Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan terjadi kematian ibu

disebabkan oleh kehamilan dan persalinan setiap harinya sekitar 830 kematian

dan 99% terjadi pada negara berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) didunia

berkisar diangka 303 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian

Bayi(AKB) didunia sebesar 41 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019).

Berdasarkan target (Millenium Development Goals),salah satu target SGDs

tahun 2020 yaitu AKI 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000

kelahiran hidup menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia pada tahun

2020 MGDs kemudian dilanjutkan dengan SDGs (Sustainable Development

Goals), salah satu target SDGs yaitu menurunkan AKI menjadi kurang dari

102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 2030 (WHO, 2021).

Tolak ukur dalam menilai status kesehatan suatu negara, dapat dilihat dari

AKI dan AKB berjumlah sedikit maka bisa dikatakan status kesehatan negara

tersebut baik dan begitupun sebaliknya apabila suatu negara AKI dan AKB

berjumlah tinggi maka hal tersebut merupakan hal yang perlu diperhatikan

oleh pemerintah hasil dari berbagai survey yang telah dilakukan, tinggi atau

rendahnya AKI dan AKB disuatu negara dapat dilihat dari kemampuan dalam

memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan menyeluruh (Dinas

Kesehatan, 2020).

1
2

Kematian ibu dan anak ternyata mempengaruhi target rerata untuk AKB

berada diangka 24 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target MGDs adalah

23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil (Survey Demografi dan

Kesehatan Indonesia) SDKI tahun 2021 AKB menunjukkan penurunan 12 per

1000 kelahiran hidup, dibandingkan tahun 2017 lalu sebesar 24 per 1000

kelahiran hidup. AKB di Indonesia dilihat dari data SDKI pada tahun 2021

menunjukkan adanya penurunan dari data SDKI pada tahun 2017 turun

sekitar -3,93% per tahun. Ditengah pandemi Covid-19, angka kematian ibu

dan bayi melonjak. Angka kematian ibu meningkat sebanyak 300 kasus dari

2019 menjadi sekitar 4,400 kematian pada 2020 sedangkan kematian bayi

pada 2019 sekitar 26,000 kasus meningkat hampir 40% menjadi 44,000 kasus

pada 2020 (Sekertariat Jendral DPR RI, 2021).

Kesejahteraan ibu dan anak ternyata mempengaruhi suatu wilayah

termasuk di Jawa Tengah, terhitung sejak 2019 dikarenakan mulai

merebaknya virus Covid-19 yang menyebabkan peningkatan kasus AKI dan

AKB di Jawa Tengah. Pada tahun 2019 terdapat 416 kasus dan ditahun 2020

terjadi sekitar 530 kasus AKI. Kenaikan yang siknifikan dengan jumlah

kenaikan sebesar 114 kasus AKI di tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh

perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%. Dan penyebab tidak langsung

anemia 51%, abortus 10,3%, terlalu tua usia ibu hamil >25 tahun sebanyak

11%, anak lebih dari 3 sebanyak 19,3%, jarak kehamilan terlalu dekat 15%.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan tingginya AKI di Jawa Tengah,

sehingga perlu adanya perhatian serta upaya dari pemerintah untuk


3

mencanangkan dan merealisasikan program yang berdampak signifikan guna

mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) (Dinkes, 2020).

Banyaknya kematian ibu di tahun 2020 menyentuh angka 530 kasus

kematian, menggambarkan bahwa pelayanan yang ada di masyarakat yang

masih buruk bagi ibu hamil di tengah pandemi Covid-19 ini dan perlu

dilalukan perbaikan yang tepat sasaran. Sedangkan AKB tahun 2016

sebanyak 9,99 per 1000 kelahiran hidup menurun menjadi 7,79 per 1000

kelahiran hidup pada tahun 2020. Pada tahun 2020 kasus AKB sebanyak

4,834 kasus (Dinkes, 2020).

Di Kabupaten Blora masih menjadi polemik bawasannya meskipun tingkat

AKI mengalami penurunan cukup siknifikan sekitar 11 kasus tetapi jika

ditinjau dari total kasus AKI di Jawa Tengah Kabupaten Blora masih berada

diperingkat 17 dari 35 Kabupaten / Kota se Jawa Tengah. Sedangkan AKB di

Blora per tahun 2018 mencapai 148 kasus, tahun 2019 berkisar 129 kasus dan

di tahun 2020 berkisar 49 kasus, secara perhitungan Blora mengalami

penurunan disetiap tahunnya (Dinkes, 2020).

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB yaitu dengan

memberikan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan (Continuity

of Care) mulai dari hamil, bersalin, neonatus, dan nifas. Continuity of Care

adalah suatu proses dimana tenaga kesehatan yang kooperatif terlibat dalam

pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas

tinggi, biaya perawatan medis yang efektif. Continuity of Care pada awalnya

merupakan ciri dan tujuan utama pengobatan keluarga yang lebih menitik
4

beratkan kepada kualitas pelayanan pasien (Keluarga) dengan dapat

membantu bidan (Pratami.C.UI, 2019).

Penekanan AKI dan AKB sedikit berimbas sejak adanya infeksi Covid-19

yang merebak sejak tahun 2019 WHO melaporkan virus ini pertama kali

ditemukan di Wuhan, China. Diseluruh belahan dunia kini melaporkan angka

kematian penduduk yang positif terinfeksi Covid-19 termasuk di Indonesia.

Situasi berkembang menjadi darurat kesehatan masyarakat secara global

(Aritonang.J, 2020). Pandemi Covid-19 ditetapkan sebagai bencana non alam,

yang harus ditangani segera karena penularannya sangat cepat dan

membahayakan manusia terutama kelompok khusus ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir (Wahyuni.I, 2020). Pertanggal 13 Februari 2022,

pemerintah Indonesia mengumumkan 5,106 kasus naik 0,51 % dibandingkan

hari sebelumnya. (Kementrian Kesehatan I. , 2022).

Penerapan pembatasan sosial pada negara berpenghasilan rendah dan

menengah menunjukan dampak yang jelas pada hal pelayanan kesehatan ibu

dan anak. Sebelum munculnya Covid-19, layanan kesehatan ibu yang

berkualitas, berkelanjutan dan tepat waktu masih belum tersedia dan masih

terdapat kesulitan untuk mengakses dan menjangkau pelayanan kesehatan

bagi jutaan wanita. Saat ini, penerapan pembatasan sosial seperti adanya jam

malam dan pembatasan penggunaan transportasi umum menghambat

masyarakat khususnya ibu dan anak dalam mengakses layanan kesehatan.

Tantangan ketersediaan alat serta pelaksanaan pencegahan infeksi pada situasi


5

pandemi Covid-19 semakin berat sehingga dapat berdampak negatif pada

penanganan kesehatan masyarakat khususnya KIA (Ashokka, 2020).

Terdapatnya kekhawatiran terancamnya asuhan pada ibu dan anak

yang selama ini dilakukan dengan prinsip asuhan sayang ibu. Misalnya,

dalam berbagai pedoman atau protokol, wanita tidak lagi diizinkan

didampingi selama pemeriksaan kehamilan atau persalinan sebagai upaya

untuk mengurangi paparan Covid-19. Permasalahan mengenai Covid-19

mempengerahui terhadap pelayanan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan

(Continuity of Care) dari kasus tersebut mempengaruhi Bidan dalam

memberikan pelayanan dengan syarat pelayanan yang mengacu pada

pedoman dan prinsip – prinsip manajemen Covid-19 yang sudah ditetapkan

oleh pemerintah baik fasilitas, penggunaan APD, maupun prosedur (SOP)

pencegahan Covid-19 (Ashokka, 2020).

Pemberian edukasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan ibu nifas

mengenai cara cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, gunakan hand

sanitizer, jika belum cuci tangan atau tanpa hand sanitizer hindari menyentuh

mata,hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, sebisamungkin

hindari kontak dengan orang yang sakit, gunakan masker lapis 3 didalam

maupun luar rumah, bersihkan ruangan dengan disinfektan (Nuryani.S, 2020).

Metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan di situasi Covid-19

mengharuskan dilakukan secara terbatas atau bisa berkonsultasi secara daring

atau melalui Whatsapp, bisa juga menggunakan media google form dengan

mengisi kuisioner yang telah ditetapkan, baik itu digunakan untuk ibu hamil,
6

bayi, balita, maupun ibu nifas. Di berlakukannya hal tersebut untuk

menguranggi dampak terpaparnya Covid-19 bagi tenaga kesehatan,ibu dan

keluarga (Nuryani.S, 2020).

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity of Care) pada pasien dimulai dari

masa hamil sampai penggunaan alat kontrasepsi sebagai proposal laporan

tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan,

Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana”. Dalam memberikan

asuhan tersebut dilakukan pendokumentasian dengan menggunakan

pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan 5 langkah Varney dan catatan

perkembangan dengan menggunakan Metode SOAP sebagai Proposal

Laporan Tugas Akhir (Widatiningsih, 2017).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada ibu

hamil, ibu bersalin, neonatus, masa nifas, dan KB dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan khusus

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan dari pengkajian

sampai evaluasi dengan menggunakan manajemen kebidanan meliputi :

a. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trisemester III secara

komprehensif pada NY. N di Wilayah Puskesmas Blora.


7

b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara

komprehensif pada Ny. N di Wilayah Puskesmas Blora.

c. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secra

komprehensif pada By.Ny. N di Wilayah Puskesmas Blora.

d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan KB (keluarga

berencana) secara komprehensif pada Ny. N di Wilayah Puskesmas

Blora.

C. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan yang bersifat Continuity of Care adalah ibu

hamil pada trimester III, ibu bersalin, neonatus, nifas, dan KB.

2. Tempat

Asuhan kebidanan secara Continuity of Care ini akan dilaksanakan di

Wilyah Puseksmas Blora.

3. Waktu Asuhan Kebidanan

Waktu dimulainya pengambilan kasus dari mulai hamil trimester III,

bersalin, nifas, KB, dan BBL.


8

D. Manfaat

Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan guna dan bagi :

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penatalaksanaan

asuhan kebidanan asuhan kebidanan secara komprehensif yakni dimulai

dari masa hamil hingga penggunaan kontrasepsi.

2. Bagi Klien

Dengan dilakukannya suhan kebidanan secara komprehensif,

diharapkan Ibu mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan bermutu

mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan KB serta BBL.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan terutama bidan

sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal

berupa pemantauan, memberikan asuhan kebidanan, khususnya kasus

asuhan komprehensif pada Ny. N

4. Bagi Institusi

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan di perpustakaan,

untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kasus asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny. N.

5. Bagi IPTEK

Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

terutama dalam bidang asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas dan KB

dan BBL.
9

E. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan yaitu meliputi observasi

(pengamatan), anamnesa (wawancara), dan dokumentasi. observasi dilakukan

dengan pengkajian berupa pengamatan yang dilakukan pada saat pemeriksaan

fisik yang dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi untuk menentukan

status present dan status obstetric, selain itu untuk memperluas perolehan data,

dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan penunjang dengan cara

melakukan pemeriksaan labolaturium. Kemudian anamnesa dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada klien ataupun kepada

keluarga klien untuk memperoleh data atau informasi. Pengambilan data

selanjutnya melalui pendokumentasian atau telaah dokumen seperti rekam

medik pasien, buku KIA pasien, kohort pasien yang bisa diperoleh dari pasien

langsung ataupun dari bidan yang bertanggung jawab atas pasien tersebut dapat

menjadi sumber data pada studi kasus ini.

F. Sistematika Penulisan
Bab I (Pendahuluan) menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, manfaat, metode pengambilan data serta sistematika
penulisan.
Bab II (Tinjauan Pustaka) menjelaskan tentang tinjauan teori asuhan
kebidanan dengan melakukan pendekatan manajemen kebidanan
dari asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan bayi baru lahir,
dan asuhan nifas dan KB.

Bab III (Metode Penelitian) menjelaskan tenang rancangan penelitian,


subyek penelitian, metode pengumpulan data dan analisa data, dan
masalah etika.
10

Bab IV (Tinjauan Kasus dan Pembahasan) terdiri dari studi kasus dan
pembahasan
Bab V (Penutup) terdiri dari kesimpulan dan saran
Bagian Akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran

Anda mungkin juga menyukai