Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

Penegakan Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Anak dengan Diare dan


Dehidrasi

Penyusun

Mega Ayu Saptaningrum, S.Ked J510185021

Pembimbing

dr. Eva Musdalifah, Sp. A, M.Kes

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS

CASE REPORT

Prodi Profesi Doker Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Penegakan Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Anak dengan


Diare dan Dehidrasi

Penyusun : Mega Ayu Saptaningrum, S.Ked J510185021


Pembimbing : dr. Eva Musdalifah, Sp. A, M.Kes

Sukoharjo, Oktober 2019

Penyusun

Mega Ayu Saptaningrum, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Eva Musdalifah, Sp. A, M.Kes

Mengetahui,

Kepala Program Studi Profesi Dokter


Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD


Penegakan Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Anak dengan Diare
dan Dehidrasi
Mega Ayu Saptaningrum*, Eva Musdalifah**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Kesehatan Anak, RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

Abstrak

Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara
berkembang. Didefinisikan sebagai buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dengan
konsistensi cair, dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kami melaporkan penegakan diagnosis
dan penatalaksanaan sebuah kasus anak dengan diare dehidrasi ringan-sedang di rumah sakit
Kabupaten. Seorang anak perempuan usia 8 bulan 18 hari, diantar oleh ibunya ke IGD RSUD Ir
Soekarno Sukoharjo dengan keluhan BAB cair. BAB cair dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan BAB cair sebanyak 10 kali. BAB cair tidak disertai dengan ampas, disertai
lendir tapi tidak ada darah. Keluhan pasien juga disertai muntah sebanyak 11 kali. Nafsu makan
menurun. Pasien rewel. Batuk pilek (-). Pasien sehari-hari mengkonsumsi ASI dan MPASI. Berat
badan pasien saat ini adalah 8 kg. Riwayat imunisasi sesuai usia. Pemeriksaan tanda vital pasien
keadaan umum pasien sedang tampak lemah, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 122
kali/menit, respiratory rate 28 kali/menit, suhu tubuh 36,20C, dan saturasi oksigen 99%.
Pemeriksaan fisik didapatkan kepala mukosa mulut dan bibir tampak sedikit kering, dan terdapat
air mata saat menangis, thorak dalam batas normal, abdomen auskultasi terdengar bising usus
meningkat, Diagnosis pasien adalah diare akut dehidrasi ringan-sedang dan vomitus frequen.
Penanganan rehidrasi dan antimikroba yang tepat terhadap diare memberikan prognosis yang lebih
baik.

Kata Kunci : diare, anak, dehidrasi


Abstract

Acute Diarrhea is one of the morbidity and mortality in children in development country, Defined
as defecating more than 3 times in 24 hours, with a liquid consistency, and lasting less than 1
week. We report the diagnosis and management of a case of a child with mild to moderate
dehydration diarrhea in the district hospital. A female, aged 8 month 18 days, was taken by his
mother to the emergency room of Ir Soekarno Sukoharjo General Hospital with complaints of
diarrhea. Diarrhea was felt since 1 day before entering the hospital. Complaints liquid defecate
10 times. Liquid defecatee is not accompanied by pulp. Patient complaints also accompanied by
vomiting 11 times. Decreased appetite. Fussy patient. Cough and cold (-). Patients daily consume
breast milk, and complementary foods. The patient's current weight is 8 kg. History of
immunization according to age. Examination of the patient's vital signs the general state of the
patient being weak, awareness of compost mentis, pulse 122 times / min, respiratory rate 28
times / min, body temperature 36,20C, and oxygen saturation 99%. Physical examination showed
that the lips dan mouth mucosa is dry, tears when she was cry, thorax was within normal limits,
abdominal auscultation sounded intestinal noise increased. The patient's diagnosis is acute
diarrhea, mild to moderate dehydration and vomitus frequent. Proper handling of rehydration and
antimicrobials against diarrhea provides a better prognosis

Keywords: diarrhea, children, dehydration


Pendahuluan Presentasi Kasus

Diare akut masih merupakan penyebab Seorang anak perempuan usia 8 bulan
utama morbiditas dan mortalitas anak di 18 hari, diantar oleh ibunya ke IGD RSUD
negara berkembang.1 WHO memperkirakan Ir Soekarno Sukoharjo dengan keluhan BAB
4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun cair. BAB cair dirasakan sejak 1 hari
2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal; sebelum masuk rumah sakit. BAB cair 10x,
sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 Muntah 11x, lendir (+), darah (-), kemudian
tahun. Lebih dari 5000 anak meninggal dibawa ke bidan tapi belum ada perbaikan.
setiap hari akibat diare. Dari semua Pasien lemas dan rewel, Pada hari minggu
kematian anak akibat diare, 78% terjadi di muntah 1x, kemudian BAB cair 4x lendir
Afrika dan Asia Tenggara.1 Laporan (+), darah (-), rewel (+), nafsu makan
Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa menurun, BAK menurun sehari hanya 3x
penyakit Diare merupakan penyebab biasanya 6x, Lemas (+). Kemudian pasien
kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan dibawa ke IGD RSUD IR Soekarno
pada balita (25,2%), sedangkan pada Sukoharjo, Keluhan BAB cair. BAB cair
golongan semua umur merupakan penyebab tidak disertai dengan ampas, disertai lendir
kematian yang ke empat(13,2%) 16 tapi tidak disertai darah. Keluhan pasien
juga disertai muntah. Nafsu makan menurun.
Diare akut adalah buang air besar lebih Pasien rewel dan lemas . Batuk pilek (-).
dari 3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi Malamnya (hari pertama di rumah sakit)
cair, dan berlangsung kurang dari 1 minggu 3 pasien mengalami BAB cair sebanyak 2 kali
Definisi lain mengenai diare yaitu buang air dan muntah (-), rewel (+), lemas (+).
besar yang terjadi pada bayi dan anak yang Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi keluhan serupa. Pasien belum pernah
tiga kali atau lebih per hari, disertai mengalami riwayat serupa.
perubahan tinja menjadi cair, dengan atau
tanpa lendir dan darah.4 Diare dipengaruhi Pasien sehari-hari mengkonsumsi ASI
oleh berbagai faktor resiko. Faktor resiko dan MPASI. Berat badan pasien saat ini
pada anak yang dapat meningkatkan adalah 8 kg. Alloanamnesis yang dilakukan
kerentanan terhadap diare antara lain status pada ibu pasien didapatkan bahwa pasien
gizi kurang (malnutrisi) 2 merupakan anak pertama (P1A1) dengan
riwayat kelahiran partus spontan. Usia
Diare dapat diklasifikasikan menurut kehamilan saat kelahiran yaitu 40 minggu
bentuk klinis diare, derajat dehidrasi, dan dan berat badan pasien saat lahir yaitu 2900
lamanya diare.7 Pada anak, biasanya diare gram, panjang badan 49 cm. Saat lahir
memberikan gambaran klinis atau gejala pasien menangis kuat, aktif, apgar score 7-
seperti muntah, rasa haus, rewel, anak 9.
lemah, kesadaran menurun, demam, sesak,
kejang dan kembung.3 Faktor utama untuk Riwayat imunisasi pasien sudah
mengurangi angka kematian akibat diare mendapatkan imunisasi sesuai usia. Ibu dan
adalah program penggunaan cairan rehidrasi Ayah pasien merupakan seorang pekerja
oral (CRO) secara meluas sebagai terapi dan wiraswasta. Untuk keadaan dilingkungan
pencegahan terhadap terjadinya dehidrasi.10 sekitar rumah pasien, Pasien tinggal bersama
orang tua dan nenek kakeknya, rumah
Kami melaporkan cara penegakan dengan kamar mandi WC, Dinding rumah
diagnosis dan penatalaksanaan sebuah kasus menggunakan batu bata beratapkan genteng
anak dengan diare akut di rumah sakit dan keramik, ventilasi dan pencahayaan
Kabupaten. cukup, Air sumur digunakan untuk
keperluan sehari-hari termasuk untuk eosinophil 1,90 %; basophil 0,40%; RBC
mencuci, mandi dan memasak. Air dirumah 4,47 x106/L; Hb 11,7 g/dL; HCT 33,9 %;
tidak berwarna, berbau, dan berasa. Sampah MCV 75,8 fL; MCH 26,2 pg; MCHC 34,5
dibuang dengan cara dibakar, Pasian jarang g/dL; RDW-CV 12,7%; PLT 350 x103/L;
jajan diluar rumah, lebih sering memasak PCT 0,35%; MPV 10 fL; PDW 10,3%.
sendiri. Tetangga dan orang-orang disekitar Pemeriksaan feces rutin menunjukkan hasil
pasien tidak ada yag mempunyai penyakit warna: hijau, konsistensi: lunak, lendir:
serupa. Ibu pasien biasanya mencuci tangan positif, pus: negatif, darah: negatif, makanan
sebelum menyuapi pasien, pasien sering tidak dicerna: negatif, sel epitel: negatif,
bermain dengan benda-benda disekitarnya, eritrosit 1-2, lekosit 1-2, amuba: negatif,
rutin mandi biasanya 2x sehari, dan pakaian tidak ditemukan telur cacing.
dicuci setiap hari.
Berdasarkan subjektif, pemeriksaan
Pemeriksaan tanda vital pasien fisik, dan pemeriksaan penunjang tersebut,
keadaan umum pasien sedang tampak lemah, diagnosis pasien adalah Diare akut dehidrasi
kesadaran compos mentis, denyut nadi 122 ringan-sedang. Pasien selanjutnya
kali/menit, respiratory rate 18 kali/menit, diobservasi di ruang Eddelweis dengan
suhu tubuh 36,20C, dan saturasi oksigen terapi infus RL 70cc/jam selama 3 jam,
99%. dilanjutkan maintenance 35 tpm mikro ,
injeksi ondancentron 1mg/8jam, peroral
Pemeriksaan fisik didapatkan kepala L.Bio 2 kali sehari 1 sachet, Zink 1x20mg.
mukosa mulut dan bibir tampak sedikit
kering, dan air mata tampak saat menangis, Setelah dirawat selama 4 hari dan
thorak dalam batas normal, abdomen keadaan stabil, pasien diperbolehkan pulang
auskultasi terdengar bising usus meningkat, dengan pemberian edukasi kepada ibu anak
Diagnosis pasien adalah diare akut dehidrasi dan keluarga untuk memberikan makanan
ringan-sedang. Penanganan rehidrasi dan yang bergizi serta memperhatikan asupan
antimikroba yang tepat terhadap diare cairan pada anak, apabila terjadi diare
memberikan prognosis yang lebih baik. berulang untuk segera dibawa ke rumah
sakit, serta kontrol rutin tiap bulan nya untuk
Pemeriksaan fisik bagian kepala mengevaluasi kondisi dan tumbuh kembang
didapatkan conjungtiva anemis (-), sklera anak.
ikterik (-), mata tampak cekung (+/+), napas
cuping hidung (-), bibir sianosis (-), mukosa
bibir dan mulut kering (+), bagian thoraks di
dapatkan inspeksi dada simetris (+), retraksi Diskusi
intercostae (-), fremitus normal (+/+),
perkusi sonor di seluruh lapang paru,, rhonki Kasus ini menggambarkan presentasi
(-/-) , suara dasar vesikuler (+/+), pada klinis pada anak dengan diare akut. Menurut
kedua lapang paru, abdomen inspeksi Dorland, 2011, diare merupakan
distended (-/-), auskultasi bising usus pengeluaran tinja, konsistensi cair, dengan
meningkat, perkusi timpani (+), turgor kulit frekuensi berkali-kali yang tidak normal.11
menurun (+), palpasi supel (+), genitalia dan
Data dari Riset Kesehatan Dasar
ekstremitas dalam batas normal.
(Riskesdas), 2013, menunjukkan insiden
Pemeriksaan laboratorium darah diare pada balita di Indonesia sebesar 6,7%.
lengkap pasien menunjukkan hasil WBC Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi
16,3 x103/L; neutrophil 25,1 %; yaitu Aceh 10,2%, Papua 9,6%, DKI Jakarta
lymphocyte 65,8 %; monocyte 6,80 %; 8,9%, Sulawesi Selatan 8,1%, dan Banten
8,0%.7 Sebagian besar (70%-80%) kasus
adalah anak di bawah 5 tahun (lebih kurang
40 juta kejadian).8 Sedangkan menurut jenis
kelamin, prevalensi diare pada laki-laki dan
perempuan hampir sama, yaitu 8,9% pada
laki-laki dan 9,1% pada perempuan.9

Cara penularan diare pada umumnya melalui


fekal oral yaitu melalui makanan atau
minuman yang tercemar oleh enteropatogen,
atau kontak langsung tangan dengan
penderita atau barang-barang yang telah
tercemar tinja penderita atau tidak langsung
melalui lalat. (4F= field,flies, fingers, fluid)
16

Faktor risiko lainnya adalah makanan


yang tidak higienis, tempat penyimpanan
makanan dingin yang kurang, kontak
makanan dengan lalat, dan mengkonsumsi
air minum yang tercemar. Beberapa faktor
risiko dari penderita adalah usia, kebersihan
perorangan, asam lambung dan rintangan
lainnya yaitu intestinal motility, enteric
microflora, imunity dan intestinal
receptors.15

Tingginya insiden diare salah satunya


dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
seperti Vibrio cholera, Salmonella sp,
Shigella sp, Campylobacter jejuni dan
Escherichia coli. Beberapa subtype E.colii
yang dapat menyebabkan diare yaitu :
Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC),
Enterophatogenic Escherichia coli (EPEC),
Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC),
Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) dan
Enterohemorraghic Escherichia coli
7
(EHEC).
Menurut gejala klinis diare, dapat - Ubun ubun besar tidak
diklasifikasikan mejadi tujuh, yaitu:6 cekung, mata tidak cekung, air
mata ada, mukosa mulut dan
bibir basah
- Turgor abdomen baik,
bising usus normal
- Akral hangat
b. Dehidrasi ringan sedang/
tidak berat (kehilangan cairan
5-10% berat badan)
- Apabila didapatkan 2
tanda utama ditambah 2 atau
lebih tanda tambahan
- Keadaan umum gelisah
atau cengeng
- Ubun ubun besar sedikit
cekung, mata sedikit cekung,
air mata kurang, mukosa
Gambar 1. Klasifikasi Diare Menurut WHO6 mulut dan bibir sedikit
kering’turgor kurang, akral
Pemeriksaan fisik yang dinilai pada hangat
penderita diare: 3 c. Dehidrasi berat (kehilangan
- Keadaan umum, kesadaran, dan cairan >10% berat badan)
tanda vital - Apabila didapatkan 2
- Tanda utama: keadaan umum tanda utama ditambah 2 atau
gelisah/cengeng atau lebih tanda tambahan
lemah/letargi/koma, rasa haus, - Keadaan umum lemah,
turgor kulit abdomen menurun letargiV atau koma
- Tanda tambahan: ubun-ubun - Ubun-ubun sangat cekung,
besar, kelopak mata, air mata, air mata tidak ada, mukosa
mukosa bibir, mulut, dan lidah mulut dan bibir sangat kering,
- Berat badan - Turgor sangat kurang dan
- Tanda gangguan keseimbangan akral digin
asam basa dan elektrolit seperti - Pasien harus rawat inap
napas cepat, dan dalam (asidosis
metabolik), kembung Lebih lanjut, diare juga dapat dibagi
(hipokalemi), kejang (hipo atau berdasarkan lamanya waktu terjadinya diare,
hipernatremi),) yaitu diare akut dan diare persisten. Diare
- Penilaian derajat dehidrasi akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali
dilakukan sesuai dengan kriteria dalam 24 jam, dengan konsistensi cair, dan
berikut: berlangsung kurang dari 1 minggu.3 Diare
a. Tanpa dehidrasi (kehilangan persisten yaitu episode diare yang
cairan <5% berat badan) diperkirakan penyebabnya adalah infeksi
- Tidak ditemukan tanda dan mulainya sebagai diare akut, tetapi
utama dan tanda tambahan berakhir lebih dari 14 hari. 12 Diare persisten
- Keadaan umum baik, sering berhubungan atau bersamaan dengan
sadar intoleransi laktosa atau protein susu sapi.
Intoleransi laktosa dan protein susu sapi
dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan. amubiasis. Hal yang dinilai adalah
Kedua keadaan ini terjadi sekunder terhadap makroskopis (konsistensi, warna, lendir,
kerusakan mukosa karena infeksi, malnutrisi darah, dan bau), mikroskopis (leukosit,
atau reaksi alergi susu sapi atau protein lain.5 eritrosit, parasite, dan bakteri), kimia (pH,
clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)). Analisis
gas darah dan elektrolit dilakukan jika
dicurigai adanya ganguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit.3

Prinsip-prinsip pengobatan pada diare


adalah rehidrasi. Diare berair disebabkan
oleh organisme selain Vibrio cholerae
biasanya sembuh sendiri dan tidak
memerlukan terapi antibiotic. The Integrated
Management of Childhood Illness (IMCI)
merekomendasikan penggunaan antimikroba
oral hanya untuk anak-anak dengan diare
berdarah (amuba atau disentri bakteri),
kolera, dan giardiasis.14
Gambar 2. Skala klinis dehidrasi menurut Strategi pengendalian penyakit diare
Freedman et al.13 yang yang dilaksanakan yaitu LINTAS
Diare ( Lima Langkah Tuntaskan Diare ):17
1. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi
dapat dengan memberikan oralit
osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah sayur, air matang.
Bila penderita tidak bisa minum harus
Gambar 3. Skala klinis dehidrasi menurut segera di bawa ke sarana kesehatan
Carmo et al.13 untuk mendapat pertolongan cairan
melalui infus.
Diare pada anak secara umum dapat
Derajat dehidrasi dibagi dalam 3
meberikan manifestasi klinis berupa:3
klasifikasi :
1. Diare cair
a. Diare tanpa dehidrasi
2. Rasa haus
Dosis oralit bagi penderita diare
3. Rewel
tanpa dehidrasi sbb : Umur < 1
4. Lemah
tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak
5. Kesadaran menurun
mencret. Umur 1–4 tahun: ½ - 1
6. Demam
gelas setiap kali anak mencret.
7. Sesak
Umur diatas 5 Tahun : 1– 1½ gelas
8. Kejang
setiap kali anak mencret.
9. Kembung
b. Diare dehidrasi Ringan/Sedang
10. Muntah
Dosis oralit yang diberikan dalam 3
Pemeriksaan penunjang yang dapat jam pertama 75 ml/ kg bb dan
dilakukan pada anak dengan diare antara lain selanjutnya diteruskan dengan
yaitu, pemeriksaan tinja, terutama apabila pemberian oralit seperti diare tanpa
ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan dehidrasi.
c. Diare dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat
minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas untuk di infus.
2. Berikan obat zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien
yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible
Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi
enzim ini meningkat selama diare dan
mengakibatkan hipersekresi epitel usus.
Zinc juga berperan dalam epitelisasi
dinding usus yang mengalami
kerusakan morfologi dan fungsi selama
kejadian diare. Dosis pemberian Zinc
pada balita: - Umur < 6 bulan: ½
tablet(10mg) per hari selama 10 hari - Gambar 3. Table antibiotic spesifik
Umur > 6 bulan: 1 tablet (20mg) per berdasarkan pathogen penyebab diare.18
hari selama 10 hari.
Prognosis diare dengan pemberian
penggantian cairan yang adekuat, perawatan
3. Pemberian ASI / Makanan yang mendukung, dan terapi antimikrobial
Pemberian makanan selama diare jika diindikasikan, prognosis diare infeksius
bertujuan untuk memberikan gizi pada hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan
penderita terutama pada anak agar tetap mortalitas yang minimal.19
kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang Kesimpulan
masih minum Asi harus lebih sering di
Kasus ini menggambarkan anak usia 8
beri ASI.
bulan 18 hari dengan diagnosis diare cair
4. Pemberian Antibiotika hanya atas
akut dengan dehidrasi ringan sedang dan
indikasi
vomitus frequen. Terapi cairan merupakan
5. Pemberian Nasehat
hal yang penting pada pasien dengan diare
Ibu atau pengasuh yang berhubungan
cair akut dengan dehidrasi ringan sedang dan
erat dengan balita harus diberi nasehat
vomitus frequen. Selain itu diberikan terapi
tentang :
lain yaitu berupa terapi simptomatik. Pasien
a. Cara memberikan cairan dan obat
ini diberikan terapi berupa infus RL 70cc
di rumah
b. Kapan harus membawa kembali dalam 3 jam, maintenance 35cc/jam tpm,
balita ke petugas kesehatan bila : injeksi ondancentron 1mg/8jam, peroral
1) Diare lebih sering L.Bio 2 kali sehari 1 sachet, Zink 1x20mg.
2) Muntah berulang Anak dengan diare yang mendapat
3) Sangat haus pemberian penggantian cairan yang adekuat,
4) Makan/minum sedikit perawatan yang mendukung, dan terapi
5) Timbul demam antimikrobial jika diindikasikan, hasilnya
6) Tinja berdarah sangat baik dengan morbiditas dan
7) Tidak membaik dalam 3 hari. mortalitas yang minimal. Pada kasus ini
prognosisnya adalah dubia ad bonam.

Referensi
1. Mona C. U. Aman, Jeanette I. Ch. WHO?. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 4. Pp 182-
Manoppo, Rocky Wilar. 2015. Gambaran 7.
Gejala dan Tanda Klinis Diare Akut Pada 11. Dorland, W. A. Newman. 2011.
Anak Karena Blastocystis Hominis. Jurnal e- Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta:
Clinic. Pp503-509 EGC. pp 311.
2. Ekky Wibisono, Deddy Satria 12. Ikatan DokterAnak Indonesia.
Putra, Dewi Anggraini. Korelasi Status Gizi 2011. Pedoman Pelayanan Medis: Diare
dan Durasi Diare Pada Balita Dengan Diare Akut. IDAI. Pp 53-57.
Akut Di Ruang Rawat Inap Anak Rsud 13. Brandt, Kátia Galeão., Margarida
Arifin Achmad Provinsi Riau. JOM FK. Maria de Castro Antunes, dan Gisélia Alves
2014. Pp 1-12 Pontes da Silva. 2015. Acute diarrhea:
3. Ikatan DokterAnak Indonesia. evidence-based management. Journal da
2009. Pedoman Pelayanan Medis: Diare Pediatria. Pp 536-43.
Akut. IDAI. Pp 58-62. 14. Yu, Clifton., Douglas Lougee, dan
4. Yusuf, Sulaiman. 2011. Profil Jorge R. Murn. 2016. Module 6: Diarrhea
Diare di Ruang Rawat Inap Anak. Sari and Dehydration.
Pediatri , Vol. 13, No. 4. Pp 265-70. 15. Hannif, Nenny Sri Mulyani, dan
5. Putra, Deddy S., Muzal Kadim, Susy Kuscithawati. 2011. Faktor Risiko
Pramita GD, Badriul Hegar, Aswitha Diare Akut pada Balita. Berita Kedokteran
Boediharso, dan Agus Firmansyah. 2008. Masyarakat Vol. 27, No. 1. Pp 10-7.
Diare Persisten: Karakteristik Pasien, Klinis, 16. Hema Meliny Junita Perangin-
Laboratorium, dan Penyakit Penyerta. Sari angin. Acute Diarrhea With Mild to
Pediatri, Vol. 10, No. 2. Pp 94-9. Moderate Dehydration e.c Viral Infection, J
6. World Health Organization. 2009. Agromed Unila. 2014. 47-53
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit: 17. Subdit Pengendalian Diare dan
Diare. Departemen Kesehatan R;. Jakarta. Infeksi Saluran Pencernaan. 2011. Situasi
Pp131-52. Diare di Indonesia: Pengendalian Diare di
7. Anggreli, Citra Ayu., Dewi Indonesia. Buletin Jendela Data dan
Anggraini, dan Maya Savira. 2015. Gejala Informasi Kesehatan. Kemenkes RI.
penyerta pada balita diare dengan infeksi 18. World Health Organization. 1990.
enteropathogenic escherichia coli (EPEC) di The rational Use of Drugs in the
Puskesmas rawat inap kota Pekanbaru. JOM Management of Acute Diarrhoea in
FK Volume 2 No. 1. Pp 1-7. Children. Geneva
8. Yusuf, Sulaiman., Syafruddin 19. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious
Haris, dan Muzal Kadim. 2011. Gambaran Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry
Derajat Dehidrasi dan Gangguan Fungsi NK, et al editors. Current Diagnosis and
Ginjal pada Diare Akut. Sari Pediatri , Vol. Treatment in Infectious Disease. New York:
13, No. 3. Pp 221-5. Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
9. Fahrunnisa dan Arulita Ika
Fibriana. 2017. Pendidikan Kesehatan
dengan Media Kalender “Pintare” (Pintar
Atasi Diare). Jurnal of Health Education.
Vol 2, No 1. pp 47-55.
10. Dwipoerwantoro, Pramita G.,
Badriul Hegar, dan Pustika A.W.
Witjaksono. 2005. Pola Tata laksana Diare
Akut di Beberapa Rumah Sakit Swasta di
Jakarta; apakah sesuai dengan protokol

Anda mungkin juga menyukai