PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia, dan salah satu penyakit menular
yang rendah juga, namun penyakit TB terdapat di seluruh dunia. Menurut WHO
2020, TB yang ada di berbagai negara terjadi pada segala kelompok usia.
Berdasarkan Global TB Report tahun 2022 jumlah kasus TBC terbanyak pada
Anak terutama balita juga memiliki resiko yang tinggi akan terinfeksi suatu
penyakit, terutama balita yang tinggal serumah dengan penderita TB. Sistem
kekebalan tubuh yang lemah, dapat menjadi salah satu penyebab penularan TB
pada anak (Kemenkes, 2022). Ketika balita terinfeksi suatu penyakit maka akan
fisik dan kecerdasan anak (Kemenkes, 2023). Selain itu, penyakit TB juga
1
kecacatan pada anak. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB
dunia. 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta perempuan, dan 1,1 juta anak-anak. Tercatat
sebanyak 1,5 juta orang di dunia, meninggal akibat TB. Pada tahun 2020
India dan Cina, yakni dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per
tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Di Indonesia proporsi kasus TB
dalam program TB hanya 9% dan pada tingkat kabupaten atau kota menunjukkan
variasi proporsi yang cukup lebar antara 1,2- 17,3% ditahun 2015 (Kemenkes RI,
yang terdiagnosis TB di Jawa Timur. Tahun 2021, di Jawa Timur jumlah kasus TB
dengan kasus TB yang ditemukan pada tahun 2020 yaitu sebesar 44.947 kasus.
Proporsi kasus TB pada anak usia 0-14 tahun di Jatim yaitu sebanyak 7% (2.792 )
2
dari 43.247 kasus TB yang ditemukan. Kabupaten atau kota dengan jumlah kasus
kasus TB anak sebanyak 801 (10,08%) kasus TB dari 7.950 seluruh kasus TB
salah satunya yaitu di wilayah kerja Puskesmas Perak Timur. Pada tahun 2022,
kecamatan Pabean Cantikan sebanyak 237 orang usia produktif dan 25 anak usia
0-14 tahun.
umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru. Droplet (lendir atau dahak)
keluar diudara ketika orang dengan tuberkulosis sedang batuk, bersin, bicara, dan
TB akan terbawa melalui udara. Kemudian dapat terhirup oleh orang lain di
sekitarnya. Bakteri yang terhirup akan masuk melewati daerah nasofaring atau
dampak juga pada tubuh lainnya, seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar
getah bening, dan lainnya. Untuk kasus TBC laten, bakteri yang menyebabkan
penyakit TB belum aktif secara klinis dan hanya berada di dalam tubuh. Jika
sudah aktif, maka akan terjadi gejala pada periode tertentu bisa dalam hitungan
minggu maupun tahun. Durasi tersebut tentu saja tergantung dari kondisi
3
Bayi dengan gangguan sistem imun (misalnya anak dengan HIV) berisiko
atau penyakit TB milier. Anak memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk
penularan TB. Faktor lingkungan yang harus diperhatikan adalah aliran udara atau
ventilasi, diperlukan ventilasi sesuai dengan luas ruangan untuk sirkulasi udara
kebersihan pada anak seperti cuci tangan setelah main diluar rumah, alat makan
balita juga harus diperhatikan kebersihannya ketika salah satu keluarga terinfeksi
TB maka perlu memisah alat makan tersebut untuk mencegah penularan TB.
Ketika infeksi TB terjadi pada anak, maka anak diharuskan menjalani terapi
penderita untuk putus berobat (kemkes.go.id). oleh karena itu sangat diperlukan
dukungan dari keluarga (orang tua) terutama ibu untuk menjalankan terapi dengan
baik dan benar. Balita masih memiliki ketergantungan penuh terhadap orang
tuanya. Sehingga diperlukan pengetahuan yang cukup pada orang tua terutama ibu
untuk melakukan pengendalian atau pencegahan TB tersebut. Dalam hal ini, orang
tua memiliki peran penting dalam status kesehatan balita. Upaya pencegahan dan
4
pengendalian TB sangat penting dilakukan untuk menurunkan angka kematian,
pada delapan area kunci reformasi sistem kesehatan yang saling terkait untuk
TOSS yaitu gerakan yang mengajak masyarakat untuk memahami dengan benar
Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), makan makanan yang bergizi serta menjaga diri
dan keluarga dari TB. Sehingga, diperlukan pengetahuan yang cukup terhadap
orang tua, untuk mendukung keberhasilan dari program pemerintah. Maka dari
5
itu, upaya lain yang dapat kita lakukan, yaitu pemberian pendidikan kesehatan
kepada orang tua terutama Ibu tentang TB, karena orang yang paling dekat bagi
anak adalah orang tuanya. Penelitian ini akan dilaksanakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan Ibu, serta meningkatkan pengetahuan Ibu terhadap sikap Ibu
balita?
1.3. Tujuan
ini yaitu :
6
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan ibu terhadap
balita.
1.4. Manfaat
Data dan hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dijadikan suatu
tolak ukur, serta upaya Puskesmas dalam meningkatkan upaya pencegahan dan
pengendalian TB.
7
1.4.4. Manfaat Bagi Masyarakat (Pembaca)
8
1.5. Keaslian Penelitian
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Yang Diteliti Jenis Penelitian Hasil Penelitian
1. Aryana Diani, Proporsi Infeksi Mengetahui proporsi Variabel Independen : Deskriptif Dilaporkan 85 subjek, terdiri dari 42 perempuan dan
Darmawan B. Tuberkulosis Dan dan gambaran faktor Infeksi tuberkulosis, 43 lelaki ikut serta dalam penelitian. Uji tuberkulin
Setyanto, Waldi Gambaran Faktor risiko infeksi TB pada faktor risiko. positif ditemukan pada 36 dari 85 anak (42,4%). Pada
Nurhamzah. Risiko Pada balita yang tinggal Variabel Dependen : gambaran karakteristik subjek, didapatkan sebagian
Balita Yang dalam satu rumah Balita, kontak TB besar subjek hanya memiliki 1 orang sumber
Tinggal Dalam dengan pasien TB paru serumah, uji tuberculin. penularan, intensitas kontak dengan sumber
Satu Rumah dewasa. penularan yang lebih dari 8 jam/hari dengan sputum
Dengan Pasien BTA positif 1 (48,2%). Persentase antara kepadatan
Tuberkulosis Paru populasi/hunian yang tidak memenuhi syarat dengan
Dewasa memenuhi syarat hampir berimbang (55,3% dan
44,7%). Mayoritas subjek memiliki status
sosioekonomi menengah rendah dan status gizi baik.
Didapatkan 67,1% subjek tinggal dalam rumah
dengan ventilasi buruk. Infeksi TB lebih banyak
ditemukan pada kelompok subjek dengan jumlah
sumber penularan lebih dari 1, sputum BTA positif 3,
kepadatan populasi yang tidak memenuhi syarat,
ventilasi buruk, intensitas kontak.
9
2. Eti Rimawati, Pengaruh Untuk meningkatkan Variabel Independen : Analitik Berdasarkan output SPSS didapatkan bahwa nilai
Sri Handayani, Pelatihan terhadap pengetahuan kader Kader, Anak signifikan 0.0006 dimana terdapat perbedaan antara
MG. Catur Peningkatan posyandu dalam Variabel Dependen : skor pretest dan posttest pada peserta pelatihan.
Yuantari Pengetahuan deteksi dini TBC, Deteksi Dini Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pelatihan
Kader Posyandu tuberkulosis pada anak signfikan meningkatkan pengetahuan.
tentang Deteksi
Dini TBC Anak di
Kelurahan
Tanjung Mas
Semarang
3. Nurleman, Nur Dukungan Untuk mengetahui Variabel Independen : Deskriptif Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa ada
Eni Lestari Keluarga hubungan dukungan Dukungan Keluarga hubungan dukungan keluarga dengan status gizi pada
Berkorelasi keluarga dengan status Variabel Dependen : balita yang mengalami tuberkulosis paru (p=0,009).
Dengan Status gizi pada balita yang Status Gizi,
Gizi Pada Balita mengalami Tuberkulosis Paru
Yang Mengalami tuberkulosis paru
Tuberkulosis Paru
10
4. Susi Widiawati, Hubungan Faktor Untuk mengetahui Variabel Independen : Analitik Terdapat korelasi dan hubungan antara faktor
Mefrie Puspita, Lingkungan, Faktor Lingkungan, Faktor Lingkungan, cross-sectional lingkungan, kebijakan pemerintah dan pengetahuan
Meinarisa Kebijakan Kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah, dengan pencegahan TB pada anak. Faktor lingkungan
Pemerintah Dan Dan Pengetahuan Pengetahuan Orang yang sehat akan memberi dampak positif dan begitu
Pengetahuan Orang Tua Dalam Tua juga dengan peran pemerintah dengan adanya
Orang Tua Pencegahan Penyakit Variabel Dependen : kebijakan untuk penyakit TB mendorong masyarakat
Dengan TBC Pada Anak Anak, Pencegahan untuk hidup sehat. Pengetahuan mempunyai peran
Pencegahan Penyakit TBC. meningkatkan hidup sehat terutama mencegah
Penyakit TBC penyakit TB pada anak.
Pada Anak
5. Noveriansyah Perbandingan Untuk mengetahui Variabel Independen : Deskriptif Hasil dari penelitian ini didapatkan pada lingkungan
Eka Putra Angka Kejadian perbandingan angka Angka Kejadian TBC, dengan status imunisasi BCG yang tinggi,
Nksrsb, Lisa TBC pada Anak kejadian tuberkulosis Anak usia 10-14 pertumbuhan bakteri tuberkulosis lebih banyak
Safira, Tri Usia 10-14 Tahun pada anak usia 10-14 Variabel Dependen : terletak di paru dan jarang berkomplikasi menjadi
Faranita dengan Riwayat tahun dengan riwayat Riwayat Imunisasi jenis tuberkulosis yang lebih berat.
Imunisasi Bacillus imunisasi BCG dan BCG, non-BCG
Calmette-Guérin non-BCG
dan Non-BCG
6. Offi Miranda M, Hubungan Untuk mengetahui Variabel Independen : Analitik Teknik pengambilan sampel menggunakan Non
Arfiza Ridwan Tingkatan hubungan tingkat Tingkat pengetahuan, korelational Probability Sampling dengan metode Purposive
Pengetahuan pengetahuan dengan kuantitatif non- Sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
Dengan Upaya upaya pencegahan Variabel eksperimen dan Square dengan hasil penelitian menunjukan bahwa
Pencegahan penularan TB paru. Dependen :Tuberkulosi desain penelitian ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
Penularan Tb s, Upaya pencegahan yang digunakan upaya pencegahan TB Paru (p-value= 0,000), tingkat
11
Paru adalah cross pengetahuan yang kurang terhadap penyakit TB Paru
sectional study sebesar 62,1% dan upaya pencegahan penularan
penyakit TB Paru yang rendah sebesar 52,9%. Untuk
instansi terkait terutama Puskesmas diharapkan
memberikan penyuluhan mengenai pengetahuan dan
upaya pencegahan TB Paru agar terhindar dari resiko
terjadinya penyakit TB Paru.
12