ABSTRAK
namun baru terlapor ke Kementrian orang, jumlah kasus BTA positif yang
Kesehatan sebanyak 420.000 kasus. ditemukan sebesar 343 orang,
Penyakit tuberculosis masih menjadi sedangkan yang diobati sebesar 268
masalah kesehatan di seluruh dunia orang. Jumlah penderita tertinggi
termasuk juga Indonesia. Bahkan dilaporkan di Puskesmas Kampung
meskipun hanya memiliki jumlah Baru dengan jumlah penderita pada
penduduk sekitar 261 juta, Indonesia tahun 2017 yaitu 109 orang TB Paru
menduduki peringkat ke-3 di dunia dan BTA (+) 83 orang.
dalam jumlah kasus Tuberkulosis, baik Data terbaru pada tahun 2018 di
dalam jumlah keseluruhan maupun Kabupaten Banggai, kasus Tb Paru
kasus baru. Sesuai data WHO Global semua tipe adalah 1054 kasus, jumlah
Tuberculosis Report 2016, Indonesia BTA(+) 354 kasus. Untuk wilayah
menempati posisi kedua dengan beban kerja Puskesmas Kampung Baru
Tuberkulosis tertinggi di dunia. Tren terdapat sebanyak 133 kasus. Dari 133
insiden kasus Tuberkulosis di Indonesia kasus, 82 kasus yang sudah diobati dan
tidak pernah menurun, masih banyak yang sementara berobat 51 kasus.
kasus yang belum terjangkau dan Presentase angka penemuan Kasus
terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan telah TB paru Kabupaten Banggai target
diobati tetapi belum dilaporkan. yaitu 70 %. Dan Standar SR (Succes
Menurut Data Riset Kesehatan Rate) adalah 85%. Data 2019 dari
Dasar pada tahun 2013-2018 di tingkat bulan Januari hingga Mei terdapat 49
Provinsi, jumlah kasus Tb di Sulawesi kasus dengan status penderita dalam
Tengah adalah 3.884 kasus dan masa pengobatan.
prevalensi Tb paru di tahun 2013-2018 Menurut Perkumpulan
yaitu 0,2 untuk penderita Tb sedangkan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia
di tahun 2018 mengalami peningkatan (PPTI), 2010 menjelaskan tentang
yaitu 0,4 dengan target Renstra pada pencegahan penularan penyakit TB bagi
2019 prevalensi Tb paru menjadi penderita, yaitu : tidak meludah di
245/100.000 penduduk study inventori sembarang tempat, menutup mulut saat
Tb (Global Report TB 2018) : sedang batuk dan bersin, berperilaku
Insidens TB 321/100.000. hidup bersih dan sehat, berobat sesuai
Tahun 2017 di Kabupaten Banggai, aturan sampai sembuh dan
penderita Tb Paru keseluruhan 692 memeriksakan balita yang tinggal
menunjukkan hubungan yang bermakna. depan pintu yang berserat dan kuat dan
Schlessberg menyatakan bahwa kontak lain sebagainya. Bagi penderita TB
erat dengan penderita TB Paru BTA (+) Paru udara dan pencahayaan alami yang
mempunyai risiko maksimum terinfeksi memenuhi syarat sangat dibutuhkan
tuberkulosis paru, meskipun penyakit agar dapat membunuh bakteri dan
TB Paru menularnya tidak semudah mencegah penularan kepada orang lain.
infeksi virus. Dari hasil penelitian membuka
2. Kebiasaan Membuka Jendela jendela setiap hari sudah menjadi
Setiap Pagi kebiasaan bagi para informan sebelum
Sebuah penelitian terbaru dari menderita penyakit TB Paru.
Amerika mengungkapkan bahwa Walaupun bukan informan sendiri yang
jendela yang di buka pada pagi hari membuka jendela melainkan anggota
akan memberikan kemudahan udara keluarganya. Tetapi masih ada juga
baru dan sinar matahari untuk informan yang jarang membuka
masuk. Hal ini akan mengurangi resiko jendela kamar setiap pagi karena faktor
yang bisa diakibatkan kontaminasi ekternal. Misalnya, di samping rumah
bakteri di beberapa sudut tempat terdapat kandang ayam jadi jika
ruangan. Penelitian ini juga jendelanya yang dibuka, bukan udara
menunjukkan sinar matahari di pagi hari yang segar yang didapatkan melainkan
sangat ampuh untuk membunuh bakteri udara yang busuk dan ada juga yang
yang menjadi penyebab penyakit. trauma karena ketika informan sedang
Biasanya bakteri ini hinggap di debu beristirahat ingin tidur dengan posisi
yang menempel di bagian terluar jendela terbuka, seseorang yang tidak
peralatan rumah tangga. Bakteri yang dikenal melihat-lihatnya dari atas (posisi
hinggap pada debu itu akan semakin rumah berada di bawah). Tetapi untuk
berkembang dengan pesat di ruangan jendela-jendela rumah tetap mereka
gelap atau tidak mendapatkan sirkulasi buka setiap hari. Bagi informan manfaat
udara yang ideal. membuka jendela setiap hari agar
Untuk meningkatkan kualitas terjadinya sirkulasi udara dan
udara di dalam rumah, beberapa cara pencahayaan atau masuknya sinar
dapat di lakukan salah satunya matahari.
membuka jendela setiap pagi atau rutin Hasil penelitian ini sejalan
membuka jendela, meletakkan keset di dengan penelitian yang dilakukan oleh
R Hargono bahwa kebiasaan masyarakat sebagai berikut yaitu tutup hidung dan
pada umumnya kondisi rumah kumuh, mulut anda dengan menggunakan
tanpa ventilasi, tidak membuka jendela, tisu/saputangan atau lengan dalam
matahari tidak bisa masuk, membuat baju, segera buang tisu yang sudah
gerabah di dalam rumah dapat sebagai dipakai ke dalam tempat sampah, cuci
pencetus penyakit TB paru mengingat tangan dengan menggunakan air bersih
sanitasi lingkungan perumahan sangat dan sabun atau pencuci tangan berbasis
berkaitan dengan penularan penyakit. alkohol dan gunakan masker.
Rumah dengan pencahayaan dan Hasil penelitian menunjukkan
ventilasi yang baik akan menyulitkan bahwa informan menutup mulut saat
pertumbuhan kuman, karena sinar batuk menggunakan masker, tangan,
ultraviolet dapat mematikan kuman lengan, kain dan berpaling muka.
dan ventilasi yang baik menyebabkan Adapula informan yang tahu bahwa
pertukaran udara sehingga mengurangi memakai masker itu penting bagi diri
konsentrasi kuman. sendiri dan orang lain tetapi karena
3. Menutup Mulut Saat Batuk merasa sulit bernapas atau sesak, gerah
Batuk merupakan mekanisme dan jenuh sehingga informan tidak
pertahanan tubuh pernapasan dan menggunakan masker. Beberapa
merupakan gejala suatu penyakit informan lagi hanya memakai masker
atau reaksi tubuh terhadap iritasi di ketika berpergian, sehingga dalam
tenggorokan karena adanya lendir, rumah tidak menggunakan padahal kita
makanan, debu, asap dan sebagainya. ketahui bahwa yang sangat rentan
Etika batuk dibutuh agar mencegah terhadap penularan TB Paru adalah
penyebaran suatu penyakit secara luas orang serumah. Penderita juga
melalui udara bebas (Droplets) dan mengetahui jika tidak menutup mulut
membuat kenyamanan pada orang di saat batuk dapat menjadi salah satu
sekitarnya. Droplets tersebut dapat media dalam penularan penyakit kepada
mengandung kuman infeksius yang orang lain khususnya keluarga.
berpotensi menular ke orang lain Manalu (2010) penderita TB
disekitarnya melalui udara pernafasan. Paru mempunyai kebiasaan sering tidak
Penularan penyakit melalui media udara menutup mulut pada saat batuk,
pernafasan disebut “air borne disease”. yang dapat membuat penularan TB
Beberapa etika batuk dan bersin, pada orang-orang yang sehat
PENUTUP
Kesimpulan Saran
1. Perilaku tidak tidur sekamar dengan 1. Pemerintah Daerah lebih gencar
penderita TB Paru, informan memberikan informasi melalui
mengatakan bahwa tetap memiliki televisi, sosial media maupun
teman tidur. Tetapi beberapa leaflet dan sebagainya tentang TB
informan memisahkan peralatan Paru agar masyarakat sudah dapat
tidurnya. melakukan deteksi dini terhadap
2. Kebiasaan membuka jendela setiap diri mereka sendiri.
pagi sudah menjadi keseharian bagi 2. Puskesmas lebih aktif dan
penderita agar terjadi pertukaran intens/lebih banyak memberikan
udara (sirkulasi udara). informasi dan mencari para
3. Menutup mulut saat batuk sudah suspek atau penderita TB Paru agar
dilakukan oleh penderita TB Paru dapat mengeliminasi secara cepat
menggunakan masker, kain, kejadian TB Paru.
berpaling muka dan masih ada juga 3. Bagi masyarakat harus
yang menggunakan tangan. Hal ini meningkatkan dan menerapkan
dilakukan agar menghindari pola hidup bersih dan sehat.
penyebaran bakteri pada orang di
sekitarnya.
4. Para penderita TB Paru rutin dan DAFTAR PUSTAKA
teratur minum obat karena tidak
ingin melakukan pengobatan dari Amin, Z., dan Bahar,A., 2006,
Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu
awal lagi dengan bakteri yang lebih
Penyakit Dalam, Jakarta : UI
kuat atau kebal. Penderita
Buku Ajar, 2009, Ilmu Penyakit Dalam,
mengharapkan kesembuhan total.
FKUI, Jakarta.
Kusnoputranto, H. 2011.
Bungin, Burhan. 2010. Metode Tuberkulosis Paru di Palembang,
Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers. Sumatera Selatan. Kesmas :
Jakarta. National Public Health Journal,
Depkes RI. Laporan Hasil Riset 2011.
Kesehatan Dasar ( Riskedas)
Indonesia Tahun 2018. Jakarta Lamaslan, 2014. Studi Keaktifan Kader
Posyandu Di Wilayah Kerja
Dinkes Kabupaten Banggai, 2017, Puskesmas Salakan Kabupaten
Profil Kesehatan Kabupaten Banggai.
Banggai ,Luwuk.
Lin HH. tobacco smoke indoor air
Dinkes Kabupaten Banggai, 2018,Profil pollution and tuberkulosis. a
Kesehatan Kabupaten Banggai systematic reviev and meta-
,Luwuk. analysis. Center for Tobacco
Control Research and Education
Djojodibroto, D. 2009. Respirologi 2007.
(Respiratory Medicine). Jakarta :
EGC. Manalu, H. 2010. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian TB Paru
Firdaus, 2010, Dilemanya sebuah dan Upaya Penanggulangannya,
rokok. Bekasi: CV.Rafa Aksara Jurnal Ekologi dan Status
Giovanni, 2013, The Biology Of Kesehatan.Vol. 9 No 4,
Mycobacterium Tuberculosis, Desember 2010.
Jakarta.
Miyata S, Tanaka M, Ihaku D (2013).
R. Hargono. 2012. Faktor determinan The prognostic significance of
budaya kesehatan dalam penularan nutritional status using
penyakit tb paru. Jurnal Buletin malnutrition universal screening
Penelitian Sistem Kesehatan tool in patients with pulmonary
tuberculosis. Nutrition Journal
Hiswani,Tuberculosis merupakan 12(1):1.
Penyakit Infeksi yang masih
menjadi Masalah Kesehatan Narasimhan, 2013, Buku ajar ilmu
Masyarakat, Fakultas Kedokteran penyakit dalam, risk factor for
Universitas Sumatera Utara. tuberculosis, Jakarta.