Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MENYUSUN PROPOSAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
YANDRI MURSALIM_N21021089
RISNAWATI R. NOHO_N21021102
NURUL SALSABILA_N21021070
NOPRIYANTI_N21021079
VIRGINA GRETIN LAUREN_N21021099

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO


PRODI DII KEPERAWATAN
2023/2024
A. Latar Belakang

Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
kesehatan dalam Masyarakat didunia maupun diindonesia. TB menempati peringkat kedua
yakni dengan jumlah kasus 969 ribu dan kematian 93 ribu/tahun. adalah penyebab
kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua
setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS). Pada tahun 2020, diperkirakan 10 juta orang
menderita TB di seluruh dunia. 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta perempuan, dan 1,1 juta anak-
anak. TB ada di semua negara dan pada segala kelompok usia. Namun, TB dapat
disembuhkan dan dapat dicegah. Pada tahun 2020, 1,1 juta anak menderita TB di seluruh
dunia. TB pada anak-anak dan remaja sering kali diabaikan oleh tenaga kesehatan dan bisa
sulit didiagnosis dan diobati. Pada tahun 2020, 30 negara dengan beban TB yang tinggi
menyumbangkan 86% kasus TB baru.

Tahun 2013 masalah TB Paru berkisaran 0,2% , tahun 2014 0,1%, tahun 2015 0,01,
tahun 2016 0,01, tahun 2017 0,01, tahun 2018 0,4%, tahun 2019 9%, tahun 2020 17%,
tahun 2021 4,5%, tahun 2022 3% dan tahun 2023 skala TB Paru mencapai

Faktor risiko yang paling dominan berhubungan dengan TB paru adalah pendidikan,
maka TB paru perlu diperkenalkan sedini mungkin mulai level pendidikan terendah
(Sekolah Dasar) serta program peningkatan pengetahuan masyarakat melalui media
informasi perlu ditingkatkan. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
efektifitas peningkatan pengetahuan melalui jalur pendidikan dan media informasi tentang
TB paru dalam mendukung global tubercolosis control di Indonesia dan pengembangan
peran serta masyarakat.

Diagnosa keperawatan TB Paru yaitu resiko infeksi, bersihan jalan napas tidak
efektif, resiko gangguan pertukaran gas, dan nutrisi tidak seimbang kurang dari kebutuhan.

Salah satu cara mencegah TBC adalah dengan menghentikan penularan TBC dari
satu orang ke orang lain. Ini bisa dilakukan dengan mengidentifikasi penderita TBC,
kemudian merawat, dan memberikan pengobatan.
Mencegah tuberkulosis yaitu pemeberian Vaksin BCG

Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) efektif untuk mencegah TBC sampai


seseorang berusia 35 tahun. Efektivitas BCG bisa meningkat bila tidak ada pengidap TBC
di lingkungan tempat tinggal kamu. Vaksin ini pertama kali dikembangkan pada tahun
1920-an dan paling banyak digunakan untuk memvaksin hampir 80% bayi baru lahir di
seluruh dunia.

Diagnosis Sejak Dini Pencegahan penyebaran TBC akan efektif bila dilakukan
diagnosis dan pengobatan sejak dini. Seseorang dengan penyakit TBC dapat menularkan
bakteri kepada 10-15 orang setiap tahunnya. Bisa kamu bayangkan bagaimana
penyebarannya bila tidak dilakukan pengobatan

Menjaga Lingkungan Tempat Tinggal TBC adalah penyakit yang menular melalui
udara saat penderita TBC bersin atau batuk. Risiko infeksi bisa dikurangi dengan membuat
sistem sirkulasi udara atau ventilasi yang bagus di rumah. Bakteri TBC dapat mengendap
lebih lama dalam rumah apabila sistem ventilasi tidak bagus. Berikan juga pencahayaan
yang cukup bagi rumah. Sinar UV dari matahari mampu membunuh bakteri TBC. Jadi,
pastikan rumah kamu mendapatkan pencahayaan yang cukup.

Menurut WHO Hingga 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis (TB) pada
tahun 2020 (termasuk 214 000 orang dengan HIV). TB adalah penyebab kematian terbesar
ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua setelah COVID-
19 (di atas HIV/AIDS). Pada tahun 2020, diperkirakan 10 juta orang menderita TB di
seluruh dunia. 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta perempuan, dan 1,1 juta anak-anak. TB ada di
semua negara dan pada segala kelompok usia. Namun, TB dapat disembuhkan dan dapat
dicegah. Pada tahun 2020, 1,1 juta anak menderita TB di seluruh dunia. TB pada anak-
anak dan remaja sering kali diabaikan oleh tenaga kesehatan dan bisa sulit didiagnosis dan
diobati. Pada tahun 2020, 30 negara dengan beban TB yang tinggi menyumbangkan 86%
kasus TB baru.

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri


Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan
mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis. TB Paru adalah
penyakit menular dan mematikan dengan tingkat pasien tinggi, penyakit infeksi pada paru
yang penularannya disebabkan oleh droplet atau percikan ludah. Walau paling sering
menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat menyerang kelenjar getah bening, talang
belakang, rahim, jantung, sistem saraf pusat dan otak.

TB Paru dapat diatasi atau diobati dengan terapi pencegahan menggunakan pil
tunggal berupa antibiotik isoniazid (INH). Selain itu, ada juga dua regimen pengobatan
yang dapat diberikan yaitu regimen pengobatan 4 bulan dan regimen pengobatan 6 bulan.
Regimen pengobatan 4 bulan terdiri dari rifapentin harian dosis tinggi dengan
moksifloksasin, isoniazid, dan pirazinamid. Sedangkan regimen pengobatan 6 bulan terdiri
dari rifapentin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol. Setiap pengobatan memiliki efek
samping, dosis, dan segmen tersendiri. Oleh karena itu, ada baiknya berkonsultasi dan
memeriksanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai