Pembimbing:
dr. Tri Isponingsih
TB adalah penyakit infeksi kronik yang menyerang hampir semua organ tubuh manusia dan yang terbanyak adalah
paru-paru
TB paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas)
Menurut WHO tahun 2015, diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 1,5 juta kematian, 1,1 juta (12%) HIV positif
dengan kematian 320.000 orang dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang
Diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun
Di Indonesia tahun 2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru
pertahun (399/100.000 ) , dengan 100.000 kematian pertahun (41
/100.000), diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25/100.000)
Tahun 2019
ditemukan kasus Penemuan penderita
suspect 200 kasus tuberkulosis di
21 ( 10,5 % ) kasus Puskesmas Kartasura
positip dari nalisis tahun 2019 sebanyak
pencapaian kegiatan 14% atau kurang dari
UKM di puskesmas target yaitu 30%
Kartasura
TUJUAN
Meningkatkan cakupan penemuan kasus TB di Kecamatan Kartasura
MANFAAT
Memberikan kontribusi melalui ide dan program kerja yang melibatkan multi sektoral
Sebagai masukan dalam upaya untuk meningkatkan angka cakupan penemuan kasus TB di
wilayah kerja Puskesmas Kartasura
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis Paru
Pasien TB yang terkonfirmasi Bakteriologis:
Pasien TB yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum
dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TB, atau biakan.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
Pasien TB paru BTA positif
- Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
- Pasien TB paru hasil TCM M.tb positif
- Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
- TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.
Semua pasien yang memenuhi definisi tersebut di atas harus dicatat.
Pasien TB terdiagnosis secara Klinis
Pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis
sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah diberikan
antibiotika non OAT, dan mempunyai faktor risiko TB
Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.
TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
Pasien TB yang terdiagnosis secara klinis dan kemudian terkonfirmasi bakteriologis
positif (baik sebelum maupun setelah memulai pengobatan) harus diklasifikasi
ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
Epidemiologi
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 1,5 juta kematian
Ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan
kematian 190.000 orang
Diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun
Kasus TB di Indonesia tahun 2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399/100.000) dengan 100.000
kematian pertahun (41/100.000)
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129/100.000 penduduk
Diperkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB sebesar 6,2%, dan jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus
dari 1,9% kasus TB-RO kasus baru dan 12% kasus dari TB dengan pengobatan ulang
Etiologi
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit
Paru dan Ekstraparu
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
Baru, Kambuh, Gagal, Putus Obat dan Tidak Diketahui
Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
MR, PR, MDR, XDR, RR
Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV
Positif, Negatif dan Tidak Diketahui
Epidemiologi
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
Gejala klinis TB dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal (respiratorik) dan gejala
sistemik
●
Batuk produktif ≥ 2 minggu
●
Batuk darah
●
Sesak nafas
●
Nyeri dada
Gejala respiratorik :
●
Demam
Diagnosis
Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru
●
Sembuh
●
Pengobatan lengkap
●
Meninggal
●
Gagal
●
Drop out
●
Pindah
Strategi DOTS
●
Luas wilayah kecamatan Kartasura 17,53 km2.
●
Kecamatan Kartasura terdiri dari 12 desa.
●
Jumlah penduduk 108.422 jiwa pada tahun 2018.
Profil Puskesmas ●
Kecamatan Kartasura terbagi dalam 12 desa, wilayah tersebut terdiri
Kartasura
dari 10 desa dan 2 Kelurahan, 116 RW (Rukun Warga) dan 443 RT
(Rukun Tetangga). Menurut klasifikasinya semua desa di Kecamatan
Kartasura termasuk desa swasembada.
Peta Kecamatan Kartasura
Daya
Perawat Gigi 3 orang (SPR G)
(th 2018)
Tenaga Sanitas i 3 orang (S1 dan D3)
Terwujudnya pelayanan kesehatan prima untuk menjadikan puskesmas Kartasura sebagai pilihan masyarakat
Strategi
Sosialisasi di tingkat desa tentang program peningkatan penemuan kasus
TB. Memberikan edukasi pada masyarakat tentang TB.
Pemilihan dan pelatihan DUDA PUBER tentang TB, dan cara
pengaplikasian program.
Monitoring dan evaluasi serta pelaporan penemuan kasus TB.
STRUKTUR ORGANISASI
UPTD PUSKESMAS KARTASURA KEPALA PUSKESMAS
Tabel 3.5. Penemuan/pengobatan semua kasus TB yang diobati di Kecamatan Kartasura tahun 2019
Target Cakupan
No Desa Jml penduduk
Semua kasus (%) Sasaran suspek (%) Semua kasus Suspek
2. Kecil
Cakupan penemuan/
3. Sedang
2 pengobatan semua kasus TB 14 5 4 5 5 19 1
yang diobati 4. Besar
5. Sangat Besar
1 - Belum semua jejaring dan jaringan melaporkan - Pembentukan DUDA PUBER (Duta Dahak Peduli
kasus TB ke puskesmas Tuberkulosis) 1 orang untuk 1 RT
- Cakupan wilayah kerja Puskesmas yang terlalu
luas
- Terbatasnya tempat untuk pemeriksaan dahak
- Pemahaman masyarakat tentang penyakit TB - Penyuluhan dan Pembinaan pada DUDA PUBER, Bidan
dan pengobatannya Desa dan Kader, berupa:
- Kurang optimalnya promosi kesehatan - Materi TB (penyakit, gejala dan tanda, status TB sebagai
penyakit menular)
- Pasien sulit mengeluarkan dahak - Cara mengeluarkan dahak dengan benar
- Stigma masyarakat tentang TB masih buruk - Kriteria pasien yang perlu dilaporkan
- Follow up
E. Pemecahan Masalah Terpilih
Pelaksanaan Program
Pelaksanaan penyuluhan kepada DUDA PUBER dan pemberian materi: penyakit TB, gejala dan tanda TB, status TB
sebagai penyakit menular serta cara mengeluarkan dahak dengan benar, tugas DUDA PUBER (melaporkan apakah di
lingkup lingkungannya ada suspek maupun pederita TB)
Memasukkan DUDA PUBER ke grup Whatsapp yang dikoordinir oleh setiap bidan desa. Bidan desa bertugas
menindaklanjuti laporan DUDA PUBER dan melaporkan suspek maupun penderita TB ke Puskesmas
E. Pemecahan Masalah Terpilih
Indikator Program
• DUDA PUBER 1 orang untuk 1 RT
• Terbentuk grup Whatsapp sebagai sarana pelaporan
Target program
• Bidan desa melakukan follow up kepada DUDA PUBER
• Penemuan kasus TB di Kecamatan Kartasura meningkat
sesuai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Prioritas permasalahan pada rencana program DUDA PUBER adalah rendahnya penemuan kasus TB di wilayah
kecamatan Kartasura.
Perencanaan program DUDA PUBER diharapkan mampu meningkatkan cakupan penemuan kasus TB di
Kecamatan Kartasura sehingga mampu mencapai target yaitu 30%.
SARAN