DI PUSKESMAS WONOSALAM
PROPOSAL TESIS
DISUSUN OLEH :
NIM: 25000320410022
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus atau yang disebut dengan HIV saat ini
negara di seluruh dunia. HIV adalah virus menginfeksi selsel sistem kekebalan
Berdasarkan data United Nations Programme on HIV and AIDS atau yang
biasa disebut dengan UNAIDS, di dunia pada tahun 2017 terdapat 36,5 juta
kasus HIV, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 37,3
juta penderita, dan pada tahun 2019 terjadi kenaikan kembali sebesar 38 juta
AIDS.3
Di Indonesia, infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan
salah satu penyakit menular yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan
anak. Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah ada di Indonesia sejak kasus
pertama ditemukan di Bali tahun 1987. Sampai dengan tahun 2019, kasus
provinsi Indonesia. Jumlah kasus HIV baru setiap tahunnya telah mencapai
sekitar 20.000 kasus. Pada tahun 2018 tercatat 21.511 kasus baru, yang 57,1
Pada tahun 2012 tercatat kasus AIDS terbesar pada kelompok ibu rumah
bayinya. Pada tahun 2012 pula, dari 43.624 ibu hamil yang melakukan
konseling dan tes HIV terdapat 1.329 (3,05%) ibu dengan infeksi HIV.
Kementerian Kesehatan memperkirakan, pada tahun 2020 Indonesia akan
mempunyai hampir dua kali jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS
dewasa dan anak (812.798 orang) dibandingkan pada tahun 2008 (411.543
orang), bila upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang dilaksanakan tidak
meningkat, hal ini erat kaitannya dengan perilaku berisiko pasangannya, yang
dikandungnya. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui
proses penularan dari ibu ke anak atau Mother To Child Hiv Transmission
(MTCT). Virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada
juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 50% di antaranya adalah
perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Di Asia Tenggara,
Di negara maju, risiko seorang anak tertular HIV dari ibunya dapat ditekan
cakupan layanan PMTCT masih rendah, yaitu 10% di tahun 2017, kemudian
meningkat menjadi 35% pada tahun 2018 dan 45% di tahun 2019. Bahkan
pada tahun 2017 cakupan layanan PMTCT di Indonesia hanya sebesar 40%.
Agar penularan HIV dari ibu ke anak dapat ditekan, perlu upaya peningkatan
yang lahir dari ibu HIV positif, sebanyak 1.539 bayi (94,4%) berhasil
2019, dari 926 bayi yang lahir dari ibu HIV positif, 872 bayi(94,2%) tidak
sejak masa kehamilan. Dan saat ini jumlah fasilitas kesehatan yang
memberikan layanan PMTCT masih sangat terbatas. Sampai tahun 2019, baru
2018 fasyankes yang menyediakan layanan PMTCT, yaitu 93 rumah sakit dan
2018).
penemuan kasus baru HIV yang cukup tinggi setiap tahunnya. Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada tahun 2016 kasus baru
tahun 2017 yaitu sebanyak 47 kasus, sedangkan pada tahun 2018 penemuan
kasus, dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 80 kasus,
dengan kasus ibu hamil dengan HIV yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, jumlah kasus ibu hamil
dari tahun 2016 sampai dengan 2020 meningkat secara signifikan. Pada tahun
2016 terdapat 3 kasus HIV pada ibu hamil, pada tahun 2017 mengalami
dan pada tahun 2020 meningkat secara signifikan yaitu sebanyak 13 kasus. 7
dari Ibu ke Anak (PMTCT) atau dikenal dengan Prevention of Mother To Child
HIV- AIDS. Kebijakan umum Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
sejalan dengan kebijakan umum Kesehatan Ibu dan Anak serta kebijakan
penularan HIV dari ibu ke anak, yaitu dengan layanan tes HIV. Tes HIV
sebagai intervensi awal dari pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi
Panduan untuk mengajak ibu hamil melakukan konseling dan tes saat
kunjungan pertama kali antenatal Care (ANC). Cakupan ibu hamil yang
mengikuti VCT hanya 20 % dari jumlah komulatif orang yang terdeteksi HIV
orang, dan yang terdeteksi AIDS pada saat hamil sampai dengan 2020
sebanyak 2% yang mengikuti tes. Pelayanan VCT diberikan secara gratis dan
dilakukan oleh konselor yang telah dilatih. Tempat pelayanan VCT yang
Demak.6
selama hamil. Setiap ibu hamil yang menerima ANC pada trimester I (K1 ideal)
berkelanjutan dari trimester I hingga trimester III. Hal ini dapat dilihat dari
indikator ANC K4. Cakupan K1 ideal secara nasional adalah 93,5 persen
kunjungan (K1 pada tahun 2017 sebanyak 92,7% dari target 93,5% dan
43%.
memerlukan pelayanan medis dan bahkan belum mengetahui status HIV nya.
Bidan dalam memberikan layanan kesatan ibu dan anak memiliki wewenang
pada ibu hamil yang berkunjung pada pelayanan antenatal care, sebagai
dari peran sistem kesehatan masih kurang memadai, hanya 64% dari total
Dalam situasi pandemi ini banyak ibu hamil enggan memeriksakan kehamilan
dan kelas ibu hamil, padahal pemeriksaan kehamilan tetap perlu dilakukan
secara rutin Karena sangat pentingnya ANC ibu hamil, Puskesmas Wonosalam
untuk melakukan pemeriksaan ibu hamil, konseling, dan pemeriksaan VCT ibu
ini sudah berjalan selama 1 tahun, selama masa pandemic Covid 19. Dengan
adanya pelayanan jemput bola ibu hamil, diharapkan cakupan ANC dapat
tercapai. Dan program PMTCT tidak terhenti, sehingga angka kasus ibu hamil
Kegiatan sudah berjalan selama satu tahun namun cakupan K1 dan K4 masih
belum tercapai, hal ini disebabkan karena bidan belum secara maksimal
atas pelayanan pmtct dengan inovasi jemput bola. Selain itu, kurangnya waktu,
B. Rumusan Masalah
Penularan HIV dari Ibu ke Anak sejalan dengan kebijakan umum Kesehatan
satunya adalah tes HIV merupakan pemeriksaan rutin yang ditawarkan kepada
ibu hamil. Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak diintegrasikan
dan layanan pencegahan HIV yaitu PMTCT, serta layanan rutin kesehatan ibu
dilakukan Kelas ibu Hamil secara online atau daring. Sehingga berdampak
dan K4 tercapai Dengan adanya pelayanan jemput bola ibu hamil, diharapkan
cakupan ANC dapat tercapai. Dan program PMTCT tidak terhenti, sehingga
angka kasus ibu hamil dengan HIV AIDS dapat dicegah dengan 4 prong
PMTCT.7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis implementasi pelaksanaan pelayanan PMTCT pada ibu hamil
2. Tujuan Khusus
Demak
program PMTCT pada ibu hamil dengan Antenatal care terpadu pada
ibu hamil dengan Antenatal care terpadu pada masa pandemic covid
D. Manfaat Penelitian
Covid 19
F. Keaslian Penelitian
yang hamper serupa tetapi tidak sama telah dilakukan oleh beberapa peneliti,
antara lain:
belum berjalan
pilar integrasi
kegiatan sosialisasi,
Ketersediaan fasilitas
sarana,
kurang.
Ketersediaan petugas
sosialisasi regulasi.
Tahun 2013
PPIA mempengaruhi
implementasi, kewenangan
layanan terintegrasi,
lingkungan sosial berupa
dukungan masyarakat,
negatif. Kesimpulan
didapatkan bahwa
implementasi integrasi
terintegrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bebas.
c. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke janin yang
dikandungnya.
a. Faktor bayi
1) Prematuritas
terinfeksi HIV dibanding bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV.
2) Nutrisi Fetus
mencegah perburukan gejala diare yang ada baik pada ibu maupun
bayinya.
3) Fungsi Pencernaan
terinfeksi, sekresi vagina, cairan amnion dan air susu ibu. Pada
perjalanan penyakitnya.11
transplasenta dan sekresi IgA dari air susu ibu. Rendahnya kadar
b. Faktor Ibu
1) Antepartum
Viral load dari ibu, apakah sudah mendapat terapi anti retroviral,
ibu.
2) Intrapartum
terjadi saat pemberian air susu ibu. Sebetulnya pada ibu dengan
infeksi HIV, pemberian air susu ibu beresiko kecil untuk terjadi
menjadikan bayi memiliki resiko tinggi terkena infeksi yang lain, air
a. Standar
b. Tujuan
c. Persyaratan
4) Semua ibu hamil dengan faktor risiko HIV mempunyai akses untuk
d. Pelaksanaan
1) Semua ibu hamil mendapatkan informasi serta faktor risiko HIV, cara
pemeriksaan atau tes HIV, risiko penularan ke bayi pada ibu hamil
dengan HIV
2) Pada daerah yang prevelansi HIV tinggi dan pada populasi yang
Consen
5) Ibu hamil dengan status HIV -, beri dukungan untuk tetap negatif dan
10) Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV mendapatkan profilaksis ARV
Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa
normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono,
2008,
3. Manfaat ANC
a. Membangun rasa saling percaya diri atara klien dan petugas kesehatan
dikandungnya
Transmission)14
penillaian.
terintegrasi.
terintegrasi meliputi :
masa pandemi COVID 19 ini. Karena banyak ibu hamil yang merasa
konseling dan VCT ibu hamil. Ujung tombak pelayanan jemput bola
dan keluarga
3. Ada ikatan batin yang kuat antara petugas dan ibu hamil
petugas kesehatan.16
Program Pencegahan Penularan HIV Dan Sifilis Dari Ibu Ke Anak meliputi proses
pencatatan dan pelaporan program (Kemenkes RI, 2015). Adapun proses yang
a. Perencanaan
anatara lain:
b. Pelaksanaan
antara lain:
1) Menghitung/memperkirakan jumlah sasaran ibu hamil yang akan dites HIV
3) Menghitung kebutuhan reagen HIV dan sifilis untuk ibu hamil serta
Kabupaten/Kota.
mampu melakukan tes HIV dan sifilis perlu merujuk ibu hamil untuk
Puskesmas.
(petugas KIA, KB, BP, konselor, konseling remaja dan Promkes), Petugas
c) Pengobatan bagi ibu hamil dengan HIV bagi puskesmas yang memiliki
tersedia
f) Pemeriksaan HIV dan pemberian ARV profilaksis pada bayi dari ibu
(PFKIA).
dan fasilitasi kepada jaringan PPIA dan FKTP lain di wilayah dan untuk
5) Pencatatan Puskesmas
HIV dan sifilis, dicatat di Kartu Ibu, Kohort dan Buku KIA.
c) Formulir Registrasi Layanan PPIA hanya diisi bila ibu hamil positif HIV.
memindahkan data hasil pelayanan dari Kartu Ibu. Data layanan bayi
yang lahir dari ibu dengan HIV diisi oleh petugas pemberi layanan di
Puskesmas.
6) Pelaporan
layanan HIV dan sifilis pada ibu hamil yang berasal dari Formulir
dan AIDS).
supervisi.
a) input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan dalam
dibagi menjadi dua yaitu input primer dan input sekunder; b) proses adalah
formatif, tipe evaluasi ini adalah dilakukan sebelum program dimulai. Evaluasi
program terkait kesehatan yang akan dibidik program dan cara terbaik untuk
problem kesehatan. Evaluasi process, tipe evaluasi ini harus dimulai sebelum
problem tidak terduga. Evaluasi outcome (hasil), tipe evaluasi ini adalah
dilakukan setelah program beroperasi cukup lama yang mana program dapat
yang terlihat dalam komunitas benar- benar sesuai dengan program (Depkes,
2004).
E. KERANGKA TEORI
Strategi PMTCT
Feedback
METODOLOGI PENELITIAN
Strategi PMTCT
Feedback
Input :
1. SDM
2. Sumber Dana
4. Sasaran
5. Implementasi
C. Definisi Operasional
E. Desain Penelitian
Demak.
Dalam penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi. Teknik sampling yang
adalah teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan suatu pertimbangan
deskripsi yang lengkap dan kaya fenomena yang diteliti. 41 Subyek penelitian terdiri
dari:
1. Informan Utama:
Bidan Desa,
Petugas Laboratorium,
Petugas Gizi,
Petugas P2,
Doketr
2. Informan Triangulasi:
Kepala Puskesmas
Ibu Hamil
kriteria sampling menurut Miles dan Huberman maka penelitian ini menggunakan
teknik sampling criterion, dimana sampel dipilih dengan serangkaian kriteria yang
puskesmas dan 2 ibu hamil yang dikunjungi dirumah karena saturasi data dicapai
pada partisipan ke-8. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari Dukes (1984) bahwa
G. RANCANGAN PENELITIAN
metode kualitatif. Alasan penelitian ini memakai desain deskriptif kualitatif karena
sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian yang ingin memperoleh dan bukan
menguji hipotesis, namun untuk mendapatkan hasil evaluasi pelaksanaan
PMTCT Ibu hamil melalui ANC terpadu dengan system jemput bola. Rancangan
bersamaan.
a. Data Primer
(indepth interview) kepada subjek penelitian atau informan tentang faktor apa
saja yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dengan HIV dalam melakukan
b. Data Sekunder
didapatkan dari sumber buku, jurnal kesehatan, dan sumber lain dari institusi
H. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa alat bantu yang
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
2. Alat Perekam
untuk merekam seluruh pembicaraan hasil wawancara. Kegunaan alat ini yaitu
kesahihan dan keandalan, memberikan dasar yang kuat tentang apakah yang
dikatakan oleh peneliti benar – benar terjadi dan dapat dicek kembali dengan
mudah.
3. Kamera
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif
bentuk pemaparan dari hasil temuan penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan
cara deskriptif isi selanjutnya dilaporkan dan diasjikan dalam gambaran deskriptif
1. Pengumpulan Data
untuk menggali lebih dalam variabel – variabel yang diteliti sesuai dengan tujuan
penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan secara terus menerus guna memilih data yang
3. Penyajian Data
Data yang disajikan dalam bentuk uraian singkat (naratif) sesuai dengan
dipahami.
4. Verifikasi Data
Verifikasi data digunakan untuk menguji kebenaran, pada tahap ini akan
19. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Seamarang 2018.
Semarang; 2019.
20. AIDSinfo. The HIV Life Cycle {Internet}. 2019 {cited 2020 Jun 21}. Available
from: https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/19/73/the-hiv-
life-cycle
21. AIDSinfo. The Stages of HIV Infection [Internet]. 2019 [cited 2020 Mar 10].
Available from: https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-
sheets/19/46/the-stages-of-hiv-infection
22. HIV.gov. Opportunistic Infections [Internet]. 2019 [cited 2021 Mar 10]. Available
from: https://www.hiv.gov/hiv-basics/staying-in-hiv-care/other-related-health-
issues/opportunistic-infections
23. AIDSinfo. HIV Testing [Internet]. 2020 [cited 2021 Mar 10]. Available from:
https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/19/47/hiv-testing
24. AIDSinfo. HIV Treatment: The Basics [Internet].2020 {cited 2020 Jun 25].
Available from: https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-
sheet/21/51/hiv-treatment--the-basics#
25. AIDSinfo. FDA-Approved HIV Medicines [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 24].
Available from; https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-
sheets/20/48/the-basics-of-hiv-prevention
26. The basics of HIV Prevention [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 24]. Available
from: https;//aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/20/48/the-
basics-of-hiv-prevention
28. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC, 2008
29. Gabbe, S.G., Niebyl, J. R., Simpson. Maternal and Perinatal Infection. Obstetric
Normal and Problem Pregnancies, 2002.
31. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
Anak. Jakarta: Kemenkes RI. 2012
32. Djoerban, Z. Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA. Yogyakarta: Galang
Press bekerjasama dengan Yayasan Memajukan Ilmu Penyakit Dalam; 2000
.
33. Astro H. Djauzi S. D Joerban z Projosudjadi W. Kualitas Hidup Penderita HIV
dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003
35. Ardhiyanti Y, Lusiana N, Megasari K. Bahan Ajar AIDS Pasa Asuhan Kebidanan.
Jakarta : deepublish, 2015.
40. Gochman DS. Health Behavior Emerging Research Perspectived. New York :
Plenum Publishing Corporation; 1989.
41. Siti NFL. Kepatuhan Pasien Yang Menderita Penyakit Kronis Dalam
Mengkonsumsi Obat Harian. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana.
Yogyakarta. 2009.
42. Fakultas Farmasi Universitas Gajah Masa. Prosiding Seminar Nasional: Eight
Star Performance Pharmacist. In Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Gajah Mada; 2011.
43. Timreck. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta: EGC;2005.
44. Notoadmojo S. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rineka Cipta; 2003.
46. Release E, Solomon SL, Daniel KL, Casey CG, Davis SF, Rutledge TF, et al.
Morbidity and Mortality Weekly Report Guidelines for Prevention and Treatment
of Opportunistic Infection in HIV-Infected Adults and Adolescents
Recommendations from CDC. The National Institutes of Health and the HIV
Medicine Association of the Infection. HIV Mediccation. 2009;58