di Indonesia
Utomo Budi*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Abstrak
Laporan pemerintah tentang pencapaian MDGs di Indonesia sampai tahun 2002
merefleksikan komitmen dalam mensejahterakan rakyat. Kesehatan yang dijabarkan dalam
berbagai indikator tujuan 4, 5, dan 6 dilaporkan membaik. Tulisan ini menelaah status pencapaian,
mencari penjelasan latar belakang pencapaian, dan menilai prospek pencapaian MDGs utamanya
bidang kesehatan.
Hasil telaah menunjukkan sebagian besar indikator kesehatan membaik, tetapi lamban.
Walau menurun, angka kematian ibu dan anak masih tinggi. Penyakit infeksi dan masalah gizi
masih prevalen. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah. Biaya masih
menjadi penghambat utama pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan. Program
pemberantasan penyakit menular, termasuk HIV/AIDS, malaria, dan TB masih dihadapkan pada
banyak hambatan. Prevalensi malaria dan TB masih tinggi, sementara epidemi HIV/AIDS di
beberapa daerah sudah mulai masuk kedalam populasi rendah.
Gambaran ini menyiratkan prognosis pencapaian MDGs di Indonesia yang kurang
menggembirakan. Tantangan utama pencapaian MDGs bidang kesehatan adalah bagaimana
pemerintah dapat menerjemahkan komitmen dan kebijakan intervensi efektif yang sudah tersedia
menjadi program rutin pelayanan kesehatan yang dapat langsung menyentuh masyarakat, terutama
mereka yang paling membutuhkan, yaitu masyarakat miskin.
Kata kunci: Pencapaian MDGs, bidang kesehatan, masyarakat miskin
Abstract
Governments report on achievement of MDGs in Indonesia until 2002 reflects commitment
towards peoples welfare. Health area as explained in indicators of goals 4, 5, and 6 were reported
as improved. This review examines achievement status, elucidates background explanation about
those achievement status, and assesses prospect of MDG achievement, particularly in health area.
The review shows that most of MDGs health indicators improved but in a slow manner. Funding is
still posed as the main constraint of health care of those who needed it. Eradication program of
infectious and contagious diseases, including HIV/AIDS, malaria, and TB faces many hurdles.
Malaria and TB prevalences are still high , while HIV/AIDS epidemic in several areas has shown
infiltration and spread among low socio-economic population groups. This situation reflects a not
very good prognostic of MDG achievement in Indonesia. The main challenge of MDG
achievement in health area in Indonesia is related to question on how the government could
translate commitment and effective intervention policy into routine health care program that
directly touch the people, especially those who need most: the poor.
Key words: MDG achievement, health area, the poor
Mengapa MDG?
Konferensi
Tingkat
Tinggi
dengan
yang
anggota
Pembangunan
internasional
dihadiri
189
negara
penekanan
jawab
Milenium
atau
Development
Goals
realistik,
menegakkan
Millennium
1
kedamaian,
keamanan,
dan
tanggung
dinyatakan
nasional
yang
dengan
jelas,
Mileneum,
tak terpisahkan.
pelaksanaan
Indonesia
pembangunan.
bertekad
Laporan
pada
2005).
tujuan,
mempunyai
mulai
dari
delapan
mengurangi
kesehatan,
terutama
tujuan
pendidikan
penjelasan
dasar,
meningkatkan
latar-belakang
status
penyebaran
masyarakat.
HIV/AIDS,
mendorong
Masing-masing
tujuan
Tahun 2002/3
kesejahteraan
rakyat,
mempunyai
6)
yang
Walaupun
menurun,
angka
masing-masing
Malaysia,
MDGs.2
Filipina,
dan
Thailand.
4:
Menurunkan
Angka
Kematian Anak
terserang
Selanjutnya,
untuk
mencapai
campak
menjadi
rawan
target
tahun
Ibu
2015
diperlukan
rata-rata
kelahiran
ditanggulangi.
utama
tahun
komplikasi
kelahiran
menjadi
hidup
Penyebab
pada
tahun
1989
menjadi 35 pada tahun 2000 atau ratarata penurunan lima persen per tahun.
hidup
2015
pelayanan
pada
tidak
mudah
maternal
penghambat
obstetri
tahun
1990
tercapai
(kehamilan,
utama
emerjensi.
akses
Data
oleh
memadai.
yang
langsung
(Susenas)
pelayanan
yang
pelayanan standar.
menjadi
penyebab
obstetri
emerjensi
terhadap
11
persen
tenaga
kesehatan
teralatih
Meningkatkan
menunjukkan
di
proporsi
peningkatan
tidak
kehamilan
melalui
tidak
yang
merta terjadi.
menginginkan
melakukan
pertolongan
aborsi
sengaja
pelayanan
menurun.
Angka
yang
pemakaian
Menular Lainnya
HIV/AIDS
sebagai
akibat hilangnya
kekebalan
90.000-130.000
Immuno
Deficiency
Syndrom).
tertular
steril
waktu
sampai
15
tahun
sejak
melalui
pada
hubungan
penyalah-guna
seksual
narkoba
Epidemi
(tingkat
HIV/AIDS
di
diikuti
masuk
dengan
kematian.
Sampai
penyebaran)
Indonesia
katagori
semakin
konsentrasi.
Di
dapat
menghambat
kecepatan
menyalah-gunakan
merupakan
penanggulangan HIV/AIDS.
anak.
AIDS
obat,
Ibu
hamil
tertular
dari
tahun
1987,
jumlah
kasus
kasus
kematian
HIV/AIDS
menyuntik
penggunaan
bergantian
dengan
malaria
yang
spesifik
mendapat
karena
kelambu
malaria
yang
telah
steril.
Kesemua
perilaku
mendorong
penyebaran
masyarakat.
Komitmen
terhadap
penanggulangan
tersebut
HIV
di
diperkirakan
32%,
pemerintah
penggunaan
kelambu
HIV/AIDS
direndam
dengan
sedangkan
yang
telah
insektisida
hanya
penggunaan
kelambu
secara
masal
antara
100.000
Jangkauan
yang
pelayanan
pengobatan
dengan
tahun
1965
penduduk,
hampir
BTA
dan
dengan
separuhnya
positip.
TB
Angka
1986
44%
paru
ini
kepatuhan
TB
diperkirakan
68
per
100.000
berobat,
tetapi
juga
kesehatan
Jumlah
kasus
TB
yang
terdeteksi
menunjukkan
mulai
angka
diberlakukan
tahun
2001
Pertimbangan
Pencapaian MDGs
dalam
Evaluasi
MDGs
terutama
melalui
angka
Penyakit
TB
yang
kematian
dilaporkan
anak
dan
merupakan
sangat
Penyembuhan
sosial-ekonomi.
jangka
menular.
panjang
meminum
obat
dengan
anti
ketaatan
TB.
Angka
utama
Kelangkaan
pemantauan
dan
dan
evaluasi
indikator
Serangkaian
holistik
ada.
pada
Kelangsungan
berobat
yang
juga
tidak
akurat.
indikator
perlu
dilihat
sebagai
satu
kesatuan.
dan/atau
dianjurkan
masyarakat,
dalam mengingat
sehingga
evaluasi
saja
telah lampau
angka
rata-rata,
tetapi
juga
tangga
kurang
memadai
untuk
kematian
cenderung
lebih
rendah,
kematian
dihitung
sering
perhitungan.
dari
data
survei
Survei
dapat
menggunakan
data
dua
cara:
(1)
langsung,
dengan
gizi
pada
ibu
dan
anak
dengan
tinggi
konsisten
dengan
masih
komplikasi
kurang
meyakinkan
karena
kisaran
maternal.
atau
terakhir,
Soemantri
dan
Setyowati
dan
dalam
Penelitian
perjalanan
kemudian
sebelum
jarak
geografis
akses
pelayanan.
Penelitian
juga
Perbedaan
Kesimpulan
masih
tingginya
angka
Pencapaian
Menurut
Sosial-ekonomi
Hanya memperhatikan angka-
menyesatkan.
Berdasarkan
pada
menjadi
pencapaian
mungkin
faktor
penting
penyebab
Data
menunjukkan
target
nasional,
tercapai
pada
Ketimpangan
pelayanan
sangat
nyata.
dengan
perbedaan
akses
ditunjukkan
bahkan
untuk
tertentu
semakin
beberapa
indikator
perbedaan
Data
Perbedaan
pedesaan
.5
membesar.
melalui
akses
dan
pelayanan
obstetri
perkotaan.
Akses
persalinan
oleh
kesehatan
juga
menurut
pengelompokkan
berbeda
tenaga
mencolok
sosial-
pemerintah
ini,
upaya
masih
mengkhawatirkan,
tetapi
pengobatan
menyentuh
membutuhkan.
berkontribusi
yang
langsung
masyarakat
yang
Malaria
masih
terhadap
mortalitas,
merugikan
kesehatan
anak.
Tantangan
Pencapaian
MDGs
Kesehatan
hak-hak
ibu
dan
Menempatkan
dan
situasi
anak.
Upaya
Kesehatan
Sebagai
Agenda Prioritas
Kebijakan
intervensi
efektif
prioritas
maksimal.
dijabarkan
Masalahnya
adalah
pembangunan
nasional,
menjadi
komitmen
intervensi
menjadi
rutin
pelayanan
kesehatan
dapat
masyarakat
dalam
program
menyentuh
langsung
sasaran.
Tantangan
yang
banyak
asuransi.
faktor
dalam:
(1)
dimensi
Namun
korupsi
demikian,
mental
dan
(kapasitas
institusi)
membuat
peningkatan
kesehatan
akan
berpengaruh
pembangunan.
budaya
kelembagaan
yang
lemah
anggaran
tidak
terhadap
banyak
keberhasilan
Memperkuat
Kerjasama
Lintas
dalam
masalah
multi-sektor,
tidak
saja
perilaku,
pangan,
perumahan,
lingkungan,
ekonomi,
dan
sering
menentukan
keberhasilan
sosial-
lebih
Upaya
jawab
kesehatan
masing-masing
sektor
dan
penting
sehubungan
penguatan
dengan
kelembagaan
menyangkut
kualitas,
Memperkuat
Kebijakan
dan
Kelembagaan
promosi.
menghilangkan
hambatan
perlu
Mengurangi
Kebijakan
dapat
menjangkau
dan
atau
akses
sistem
pengadaan,
terutama
masyarakat
perlu
menjadi
satu
penting
kebijakan
miskin,
komponen
kesehatan.
kelembagaan
yang
Selanjutnya,
kuat
merupakan
insetif,
strategi
dan
pengaturan
kejelasan
peran
kebijakan.
Sementara
kelembagaan,
manajerial,
teknis,
budaya
mental
kapasitas
pendanaan,
semua
Sistem
informasi,
termasuk
dan
kesehatan,
dan
tingkatan
kesehatan,
masih
surveilans
masalah
kurang
mendapat
Dinas
Kesehatan
Propinsi
dan
memegang
peranan
Kepemimpinan
dan
budaya
penting.
mental
menjadi
penghalang
utama
upaya
terhadap
Dengan
ini
dan
informasi
merancang
yang
kemampuan
suatu
sistem
sesuai
dan
dengan
kebutuhan
yang
kesehatan
demikian
menyertakan
anak-anaknya.
upaya
upaya
perbaikan
peningkatan
kesetaraan gender.
dinamis.
Partisipasi Masyarakat
Pendidikan Masyarakat Sasaran yang
Masih Rendah
Akses
pelayanan
merupakan
dan
masyarakat
sebagai
pengguna
optimasi
Menumbuhkan
partisipasi
pelayanan
penggunaan
dan
pelayanan.
mengembangkan
masyarakat
tidak
saja
kesehatan
perlu
dengan
tingkat
masyarakat.
Apabila
menyesuaikan
perlu
masyarakat
melalui
satu
gender
faktor
pemerintah
merupakan
penjelas
untuk
memenuhi
belum
Kesimpulan
Sebagian
membaik,
masyarakat
meningkatkan
kerawanan
terhadap
besar
tetapi
indikator
kesehatan
lamban.
terhadap
Walau
pelayanan
Daftar Pustaka
bagi
1.
mereka
Program
yang
membutuhkan.
pemberantasan
penyakit
United
Nations,
2005.
The
2.
masih
tinggi,
sementara
epidemi
Indonesia
(2004).
Laporan
MDGs
di
Indonesia
menggembirakan.
yang
kurang
Tantangan
utama
Jakarta: IPADI-UNFPABKKBN.
menyentuh
masyarakat,
terutama
membutuhkan,
CRITICAL APPRAISAL
1. Analisis PICO
Patient/ Problem
Problem
Apa sajakah hal-hal yang menjadi tantangan dalam mencapai MDGs?
Patient
Masyarakat secara umum yang menjadi sasaran berlangsungnya MDGs.
Intervensi
Comparison
Outcome
Gambaran ini menyiratkan prognosis pencapaian MDGs di Indonesia yang
kurang menggembirakan. Tantangan utama pencapaian MDGs bidang
kesehatan adalah bagaimana pemerintah dapat menerjemahkan komitmen
dan kebijakan intervensi efektif yang sudah tersedia menjadi program
rutin pelayanan kesehatan yang dapat langsung menyentuh masyarakat,
terutama mereka yang paling membutuhkan, yaitu masyarakat miskin .
2. Acquiring
Pada EBM ini, saya memilih sumber bukti dari google.co.id yakni
jurnalkesmas.ui.ac.id
3. Appraising
Validity
Merupakan suatu jurnal survei deskriptif
Importance
Hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah terutama dalam bidang
kesehatan
Applicabillity
Temuan dijurnal ini sangat bermanfaat terutama dalam hal pelayanan
kesehatan agar semakin diperbaiki untuk mecapai tujuan-tujuan dalam
MDGs.