A. ANGKA KEMATIAN
Kematian merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyakit penyebab kematian.
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kesakitan yang berujung pada kematian antara lain
adalah masalah yang berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup,
upaya pelayanan kesehatan, dll.
a. Angka Kematian Bayi
Kamatian bayi merupakan kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi.
Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan
eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah melahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang
tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi
setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka kematian Bayi menggambarkan kadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka
kematian dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan
berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-
program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan
anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-Neonatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian
Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program
pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi
dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Pada Tahun 2022 tidak
terjadi kematian bayi, pencapaian ini di pengaruhi karena semakin meningkatnya
pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan serta peran serta yang aktif dari petugas
kesehatan dalam peningkatan pelayanan ibu hamil dan bersalin.
12
b. Angka Kematian Balita
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang
berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis
dengan notasi 0-4 tahun.
Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun
tertentu per 1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian
bayi)
Pada tahun 2022 di wilayah kerja puskemas Talang Bakung tidak terjadi kematian
balita.
B. ANGKA KESAKITAN
Pengamatan penyakit bertujuan untuk mendapatkan informasi epidemiologi yang tepat,
cepat dan benar yang digunakan untuk menetapkan perencanaan program dan pelaksanaan
yang efektif dan efesien. Selain itu juga untuk mengetahui angka kecendrungan penyakit
menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, termanfaatkannya informasi
epidemiologi dalam penetapan perencanaan dan pelaksanaan pengendalian program serta
terdeteksinya penyakit potensial KLB dan dilakukannya penanggulangan/respon dini
sehingga dapat ditekan morbiditas, mortalitas dan penyebaran KLB.
1) Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia < 15 Tahun
Salah satu penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi diamati adalah AFP.Sasaran
yang ingin di capai dari factor risiko ini adalah terdeteksinya lumpuh layu (AFP rate) anak
umur <15 tahun > 1 per 100.000 anak.Dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
13
Sistem terpadu Penyakit (STP) dan AFP Puskesmas. Dari data Puskesmas Talang Bakung
pada tahun 2022 tidak terjadi kasus AFP maupun pasien yang suspect (tersangka) menderita
AFP (lumpuh layu).
14
demikian perlu kerjasama antara berbagai elemen baik masyarakat, pemerintah maupun
swasta untuk melakukan upaya agar jumlah kasus DBD di wilayah Puskesmas Talang
Bakung dapat semakin di tekan.
Berbagai factor yang memungkinkan ikut mempermudah terjadinya penularan dan
penyebaran DBD adalah :
a. Tingkat kepadatan penduduk serta meluasnya mobilitas penduduk.
b. Belum optimalnya dalam upaya pengelolaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
c. Angka bebas jentik (ABJ) rata-rata, yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan
partisipasi dalam PSN-DBD yang masih belum optimal.
15
8) Penderita Malaria Diobati.
Terdapat 24 suspect penderita Malaria di Puskesmas Talang Bakung pada tahun
2022, namun dari hasil pemeriksaan di temukan 1 dengan Malaria yang Positif.
Untuk mengantisipasi masalah sebagai langkah dan tindak lanjut yang dapat
dilaksanakan adalah :
a. Meningkatkan penyuluhan di dalam dan luar gedung Puskesmas secara kontinyu
b. Meningkatkan mutu tenaga laboratorium Puskesmas dalam pemeriksaan mikroskopis
malaria.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan dapat melindungi diri
dari penularan malaria.
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral dalam penanggulangan malaria.
16
pengenalan/pengendalian faktor resiko, konseling dan tes HIV, perawatan, dukungan, dan
pengobatan (PDP), pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPIA), penggunaan dampak
buruk NAPZA, layanan Infeksi menular seksual, pencegahan penularan melalui darah
dan pokok darah lainnya, kegiatan monitoring evaluasi dan surveilansepidemiologi di
puskesmas rujukan dan non rujukan termasuk fasilitas kesehatan lainnya, dan rumah sakit
rujukan di kabupaten/kota, dengan keterlibatan aktif dari sektor masyarakat.
Dari data yang di dapat Pada Tahun 2022 di Puskesmas Talang Bakung di
temukan 6 orang penderita HIV Baru dengan jumlah keseluruhan penderita HIV yang di
obati mencapai 4 . Proporsi usia penderita HIV di Puskesmas Talang Bakung terjadi pada
kisaran usia 15– 50 Tahun .
11) Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I)
Program imunisasi sudah terintegrasi, merupakan bagian dari pelayanan dasar di
Puskesmas dan sudah menjadi kegiatan rutin yang terjadwal dengan prosedur dan standar
operasional pelayanan (SOP) yang baku.
Tujuan imunisasi ini untuk mencegah terjadinya penyakit menular dan
menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). saran yang hendak di capai adalah menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
pada lapisan masyarakat dengan prioritas pada bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur
termasuk ibu hamil, serta kelompok risiko tinggi lainnya sehingga tidak lagi menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut adalah :
a) Tetanus Neonatorium (TN)
Penanganan tetanus neonatorium tidak mudah, yang terpenting adalah usaha
pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi
TT pada ibu hamil.Di puskesmas Talang Bakung tidak didapat kasus Penderita
Tetanus Neonatorium.
b) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar
biasa. Untuk jumlah kasus campak di Puskesmas Talang Bakung tahun 2022
ditemukan 5 pasien suspek campak.
c) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah,
rendahnya kasus difteri sangat berpengaruh adanya program iminusasi. Dipuskesmas
Talang Bakung tahun 2022 tidak terdapat penderita difteri ataupun suspect penderita
Difteri.
17
d) Pertusis
Di Puskesmas Talang Bakung pada tahun 2022 tidak ada didapat penderita
Pertusis maupun suspect penderita Pertusis.
e) Hepatitis B.
Pada tahun 2022 di Puskesmas Talang Bakung ditemukan 3 pasien kasus
penderita Hepatitis B dan telah tertangani dengan baik.
f) Polio
Tahun 2022 di Puskesmas Talang Bakung tidak di temukan penderita Polio maupun
suspect penderita Polio.
Hal ini karena program vaksinasi polio di Puskesmas Talang Bakung sudah
dilaksanakan oleh petugas sesuai dengan prosedur pelaksanaan, sehingga dapat mencegah
timbulnya kasus polio.
C. STATUS GIZI
Status Gizi merupakan salah satu indikator kesehatan yang berpengaruh terhadap
tingkat derajat kesehatan. Masalah gizi yang umum ditemui adalah kurang Energi Protein
(KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAGY), Anemia Gizi dan Kurang Vitamin A
yang pada umumnya menyerang kelompok rawan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi,
balita, anak sekolah, wanita usia subur (WUS) dan golongan ekonomi rendah.
Di Puskesmas Talang Bakung pada Tahun 2022 pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) untuk mencegah kekurangan darah (Anemia) pada ibu hamil mencapai 480 dan
telah mencapai target dari 480 (100%) ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Talang Bakung.
18
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus, petugas
kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.
Dapat diketahui bahwa persentase kunjungan bayi berumur lebih 28 hari di
puskesmas Talang Bakung adalah 459 (100 %).
19