Anda di halaman 1dari 29

Case Report

Seorang Pria 24 Tahun dengan


Tonsilofaringitis Akut

Oleh :
Nur Aida Oktasari, S. Ked. J510185111

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT

RSUD IR. SOEKARNO SUKOHARJO


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
Identitas Pasien

Nama : Tn. I
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
TTL : Sukoharjo, 03 Desember 1994
No CM : 0039xxx
Alamat : Pandowo, Sukoharjo
Masuk RS : 28 Maret 2019
Tanggal Pemeriksaan : 28 Maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, dirasakan hilang timbul. Pasien
mengeluhkan tenggorokan terasa mengganjal, gatal dan terasa pedih. Pasien mengeluhkan rasa sakit saat
menelan makanan terutama makanan panas dan pedas, namun tidak mengalami kesulitan dalam
menelan. Pasien juga mengeluhkan flu dan batuk sejak 5 hari yang lalu namun menyangkal adanya
demam. Saat ini sudah tidak ada keluhan flu dan batuk sudah berkurang.

Pasien mengatakan terdapat riwayat asam lambung (Maag) dan saat ini mengeluhkan dada terasa sesak
(ampeg) hingga kepala terasa pusing hilang timbul. Tidak terdapat mual muntah. Pasien tidak mengalami
kesulitan dalam membuka mulut.Pasien tidak mengeluhkan suaranya serak. Pasien mengorok saat tidur.

Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan di kedua telinganya. Pasien juga tidak mengeluhkan hidung
tersumbat, sering bersin dipagi hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat ISPA : ± 5 hari yang lalu
Riwayat Pengobatan
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat penyakit serupa : pasien tidak • Pasien baru pertama kali sakit
pernah mengalami keluhan serupa. seperti ini dan belum diobati.
• Riwayat sakit gigi : disangkal

Riwayat Kebiasaan
• Pasien mengaku sering memakan
makanan yang pedas.
• Pasien mengaku memiliki kebiasaan
merokok setiap hari
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Hidung berbau : disangkal
- Alergi makanan : disangkal
- Alergi obat : disangkal
- DM : disangkal
- Hipertensi : disangkal
- Asma : disangkal
- Gastritis : diakui
- Batuk lama : disangkal
- Opname : disangkal
-
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pengobatan : disangkal
- Suara serak : disangkal
- Alergi makanan : disangkal
- Alergi obat : disangkal
- DM : disangkal
- Hipertensi : diakui, bapak pasien
- Asma : disangkal
Resume
• Anamnesis
• Sakit tenggorokan
• Tenggorokan terasa mengganjal dan gatal
• Tenggorokan terasa kering
• Sakit saat menelan
• Nafsu makan mengalami penurunan
• Keluhan flu dan batuk 5 hari yang lalu
• Mengorok saat tidur
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Riwayat ISPA :5 hari yang lalu
– Riwayat penyakit serupa : belum pernah sakit serupa.
• Riwayat Kebiasaan
– Pasien mengaku sering memakan makanan yang pedas (riwayat gastritis)
– Kebiasaan merokok setiap hari
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu badan : 36,5 C
Respirasi : 20 x/ mnt
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 78 x/ mnt
Jantung : Bunyi jantung I, II reguler
Paru-paru : SDV (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
STATUS LOKALIS
TELINGA
Otoskopi Dextra Sinistra
Aurikula Bentuk normal, nyeri tekan (-), Bentuk normal, nyeri tekan (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Kanalis aurikularis externus Serumen (+), hiperemis (-) Serumen (+), hiperemis (-)
Membrana timpani Cone of light (+), intak (+) Cone of light (+), intak (+)
Discharge Sekret (-), darah (-) Sekret (-), darah (-)
Mastoid Nyeri tekan (-), hiperemis (-) Nyeri tekan (-), hiperemis (-)

Rinne : AD (+). AS (+)


Weber : Tidak ada lateralisasi
Schwabah : AD dan AS sama dengan pemeriksa
HIDUNG LUAR
Inspeksi : secret (-/-), hiperemis (-), luka (-)
Palpasi : krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-), massa/ benjolan (-/-)

RINOSKOPI ANTERIOR
Mukosa : hiperemis (-/-)
Concha : hipertrofi (-/-)
Septum : deviasi (-/-)
Discharge : secret (-/-), darah (-/-)
Tumor : massa (-/-), polip (-/-)
Sinus paranasal : nyeri tekan sinus maxillaris (-/-)
RINOSKOPI POSTERIOR :
tidak dilakukan

BIBIR DAN CAVUM ORIS


- Mukosa mulut normal
- Stomatitis (-)
- Lidah kotor (-)
- Gigi caries (-)
- Gigi berwarna coklat (-)
- Halitosis (-) OROFARING
- Arch. Faring : hiperemis (+), oedem (+)
- Mukosa faring posterior :
hiperemis (+), benjolan (-), PND (-)
- Tonsil :
pembesaran : T2-T2
warna : hiperemis (+)
kripte : tidak melebar
detritus : (-/-)
KEPALA : Normocephal, Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

LEHER : PKGB (-/-), nyeri tekan (-/-), massa (-/-), JVP normal
Resume

Pemeriksaan tenggorokan
Lidah Ulkus (-), Stomatitis (-)
Uvula Bentuk normal, posisi di tengah
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T2 T2
Permukaan Rata(Udem) Rata(Udem)
Warna Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Faring  Mukosa hiperemis (+), udem dinding tidak rata(+)
Diagnosis : Tonsilofaringitis akut
Rencana Pemeriksaan Tambahan :
• Swab Tenggorok  Kultur
• Pemeriksaan Darah Rutin : Leukosit, Hb, Trombosit, CT/BT
• Pemeriksaan Radiologi  Foto Thorax
MEDIKAMENTOSA :
• Medikamentosa
• Antibiotik : Cefixime 3x100mg selama 10 hari
• Antiinflamasi : Na Diklofenak 3x50mg
• Antihistamin : Cetirizine 3x10mg
• Betadine kumur  Kumur-kumur selama 30 detik. Ulangi tiap 2-4 jam.

NON MEDIKAMENTOSA (EDUKASI) :


– Bedrest
– Hindari makanan yang mengiritasi (makanan pedas, asam,panas)
– Diet lunak
– Hentikan kebiasaan merokok
Prognosis

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad sanam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
Deinisi

Tonsilofaringitis adalah peradangan pada tonsil dan


faring akut yang ditemukan bersama- sama.

Radang faringhampir selalu melibatkan organ


sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga
mengenai tonsil sehingga disebut sebagai
tonsilofaringitis
Etiologi

• Streptokokus Beta Hemolitikus.


• Streptokokus Viridans.
• Streptokokus Piogenes.
• Virus Influenza
• Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah
(dropletinfections) 
Faktor Risiko

Rangsangan kronis (rokok, makanan),

Higiene mulut yang buruk,

Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu


yang berubah- ubah),
Alergi (iritasi kronis dari allergen), keadaan
umum (kurang gizi, kelelahan fisik),

Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat


Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Nyeri tenggorok
Nyeri telan
Sulit menelan
Demam
Mual
Anoreksia
Kelenjar limfa leher membengkak
Faring hiperemis
Edema faring
Pembesaran tonsil
Tonsil hiperemia
Mulut berbau
Otalgia ( sakit di telinga )
Malaise
T0 : Tonsil masuk di dalam fossa (post tonsilektomi)

T1  : <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume


orofaring (terbatas fossa tonsilaris)
T2 : 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring (sudah lewati pilar anterior)
T3 : 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring (sudah melewati garis paramedian)
T4  : >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring (melewati garis median)
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium meliputi :


– Leukosit : terjadi peningkatan
– Hemoglobin : terjadi penurunan
– Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
Tatalaksana

• Farmakologis :
– Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, eritromisin.
– Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,
ibuprofen.
– AntiInflamasi seperti Dexametason, Na-diklofenak.
• Non Farmakologis :
– Bedrest
– Hindari makanan yang mengiritasi (makanan pedas, asam)
– Diet lunak
– Kumur dengan obat kumur yang mengandung desinfektan
– Hentikan kebiasaan yang memperberat faktor risiko.
• Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau
kronik, gejala sumbatan, serta kecenderungan neoplasma.
Prognosis

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad sanam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai