Oleh :
NPM : 1919002099
MITRA HUSADA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
penurunan system imun tubuh karena infeksi HIV dikenal dengan sebutan
peningkatan. Hal itu dapat diamati dari data lima tahun terakhir, yaitu pada
2015 (36,7 juta),dan tahun 2016 (36,7 juta). Bila diurutkan berdasarkan
Afrika (4,2%) pada tingkat pertama, diikuti oleh Amerika (0,5%), Eropa
(0,4%) dan Asia Selatan Timur (0,3%), namun bila diurutkan berdasarkan
jumlah penderita maka urutan tersebut menjadi Afrika (25,6 juta), Asia
Selatan Timur (3,5 juta), Amerika (3,3 juta), Eropa (2,4 juta).
Indonesia merupakan salah satu Negara di Asia yang memiliki
kerentanan HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan kehidupan sosial dan
(21,511), tahun 2016 (41,250), tahun 2017 (280.263 kasus), tahun 2018
Sumatera Utara sebanyak 1.883 kasus HIV dan 1.344 kasus AIDS, dari jumlah
tersebut terdapat 396 kasus baru HIV dan 152 kasus baru AIDS. Berdasarkan
304 kasus HIV baru ditahun 2016 dan 575 kasus kumulatif AIDS hingga
2016.
kesehatan yang dapat meningkatkan kematian ibu dan anak. Kasus pertama
HIV di Indonesia di temukan tahun 1987 dan sampai saat ini kasus HIV/
estimasi peningkatan angka kejadian infeksi HIV lebih dari 25%. Data World
Healt Organization (WHO) tahun 2013 terdapat 33,4 juta orang dengan
tertular dan menularkan dan lebih dari 24.000 perempuan usia subur telah
terinfeksi HIV, lebih dari 9.000 perempuan yang hamil dengan HIV positif
dalam setiap tahunnya dan lebih dari 30% (3000 ibu hamil) diantaranya akan
melahirkan bayi yang tertualar bila tidak ada pencegahan penularan dari ibu
HIV positif kepada bayi. Jumlah kasus Aquired Immuno Deficiency Syndrom
(AIDS) dengan factor resikopenularan HIV dari ibu ke bayi sebanyak 831
kasus. Angka ini menunjukkan peningkatan dua kali lebih tinggi dibandingkan
tiga tahun sebelumnya yang hanya 351 kasus. Namun, resiko ini dapat
Di Indonesia pada tahun 2014 jumlah ibu hamil yang ditest HIV
sebanyak 10.785 orang terdapat 2.364 orang ibu hamil dengan usia kehamilan
muda yang positif mengidap virus HIV dan 2.198 orang ibu hamil dengan usia
menurunkan bayi yang terinfeksi HIV dan AIDS (20% pada tahun 2005 dan
hubungan sex yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril
secara bergantian,transfusi darah dengan orang yang terkena HIV dan AIDS,
dan penularan ibu ke bayi yang dikandungnya. Faktor resiko penularan HIV
dan AIDS melalui hubungan sex yang tidak aman antara lain terjadi pada
menggunakan kondom(Purwanti,2014).
populasi yang berprilaku resiko tinggi, tetapi juga pada pasangan atau
akan terjadi penularan HIV secara kumulatif pada lebih dari 26.977 anak yang
dilahirakan dari ibu yang terinfeksi. Para ibu ini sebagian besar tertular dari
darah untuk mengetahui apakah dia telah terinfeksi HIV. VCT bertujuan agar
pemanfaatan VCT antenatal oleh ibu hamil masih rendah. Penelitian lain juga
menyatakan bahwa hambatan yang dirasakan untuk VCT seperti stigma sosial,
Prilaku menolak VCT yang dilakukan oleh ibu hamil dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal dimana faktor
internal itu merupakan faktor yang berhubungan langsung dengan pelaku yaitu
Testing (VCT).
1.2. Rumusan Masalah
ini adalah “Hubungan Tingkat Kepuasan dan Sikap Ibu Hamil terhadap
Ajibata.
Inap Ajibata.
2020
4. Bagi Instansi
TINJAUAN PUSTAKA
pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk
waktu yang lama. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
yang puas terhadap jasa pelayanan cenderung akan merasa senang dan
diperlukan.
dengan apa yang diharapkan nya. Pendapat lain dari Endang bahwa
a. Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil
diharapkan.
“MAHAL”
pelayanan tersebut.
yaitu:
a. Karakteristik produk, karakteristik produk rumah sakit
inap.
f. Image, yaitu citra, reputasi dan kepedulian tenaga
konsumen.
pengunjung.
c. perilaku personel
komunikasi.
pelayanan.
2.2. Sikap
1. Persepsi (Perseption)
sebagainya.
3. Mekanisme
4. Adaptasi (Adaption)
2.3. HIV/AIDS
satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk kekebalan tubuh
(Maryunani, 2009).
Cell), sel T4 atau sel CD4. Sel CD4 mengenali phatogen yang
secara normal.
angualaris.
sinusitis.
4. Kandidiasis mulut
sebulan terakhir.
d. Tingkat 4 (lanjut)
berat badan turun lebih dari 10% dan (a) diare kronik
3. Toksoplasmosis otak
13. Limpoma
juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan
Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS,
ASI. Resiko bayi tertular melalui ASI dari ibu yang positif
sekitar 10% .
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
49 tahun)
HIV positif
Konseling dan testing HIV secara sukarela adalah suatu proses dengan
berkelanjutan.
sebagai berikut :
tentang resiko dan dampak dari keputusan klien untuk tes,. Klien
telah mengerti dan merasa membutuhkan dan bukan karena
paksaan.
sebagai berikut.
efektif
berbeda-beda, yaitu:
1. Layanan mandiri
3. Sektor swasta
4. Tes rumah
5. Penjangkauan ke masyarakat
KEPUASAN
RESPONDEN
KEIKUTSERTAAN
KONSELING
HIV/AIDS
SIKAP RESPONDEN
2.7. Hipotesis
dengan desain studi potong lintang ( cross sectional study ), yaitu dengan
bersamaan dalam rangka meneliti hubungan antara paparan dan efek. Dalam
penelitian ini hubungan variabel yang akan diuji adalah pelaksanaan standar
pelayanan Antenatal dengan keikutsertaan ibu hamil untuk konseling dan tes
HIV.
KEPUASAN
RESPONDEN
KEIKUTSERTAAN
KONSELING
HIV/AIDS
SIKAP RESPONDEN
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
3.3 Defenisi Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Alat ukur Hasil Ukur Skala
Setuju
4. Sangat
Setuju
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1. POPULASI
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang berada
3.4.2. SAMPLE
secara acak.
berbeda.
dependen.
2. Analisis bivariate yaitu analisis untuk melihat hubungan variabel
Bulan
NO Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Tahap Persiapan Penelitian
Penelitian
c. Perizinan Penelitian
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data