Anda di halaman 1dari 48

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL

TERHADAP KEPATUHAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL


CARE PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK CITRA
MEDIKA GENUKSURAN KABUPATEN GROBOGAN

MANUSKRIP

Oleh :
YENIKA NUR WIJAYANTI
NIM : 2004541

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2022
A. Pendahuluan
COVID-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan yang
sudah mewabah di Wuhan, China yang menyebar keseluruh dunia dan sudah
menjadi pandemi global(Lim, L. M., Li, S., Biswas, A., & Choolani, 2020) Ibu
hamil merupakan salah satu orang yang berisiko infeksi virus COVID-19
adalah ibu hamil hal ini dikarenakan adanya perubahan fisiologis, lebih
tepatnya pada sistem kardiovaskular, respirasi dan imunitas sehingga dapat
membuat ibu hamil menjadi lebih rentan berisiko tertularnya baik virus
COVID-19 ataupun virus menular lainnya.(Indian Council of Medical
Research, 2020)
Infeksi virus COVID-19 pada ibu hamil lebih berisiko dibandingkan
dengan orang dengan penyakit mordibitas dan mortalitas, respon tubuh ibu
hamil yang terinfeksi COVID-19 banyak yang mengalami komplikasi seperti
keguguran, pneumonia, ketuban pecah dini, gangguan pertumbuhan pada janin.
(Herbawani, 2020) Awal pandemi COVID-19 diberlakukannya PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menyebabkan beberapa pelayanan
kesehatan tidak beroperasi seperti keadaan normal sebelum pandemi, sekitar
75% layanan posyandu tidak beroperasi, 41% layanan kunjungan rumah tidak
dilakukan, dan sekitar 46% layanan antenatal care terhentinya hal ini terjadi
dikarenakan tingginya kekhawatiran masyarakat yang takut tertular COVID-19
sehingga masyarakat memilih dan berkegiatan di rumah saja.(Kemenkes, 2020)
Pembatasan sosial masih diberlakukan hingga saat ini menurut studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan wawancara langsung kepada
kepala bidan di Klinik Citra Medika Genuksuran, kepala bidan menyatakan
terdapat 140 ibu hamil yang memiliki keterbatasan dalam melakukan
kunjungan antenatal care selama pandemi COVID-19 tingkat kunjungan
antenatal care mengalami penurunan sebanyak 60% hal ini dikarenakan
dibatasinya jadwal kunjungan selain itu fasilitas dan beberapa layanan kegiatan
tidak dapat terlaksana. Beberapa layanan seperti penyuluhan dan kunjungan
rumah tidak dapat terlaksana dengan baik sehingga menyebabkan kurangnya
pengetahuan ibu dan sikap ibu terhadap pandemi COVID-19 serta perilaku

1
2

pada ibu hamil juga menjadi faktor yang menyebabkan ibu tidak melakukan
kunjungan antenatal care hal ini di karenakan ibu takut tertular COVID-19.
Data POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia)
menyatakan sekitar 13,7% wanita hamil lebih rentan terinfeksi COVID-19
dibandingkan dengan wanita tidak hamil hal ini dikarenakan menurunnya
sistem imun tubuh pada ibu hamil.(Rohmah, M. K., & Nurdianto, 2020) Di
Indonesia, POGI menyatakan ada 18 ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 saat
pada trimester tiga setelah persalinan setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan
menyatakan hasil negatif COVID-19 pada bayi yang baru dilahirkan ibu,
hingga sekarang masih belum ada penelitian lanjutan terkait penularan virus
COVID-19 antara ibu hamil dan bayi lewat plasenta.(POGI, 2020) Namun ada
penelitian lain yang menyatakan ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 saat
melahirkan terdapat bayi kasus gawat janin, berat badan lahir rendah dan ada
bayi yang positif setelah di tes PCR.(Kementrian Kesehatan RI, 2021)
Menurut data Kemenkes RI 2020, Pada tahun 2020, terdapat 69,9%
puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil. Angka ini lebih rendah
dibandingkan tahun 2019 sebesar 93,14%. Provinsi Gorontalo, Kalimantan
Utara dan Kep. Bangka Belitung, dan Sumatera Selatan memiliki capaian
100%. Sedangkan Provinsi Papua memiliki capaian terendah sebesar 5,6%,
diikuti oleh Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu program yang
dijalankan untuk mencapai target penurunan AKI. Program ini menitikberatkan
pemberdayaan masyarakat dalam monitoring terhadap ibu hamil, bersalin, dan
nifas. Indikator Puskesmas melaksanakan orientasi P4K menghitung persentase
puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K. Adapun yang dimaksud orientasi
tersebut adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh puskesmas dengan
mengundang kader dan/atau bidan desa dari seluruh desa yang ada di
wilayahnya dalam rangka memberikan pembekalan untuk meningkatkan peran
aktif suami, keluarga, ibu hamil serta masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas.(Kementrian Kesehatan RI, 2021)
3

Sejak tahun tahun 2007 sampai dengan 2020 cakupan pelayanan


kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat. Namun demikian penurunan
terjadi pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 88,54% menjadi
84,6%. Penurunan ini diasumsikan terjadi karena implementasi program di
daerah yang terdampak pandemi COVID-19.(Kementrian Kesehatan RI, 2021)
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, cakupan K1
tahun 2019 mencapai 100,2% dan cakupan K4 mencapai 95,7%. Angka
cakupan K1 di kabupaten Grobogan tahun 2019 mencapai 95,8% dan cakupan
K4 mencapai 90,2%.(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., 2020)Data
pelayanan ANC dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengalami penurunan
jumlah kunjungan dari bulan Januari 2020 ke bulan April 2020. Kunjungan K1
pada bulan Januari sebanyak 76.878 menurun pada bulan April dengan jumlah
kunjungan 59.326.sedangkan pada kunjungan K4 pada bulan Januari sebanyak
57.166 menurun pada bulan April dengan jumlah kunjungan 50.767.
Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4
sehingga menggambarkan bahwa keteraturan kunjugan ANC masih belum
sesuai dengan standar. Kunjungan ANC yang sesuai standar dan dilakukan
secara teratur oleh ibu hamil didukung oleh perilaku kesehatan ibu.(Nurjasmi,
2020)
Antenatal care atau sering disingkat sebagai ANC merupakan salah satu
komponen yang di wajibkan pada masa kehamilan, di mana antenatal adalah
suatu pemeriksaan kehamilan yang berfokus pada observasi kehamilan,
edukasi kehamilan, sampai mencakup mempersiapkan ibu dalam menghadapi
persalinannya yang di lakukan oleh petugas kesehatan .(Tutik Ekasari, 2019)
Pelayanan antenatal dilakukannya di fasilitas kesehatan yang terdiri dari
pemeriksaan penimbangan berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur
LILA atau lingkar lengan atas dengan menggunakan meteran, melakukan
pengukuran tekanan darah dan USG atau ultra sonografi dengan tujuannya
melihatnya perkembangan janin dan ibu selama kehamilan.(Direktorat
Kesehatan Keluarga, 2020)
4

Pemeriksaan antenatal ibu di fokuskan untuk mempersiapkan persalinan


dan memperketat pengawasan pada ibu hamil selain itu antenatal juga
membantu ibu untuk memperoleh informasi seputar kehamilan.(Sari, 2015)
Menurut WHO standarisasi kunjungan ANC disarankannya untuk
melakukannya kunjungan antenatal sebanyak 4 kali selama kehamilan yang
terdiri dari 1 kali pemeriksaan kehamilan di trimester awal, 1 kali pemeriksaan
kehamilan di trimester dua, dan 2 kali pemeriksaan kehamilan di trimester tiga
yang bisa di lakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan terdekat seperti
puskesmas, klinik dan rumah sakit terdekat yang didampingi oleh bidan
ataupun perawat.(Sofia, 2016) Selama pandemi Covid-19 standar pelayanan
antenatal mengalami perubahan yaitu melakukan pemeriksaan pertama pada
kehamilan dan pemeriksaan terakhir pada trimester akhir sebagai persiapan
persalinan selain itu terdapat penundaan kelas ibu hamil dan lebih banyak
melakukan konsultasi online selama kehamilan.(Muliati, 2020) Adapun
dampak apabila ibu tidak melakukannya kunjungan antenatal secara rutin dan
berkala dampaknya adalah ibu tidak dapat mengetahui perkembangan
kehamilan dan perkembangan janin, hal ini yang menyebabkannya terjadinya
risiko untuk komplikasi bahkan kematian maternal.(Mandriwati, 2012)
Salah satu permasalahan dalam ibu hamil adalah kurangnya pengetahuan
ibu seputar kehamilan dan pelayanan kesehatan baru semasa pandemi COVID-
19 serta tingginya kasus penderita COVID-19 yang berdampak kepada
pelayanan dan kunjungan antenatal pada ibu hamil.(Muliati, 2020) Selain
tingkat pengetahuan adapun sikap ibu hamil selama melakukan kunjungan
selama pandemi sikap positif tentang pentingnya kunjungan ANC selama
pandemi di dukung dengan fasilitas kesehatan dan pengetahuan ibu seputar
kehamilan, sebaliknya sikap negatif terbentuk apabila pengetahuan ibu kurang
tentang kehamilan.(Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, 2020)
Kunjungan Ante Natal Care (ANC) oleh ibu hamil dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Pembagian faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan berdasarkan teori Lawrence Green
(1984) terdiri dari faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
5

Faktor predisposisi terdiri dari usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas,


pengetahuan dan sikap ibu hamil. Faktor pemungkin terdiri dari faktor jarak
tempat tinggal, penghasilan keluarga, serta sarana media informasi yang ada.
Faktor penguat terdiri dari dukungan suami, dukungan keluarga dan sikap serta
dukungan dari petugas kesehatan. Sebagai indikator seseorang dalam
melakukan tindakan, pengetahuan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan Ante Natal Care (ANC).
Begitu juga dengan sikap akan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan kunjungan Ante Natal Care (ANC), oleh karena itu kedua faktor ini
memiliki peran yang penting dalam kepatuhan kunjungan Ante Natal Care
(ANC) ibu hamil.(Notoatmodjo, 2012)
Berdasarkan data kunjungan antenatal care pada bulan November 2021
sebanyak dan pada bulan Desember sebannyak. Survey awal di Klinik Citra
Medika Genuksuran yang dilakukan wawancara dengan 10 orang ibu hamil, 4
ibu hamil tidak mau memeriksakan kehamilannya karena factor ekonomi, 6 ibu
hamil mengatakan ragu-ragu untuk memeriksakan kehamilannya karena takut
tertular virus corona apalagi bulan Mei-Juli 2021 Kabupaten Grobogan
menduduki peringkat kedua se-Jawa Tengah setelah Kota Semarang. Dari
uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal Care
pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika.
B. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Robson S dan Waugh
Jason, 2013) Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi.(Suryati, 2011)
6

b. Tanda-tanda Kehamilan Sesuai Umur Kehamilan(Robson S dan Waugh


Jason, 2013)
1) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
a) Amenorea Haid
b) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
c) Mengidam
d) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
e) Mastodynia (mamae membesar dan sakit)
f) Gangguan saluran kencing
g) Konstipasi
h) Perubahan Berat Badan
i) Quickening
2) Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)
a) Peningkatan suhu basal tubuh
b) Perubahan warna kulit
c) Perubahan Payudara
d) Pembesaran Perut
e) Epulis
f) Balotement
g) Kontraksi Uterus
h) Tanda Chadwick dan Goodell
3) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)
a) Teraba bagian−bagian janin
b) Gerakan Janin
c) Terdengar Denyut Jantung Janin
d) Pemeriksaan Rontgent
e) Ultrasonografi
f) Electrocardiography
c. Kasifikasi Usia Kehamilan(Arantika M, 2019)
Kehamilan dibagi menjadi :
1) Kehamilan Trimester I (1-12 minggu)
7

2) Kehamilan Trimester II (13−27 minggu)


3) Kehamilan Trimester III (28−40 minggu)
d. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kehamilan trimester III
1) Perubahan Fisiologis (Sofia, 2016)
a) Perubahan pada sistem reproduksi dan mamae
(1)Uterus
(2)Serviks Uteri dan Vagina
(3)Fungsi Hormon dan ovarium
(4)Perubahan pada mamae
b) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
c) Sistem Respirasi
d) Sistem Pencernaan
e) Sistem Perkemihan
f) Sistem Integumen
g) Metabolisme
h) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
i) Sistem Endokrin
j) Sistem Muskuloskeletal
k) Sistem Neurologik
2) Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil18
a) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)
b) Trimester II (Periode sehat)
c) Trimester III (Periode menunggu dan waspada)
2. Antenatal Care
a. Pengertian
Antenatal care adalah suatu prosedur pemeriksaan dan pelayanan
kesehatan pada ibu selama kehamilan yang dilakukan untuk melihat
perkembangan janin dan memantau kesehatan ibu dan janin kesehatan
ibu dan janin baik dari segi fisiologis maupun psikologis.(Mandriwati,
2012) Antenatal sendiri merupakan rangkaian dari program terencana
yang terdiri dari observasi kehamilan, edukasi seputar kehamilan dan
8

membantu ibu mempersiapkan persalinannya di masa yang akan datang.


(Hutahaean, 2013) Pemeriksaan antental adalah upaya yang di lakukan
untuk mencegah terjadinya risiko kehamilan yang merugikan seperti
kematian maternal, kelainan dan keguguran.(Mandriwati, 2012)
b. Tujuan
Antenatal care bertujuan untuk sebagai berikut : memastikan
kehamilan sehat baik ibu maupun janin, meningkatkan kesehatan ibu
baik dalam fisik maupun psikologis, membantu ibu dalam mengenali
perkembangan bayi selama kehamilan untuk mencegah terjadinya risiko,
membantu mempersiapkan persalinan dengan baik, membantu
mempersiapkan ibu dalam pemberian ASI ekslusif setelah persalinan.,
membantu mempersiapkan ibu hamil menjadi ibu agar bisa merawat bayi
yang sudah di lahirkan dengan baik.(Mandriwati, 2012)
c. Standar Pelayanan ANC pada Masa Pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19 standar pelayanan antenatal care
mengalami perubahan sebagai berikut :(POGI, 2020)
1) Memodifikasi layanan antenatal dengan cara menerapkan sosial
distancing, memakai masker serta melakukan pengurangan jumlah
pengunjung guna mengurangi risiko penularan COVID-19.
2) Menurut WHO 2020 ibu hamil berisiko minimal mendapatkan asuhan
antenatal 8x. Perubahan layanan diperlukan untuk mengurangi
frekuensi ibu hamil keluar dari rumah untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Hal ini bisa dilakukan melalui konsultasi dan pemeriksaan
penunjang lain seperti USG dan laboratorium dilakukan pada waktu
dan tempat yang sama, atau melalui konsultasi virtual.
3) Pemeriksaan antenatal tanpa melihat status zonasi minimal 6x tatap
muka tanpa selama kehamilan dianjurkan minimal 6x tatap muka dan
pada pemeriksaan selanjutnya menggunakan online atau telemedicine.
4) Pada pemeriksaan kehamilan pertama di trimester 1 melakukan
skrining faktor risiko yang di lakukan oleh dokter yang bertugas untuk
melihat status kesehatan ibu apabila terdeteksi tanda gejala covid
9

maka ibu akan di rujuk ke RS rujukan untuk melakukan pemeriksaan


rapid atau swab untuk melihat ibu hamil terinfeksi COVID-19 atau
tidak. Pada kunjungan kedua pada trimester 3 sebelum tafsiran
persalinan untuk mempersiapkan ibu dalam persalinannya, melakukan
penundaan di trimester 2 kecuali ada komplikasi atau bahaya yang
mengancam nyawa ibu.
5) Ibu di wajibkan mempelajari buku KIA secara mandiri dengan
bimbingan dokter atau bidan yang bertugas melalui via online atau
telemedicine.
6) Melakukan penelusuran terkait riwayat perjalanan ibu terkait riwayat
kontak, perjalanan, dan gejala klinis terkait COVID-18. Apabila
terdeteksi memiliki riwayat kontak maka ibu harus melakukan
penundaan pemeriksaan ANC dan melakukan isolasi selama 14 hari.
7) Ibu hamil disarankan untuk menghitung gerakan janin secara mandiri
pada kehamilan trimester ketiga > 28 minggu dengan metode
Cardiff/WHO (Minimal 10 gerakan dalam 2 jam, jika 2 jam pertama
gerakan janin belum mencapai 10 gerakan dapat diulang pemantauan
2 jam berikutnya sampai maksimal dilakukan hal tersebut selama 6x
(dalam 12 jam)). Bila belum mencapai 10 gerakan selama 12 jam, ibu
harus segera datang ke fasyankes untuk memastikan kesejahteraan
janin.
8) Melakukan penundaan pada kelas hamil seperti kunjungan rumah,
posyandu dan senam hamil untuk mencegah terjadinya penularan
virus COVID-19.
9) Kebijakan screening ibu hamil tergantung kebijakan daerah masing-
masing.
d. Pencegahan COVID-19 Selama Kehamilan
Selama kehamilan dimasa pandemi COVID-19 ibu hamil
diharapkan mampu mempersiapkan pengetahuan serta pendampingan
dan kesiapsiagaan terhadap kondisi darurat yang tidak terduga. Langkah-
langkah pencegahan COVID-19 pada ibu hamil yaitu menggali informasi
10

tentang virus COVID-19 dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dan
mempelajari buku KIA, selalu menjaga kondisi dengan baik dan tetap
melakukan aktivitas fisik, melakukan diskusi terkait kekhawatiran ibu
selama pandemi COVID-19 dengan petugas kesehatan, mencari
informasi dan berdiskusi terkait pelayanan antenatal selama pandemi
COVID-19 agar tidak terpapar virus selama melakukan antenatal care,
memiliki persediaan obat-obatan dan alat medis yang dapat digunakan
untuk memantau status kesehatan ibu dan janin seperti thermometer dan
obat-obatan yang diperlukan selama kehamilan, melakukan konsultasi
dengan dokter apakah memerlukan alat medis tiseperti tensimeter dan
doppler untuk memantau tekanan darah ibu serta detak jantung janin.
(Ermiati, 2020; POGI, 2020)
e. Faktor yang Mempengaruhi ANC
1) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi ialah faktor yang mempengaruhi kepatuhan
yang berfokus pada kebiasaan seseorang atau masyarakat, faktor
predisposisi yang mempengaruhi antenatal care sebagai berikut :
(Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, 2017)
(a)Usia
(b)Status pekerjaan
(c)Tingkat Pendidikan
(d)Paritas ibu hamil
(e)Pengetahuan ibu hamil
(f) Jarak kehamilan
(g)Sikap ibu hamil
2) Faktor Penguat
Adapun beberapa faktor penguat kepatuhan ibu dalam
melakukan kunjungan antenatal care sebagai berikut :(Saragih, R., &
Nasution, 2018)
(a)Dukungan suami
(b)Dukungan keluarga
11

(c)Dukungan petugas kesehatan


3) Faktor Pemungkin
Adapun faktor pemungkin kepatuhan ibu dalam melakukan
kunjungan antenatal care, sebagai berikut :(Saragih, R., & Nasution,
2018)
(a)Jarak tempat tinggal
(b)Penghasilan keluarga (Ekonomi)
(c)Fasilitas kesehatan mempengaruhi kualitas pelayanan dalam
kunjungan antenatal care.
(d)Media informasi
3. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah suatu objek yang dapat di peroleh melalui
indera manusia seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba
perasa yang menjadi hasil atau mengetahui setelah melakukan
penginderaan yang dapat di rasakan oleh manusia melalui mata dan
telinga.(Wawan, A. dan Dewi, 2011)
Pengetahuan sendiri di pengaruhi oleh pendidikan serta kesadaran
ibu hamil dalam melakukan kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil selain
itu tingkat pengetahuan berpengaruh selama proses kehamilan dan nifas.
(Utami, N., Sari, R. D. P., Kurniati, 2019)
b. Pengetahuan Selama Pandemi Covid-19
Adapun poin pengetahuan yang harus dimiliki ibu hamil semasa
pandemi COVID-19:
1) Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan COVID-19 pada
kehamilan selama pandemi ibu hamil banyak mencemaskan
kehamilan dan janin. Rendahnya pemahanan ibu hamil tentang upaya
pencegahan infeksi COVID-19 selama kehamilan dikarenakan masih
beredarnya informasi-informasi palsu di masyarakat luas mengenai
COVID-19 termasuk penularan, pengobatan dan pencegahan
tertularnya COVID-19.(Siregar, R. N., Aritonang, J., & Anita, 2020)
12

2) Pengetahuan ibu hamil seputar pentingnya melakukan antenatal care


selama pandemi Karena selama masa pandemi terjadi perubahan yang
signifikan pada pelayanan Kesehatan terutama ibu hamil banyak ibu
hamil yang terlalu khawatir tertular hingga takut melakukan
kunjungan.
3) Pengetahuan ibu terkait risiko COVID-19 pada kehamilan masih
banyak ibu yang kurang mengetahui bahkan tidak tahu sama sekali
terkait risiko kehamilan jika ibu tertular COVID-19.(Ariestanti, Y.,
Widayati, T., & Sulistyowati, 2020)
4) Pengetahuan ibu seputar perawatan kehamilan, baik fisik maupun
psikologis ibu hamil seperti senam hamil, konsumi tablet penambah
darah maupun tetap menjaga ibu tidak stress dan panik selama
pandemi COVID-19.(POGI, 2020)
5) Persiapan persalinan pada kondisi covid baik persalinan normal
maupun persalinan caesar serta persiapan rujukan persalinan.(POGI,
2020)
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara mendapatkan pengetahuan dapat di peroleh dengan 2 cara
yaitu :(Notoatmodjo, 2012)
1) Memperoleh pengetahuan dengan cara tradisional
2) Memperoleh pengetahuan dengan cara modern
d. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan dengan skala
sebagai berikut :(Wawan, A. dan Dewi, 2011)
1) Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %
2) Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
3) Pengetahuan Kurang : < 56 %
4. Sikap
a. Pengertian
Sikap merupakan reaksi yang mencerminkan rasa senang, tidak
senang atau perasaan biasa biasa saja pada seseorang atau pada sesuatu
13

seperti situasi, kejadian atau pada benda, sikap dibagi menjadi sikap
positif atau sikap perasaan senang dan sikap negatif atau perasaan tidak
senang. Sikap sendiri adalah proses penilaian yang di lakukan oleh
seseorang untuk menilai suatu objek atau kondisi tertentu yang di iringi
dengan perasaan tertentu positif atau negatif, ibu hamil yang memiliki
sikap kuat akan memiliki perilaku yang berpengaruh dalam pemeriksaan
ANC pada ibu hamil.(Lestari, 2015)
Situasi COVID-19 sikap ibu hamil dalam melaksanakan
pemeiksaan ibu hamil masih banyak yang kurang mengerti seputar
kehamilan semasa COVID-19, sikap positif pada ibu hamil berpengaruh
kepada risiko penularan COVID-19 ibu menjadi khawatir dan lebih
waspada agar tidak terinfeksi COVID-19, sebaliknya apabila ibu bersikap
negatif maka ibu akan lebih mengabaikan kehamilan ibu baik kesehatan
ibu sendiri maupun kesehatan janin.(Lee, R. W. K., Loy, S. L., Yang, L.,
Chan, J. K. Y., & Tan, 2020)
b. Komponen sikap
Sikap terdiri atas tiga komponen utama, yaitu:(Witcahyo, 2015)
1) Komponen Kognitif
2) Komponen Afektif
3) Komponen Konatif
c. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
1) Pernyataan positif (favorabel) diberi skor :
(a)Sangat setuju (SS) : 4
(b)Setuju (S) : 3
(c)Tidak setuju (TS) : 2
(d)Sangat tidak setuju (STS) : 1
2) Pernyataan negatif (unfavorable) diberi skor :
(a)Sangat setuju (SS) : 1
(b)Setuju (S) : 2
(c)Tidak setuju (TS) : 3
14

(d)Sangat tidak setuju (STS) : 4


Kemudian untuk mengetahui kategori sikap responden dicari
median nilai ( T mean T ) dalam kelompok maka akan diperoleh :
1) Sikap responden baik, bila T responden > T mean
2) Sikap responden kuang baik, bila T responden < T mean(Azwar,
2020)
5. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu hal yang dikerjakan oleh organisme tersebut,
baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Hal ini
berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi, yaitu yang disebut rangsangan. Dengan
demikian, rangsangan maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.(Azwar, 2020)
b. Bentuk Perilaku
Bentuk perilaku dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1) Perilaku Tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon
seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,
pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk
“unobservable behavior” yang dapat diukur  adalah pengetahuan dan
sikap.
2) Perilaku Terbuka (overt behavior)
Perilaku terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan atau praktik, ini dapat diamati orang lain dari luar  atau
“observable behavior”.(Notoatmodjo, 2012)
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Factor yang mempengaruhi perilaku dipengaruhi oleh dua faktor
pokok, yaitu: faktor perilaku (behavior cause) dan faktor diluar perilaku
(non-behavior cause), selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
15

terbentuk dari tiga faktor, yaitu: predisposisi, pendukung, dan pendorong


yaitu:(Notoatmodjo, 2012)
1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
2) Faktor Pendukung (Enabling Factors)
3) Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)
d. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep
yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku.
Bentuk-bentuk perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3, yakni :
(Notoatmodjo, 2012)
1) Perubahan Alamiah (natural change)
2) Perubahan Rencana (planned change)
3) Kesediaan untuk Berubah (readiness to change)
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Perilaku manusia seringkali mengalami perubahan, bentuk
perubahan perilaku sangat bervariasi sesuai dengan konsep yang
digunakan oleh para ahli. Artinya perubahan perilaku memiliki variasi
yang didasari dari pemahaman para ahli. Perubahan perilaku terdiri dari
perubahan alami, terencana dan kesedian untuk berubah. Tiga cara
perubahan perilaku yaitu:(Notoatmodjo, 2012)
1) Terpaksa (Complience),
2) Ingin meniru (Identification),
3) Menghayati (Internalization),
f. Domain Perilaku Kesehatan
Berdasarkan pembagian domain dan untuk kepentingan pendidikan
praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut :
(Notoatmodjo, 2012)
1)  Pengetahuan (knowledge)
2) Sikap (attitude)
3) Tindakan atau praktik (pracitice)
16

g. Tingkatan Perilaku :
Tingkatan perilaku dibagi menjadi :
1) Persepsi ( perception)
2) Perilaku terpimpin (guided response) 
3) Perilaku secara mekanisme (mechanism)
4) Adopsi (adoption)   
h. Pengukuran Perilaku
Pengukuran perilaku yang berisi pernyataan-pernyataan
terpilih dan telah diuji reabilitas dan validitasnya maka dapat digunakan
untuk mengungkapkan perilaku kelompok responden. Kriteria
pengukuran perilaku yaitu:(Azwar, 2020)
1) Perilaku baik jika nilai T skor yang diperoleh responden dari
kuesioner > T mean
2) Perilaku kurang baik jika nilai T skor yang diperoleh responden dari
kuesioner < T mean

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang merupakan


penelitian observasional dan bersifat analitik yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach).(I Made Sudarma Adiputra dkk, 2021)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode
pendekatan Cross Sectional yaitu variabel penelitian diukur dan dikumpulkan
secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Cross Sectinal penelitian
mempelajari tentang hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan
melakukan pengukuran sesaat yang diukur sekali saja.(Mamik, 2014)
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi
No Variabel Cara ukur Hasilukur Skala
Operasional
1 Pengetahuan Tingkat Kuesioner a. Baik (76%- Ordinal
17

Pengetahuan ibu 100%)


adalah pengukuran b. Cukup (56%-
pemahaman ibu 75%)
mengenai tujuan c. Kurang
ANC,kegiatan (<55%)
ANC, standar
pelayanan ANC,
dan jadwal
kunjungan ANC
2 Sikap Sikap adalah Kuesioner a. Baik (T Ordinal
tanggapan ibu responden >
tentang pelayanan T mean)
ANC b. Kurang Baik
(T responden
< T mean)
3 Perilaku Tindakan ibu Kuesioner a. Baik (T Ordinal
hamil Trimester I- responden >
III yang T mean)
melakukan b. Kurang Baik
antenatal care (T responden
(ANC) di Klinik < T mean)
Citra Medika.
4 Kepatuhan Suatu kunjungan Ceklis a. Tidak Patuh Nominal
Antenatal yang dilakukan (kurang 4x
Care oleh ibu hamil ke melakukan
tempat pelayanan kunjungan
kesehatan sejak ANC)
adanya tandatanda b. Patuh
kehamilan sampai (minimal 4x
pada trimester III. melakukan
Dapat dilihat di kunjungan)
buku KIA atau
register di Klinik
Citra Medika

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau


subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2016) Estimasi dalam satu bulan populasi di Klinik Citra
Medika sebanyak 38 ibu hamil.
Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang memilikijumlah
dan karakteristik yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi tersebut.
(Sugiyono, 2016) Dalam hal ini, yang memenuhi kriteria inklusi atau
termasuk kriteria eksklusi sebagai berikut :
18

a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyektif penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi
pada penelitian ini adalah :.
1) Ibu hamil yang periksa di Klinik Citra Medika
2) Ibu hamil trimester III (28 minggu – 40 minggu)
3) Tinggal di wilayah setempat
4) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi kriteria eksklusi dari studi karena berbagai sebab.
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1) Ibu yang mengundurkan diri
2) Ibu yang tidak periksa kehamilan sejak trimester I
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah tehnik
sampling yang digunakan adalah simple accidental sampling yaitu suatu
metode penentuan sampel dengan mengambil responden yang kebetulan
ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Dengan rumus:

Keterangan
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
d: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
19

Sampel dalam penelitian ini yang akan diambil adalah ibu hamil yang
datang di Klinik Citra Medika sebesar 35 ibu.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan
fungsi ukurnya serta memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut.(Saifuddin Azwar, 2012)
Pada penelitian ini, pengujian validitas dilakukan melalui validitas
item (item validity). Validitas item merupakan teknik penghitungan validitas
dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Tujuannya adalah
untuk memilih item-item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur tes
sepeti apa yang dikehendaki. Hanya item yang dengan rit > r kriteria saja
yang digunakan dalam tes. Analisis item dilakukan dengan cara,
mengkorelasikan antara skor item dan skor total. Pengujian validitas dengan
menggunakan Korelasi Product Moment Pearson dan dibantu dengan
menggunakan program SPSS versi 26.0 for windows. Instrument penelitian
diuji coba (tryout) terlebih dahulu dengan mengambil 10 orang ibu diluar
respondent penelitian yang menggunakan rumus korelasi product
momentyaitu sebagai berikut :(Saifuddin Azwar, 2012)

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antar x dan y
N = Jumlah responden
X = Skor item nomor tertentu
Selanjutnya harga rxy dikonsultasikan dengan r tabelproduct moment
dengan taraf signifikan 5%. Apabila rxy > r tabel maka instrument dikatakan
valid dan apabila rxy < r table maka instrument dikatakan tidak valid.
Tabel 3.5 dibawah menunjukan bahwa dari 10 butir pertanyaan
tentang pengetahuan, keseluruhan butir item dinyatakan valid karena nilai
rxy > r table (0,632, n=10).
20

Tabel 3.5 Uji Validitas Pengetahuan

No. Item r tabel r hitung Keterangan


VAR00001 0,632 0,711 Valid
VAR00002 0,632 0,822 Valid
VAR00003 0,632 0,711 Valid
VAR00004 0,632 0,822 Valid
VAR00005 0,632 0,910 Valid
VAR00006 0,632 0,787 Valid
VAR00007 0,632 0,822 Valid
VAR00008 0,632 0,656 Valid
VAR00009 0,632 0,822 Valid
VAR000010 0,632 0,822 Valid

Tabel 3.6 dibawah menunjukan bahwa dari 12 (dua belas) butir item
sikap, 12 (dua belas) butir item dinyatakan valid karena nilai rxy > r table
(0,632, n=10).
Tabel 3.6 Uji Validitas Sikap
No. Item r tabel r hitung Keterangan
VAR00001 0,632 0,927 Valid
VAR00002 0,632 0,927 Valid
VAR00003 0,632 0,819 Valid
VAR00004 0,632 0,910 Valid
VAR00005 0,632 0,927 Valid
VAR00006 0,632 0,904 Valid
VAR00007 0,632 0,878 Valid
VAR00008 0,632 0,910 Valid
VAR00009 0,632 0,927 Valid
VAR000010 0,632 0,819 Valid
VAR000011 0,632 0,927 Valid
VAR000012 0,632 0,904 Valid

Tabel 3.7 dibawah menunjukan bahwa dari 12 (dua belas) butir item
perilaku, 12 (dua belas) butir item dinyatakan valid karena nilai rxy > r table
(0,632, n=10).
Tabel 3.7 Uji Validitas Perilaku
No. Item r tabel r hitung Keterangan
VAR00001 0,632 0,865 Valid
VAR00002 0,632 0,695 Valid
21

VAR00003 0,632 0,894 Valid


VAR00004 0,632 0,864 Valid
VAR00005 0,632 0,865 Valid
VAR00006 0,632 0,846 Valid
VAR00007 0,632 0,891 Valid
VAR00008 0,632 0,846 Valid
VAR00009 0,632 0,894 Valid
VAR000010 0,632 0,891 Valid
VAR000011 0,632 0,695 Valid
VAR000012 0,632 0,891 Valid

Reabilitas menunjukan pada tingkat keterdalaman sesuatu.Reabilitas


artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan.Suatu instumen yang sudah dapat
dipercaya juga. Apabila datanya sesuai dengan kenyataan maka beberapa
kali diambil, tetap akan sama, dimana data dapat dikatakan reliable jika nilai
Cronbach’s Alpha> 0,700dengan rumus sebagai berikut:(Saifuddin Azwar,
2012)

Keterangan :
R11 : Reabilitas instrumen
K : Banyak butir soal
∑σƅ2 : Jumlah variasi butir
Σt2 : Variasi soal
Nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk kuesioner pengetahuan
sebesar 0,950 dengan hasil tersebut maka bisa dikatakan bahwa data
tersebut adalah sangat reliabel, dengan angka menunjukan mendekati angka
1.

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Pengetahuan

Nilai Reliabilitas
22

Cronbach's Jumlah Item


Alpha Valid
0,950 10

Nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk kuesioner sikap sebesar 0,980


dengan hasil tersebut maka bisa dikatakan bahwa data tersebut adalah sangat
reliabel, dengan angka menunjukan mendekati angka 1.
Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Sikap

Nilai Reliabilitas
Cronbach's Jumlah Item
Alpha Valid
0,980 12

Nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk kuesioner perilaku sebesar


0,969 dengan hasil tersebut maka bisa dikatakan bahwa data tersebut adalah
sangat reliabel, dengan angka menunjukan mendekati angka 1.
Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Perilaku

Nilai Reliabilitas
Cronbach's Jumlah Item
Alpha Valid
0,969 12

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap


variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya hanya menghasilkan distribusi
dan prosentase dari tiap variabel. Analisis univariat dilakukan terhadap
setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat menghasilkan
distribusi dan prosentase setiap variable.(Mamik, 2014)
1.

2.X =
Keterangan:
X = hasilpresentasi
f = frekuensihasilpencapaian
N = Jumlahseluruhobservasi
23

Data dapat dianalisa dengan menggunakan uji statistic Chi square.


Uji statistic ini dipakai untuk mengetahui hubungan variabel dependent
dengan independent, dengan taraf signifikan 0,05. Kemudia hasil
perhitungan dibandingkan dengan table X2, jika X2 ditung> X2 tabel
maka Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara variabel independent
dan dependent.
Syarat-syarat uji chi square ini adalah frekuensi responden atau
sampel yang digunakan besar. Dasar uji chi square adalah membandingkan
perbedaan frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan.
Perbedaan tersebut menyakinkan jika harga dari chi square sama atau lebih
besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari
X2 tabel). Uji chi square dapat digunakan untuk menguji :(I Made
Sudarma Adiputra dkk, 2021)
a. Uji x2 untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel
b. Uji x2 homogenitas antar sub kelompok
c. Uji x2 untuk bentuk distribusi
Dengan syarat :
a. Tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga (FO)
sebesar nol.
b. Apabila bentuk tabel kontigensi 2x2, maka tidak boleh ada satu sel saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga (Fh) kurang dari 5.
Jika ada satu sel atau lebih memiliki Fh kurang dari 5 maka
mengggunakan Fisher’s Exact.
c. Apabila bentuk tabel lebih dari 2x, misal 2x3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang kurang dari lima tidak boleh lebih dari 20 %.
Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Hubungan Pengetahuan IBu Hamil terhadao Kepatuhaan ANC
Terdapat 29 ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik sehingga patuh
dalam melakukan ANC dan 3 ibu hamil tidak patuh dalam melakukan
ANC. Sebanyak 3 ibu hamil tidak patuh dalam melakukan ANC
dikarenakan pengetahuannya kurang. Hasil uji Chi Square
24

menggunakan alternatif lain yaitu mengggunakan Fisher’s Exact,


menunjukkan nilai p value 0,003 (p<0,05), artinya Ho ditolak dan Ha
diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan pengetahuan ibu hamil
terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal Care pada masa
pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten
Grobogan
b. Hubungan Sikap Ibu Hamil terhadap Kepatuhan ANC
Hasil penelitian menunjukkan 28 ibu hamil yang memiliki sikap baik
sehingga patuh dalam melakukan ANC dan 3 ibu hamil tidak patuh
dalam melakukan ANC, 1 ibu hamil yang memiliki sikap yang kurang
baik dan patuh dalam melakukan ANC sedangkaan 3 ibu hamil tidak
patuh dalam melakukan ANC, dengan nilai p value 0,011 (p<0,05),
artinya ada hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra
MedikaGenuksuran, Kabupaten Grobogan.
c. Hubungan Perilaku Ibu Hamil terhadap Kepatuhan ANC
Berdasarkan hasil tabulasi silang terdapat 28 ibu hamil yang memiliki
perilaku baik sehingga patuh dalam melakukan ANC dan tidak ada ibu
hamil yang tidak patuh dalam melakukan ANC, 1 ibu hamil yang
memiliki perilaku kurang baik dan patuh dalam melakukan ANC
sedangkan 6 ibu hamil tidak patuh dalam melakukan ANC. Hasil uji
Chi Square mengggunakan Fisher’s Exact, menunjukkan nilai p value
0,011 (p<0,05), artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya
adalah ada hubungan perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra
Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan.

D. Hasil Penelitian
25

1. Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa pandemi
Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Tabel 4.1. Distribusi kepatuhan ibu hamil dalam melakukan antenatal care
Kepatuhan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Hamil
Patuh 29 82,9
Tidak Patuh 6 17,1
Jumlah 35 100,0
Sumber : data primer tahun 2022

Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa


pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten
Grobogan sebanyak 29 (82,9%) ibu patuh dalam melakukan ANCdan
sebanyak 6 (17,1%) ibu tidak patuh. Mayoritas ibu patuh dalam melakukan
ANC ke Klinik Citra Medika Genuksuran.
2. Pengetahuan ibu tentang kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di Klinik
Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Tabel 4.2. Distribusi pengetahuan ibu tentang kehamilan
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 32 91,4
Kurang 3 8,6
Jumlah 35 100,0
Sumber : data primer tahun 2022

Pengetahuan ibu tentang kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di


Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan sebanyak 32
(91,4%) ibu memiliki pengetahuan baik, dan 3 (8,6%) ibu memiliki
pengetahuan kurang. Dari 35 ibu hamil, mayoritas ibu hamil memiliki
pengetahuan yang baik.
Hasil persentase jawaban responden yang paling banyak menjawab
benar terdapat pada pertanyaan nomor 6 dan nomor 9, pertanyaan nomor 6
mengenai “Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan harus mematuhi
protokol kesehatan seperti harus mencuci tangan”, responden yang
menjawab benar sebesar 94,3% atau 33 responden dan yang menjawab salah
sebesar 5,7% atau 2 responden. Pertanyaan nomor 9 mengenai “Setiap ibu
hamil diharuskan memeriksakan kehamilannya”, responden yang menjawab
26

benar sebesar 94,3% atau 33 responden dan yang menjawab salah sebesar
5,7% atau 2 responden. Sedangkan hasil persentase jawaban responden yang
paling sedikit menjawab benar pada pertanyaan nomor 2, 4, 7 dan 10 yang
masing-masing sebesar 82,9% atau 29 responden yang menjawab benar dan
17,1% atau 6 responden yang menjawab salah.
3. Sikap ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa pandemi Covid-
19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Tabel 4.3. Distribusi sikap ibu hamil dalam melakukan antenatal care
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 31 88,6
Kurang Baik 4 11,4
Jumlah 35 100,0
Sumber : data primer tahun 2022

Sikap ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa pandemi
Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
sebanyak 31 (88,6%) ibu memliki sikap yang baik dalam melakukan ANC
dan sebanyak 4 (11,4%) ibu hamil bersikap kurang baik. Mayoritas ibu
hamil di Klinik Citra Medika Genuksuran memiliki sikap yang baik.
Hasil persentase jawaban responden pada komponen kognitif atau
pemikiran (pertanyaan favorabel nomor 1 dan 7) paling banyak jawaban
“Setuju” terdapat pada pertanyaan nomor 1 mengenai “Penting bagi saya
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan walaupun selama padnemi
COVID-19”, responden yang menjawab setuju sebesar 85,7% atau 30
responden, menjawab sangat setuju sebesar 8,6% atau 3 responden dan yang
menjawab tidak setuju sebesar 5,7% atau 2 responden. Sedangkan hasil
persentase jawaban responden pada komponen kognitif atau pemikiran
(pertanyaan unfavorabel nomor 4 dan 10) paling banyak jawaban “Tidak
Setuju” pada pertanyaan nomor 4 mengenai “Penularan COVID-19
terhadap ibu hamil dikarenakan ibu berkunjung ke fasilitas kesehatan”,
responden yang menjawab setuju sebesar 20% atau 7 responden, menjawab
tidak setuju sebesar 74,3% atau 26 responden dan yang menjawab sangat
tidak setuju sebesar 5,7% atau 2 responden.
27

Hasil persentase jawaban responden pada komponen afektif atau


perasaan (pertanyaan favorabel nomor 2 dan 8) paling banyak jawaban
“Setuju” terdapat pada pertanyaan nomor 2 mengenai “Saya mempedulikan
janin di dalam kandungan saya dengan tetap memeriksakan kehamilan”,
responden yang menjawab setuju sebesar 85,7% atau 30 responden,
menjawab sangat setuju sebesar 2,9% atau 1 responden dan yang menjawab
tidak setuju sebesar 11,4% atau 4 responden. Sedangkan hasil persentase
jawaban responden pada komponen afektif atau perasaan (pertanyaan
unfavorabel nomor 5 dan 11) paling banyak jawaban “Sangat Tidak Setuju”
pada pertanyaan nomor 11 mengenai “Saya merasa kurang nyaman
menggunakan masker saat memeriksakan kehamilan di bidan”, responden
yang menjawab setuju sebesar 17,1% atau 6 responden, menjawab tidak
setuju sebesar 20% atau 7 responden dan yang menjawab sangat tidak setuju
sebesar 62,9% atau 22 responden.
Hasil persentase jawaban responden pada komponen konatif atau
perilaku (pertanyaan favorabel nomor 3 dan 9) paling banyak jawaban
“Setuju” terdapat pada pertanyaan nomor 3 mengenai “Saya tidak merasa
bosan memberitahukan pentingnya menggunakan masker kepada ibu hamil
yang tidak menggunakan masker saat sama-sama memeriksakan
kehamilan”, responden yang menjawab setuju sebesar 77,1% atau 27
responden, menjawab sangat setuju sebesar 5,7% atau 2 responden dan yang
menjawab tidak setuju sebesar 17,1% atau 6 responden. Sedangkan hasil
persentase jawaban responden pada komponen konatif atau perilaku
(pertanyaan unfavorabel nomor 6 dan 12) paling banyak jawaban “Sangat
Tidak Setuju” pada pertanyaan nomor 6 mengenai “Saya mengurungkan
niat periksa kehamilan di fasilitas kesehatan selama pandemi COVID-19”,
responden yang menjawab setuju sebesar 20% atau 7 responden, menjawab
tidak setuju sebesar 20% atau 7 responden dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebesar 60% atau 21 responden.
4. Perilaku ibu hamil selama kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di
Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
28

Tabel 4.4. Distribusi perilaku ibu hamil selama kehamilan


Perilaku Frekuensi Persentase (%)
Baik 28 80,0
Kurang Baik 7 20,0
Jumlah 35 100,0
Sumber : data primer tahun 2022

Perilaku ibu hamil selama kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di


Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan sebanyak 28 (80%)
ibu hamil memiliki perilaku baik selama kehamilan dan sebanyak 7 (20%)
ibu memiliki perilaku kurang baik selama kehamilan. Mayoritas ibu hamil
memiliki perilaku baik.
Hasil persentase jawaban responden pada faktor predisposisi atau
pengetahuan dan sikap responden (pertanyaan favorabel nomor 1 dan 7)
paling banyak jawaban “Setuju” terdapat pada pertanyaan nomor 1
mengenai “Pemeriksaan kehamilan saat pandemi COVID-19 juga penting
untuk memastikan ibu dan janin sehat”, responden yang menjawab setuju
sebesar 80% atau 28 responden, menjawab tidak setuju sebesar 8,6% atau 3
responden dan yang menjawab sangat setuju sebesar 11,4% atau 4
responden. Sedangkan hasil persentase jawaban responden pada faktor
predisposisi atau pengetahuan dan sikap responden (pertanyaan unfavorabel
nomor 4 dan 10) paling banyak jawaban “Sangat Tidak Setuju” pada
pertanyaan nomor 10 mengenai “Saya periksa kehamilan tanpa
menggunakan masker karena saya tidak percaya COVID-19 itu ada”,
responden yang menjawab setuju sebesar 20% atau 7 responden, menjawab
tidak setuju sebesar 5,7% atau 2 responden dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebesar 74,3% atau 26 responden.
Hasil persentase jawaban responden pada faktor pendukung atau
ketersediaan sarana prasarana (pertanyaan favorabel nomor 2 dan 8) paling
banyak jawaban “Setuju” terdapat pada pertanyaan nomor 2 mengenai
“Pemberian imunisasi TT dapat mencegah penyakit tetanus pada ibu dan
ibu”, responden yang menjawab setuju sebesar 80% atau 28 responden,
menjawab sangat setuju sebesar 11,4% atau 4 responden dan yang
29

menjawab tidak setuju sebesar 8,6% atau 3 responden. Sedangkan hasil


persentase jawaban responden pada faktor pendukung atau ketersediaan
sarana prasarana (pertanyaan unfavorabel nomor 5 dan 11) paling banyak
jawaban “Sangat Tidak Setuju” pada pertanyaan nomor 5 mengenai “Saya
enggan melakukan pemeriksaan HB sebab takut tertular COVID-19 jika
saata datang ke laboratorium”, responden yang menjawab setuju sebesar
8,6% atau 3 responden, menjawab tidak setuju sebesar 17,1% atau 6
responden dan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 74,3% atau 26
responden.
Hasil persentase jawaban responden pada faktor pendorong atau sikap
dan perilaku masyarakat, tenaga kesehatan serta aturan-aturan yang berlaku
(pertanyaan favorabel nomor 3 dan 9) paling banyak jawaban “Setuju”
terdapat pada pertanyaan nomor 3 mengenai “Pada masa pandemi saya
harus menerapkan isi buku KIA dalam keseharian saya”, responden yang
menjawab setuju sebesar 68,6% atau 24 responden, menjawab sangat setuju
sebesar 20% atau 7 responden dan yang menjawab tidak setuju sebesar
11,4% atau 4 responden. Sedangkan hasil persentase jawaban responden
pada faktor pendorong atau sikap dan perilaku masyarakat, tenaga kesehatan
serta aturan-aturan yang berlaku (pertanyaan unfavorabel nomor 6 dan 12)
paling banyak jawaban “Tidak Setuju” pada pertanyaan nomor 6 mengenai
“Walaupun bidan berkunjung ke rumah saya, saya tetap tidak mau di
periksa”, responden yang menjawab sangat setuju sebesar 2,9% atau 1
responden, responden yang menjawab setuju sebesar 20% atau 7 responden,
menjawab tidak setuju sebesar 54,3% atau 19 responden dan yang
menjawab sangat tidak setuju sebesar 22,9% atau 8 responden.
5. Hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra
MedikaGenuksuran, Kabupaten Grobogan
Tabel 4.5. Tabulasi silang pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19
Pengetahuan Kepatuhan ANC Total p value
Patuh Tidak Patuh
30

F % F % F %
Baik 29 90,6 3 9,4 27 100
0,003
Kurang 0 0,0 3 100,0 3 100
Total 29 82,9 6 17,1 35 100
Sumber : data primer tahun 2022

Berdasarkan hasil tabulasi silang terdapat 29 ibu hamil yang memiliki


pengetahuan baik sehingga patuh dalam melakukan ANC dan 3 ibu hamil
tidak patuh dalam melakukan ANC. Sebanyak 3 ibu hamil tidak patuh
dalam melakukan ANC dikarenakan pengetahuannya kurang. Hasil uji Chi
Square terdapat Cell yang memiliki Frekuensi Harapan (Expected Count)
kurang dari 5, maka untuk menjawab hipotesis peneliti menggunakan
alternatif lain yaitu mengggunakan Fisher’s Exact.
Nilai Fisher’s Exact menunjukkan nilai p value 0,003 (p<0,05),
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan
pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal
Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra MedikaGenuksuran,
Kabupaten Grobogan.
6. Hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal
Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra MedikaGenuksuran,
Kabupaten Grobogan
Tabel 4.6. Tabulasi silang sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19
Kepatuhan ANC
Total
Sikap Patuh Tidak Patuh p value
F % F % F %
Baik 28 90,3 3 9,7 31 100
0,011
Kurang Baik 1 25,0 3 75,0 4 100
Total 29 82,9 6 17,1 35 100
Sumber : data primer tahun 2022

Berdasarkan hasil tabulasi silang terdapat 28 ibu hamil yang memiliki


sikap baik sehingga patuh dalam melakukan ANC dan 3 ibu hamil tidak
patuh dalam melakukan ANC, 1 ibu hamil yang memiliki sikap yang
kurang baik dan patuh dalam melakukan ANC sedangkaan 3 ibu hamil tidak
patuh dalam melakukan ANC. Hasil uji Chi Square terdapat Cell yang
31

memiliki Frekuensi Harapan (Expected Count) kurang dari 5, maka untuk


menjawab hipotesis peneliti menggunakan alternatif lain yaitu
mengggunakan Fisher’s Exact.
Nilai Fisher’s Exact menunjukkan nilai p value 0,011 (p<0,05),
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan
sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal Care pada
masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten
Grobogan.
7. Hubungan perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Tabel 4.7. Tabulasi silang perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19
Kepatuhan ANC
Total
Perilaku Patuh Tidak Patuh p value
F % F % F %
Baik 28 100,0 0 0,0 28 100
0,000
Kurang Baik 1 14,3 6 85,7 7 100
Total 29 82,9 6 17,1 35 100
Sumber : data primer tahun 2022

Berdasarkan hasil tabulasi silang terdapat 28 ibu hamil yang memiliki


perilaku baik sehingga patuh dalam melakukan ANC dan tidak ada ibu
hamil yang tidak patuh dalam melakukan ANC, 1 ibu hamil yang memiliki
perilaku kurang baik dan patuh dalam melakukan ANC sedangkan 6 ibu
hamil tidak patuh dalam melakukan ANC. Hasil uji Chi Square terdapat
Cell yang memiliki Frekuensi Harapan (Expected Count) kurang dari 5,
maka untuk menjawab hipotesis peneliti menggunakan alternatif lain yaitu
mengggunakan Fisher’s Exact.
Nilai Fisher’s Exact menunjukkan nilai p value 0,000 (p<0,05),
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan
perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal Care
pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran,
Kabupaten Grobogan.
32

E. Pembahasan
1. Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa pandemi
Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa
pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten
Grobogan sebanyak 29 (82,9%) ibu patuh dalam melakukan ANCdan
sebanyak 6 (17,1%) ibu tidak patuh. Menurut asumsi peneliti mayoritas ibu
hamil patuh dalam melakukan ANC ke Klinik Citra Medika Genuksuran.
Bahaya penularan COVID 19 yang semakin menyebar tidak mempengaruhi
psikologis ibu hamil dan tidak membuat kepanikan ibu hamil serta
gangguan kesehatan mental ibu hamil di Genuksuran. Masa pandemi
COVID 19 tidak membuat ibu hamil abai dalam pemeriksaan ANC karena
di masa pandemi dapat menyesuaikan dengan pedoman dan prinsip-
prinsip manajemen COVID 19 selama kehamilan. Walaupun adanya
penurunan kunjungan pemeriksaan ANC di Klinik Citra Medika.
Kepatuhan merupakan perilaku positif yang dilakukan oleh klien yang
mengarah ketujuan teraupetik yang telah di sepakati bersama. Jadi
kepatuhan adalah suatu perilaku yang di lakukan oleh klien untuk menaati
ketentuan atau kebijakan yang sudah ditetapkan.(Mizrak Sahin et al, 2021)
Kepatuhan kunjungan antenatal care (ANC) merupakan ketaatan dalam
melakukan kunjungan kepelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan
saran dari petugas kesehatan dengan standar yang sudah di tetapkan yaitu
minimal 4 kali dalam masa kehamilan.(Hardiani, 2012)
Penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Ayed et all yang
menyatakan bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan beban yang cukup
besar bagi negara untuk menjaga penyediaan layanan kesehatan ibu dan bayi
yang berkualitas, namun hingga saat ini informasi tentang Covid-19 pada
kehamilan masih terbatas yang dapat memberikan dampak negatif bagi
kesehatan ibu hamil dalam menjalani kehamilannya pada masa pandemi
Covid-19 karena selama masa pandemi terjadi perubahan yang signifikan
33

pada pelayanan kesehatan terutama ibu hamil. Kunjungan pemeriksaan


kehamilan juga mengalami penurunan, karena ibu hamil dapat mengalami
kesulitan dalam mengakses layanan karena gangguan trasportasi dan
tindakan Lockdown atau menolak untuk datang kefasilitas kesehatan karena
takut akan terkena Covid-19 . (Ayed, 2020)
Serta didukung oleh penelitian Ariestanti et al bahwa kepatuhan
wanita hamil untuk melakukan kunjungan ANC dapat terjadi bila mereka
sadar tentang manfaat yang didasari oleh perilaku kesehatan yang baik di
masa pandemi dengan menerapkan pedoman ANC yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Perilaku yang baik terhadap kesehatan akan membuat
wanita hamil lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan, dan
berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.(Ariestanti, Y.,
Widayati, T., & Sulistyowati, 2020)

2. Pengetahuan ibu tentang kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di Klinik


Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa Pengetahuan
ibu tentang kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan sebanyak 32 (91,4%) ibu memiliki
pengetahuan baik, dan 3 (8,6%) ibu memiliki pengetahuan kurang. Dari 35
ibu hamil, mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik.
Peneliti berasumsi bahwa mayoritas ibu hamil yang memiliki
pengetahuan tinggi lebih patuh terhadap protokol kesehatan COVID 19.
Tingkat pengetahuan yang tinggi ini didukung dengan tingkat pendidikan
sebagian besar responden yang berada pada kategori pendidikan tinggi,
namun responden yang memiliki tingkat pendidikanrendah juga belum tentu
memiliki pengetahuan yang rendah terkait COVID 19 dikarenakan
banyaknya media-media promosi kesehatan yang semakin fokus
memberikan pengetahuan bagi ibu hamil terkait COVID 19 beserta
pencegahan dan pengobatannya. Hasil ini juga dilihat dari mayoritas
jawaban responden yang menjawab benar pada pertanyaan nomor 6 dan 9,
34

pertanyaan nomor 6 mengenai “Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan


harus mematuhi protokol kesehatan seperti harus mencuci tangan” dam
pertanyaan nomor 9 mengenai “Setiap ibu hamil diharuskan memeriksakan
kehamilannya”, masing-masing pertanyaan sebagian besar responden yang
menjawab benar sebesar 94,3% atau 33 responden dan yang menjawab salah
sebesar 5,7% atau 2 responden.
Pengetahuan merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan
dalam rangka penanganan khususnya dalam mencegah transmisi penyebaran
dan menekan penyebaran virus.(Law, S., Leung, A. W., & Xu, 2020)
Pengetahuan yangdimiliki ini akan mempengaruhi seseorang dalam
menentukan dan mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang
dihadapi.(Purnama, 2020)
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa
seorang yang memiliki pengetahuan tentang suatu informasi, maka akan
mampu menentukan dan mengambil keputusan dalam menghadapi suatu
permasalahan, atau dengan kata lain masyarakat yang memiliki pengetahuan
maka akan mampu menentukan bagaimana dirinya harus berprilaku dalam
menghadapi penyakit tersebut.(Siregar, R. N., Aritonang, J., & Anita, 2020)
Menurut penenlitian Dewi, pengetahuan mempunyai peran signifikan
terhadap upaya pencegahan Covid-19, bu hamil yang memiliki pengetahuan
yang baik mengenai pencegahan Covid-19 akan bersikap positif dalam
upaya pencegahan dan penanganan Covid-19.(Dewi, 2020)
3. Sikap ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa pandemi Covid-
19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Sikap ibu hamil dalam melakukan antenatal care pada masa pandemi
Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
sebanyak 31 (88,6%) ibu memliki sikap yang baik dalam melakukan ANC
dan sebanyak 4 (11,4%) ibu hamil bersikap kurang baik. Mayoritas ibu
hamil di Klinik Citra Medika Genuksuran memiliki sikap yang baik.
Menurut asumsi peneliti sikap merupakan pendapat seseorang
mengenai suatu keadaan atau situasitertentu dan dipengaruhi oleh beberapa
35

faktor. Pengalaman memiliki peranan penting dalam pembentukan sikap.


Sejauh ini penerapan protokol kesehatan dan PSBB merupakan langkah
yang hanya diambil oleh pemerintah dalam penanganan COVID 19
sedangkan negara lain sudah mengambil kebijakan lockdown dimana setiap
orang tidak diperbolehkan meninggalkan tempat tinggalnya dalam jangka
waktu tertentu sehingga ibu hamil di Genuksuran hanya melakukan kegiatan
yang penting saja yaitu berkunjung untuk memeriksakan kehamilan.
Sedangkan persentase pada masing-masing komponen sikap juga
mendukung hasil sikap yang baik dari responden yangmana komponen
koginitif responden yang menjawab setuju sebesar 85,7% atau 30
responden, pada pertanyaan nomor 1. Komponen afektif responden yang
menjawab setuju sebesar 85,7% atau 30 responden, pada pertanyaan nomor
2. Komponen konatif responden yang menjawab setuju sebesar 77,1% atau
27 responden, pada pertanyaan nomor 3.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan
yang diartikan sebagai suatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik
(negatif), kemudian diaktualisasikan ke dalam dirinya.(Wawan, A. dan
Dewi, 2011) Sikap ibu yang positif akan mempengaruhi keinginan ibu untuk
melakukan perilaku antenatal care. Sebaliknya, sikap ibu yang negatif akan
menjadi masalah dalam melakukan antenatal care dikarenakan banyaknya
ibu yang tidak mengetahui pentingnya melakukan perilaku antenatal care
selama kehamilan.
Menurut teori Notoadmodjo, yaitu ada dua factor yang
mempengaruhi pembentukan dan pengubahan sikap yaitu factor internal
yang berasal dari individu atau ibu hamil itu sendiri dan factor eksternal
factor dari luar individu yang membentuk sikap individu.(Notoatmodjo,
2012)
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariestanti
yang menyatakan bahwa sikap ibu hamil yang positif akan cenderung
mempunyai perilaku yang positif sehingga ibu tersebut akan rutin
36

melakukan pemeriksaan kehamilan meskipun saat pandemi Covid-19.


(Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, 2020)
4. Perilaku ibu hamil selama kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di
Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Perilaku ibu hamil selama kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di
Klinik Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan sebanyak 28 (80%)
ibu hamil memiliki perilaku baik selama kehamilan dan sebanyak 7 (20%)
ibu memiliki perilaku kurang baik selama kehamilan. Mayoritas ibu hamil
memiliki perilaku baik.
Menurut asumsi peneliti bahwa dengan ibu hamil memeriksakan
kehamilannya merupakan suatu perilaku yang baik sehingga mayoritas
responden memiliki perilaku baik selama kehamilan di masa padnemi
seperti penggunaan masker setiap melakukan pemeriksaan ANC. Hasil
perilaku yang baik dari responden didukung oelh persentase jawaban
responden pada masing-masing faktor yangmana faktor predisposisi
responden yang menjawab setuju sebesar 80% atau 28 responden, pada
pertamyaam nomor 1. Faktor pendukung responden yang menjawab setuju
sebesar 80% atau 28 responden, pada pertanyaan nomor 2. Faktor
pendorong responden yang menjawab setuju sebesar 68,6% atau 24
responden, pada pertanyaan nomor 3.
Rekomendasi bagi individu tanpa gejala untuk menggunakan masker
wajah, sebagai intervensi kesehatan masyarakat, dapat membatasi rantai
penularan dengan memblokir sumber infeksi yang tampaknya sehat. Dengan
kata lain, terlepas dari apakah orang yang menggunakan masker wajah
dilindungi atau tidak, penggunaannya dapat menghentikan penularan
dengan membatasi penyebaran partikel infeksius. Penularan komunitas
dapat dikurangi jika semua orang, termasuk orang yang tidak bergejala dan
menular, menggunakan masker wajah.(Mizrak Sahin et al, 2021) Orang-
orang di beberapa wilayah (misalnya, Thailand, Cina, dan Jepang) memilih
alternatif sementara atau penggunaan berulang dari masker bedah sekali
pakai. Taiwan memiliki pandangan ke depan untukmenciptakan banyak
37

sekali persediaan masker wajah; negara atau wilayah lain sekarang mungkin
menganggap ini sebagai bagian dari rencana pandemi di masa depan. Sebab,
penggunaan masker wajah yang tidak tepat, seperti tidak mengganti masker
sekali pakai, dapat membahayakan efek perlindungan dan bahkan
meningkatkan risiko infeksi.(Feng et al, 2020)
Kepatuhan wanita hamil untuk melakukan kunjungan ANC dapat
terjadi bila mereka sadar tentang manfaat yang didasari oleh perilaku
kesehatan yang baik di masa pandemi dengan menerapkan pedoman ANC
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perilaku yang baik terhadap
kesehatan akan membuat wanita hamil lebih memahami pentingnya
menjaga kesehatan, dan berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.(Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, 2020)
Menurut penelitian Nwafor et al bahwawanita hamil perlu dibekali
dengan pemberian informasi yang diharapkan dapat dijadikan perilaku rutin
agar terhindar dari penyakit Covid-19. Ibu hamil yang menerapkan protokol
kesehatan dengan baik, akan meminimalkan tertular penyakit Covid-19.
(Nwafor, 2020) Didukung oleh penelitian dari Kementerian Kesehatan
bahwa upaya yang harus dilakukan oleh ibu hamil guna mencegah
tertularnya penyakit Covid-19 adalah jika tangan tidak bersih jangan
menyentuh area wajah, hindari kontak dengan orang yang sedang sakit,
terapkan etika batuk saat batuk atau bersin, menggunakan masker, dan tidak
melakukan perjalanan ke daerah terjangkit penyakit Covid-19.(Direktorat
Kesehatan Keluarga, 2020)
5. Hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra
MedikaGenuksuran, Kabupaten Grobogan
Sebanyak 3 ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak
patuh dalam melakukan ANC dari 32 ibu hamil yang memiliki pengetahuan
baik, artinya ibu yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak patuh
melakukan ANC hanya 9,4% dari 32 ibu. Nilai p value 0,003 (p<0,05),
artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
38

melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra


MedikaGenuksuran, Kabupaten Grobogan.
Menurut asumsi peneliti pada hasil penelitian dimana mayoritas ibu
hamil yang memiliki pengetahuan baik lebih patuh terhadap protokol
kesehatan COVID 19. Tingkat pengetahuan yang tinggi ini didukung
dengan tingkat pendidikan sebagian besar responden yang berada pada
kategori pendidikan tinggi. Hal ini didukung oleh jawaban responden yang
mayoritas menjawab benar pada kuesioner penelitian, responden yang
menjawab benar sebesar 94,3% atau 33 responden. Artinya jika
pengetahuan baik maka akan berdampak pada kepatuhan ibu yang patuh
dalam memeriksakan kehamilan.
Pernyataan ini sejalan oleh Sulistyaningtyas (2020) yang menyatakan
bahwa pengetahuan yang baik dapat didukung oleh penerimaan terhadap
informasi yang beredar di masyarakat tentang COVID 19 melalui media
yang efektif. Peningkatan pengetahuan masyarakat terkait COVID dapat
mendorong masyarakat untuk patuh dalam mengikuti segala protocol
kosehatan yang telah ditetapkan.(Sulistyaningtyas, 2020)
Penelitian ini didukung oleh teori Lawrence Green yang menyebutkan
bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu faktor predisposisi seperti pengetahuan. Notoadmodjo mengatakan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu hamil yang memiliki pengetahuan
yang baik cenderung melakukan ANC.(Notoatmodjo, 2012)
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ariestanti (2020) yang
menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik memiliki
peluang 7 kali (OR=7,143) lebih besar dalam melakukan perilaku
pemeriksaan kehamilan (ANC).(Ariestanti, Y., Widayati, T., &
Sulistyowati, 2020) Penelitian lain yang dilakukan oleh Mira (2020) juga
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
39

ibu dalam menjalani kehamilannya selama masa pandemi Covid-19


(ρ=0,001).(Mira Rizkia, 2020)
6. Hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal
Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra MedikaGenuksuran,
Kabupaten Grobogan
Hasil penelitian menunjukkan 3 ibu hamil yang memiliki sikap baik
tetapi tidak patuh dalam melakukan ANC, dan 1 ibu hamil yang memiliki
sikap yang kurang baik akan tetapi patuh dalam melakukan ANC, artinya
dari 31 ibu hamil yang memiliki sikap baik hanya 3 (9,7%) ibu saja yang
tidak patuh dan 4 ibu hamil sikap yang kurang baik hanya 1 ibu yang
memiliki kepatuhan ANC. Nilai p value 0,011 (p<0,05), artinya ada
hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan Antenatal
Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra MedikaGenuksuran,
Kabupaten Grobogan.
Menurut asumsi peneliti sikap ibu hamil terutama pada masa
pandemi seperti sekarang ini sangat penting karena dengan sikap yang
aktif dalam artian rajin melakukan kunjungan ANC harus patuh dalam
menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga dari orang lain yang bisa
saja menjadi pembawa virus dan sikap ibu hamil ini ketika melakukan
penelitian di Klinik Ditra Medika mayoritas ibu hamil sangat
menerapkan protokol kesehatan pada saat melakukan kunjungan. Hal ini
sesuai dengan mayoritas jawaban responden pada kuesioner sikap
yangmana masing-masing komponen memiliki persentase yang tinggi,
diantaranya komponen koginitif responden yang menjawab setuju sebesar
85,7% atau 30 responden. Komponen afektif responden yang menjawab
setuju sebesar 85,7% atau 30 responden. Komponen konatif responden yang
menjawab setuju sebesar 77,1% atau 27 responden. Artinya responden
selama pandemi menyikapi secara positif atau menyikapi dengan baik
sehingga sehingga arahnya menjadi positif yangmana jika sikap responden
baik maka kepatuhan ANC juga baik atau patuh.
40

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup


terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan
yang diartikan sebagai suatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik
(negatif), kemudian diaktualisasikan ke dalam dirinya.(Wawan, A. dan
Dewi, 2011) Sikap ibu yang positif akan mempengaruhi keinginan ibu untuk
melakukan perilaku antenatal care. Sebaliknya, sikap ibu yang negatif akan
menjadi masalah dalam melakukan antenatal care dikarenakan banyaknya
ibu yang tidak mengetahui pentingnya melakukan perilaku antenatal care
selama kehamilan. Lestari mengatakan sikap seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pengalaman pribadi. Pengalaman
meninggalkan kesan kuat yang dapat menjadi dasar pembentukan suatu
sikap. Sikap lebih mudah terbentuk apabila pengalaman tersebut melibatkan
faktor emosional. Sikap ibu yang positif dapat muncul melalui pengalaman
pribadi ibu dalam melakukan antenatal care pada kehamilan sebelumnya.
(Lestari, 2015)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariestanti
yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan
perilaku pemeriksaan ANC pada masa pandemi COVID-19 (ρ=0,039).
Penelitian ini menyebutkan bahwa ibu hamil yang mempunyai sikap positif
meiliki peluang 5 kali (OR=5,333) lebih banyak dalam melakukan perilaku
pemeriksaan kehamilan secara rutin dibandingkan dengan sikap negatif.
(Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, 2020)
7. Hubungan perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan
Sebanyak 1 ibu hamil yang memiliki perilaku kurang baik yang patuh
dalam melakukan ANC, artinya hanya 1 ibu dari 6 ibu yang memiliki
perilaku kurang baik yang patuh melakukan ANC. Nilai p value 0,011
(p<0,05), artinya ada hubungan perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan
dalam melakukan Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik
Citra Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan.
41

Peneliti berasumsi bahwa suatu perilaku berlangsung lama (long


lasting) apabila menerima perilaku baru (misalnya ibu hamil) didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku ANC akan
terjadi secara teratur. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka akan terhambat sehingga perilaku
dilakukan secara tidak teratur. Hasil penelitian mayoritas responden
memiliki perilaku baik selama kehamilan di masa padnemi seperti
penggunaan masker setiap melakukan pemeriksaan ANC. Hal ini didukung
oleh persentase jawaban responden pada masing-masing faktor yangmana
faktor predisposisi responden yang menjawab setuju sebesar 80% atau 28
responden. Faktor pendukung responden yang menjawab setuju sebesar
80% atau 28 responden. Faktor pendorong responden yang menjawab setuju
sebesar 68,6% atau 24 responden, artinya mayoritas ressponden berperilaku
baik dengan hasil tersebut sehingga arahnya menjadi positif yangmana jika
perilaku baik maka kepatuhan ANC juga baik atau patuh.
Pendapat tersebut sesuai dengan teori yang manyatakan bahwa
perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan
sikap yang positif. Sebaliknya, perilaku yang tidak didasari pengetahuan dan
kesadaran tidak akan berlangsung lama.(Notoatmodjo, 2012) Menurut
Nwafor et al wanita hamil perlu dibekali dengan pemberian informasi yang
diharapkan dapat dijadikan perilaku rutin agar terhindar dari penyakit
COVID-19.(Nwafor, 2020) Ibu hamil yang menerapkan protokol kesehatan
dengan baik, akan meminimalkan tertular penyakit COVID-19.(Baud, 2020)
Menurut Kementerian Kesehatan upaya yang harus dilakukan oleh ibu
hamil guna mencegah tertularnya penyakit COVID 19 adalah jika tangan
tidak bersih jangan menyentuh area wajah, hindari kontak dengan orang
yang sedang sakit, terapkan etika batuk saat batuk atau bersin,
menggunakan masker, dan tidak melakukan perjalanan ke daerah terjangkit
penyakit COVID-19.(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020)
Rekomendasi bagi individu tanpa gejala untuk menggunakan masker
wajah, sebagai intervensi kesehatan masyarakat, dapat membatasi rantai
42

penularan dengan memblokir sumber infeksi yang tampaknya sehat. Dengan


kata lain, terlepas dari apakah orang yang menggunakan masker wajah
dilindungi atau tidak, penggunaannya dapat menghentikan penularan
dengan membatasi penyebaran partikel infeksius. Penularan komunitas
dapat dikurangi jika semua orang, termasuk orang yang tidak bergejala dan
menular, menggunakan masker wajah.(Mizrak Sahin et al, 2021) Orang-
orang di beberapa wilayah (misalnya, Thailand, Cina, dan Jepang) memilih
alternatif sementara atau penggunaan berulang dari masker bedah sekali
pakai. Taiwan memiliki pandangan ke depan untukmenciptakan banyak
sekali persediaan masker wajah; negara atau wilayah lain sekarang mungkin
menganggap ini sebagai bagian dari rencana pandemi di masa depan. Sebab,
penggunaan masker wajah yang tidak tepat, seperti tidak mengganti masker
sekali pakai, dapat membahayakan efek perlindungan dan bahkan
meningkatkan risiko infeksi.(Feng et al, 2020)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Dwi yang
menunjukkan ibu hamil memiliki perilaku positif pada ibu hamil trimester 2
sebanyak 50% dan trimester 3 sebanyak 73,3%. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa perlunya pemeriksaan kehamilan secara optimal dan
terpadu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih sehingga
meminimalkan terjadinya komplikasi pada masa pandemi Covid -19.
(Setiarini, 2022)
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah, kurang nyamannya ruangan
penelitian yang tidak kondusif, sehingga ibu hamil tidak bisa mengisi
kuesioner dengan baik.

F. Simpulan
1. Sebagian besar ibu hamil (82,9%) memiliki kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan antenatal care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra
Medika Genuksuran, Kabupaten Grobogan.
43

2. Sebagian besar ibu hamil (91,4%) memiliki pengetahuan baik tentang


kehamilan pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan.
3. Sebagian besar ibu hamil (88,6%) memiliki sikap baik dalam melakukan
antenatal care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan.
4. Sebagian besar ibu hamil (80%) memiliki perilaku baik selama kehamilan
pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika Genuksuran,
Kabupaten Grobogan.
5. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan.
6. Ada hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan.
7. Ada hubungan perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam melakukan
Antenatal Care pada masa pandemi Covid-19 di Klinik Citra Medika
Genuksuran, Kabupaten Grobogan.

G. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Ibu
Diharapkan untuk melakukan pelayanan antenatal care sesuai standar dan
secara lengkap sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB di Indonesia.
2. Bagi Klinik Citra Medika
Klinik Citra Medika dapat mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait
dengan program kesehatan ibu dan anak, terutama tentang pelayanan
antenatal care dalam hal ini peningkatan program kelas ibu hamil,
penyuluhan tentang kehamilan serta menyebarkan informasi melalui media
massa untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku ibu tentang
44

kehamilan dan antenatal care.


3. Bagi Universitas Karya Husada
Dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan, sumber referensi serta
memperluas wawasan pembaca terkhususnya mahasiswa Kebidanan
Universitas Karya Husada melakukan penelitian lainnya dengan variabel
yang lebih bervariasi dan jumlah sampel yang lebih besar.
4. Bagi Peneliti
Penelti selanjutkan turut mengambil bagian dalam mendorong program
kesehatan ibu dan anak dengan melakukan edukasi yang akan
memaksimalkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam
melakukan pelayanan antenatal care.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Zuliyanti Siregar & Nurliana Harahap. (2019). Strategi dan Teknik
Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Publikasi. Deepublish.
Arantika M, P. (2019). Patologi Kehamilan. Pustaka Baru Press.
Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, Y. (2020). Determinan Perilaku Ibu
Hamil Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Pada Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 10(2).
Ayed, A. et al. (2020). Maternal and perinatal characteristics and outcomes of
pregnancies complicated with COVID-19 in Kuwai. MedRxiv, 2.
http://medrxiv.org/content/early/2020/07/14/2020.07.10.20%0A150623.abstr
act
Azwar, S. (2020). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya (edisi 2). Pustaka
Pelajar.
Baud, D. et al. (2020). COVID-19 in pregnant women – Authors’ reply. The
Lancet Infectious Diseases, 20(6).
Budiaji, W. (2013). Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal
Ilmu Pertanian Dan Perikanan, 2(2).
Dewi, R. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester Iii Terhadap
Pencegahan Covid19. Heal Inf J Penelit, 12(2).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah 2019.
Direktorat Kesehatan Keluarga. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan
Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Ermiati, R. W. (2020). Pencegahan dan Manajemen COVID-19 Di Area
Keperawatan Maternitas dan Kesehatan Perempuan. CV Niaga Muda.
Feng et al. (2020). Clinical analysis of pregnant women with 2019 novel
coronavirus pneumonia. J Med Virol.
Hardiani. (2012). Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Salemba Medika.
Herbawani, C. K. (2020). Dampak COVID-19 Pada Kesehatan Ibu & Anak.
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Journal, 13.
Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Salemba Medika.
I Made Sudarma Adiputra dkk. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan (Janner
Simarmata (ed.)). Yayasan Kita Menulis.
Indian Council of Medical Research. (2020). Guidance for Management of
Pregnant Women in COVID-19 Pandemic.
Kamal, D., Thakur, V., Swain, S., & Vikneshram, C. (2020). Knowledge, attitude,
and practice toward COVID-19 among pregnant women in a tertiary care
hospital during the COVID-19 outbreak. Journal of Marine Medical Society.
Kemenkes, & U. (2020). Laporan Kajian Cepat Kesehatan : Latar Belakang
Layanan kesehatan esensial pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.
Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. (2020). Severe acute respiratory syndrome
(SARS) and coronavirus disease-2019 (COVID-19): From causes to
preventions in Hong Kong. International Journal of Infectious Diseases, 94.
Lee, R. W. K., Loy, S. L., Yang, L., Chan, J. K. Y., & Tan, L. K. (2020).
Attitudes and precaution practices towards COVID-19 among pregnant
women in Singapore: a cross-sectional survey. BMC Pregnancy and
Childbirth, 20(1).
Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Nuha Medika.
Lim, L. M., Li, S., Biswas, A., & Choolani, M. (2020). Special Report and
pregnancy. The American Journal of Obstetrics & Gynecology, 222(6).
Mamik. (2014). Metode Penelitian Kesehatan. Zifatama Jawara Publisher.
Mandriwati, G. A. (2012). Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. EGC.
Mira Rizkia, M. (2020). Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil
dalam Menjalani Kehamilan Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Keperawatan Malang, 5(2).
Mizrak Sahin et al. (2021). The Experience of Pregnant 119 Women During the
Covid-19 Pandemic in Turk. Women Birth, 34(2).
Muliati, E. (2020). Pedoman Pelayanan Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Dan
Bayi Baru Lahir di Era Pandemi COVID-19. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Nurjasmi, E. (2020). Situasi pelayanan kebidanan pada masa pandemic COVID-
19 dan Memasuki era New-Normal.
Nwafor, J. I. et al. (2020). Knowledge and practice of preventive measures against
COVID-19 infection among pregnant women in a low-resource African
setting. MedRxiv.
POGI. (2020). Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada
Maternal (Hamil, Bersalin Dan Nifas). 1(3), 9–11.
Purnama, dkk. (2020). Chest CT Findings in a Pregnant Patient with 2019 Novel
Coronavirus Disease. Balkan Med J.
Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil. Majority, 25.
Robson S dan Waugh Jason. (2013). Patologi pada Kehamilan. EGC.
Rohmah, M. K., & Nurdianto, A. R. (2020). Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) pada Wanita Hamil dan Bayi: Sebuah Tinjauan Literatur. 7.
Saifuddin Azwar. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar.
Saragih, R., & Nasution, R. S. (2018). Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung
dan Penguat terhadap Perawatan Kehamilan di Kecamatan Raya Kahean
Kabupaten Simalungun. Jurnal Bidan Komunitas, 1(2).
Sari, I. K. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Salemba
Medika.
Setiarini, D. A. K. (2022). Perilaku Ibu Hamil terhadap Pemeriksaan Kehamilan
selama masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kebidanan, 12(1).
Siregar, R. N., Aritonang, J., & Anita, S. (2020). Pemahaman Ibu Hamil Tentang
Upaya Pencegahan Infeksi Covid-19 Selama Kehamilan. Journal of
Healthcare Technology and Medicine, 6(2).
Sofia, E. . (2016). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Pustaka Baru Press.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sulistyaningtyas, T. (2020). Informasi Wabah Virus Covid-19: Kuasa
Pengetahuan dan Kelas Sosial.
https://sinta.ristekbrin.go.id/covid/penelitian/detail/80
Suryati, R. (2011). BukuAjar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan.
Kehamilan. Nuha Medika.
Tutik Ekasari, M. S. N. (2019). Deteksi Dini Preeklamsi dengan Antenatal Care.
Yasasan Ahmar Cendekia Indonesia.
Utami, N., Sari, R. D. P., Kurniati, I. (2019). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Mengenai Kesehatan Ibu dalam Masa Kehamilan dan Nifas di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jurnal Kedoktera UNILA, 3(10).
Wawan, A. dan Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika.
Witcahyo, E. (2015). Cognitive and affective on MCH Services Management at
Jember District. Jurnal IKESMA, 11(35).

Anda mungkin juga menyukai