengan gejala akut.

Agonis beta2 kerja singkat

Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat


pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal
tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan
dengan bronkodilator lain).

Antikolinergik

Aminofillin

Adrenalin

Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Asma

Medikasi pengontrol harian

Asma Intermiten

Tidak perlu

Asma Persisten
Ringan

Glukokortikosteroid inhalasi (200400 ug BD/hari atau ekivalennya)

Asma Persisten
Sedang

Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid
(400-800 ug BD/hari atau
ekivalennya) dan

Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid (> 800 ug BD
atau ekivalennya) dan agonis beta2 kerja lama, ditambah 1 di
bawah ini:
teofilin lepas lambat
leukotriene modifiers
glukokortikosteroid oral

Alternatif lain

--------

-------

Teofilin lepas lambat


Kromolin
Leukotriene modifiers

Glukokortikosteroid inhalasi (400


800 ug BD atau ekivalennya)
ditambah Teofilin lepas lambat ,atau

Glukokortikosteroid inhalasi (400800 ug BD atau ekivalennya)


ditambah agonis beta-2 kerja lama
oral, atau

Glukokortikosteroid inhalasi dosis


tinggi (>800 ug BD atau
ekivalennya) atau

Glukokortikosteroid inhalasi (400800 ug BD atau ekivalennya)


ditambah leukotriene modifiers

agonis beta-2 kerja lama

Asma Persisten
Berat

Alternatif / Pilihan lain

Prednisolon/ metilprednisolon oral selang


sehari 10 mg
ditambah agonis beta-2 kerja lama oral,
ditambah teofilin lepas lambat

------

Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau


Ditambah teofilin lepas lambat

Komplikasi

Status asmatikus
Atelektasis
Hipoksemia
Pneumothoraks
Emfisema

Anda mungkin juga menyukai