Anda di halaman 1dari 11

Perilaku Bidan dalam ... (Tatarini I.

P, VG Tinuk I, Harbandinah P)

Perilaku Bidan Dalam Pelayanan PMTCT Pada Ibu Hamil Dengan HIV/
AIDS di RSUD. Dr. Soedono Madiun

Tatarini Ika Pipitcahyani*), VG Tinuk Istiarti**), Harbandinah Pietojo***)


*)
Politeknik Kesehatan KEMENKES Malang.
Korespondensi: tarika_diantara@yahoo.com
**)
Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Universitas Diponegoro Semarang
***)
Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Kasus AIDS di Indonesia triwulan kedua tahun 2010 secara komulatif adalah 21.770 kasus.
Pada tahun 2010 sampai april 2011 didapatkan ibu hamil dengan HIV/AIDS yang datang
memeriksakan diri ke RSUD Dr. Soedono Madiun berjumlah 3 orang ibu dengan HIV/AIDS.
Pelaksanaan PMTCT masih belum maksimal hal tersebut dikarenakan masih adanya sikap
kurang mendukung yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang HIV/AIDS dan
PMTCT. Sehingga harus selalu dilaksanakan kegiatan sosialisasi, pengarahan dan
pendampingan waktu pelayanan kepada ibu hamil dengan HIV/AIDS. Penelitian dengan
kualitatif diskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam dan
observasi pelaksanaan praktik pelayanan PMTCT pada ibu hamil di RSUD. Dr. Soedono
Madiun. Hasil peneitian menunjukkan bahwa responden telah mengetahui tentang HIV/AIDS
dan PMTCT tetapi belum memahaminya sehingga dalam pelaksanaan pelayanan PMTCT
masih belum maksimal oleh karena itu peru adanya sosialisasi dan pendampingan oleh
organisasi provesi pada saat pelayanan kepada ibu hamil dalam kegiatan PMTCT di
RSUD.Dr.Soedono Madiun.
Kata Kunci:Pelayanan PMTCT, ibu hamil, perilaku bidan.

ABSTRACT
Midwives In service PMTCT behaviors in pregnant women with HIV/AIDS in hospitals.
Dr. Soedono Madiun; AIDS cases in Indonesiain the second quarterof 2010 was 21 770
cumulative cases. In the year 2010 to April 2011 found pregnant women with HIV/AIDS who
come to check into hospitals Dr. Soedono Madiun totaling 3 mothers with HIV/AIDS.
Implementation of PMTCT still not maximized it is because there still existsa lack of support
caused by alack of understanding about HIV/AID Sand PMTCT. So it should always be carried
out dissemination activities, guidance and mentoring service time to pregnant women with
HIV/AIDS. With aqualitative descriptive study. The collection of data using in-depth interviews
and observation practice simplementation of PMTCT services for pregnant women in hospitals.
Dr. Soedono Madiun. Field work results indicate that the respondents knew about HIV/AIDS
and PMTCT but have not understood that the implementation of PMTCT services is still not
maximized, there fore Perusocialization and mentoring by provesi organization at the service
to pregnant women in PMTCT activities in RSUD.Dr.Soedono Madiun.
Keywords: PMTCT services, pregnant women, midwives behavior.

63
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 1 / Januari 2012

PENDAHULUAN menjadi ujung tombak dalam memberikan


Jumlah populasi dewasa terinfeksi HIV di pelayanan KIA dan KB, dan juga dapat menjadi
Indonesia tahun 2006 diperkirakan 193.000 jejaring dalam jangkauan ibu – ibu hamil. Bidan
orang, dimana di antaranya 21% adalah dapat berperan sebagai pendidik kesehatan dan
perempuan. Pada tahun 2009 diperkirakan penyuluhan kepada ibu hamil tentang perilaku yang
jumlah ODHA sudah mencapai 333.200 berisiko terhadap penuaran HIV dan AIDS,
dimana proporsi untuk perempuan telah memberikan informasi tentang VCT/PMTCT,
meningkat menjadi 25%. Kondisi ini tidak hanya pada perempuan, tetapi juga kepada
menunjukkan sedang terjadi feminisasi epidemi keluarga dan masyarakat. Selain itu bidan dapat
HIV di Indonesia (KPAN, 2010). pula berperan dalam upaya surveilans kasus –
Kecenderungan epidemi HIV ke depan dengan kasus penyakit menular seksual (PMS), yang
pemodelan memberikan gambaran yang lebih meningatkan risiko tertular HIV dan AIDS.
jelas tentang penularan HIV saat ini dan Keberhasilan bidan dalam melaksanakan tugasnya
perubahannya ke depan. Proses pemodelan di perlukan dukungan dari berbagai pihak terkait
tersebut menggunakan data demograû, perilaku seperti: stakeholders, lembaga swadaya
dan epidemiologi pada populasi kunci. Dari hasil masyarakat (LSM), dan juga ditunjang oleh
proyeksi diperkirakan akan terjadi hal-hal fasilitas, sarana informasi, keterampilan dan
berikut, peningkatan prevalensi HIV pada kebijakan melalui program peningkatan kapasitas
populasi usia 15-49 tahun dari 0,21% pada tahun bidan sebagai pendidik kesehatan dan penyuluhan
2008 menjadi 0,4% di tahun 2014, peningkatan kepada ibu hamil dalam upaya pencegahan
jumlah infeksi baru HIV pada perempuan penularan HIV dan AIDS (Depkes RI, 2008).
sehingga akan berdampak meningkatnya jumlah Peranan bidan sebagai tenaga profesional
infeksi HIV pada anak (KPAN, 2010). dan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
Pencegahan penularan HIV dari ibu keanak memiliki posisi penting dan strategis terutama
adalah program pencegahan penularan HIV dari dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
ibu ke anak yang dilakukan secara terintegrasi dan dan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi
komprehensif dengan program-program lainnya (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan
yang berkaitan dengan pengenadalian HIV dan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus
AIDS melalui strategi 4 prong. Adapun tujuan dari pada aspek pencegahan penyakit termasuk
program PMTCT adalah menurunkan penularan pencegahan penularan HIV & AIDS pada ibu
HIV dari ibu kepada bayinya, dengan sasaran hamil dan promosi HIV & AIDS pada ibu hamil
program adalah: ibu hamil, bayi yang dilahirkan, dengan memberikan pendidikan kesehatan atau
perempuan usia reproduktif, remaja dan anak konseling pada ibu hamil yang datang berkunjung
muda. Kegiatan prong 1 dan 2 dapat dilaksanakan ke pusat pelayanan kesehatan. Ibu hamil akan di
diseluruh jenjang dan unit pelayanan kesehatan bimbing untuk membuat keputusan sendiri untuk
(UPK) sedangkan prong 3 dan 4 dilaksanakan mengubah perilaku yang baru dan
pada UPK dan fasilitas lebih tinggi pada umumnya mempertahankannya. Dengan intervensi
dapat diperoleh dirumah sakit (RS). Hal berikut pencegahan penularan HIV pada ibu hamil,
juga perlu dilaksanakan dalam pelaksanaan diantaranya adalah memberikan pelayanan
PMTCT: layanan KIA terpadu, layanan konseling kesehatan ibu dan anak yang bisa menjadi awal
dan tes sukarela, pemberian obat ARV profilaksis, atau pintu masuk upaya pencegahan penularan
konseling tentang HIV dan pilihan nutrisi untuk HIV dari ibu ke bayi pada ibu hamil. Perbedaan
bayi, persalinan yang aman. Bidan merupakan tugas bidan di poli dengan di ruangan adalah jika
salah satu bagian dalam pelayanan kesehatan yang bidan di poli melakukan konseling, pemeriksaan

64
Perilaku Bidan dalam ... (Tatarini I.P, VG Tinuk I, Harbandinah P)

kehamilan dan melakukan PMTCT pada prong pelaksanaan PMTCT yang dilakukan di RSUD.
1 sampai prong 3 sedangkan bidan di ruangan Dr. Soedono Madiun masih belum maksimal
bersalin dan NICU melaksanakan pemantauan dikarenakan baru 1 tahun ini mendapatkan pasien
dan perawatan ibu bersalin, masa nifas sampai ibu hamil dengan HIV/AIDS, meskipun dari tahun
pemberian makanan bayi serta melakukan 2010 sampai awal april 2011 di dapatkan 3 orang
PMTCT pada prong 4. Pelaksanaan PMTCT ibu hamil dengan HIV/AIDS dan 1 orang ibu hamil
yang dilakukan pada ibu hamil kebanyakan dengan suami positif HIV/AIDS. di RSUD.Dr.
dilakukan di klinik VCT oleh bidan yang termasuk Soedono Madiun telah terdapat tim HIV yang
dalam tim HIV(Hermiyanti S, 2006). berjumlah 12 orang terdiri dari 1 orang bidan, 4
Pengendalian/pencegahan penularan HIV dan orang perawat, 5 orang dokter dan 2 orang
AIDS pada perempuan, anak dan keluarga petugas lab dan 1 orang petugas klinik VCT
menjadi semakin penting dan tidak terpisahkan dari sebanyak 4 orang konselor yang sudah
program penanggulangan HIV dan AIDS secara mendapatkan pelatihan tentang VCT dan PMTCT
umum. Kompetensi yang harus dimiliki oleh bidan terdiri dari 1 orang bidan dan 3 orang perawat.
untuk mewujudkan peran dan fungsinya dalam Kegiatan PMTCT awalnya dilakukan di klinik
program PMTCT antara lain, mengerti mengenai VCT karena kebanyakan pasien yang datang
kebijakan nasional PMTCT, mampu menjelaskan karena pindahan/rujukan dari rumah sakit lain atau
pengertian dan pencegahan HIV secara umum, puskesmas tempat pertama melakukan
mampu melakukan rujukan terhadap kasus-kasus pemeriksaan. Bagi ibu hamil yang merasa terpapar
tertentu dalam PMTCT, memahami dan akan langsung datang untuk melakukan
melaksanakan mengenai kewaspadaan universal pemeriksaan, oleh bidan dilakukan anamnesa atau
dalam kaitannya dengan penularan HIV di tempat tanya jawab terhadap data yang diperlukan selama
kerja, mampu memberikan dukungan kepada pemeriksaan. Melalui proses anamnese tersebut
klien PMTCT. Selain itu tindakan intervensi dapat jika terdapat data yang dicurigai maka bidan dapat
berupa pencegahan primer/primary prevention melakukan rujukan kepada klinik VCT untuk
(sebelum terjadinya infeksi), dilaksanakan kepada dilakukan pemeriksaan. Sehingga pelaksanaan
seluruh pasangan usia subur, dengan kegiatan VCT pada bu hamil dilakukan dengan rujukan dari
konseling, perawatan dan pengobatan di tingkat bidan dan juga berdasarkan keinginan dari ibu
keluarga (Depkes RI, 2008). Program PMTCT hamil itu sendiri untuk melakukan pemeriksaan
meliputi Prong 1 dan 2 yang dapat dilaksanakan VCT setelah mendapatkan konseling dari bidan.
di seluruh jenjang dan unit pelayanan kesehatan Tetapi saat ini di RSUD.Dr.Soedono pasien yang
(UPK), sedangkan Prong 3 dan 4 dilaksanakan terpapar maupun yang rujukan langsung datang
pada UPK dengan fasilitas lebih tinggi yang pada ke klinik VCT yang terdapat bidan PMTCT untuk
umumnya dilakukan di Rumah Sakit (RS). melakukan pemeriksaan VCT kemudian dari
Puskesmas merupakan layanan kesehatan dasar klinik VCT akan dikirim ke poliASIH (Anak Sehat
atau layanan kesehatan strata I yang berbasis Ibu Hamil). Berdasarkan data kunjungan ibu hamil
masyarakat, dimana ruang lingkup layanannya bagi yang melakukan pemeriksaan di Poli ASIH setiap
ODHA meliputi konseling pencegahan, konseling bulan berkisar 50 ibu hamil baik kunjungan awal
pre-test, testing (Rapid test), konseling pasca-test, maupun kunjungan ulang yang datang
identifikasi gejala klinis, kontrol kepatuhan ART, memeriksakan diri ke Poli ASIH. Di rumah sakit
identifikasi efek samping ART, pelayanan sebagian besar ibu hamil yang datang untuk periksa
PMTCT, konseling dan tatalaksana gizi (Ditjen kehamilan yang belum pernah melakukan VCT
PP&PL,2010). akan melakukan pemeriksaan VCT atas dasar
Hasil studi pendahuluan yang didapatkan, keinginan sendiri setelah mendapatkan penjelasan

65
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 1 / Januari 2012

maupun berdasarkan rujukan dari bidan jika HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
terdapat data yang dianggap perlu untuk melakukan Pengetahuan Bidan tentang HIV/AIDS dan
pemeriksaan VCT. Dari tahun 2010 sampai april PMTCT
2011 didapatkan ada sekitar 4 ibu hamil yang Pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS
datang keklinik VCT dan hasil yang di temukan bermacam-macam, hal tersebut dikarenakan
adalah 3 ibu hamil yang positif HIV/AIDS dan 1 banyaknya pengertian tentang HIV/AIDS yang
orang ibu hamil dengan suami yang positif HIV/ ada buku-buku pelajaran dan yang ada di
AIDS. terdapat 4 orang anak dari usia 2 tahun – masyarakat, selain itu pengetahuan tentang HIV/
7 tahun yang tertular HIV/AIDS dari orang tua AIDS secara keseluruhan masih belum seberapa
yang positif yang dulu di rujuk ke dipahami baik oleh tenaga kesehatan termasuk
RSUD.Dr.Soetomo Surabaya. 2 anak yang positif bidan dan juga oleh masyarakat pada umumnya
HIV/AIDS tersebut rutin memeriksakan diri ke sehingga hal tersebut bisa membuat pemikiran
Rumah Sakit dan mendapatkan ARV (data yang salah akan HIV/AIDS. Hasil penelitian ini
laporan klinik VCT kemuning). didukung oleh penelitian Marsia (2009) yang
mengatakan pengetahuan responden mempunyai
METODE PENELITIAN hubungan dengan praktik bidan dalam
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif pelaksanaan program PMTCT.
yang dilakukan dengan menggunakan metode Pemberian pengetahuan tentang HIV/AIDS
pendekatan kualitatif.Pelaksanaan penelitian dan PMTCT yang di berikan oleh tim HIV
dilakukan di RSUD.Dr.Soedono Madiun kepada bidan dan seluruh tenaga kesehatan yang
Propinsi Jawa Timur dari tanggal 1 April 2011 ada dirumah sakit dengan mengadakan sosialisasi
sampai tanggal 30 April 2011. Jumlah populasi tentang HIV/AIDS dan program PMTCT yang
yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh dilakukan oleh tim HIV/AIDS dalam suatu
bidan dirumah sakit dan sampel yang digunakan pertemuan pembahasan program pelayanan
sebanyak 5 orang responden bidan dan 6 orang rumah sakit, selain itu juga diberikan melalui leaflet
responden triangulasi. Instrument pengumpulan dan brosur yang dilaksanakan oleh klinik VCT
data pada penelitian berupa panduan wawancara dirumah sakit. Hanya saja sosialisasi tentang
mendalam sebagai alat yang digunakan peneliti HIV/AIDS dan program PMTCT yang
untuk melakukan wawancara kepada responden dilakukan di rumah sakit pada saat ini baru
dan responden triaangulasi. Pengambilan data sebatas peningkatan pengetahuan, meliputi
variable pada penelitian ini, yaitu data pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi
karakteristik responden (usia, pendidikan, (PMTCT), asuhan persalinan normal ynag
pelatihan, masa kerja), pengetahuan, sikap, teman didalamnya juga ada muatan tentang pencegahan
sejawat, lingkungan, kebijakan, praktik infeksi HIV/AIDS, dan juga tentang skrining IMS
bidan.Pengolahandata dengan menggunakan yang merupakan pintu masuk untuk menjaring
langkah-langkah analisis data kualitatif yang ibu hamil dengan HIV/AIDS. sedangkan
meliputi:Transcribing, reduksi data, tabulasi, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
perbandingan, perumusan pernyataan kepada responden sesuai dengan penelitian yang
konklusif. Setelah itu dilakukan validitas dan dilakukan oleh Faiqatul Hikmah (2009) yang ada
reliabilitas untuk menunjang keabsahan hasil hubungannya praktik bidan dengan pengetahuan
penelitian yaitu dengan menggunakan derajat bidan tentang HIV/AIDS dan program PMTCT.
kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan Berdasarkan crosscheck kepada responden
kepastian dengan cara triangulasi. triangulasi pasien mengatakan bahwa
pengetahuan mereka tentang segala macam yang

66
Perilaku Bidan dalam ... (Tatarini I.P, VG Tinuk I, Harbandinah P)

berhubungan dengan HIV/AIDS didapatkan dari tentang HIV/AIDS dan PMTCT tetapi tidak
penjelasan yang diberikan oleh bidan pada saat memahaminya sehingga menimbulkan perasaan
melakukan konseling selain itu juga kurang menerima dan takut tertular didalam
mendapatkannya dari LSM yang mendampingi memberikan pelayanan kepada pasien dengan
dan yang selalu mengadakan pertemuan secara HIV/AIDS, hal ini bisa mengakibatkan sikap
rutin untuk memberikan penjelasan tentang segala yang kurang mendukung bahkan nanti bisa ada
hal mengenai HIV/AIDS. Pasien yang datang ke sikap yang menolak jika ada pasien yang datang
klinik VCT mengatakan kalau mereka untuk mendapatkan pelayanan kebidanan dalam
mendapatkan penyakitnya dari suntikan yang PMTCT. Kejadian ini seharusnya tidak terjadi,
bergantian dan suami yang terkena HIV serta semua bidan diharapkan dapat melaksanakan
yang lainnya mengatakan kalau suaminya positif pelayanan sesuai dengan standart praktik
tapi dia negatif tetapi takut tertular karena dirinya kebidanan yang ada saat ini tanpa membedakan
sedang hamil, sedangkan mereka baru status kesehatan pasien yang datang untuk
mengetahui kalau terkena HIV/AIDS pada saat diperiksa. Masing-masing bidan di setiap tempat
mereka hamil sehingga mereka merasa khawatir pelayanan kebidanan yang ada di rumah sakit
dengan keadaannya karena takut penyakitnya mempunyai reaksi dan sikap yang berbeda-beda
akan menulari bayi yang dikandungnya walaupun dalam melaksanakan asuhan kebidanan kepada
mereka sudah tahu segala macam tentang HIV/ pasien ibu hamil dengan HIV/AIDS. Dalam hal
AIDS. Sehingga menurut hasil triangulasi yang ini diharapkan bidan dalam bersikap dan bertugas
telah dilakukan didapatkan jawaban bahwa dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil
semua bidan di pelayanan kebidanan rumah sakit dengan HIV/AIDS tetap berpedoman kepada
telah mengetahui tentang HIV/AIDS dan standar praktik kebidanan dalam bentuk
PMTCT hal tersebut terbukti dari jawaban keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/
responden triangulasi mengatakan bahwa lebih MENKES/SK/III/2007 dan juga berpatokan
mengerti dan mengetahui tentang HIV/AIDS dan pada pedoman nasional pencegahan penularan
PMTCT dari penjelasan yang telah diberikan HIV dari ibu ke bayi yang disusun oleh
oleh bidan. Departemen Kesehatan RI.
Pelaksanaan PMTCT Dalam melaksanakan praktik pelayanan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sikap kebidanan, bidan mempunyai peran, fungsi dan
bidan terhadap pasien ibu hamil dengan HIV/ kompetensi yang ada empat macam yaitu peran
AIDS yang datang periksa terdapat berbagai sebagai pelaksana, peran sebagai pengelola,
macam reaksi yang timbul dikarenakan masih peran sebagai pendidik, peran sebagai peneliti.
adanya rasa belum menerima dan takut tertular Berbagai bentuk layanan yang diberikan klinik
dalam diri masing-masing bidan yang bertugas kesehatan ibu dan anak (imunisasi untuk ibu,
dikebidanan sehingga kegiatan pelayanan pemeriksaan IMS, pemberian suplemen zat besi,
kebidanan dengan PMTCT tidak dapat berjalan dll) juga meningkatkan status kesehatan semua
dengan maksimal. Semua bidan dalam pelayanan ibu hamil, termasuk ibu hamil HIV positif,
kebidanan telah mengetahui tentang HIV/AIDS hendaknya klinik kesehatan ibu dan anak juga
dan PMTCT tetapi tidak semuanya mengerti dan menjangkau dan melayani suami/pasangannya
memahami tentang HIV/AIDS dan PMTCT, hal dalam upaya pencegahan penularan HIV dari ibu
tersebut dikarenakan masih kurangnya sosialisasi ke bayi. Berdasarkan penelitian responden
dan pendampingan dalam pelayanan PMTCT lakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh tim HIV dan juga oleh profesi kebidanan, oleh Marsia (2009) yang ada hubungannya
sehingga masih banyak bidan yang mengetahui praktik bidan dengan sikap yang dilakukan oleh

67
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 1 / Januari 2012

bidan dalam program PMTCT sedangkan Pelaksanaan PMTCT Setelah Mengetahui


menurut Green, mengatakan bahwa faktor Tentang HIV/AIDS Dan PMTCT
pemungkin mempunyai potensi dalam Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa
mempengaruhi perilaku kesehatan. semua petugas kesehatan terutama bidan-bidan
Berdasarkan crosscheck kepada responden dirumah sakit menerima diadakannya kegiatan
triangulasi pasien mengatakan bahwa pada saat program PMTCT pada ibu hamil dengan HIV/
periksa pertama kali langsung datang ke klinik AIDS, hal ini terbukti dengan adanya konselor
VCT untuk melakukan pemeriksaan awal karena dan PMTCT dari bidan meskipun hanya 1 orang
mereka datang dengan rujukan dari rumah sakit bidan yang sudah ikut pelatihan konselor VCT/
sebelumnya dan juga ada yang datang dengan PMTCT. Kegiatan PMTCT di rumah sakit sudah
kesadaran sendiri untuk melakukan pemeriksaan. berjalan selama 1 tahun, pada awal diadakannnya
Pelayanan PMTCT yang diberikan pertama kali program PMTCT banyak bidan yang merasa
dilakukan di klinik VCT oleh bidan konselor yang berat dan ketakutan karena takut tertular
kemudian dirujuk ke poli hamil untuk penyakit tersebut tetapi lama kelamaan semua
pemeriksaan kehamilan dan keruangan bersalin bidan dan tenaga kesehatan yang ada di rumah
untuk yang mau melahirkan. Pada saat periksa sakit dapat berjalan seperti biasanya walaupun
pertama kali sikap dari bidan-bidan terlihat biasa masih adanya rasa takut jika ada pasien ibu hamil
saja sama seperti pelayanan yang diberikan dengan HIV/AIDS yang datang untuk periksa.
kepada pasien lainnya tetapi tidak tahu apa yang Pada saat ini semua tenaga kesehatan dan bidan
ada didalam hati dan pemikiran dari bidan-bidan yang ada dirumah sakit dapat menerima dan
tersebut karena sebagai pasien dengan keadaan dengan senang hati kalau kegiatan PMTCT
hamil dengan HIV/AIDS sangat menyadari diadakan di rumah sakit, hal ini terjadi karena
kondisi dan merasa sadar diri. Selama pelayanan semakin banyaknya pasien umum maupun ibu
yang diberikan memang pernah ada sedikit hamil dengan HIV/AIDS maupun tanpa HIV/
masalah tapi semua itu wajar terjadi tetapi tetap AIDS yang datang kerumah sakit untuk
saja semua bidan yang ada dirumah sakit bersikap melakukan pemeriksaan dan pengobatan, oleh
wajar baik waktu memberikan pelayanan karena itu semua tenaga kesehatan dan bidan-
maupun di depan semua pasien sehingga merasa bidan di rumah sakit merasa penting untuk
nyaman karena ada bidan konselor dan MK yang dilaksanakannya kegiatan VCT dan PMTCT.
selalu mendampingi. Sedangkan menurut LSM Untuk itu perlu adanya peningkatan
yang bertugas dirumah sakit diungkapkan hampir koordinasi dijajaran stakeholders (KPAD, Dinas
sama dengan apa yang diungkapkan oleh pasien Kesehatan, Rumah sakit dan IBI) dengan
tetapi ada beberapa hal yang bisa menjadikan melibatkan bidan-bidan dirumah sakit dalam
koreksi yaitu ada beberapa keluhan dari pasien program penanggulangan HIV/AIDS, sesuai
tentang pelayanan yang masih agak rumit dalam dengan kapasitas bidan sebagai informatif,
pelayanan PMTCT yang didapatkan di rumah suportif dan preventif sehingga kebijakan
sakit, hal tersebut dikarenakan adanya sesuatu pemerintah dalam layanan pencegahan penularan
yang dirasakan oleh pasien ibu hamil dengan HIV/ HIV dari ibu ke bayi dapat diintegrasikan dalam
AIDS yang datang periksa sehingga merasa paket layanan KIA/KB. Selain itu juga supervisi
seperti dikucilkan. Sikap inilah yang membuat yang dilaksanakan oleh ketua IBI, belum secara
pasien yang datang periksa merasa tidak nyaman terjadwal dan teratur, strategi dan tatacara
dan tenang dalam berobat karena status supervisi yang dilakukan juga belum sesuai
kesehatan mereka yang dianggap lain daripada dengan kebutuhan pelaksanaan program
pasien umumnya. PMTCT. Penelitian ini didukung dengan

68
Perilaku Bidan dalam ... (Tatarini I.P, VG Tinuk I, Harbandinah P)

penelitian yang dilakukan oleh Tunut (2009) sakit, walaupun dirasakan masih adanya
tentang Program peningkatan kapasitas bidan kekurangan dalam pelayanannya. Berdasarkan
sebagai pendidik kesehatan ibu hamil dalam lingkungan pelayanan yang ada sebenarnya sudah
upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di kota adanya klinik VCT di antara klinik-klinik yang
Pontianak. lain di rumah sakit hal tersebut sudah
Berdasarkan crosscheck dengan IBI membuktikan bahwa kegiatan VCT sudah di
menyatakan bahwa mulai dari IBI ranting sampai terima di lingkungan rumah sakit dan dianggap
dengan cabang daerah sangat menyetujui dna sama pentingnya dengan kegiatan pelayanan yang
mendukung diadakannya kegiatan program lainnya. Klinik VCT tidak besar dan masih belum
PMTCT yang digalakkan oleh pemerintah dalam memiliki tempat konseling sendiri sehingga pada
upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke saat ada konseling pasien dan pasien yang
bayi. Organisasi IBI beserta pengurus dan mengambil obat secara bersamaan akhirnya
anggotanya bersedia membantu dalam bingung mana yang didulukan karena tempatnya
mensukseskan kegiatan yang digalakkan oleh yang mungkin kurang kondusif.
pemerintah dalam program PMTCT. Kegiatan Pelayanan yang diberikan klinik VCT antara
yang dilaksanakan oleh IBI adalah dengan lain berupa informasi tentang HIV/AIDS,
mengadakan seminar bagi bidan-bidan, konseling dan tes HIV sebelum dan setelah tes
mengadakan pertemuan dengan ketua cabang dilakukan, pemberian obat antiretroviral (ARV)
daerah yang kemudian masing-masing ketua bagi ODHA, pengobatan metadon bagi
cabang daerah mengumpulkan ketua cabang pengguna narkoba. Untuk klinik PMTCT
yang lain dan selanjutnya memberikan hasil dari pelayanan yang diberikan khusus bagi ibu hamil
pertemuan kepada semua anggota IBI. yang berisiko tinggi tertular HIV, yang dirujuk
Menurut Mustika, sesuai dengan peran, dari BPS, LSM peduli HIV/AIDS maupun dari
fungsi dan kompetensi bidan sebagai pendidik unit pelayanan kesehatan lainnya seperti rujukan
kesehatan pada ibu hamil yang tercantum dlaam dari rumah sakit lain, selain itu juga diberikan
standart praktik kebidanan yaitu bidna mampu pelayanan informasi tentang HIV/AIDS, VCT,
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, Pemberian obat antiretroviral, pengobatan
pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan metadon, pertolongan persalinan yang amanbagi
reproduksi, tentang penyakit IMS, HIV/AIDS ODHA, pemberian makanan bayi dan dukungan
kepada wanita/ibu denagn gangguan sistem psikologis bagi ibu, dan keluarganya. Penelitian
reproduksi untuk meningkatkan kehidupan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan oleh Tunut (2009) tentang Program peningkatan
kesiapan menjadi orang tua serta kelangsungan kapasitas bidan sebagai pendidik kesehatan ibu
hidup anak sedangkan menurut Green, faktor hamil dalam upaya pencegahan penularan HIV/
pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan AIDS di kota Pontianak.
sumber daya manusia yang perlu untuk Berdasarkan crosscheck kepada pasien
melakukan perialku kesehatan. bahwa mereka merasakan lingkungan dan sistem
Keadaan Lingkungan Sistem Pelayanan Di pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang
Rumah Sakit Dalam Pelaksanaan Program diharapkan karena selalu didampingi oleh bidan
PMTCT konselor dan MK yang ada dirumah sakit sehingga
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dirasakan sangat nyaman kalau datang untuk
lingkungan dan sistem pelayanan sangat penting periksa, dan juga merasakan kalau selalu
dan berpengaruh dalam proses pelaksanaan diprioritaskan dalam pelayanan kebidanannya.
kegiatan PMTCT yang diadakan oleh rumah Selain itu juga program PMTCT yang diadakan

69
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 1 / Januari 2012

oleh rumah sakit saat ini sangat bermanfaat sekali menurut Green, faktor pemungkin mencakup
karena tidak harus ke surabaya dalam melakukan berbagai keterampilan dan sumber daya manusia
pemeriksaan dan pengambilan obat, selain yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan.
dianggap sangat dekat dengan tempat tinggal dan Kebijakan Rumah Sakit Dalam
keluarga juga dapat menghemat biaya transportasi Pelaksanaan PMTCT
karena tidak harus jauh-jauh pergi ke surabaya Dari hasil penelitian diketahui bahwa
lagi untuk melakukan pemeriksaan dan kebijakan program pelayanan PMTCT oleh
penagmbilan obat selain itu sistem pelayanan yang bidan, menggunakan pedoman teknis berupa
ada di rumah sakit ini dirasakan sudah sangat bagus standart praktik kebidanan dalam bentuk
dan sangat menunjang karena kebanyakan pasien keputusan menteri kesehatan RI nomor 369/
berasal dari wilayah madiun dan sekitarnya yang MENKES/SK/III/2007, sedangkan pedoman
juga berasal dari keluarga yang tidak mampu. nasional pencegahan penularan HIV dari ibu ke
Berdasarkan crosscheck terhadap beberapa bayi yang disusun oleh Departemen Kesehatan
triangulasi yang lainnya antara lain Ketua tim HIV/ RI hanya baru sebatas sosialisasi, dikarenakan
AIDS rumah sakit, IBI, LSM dan 3 orang pasien baru 1 orang bidan yang mengikuti pelatihan
didapatkan hasil bahwa kegiatan program konselor dan PMTCT sehingga untuk bidan-
PMTCT pada ibu hamil sangatlah penting dan bidan yang bertugas dirumah sakit yang lain hanya
perlu untuk dilaksanakan mengingat dengan mendapatkan sosialisasi saja. Sementara untuk
semakin banyaknya kejadian ibu hamil dnegan peraturan dan kebijakan rumah sakit sendiri dalam
HIV/AIDS yang terjadi di Indonesia akhir-akhir pelaksanaan PMTCT belum dibuat secara baku
ini oleh karena itu baik LSM, IBI dan ketua tim masih dalam bentuk usulan dan draf yang akan
HIV rumah sakit merasa sangat mendukung diajukan oleh TIM HIV kepada direktur rumah
terlaksananya program PMTCT yang digalakkan sakit. Hingga saat ini kebijakan dari rumah sakit
oleh pemerintah pada saat ini tetapi perlu secara baku untuk PMTCT belum ada begitu
diketahui juga kalau masih adanya kendala yang juga tentang protap yang seharusnya ada disetiap
juga dihadapi pada pelaksanaan program ruangan kebidanan belum ada, sehingga dalam
PMTCT di rumah sakit antara lain kurang pelaksanaan pelayanan kebidanan hanya
kondusifnya lingkungan klinik VCT yang ada saat menggunakan standart kebidanan yang ada pada
ini sehingga tidak dapat memberikan pelayanan saat ini yang menyebabkan adanya perbedaan
secara maksimal, tenaga kesehatan terutama persepsi dan pandangan dalam pemberian
bidan masih merasa takut jika ada pasien ibu hamil pelayanan kepada pasien ibu hamil dengan HIV/
dengan HIV/AIDS datang memeriksakan diri AIDS yang datang periksa.
dan kehamilannya, tenaga konselor yang ada Untuk meningkatkan pengetahuan dan
untuk PMTCT sangatlah kurang sehingga perlu keterampilan para bidan dirumah sakit dalam
adanya kegiatan pelatihan konselor VCT/ upaya pencegahan penularan HIV/AIDS
PMTCT bagi bidan-bidan yang ada di rumah terutama dari ibu ke bayi, ketua tim HIV selaku
sakit bukan hanya melalui sosialisasi saja karena stakeholders telah memberikan sosialisasi tentang
jika hanya dengan sosialisasi saja pelaksanaan PMTCT dalam pelayanan kepada pasien yang
program PMTCT yang sudah dilaksanakan datang baik dengan maupun tanpa HIV/AIDS.
dirumah sakit tidak dapat berjalan dengan Untuk sosialisasi hanya di berikan kepada kepala
maksimal, oleh karena itu perlu adanya dukungan ruangan yang diharapkan para kepala ruangan
dan dana yang diperlukan untuk pelatihan bidan- memberikan sosialisasi kepada para bidan di
bidan tersebut yang berasal dari rumah sakit ruangan masing-masing tetapi masih banyaknya
maupun dari Dinas Kesehatan sedangkan bidan yang belum mendapatkan sosialisasi

70
Perilaku Bidan dalam ... (Tatarini I.P, VG Tinuk I, Harbandinah P)

tersebut dari kepala ruangan masing-masing sakit seharusnya pihak rumah sakit mempunyai
sehingga mereka lebih menekankan kepada UP suatu kebijakan tersendiri dalam pelaksanaan
dalam setiap pelayanan yang dilaksanakan. program PMTCT tersebut yang kemudian
Untuk kebijakan dalam bentuk protap yang di diserahkan kepada tim HIV untuk membuat draf
tetapkan pada setiap ruangan masih belum ada, kebijakan dalam bentuk protap yang nantinya di
ruangan yang sudah memiliki protap hanya klinik setujui oleh direktur yang kemudian diletakkan
VCT dan Rumatan Metadon, protap yang ada di setiap ruangan terutama ruangan kebidanan
sekarang masih dianggap kurang mengena supaya dpaat melaksanakan pelayanan
sehingga perlu adanya perbaikan oleh karena itu kebidanan secara maksimal, karena selama ini
belum di sebarkan kepada semua ruangan yang protap yang ada hanya ada di klinik VCT dan
ada di rumah sakit. rumatan metadon.
Dalam meningkatkan pelayanan kepada Praktik Bidan Dalam Pelayanan PMTCT
pasien dengan HIV/AIDS mulai dari laki-laki, Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa
perempuan, ibu hamil dan anak-anak, rumah kegiatan pelayanan PMTCT di rumah sakit saat
sakit mengirimkan para petugas kesehatan yang ini masih belum seberapa maksimal, hal tersebut
terdiri dari dokter, perawat dan bidan untuk dikarenakan masih adanya perbedaan dari
mengikuti pelatihan Pencegahan Infeksi (PI), pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh para
pelatihan konselor, pelatihan dan sosialisasi bidan. Semua responden bidan mengetahui
PMTCT yang dilaksanakan sejak tahun 2009, tentang HIV/AIDS dan PMTCT tetapi belum
petugas kesehatan yang dikirim pelatihan memahami tentang HIV/AIDS dan kegiatan
mendapatkan dana dari Dinas Kesehatan PMTCT yang telah dilaksanakan oleh rumah sakit.
Propinsi dan berdasarkan ketentuan yang di pilih Kegiatan praktik bidan dalam pelaksanaan
oleh pihak rumah sakit yang terutama bagian yang PMTCT sudah dilaksanakan sesuai dengan
terkait dengan HIV/AIDS. Penelitian ini didukung pengetahuan dan arahan dari tim HIV rumah sakit
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tunut walaupun masih adanya sikap yang kurang dapat
(2009) tentang Program peningkatan kapasitas meneriam dan kurang mendukung dalam
bidan sebagai pendidik kesehatan ibu hamil pelaksanaan pelayanan PMTCT pada ibu hamil
dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dengan HIV/AIDS yang datang memeriksakan
di kota Pontianak. diri, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden
Berdasarkan hasil crosscheck dengan yang didukung dengan hasil observasi dalam
responden triangulasi mengatakan bahwa tenaga pelayanan PMTCT walaupun dalam
kesehatan yang dikirim untuk mengikuti pelatihan pelaksanaannya masih terdapat banyak hal yang
berdasarkan kebutuhan yang terdiri dari dokter, tidak wajar pada saat pertama mendapatkan
bidan dan perawat. Tetapi untuk bidan yang pasien dengan HIV/AIDS seperti melakukan
mengikuti pelatihan konselor dan PMTCT masih perlindungan diri yang berlebihan dalam
1 orang dan rencananya akan mengirim 1 orang pelayanan, membuang semua barang dan alat
bidan lagi untuk mengikuti pelatihan tersebut. bekas pakai pasien HIV/AIDS bahkan sempat
Jumlah tenaga kesehatan yang di kirim untuk ikut ada penolakan untuk menolong persalinan dengan
pelatihan sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan alasan alat tidak ada tetapi setelah diberi penjelasan
Propinsi Jawa Timur karena pengiriman petugas baru mengerti hanya saja meminta konselor dan
kesehatan untuk mengikuti pelatihan manajer kasus untuk selalu mendampingi pasien
mendapatkan dana dari Dinas Kesehatan dalam pelayanan seperti pemeriksaan hamil,
Propinsi. Sesuai dengan kebijakan pemerintah persalinan dan perawatan bayi.
dalam pelaksanaan program PMTCT di rumah Responden melakukan kegiatan pelayanan

71
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 1 / Januari 2012

PMTCT kepada ibu dengan HIV/AIDS hal ini tujuan dari pelaksanaannya sehingga dapat
terlihat dengan adanya penjelasan tentang segala dilaksanakan secara keseluruhan dan secara
hal yang berhubungan dengan PMTCT mulai maksimal dalam memberikan pelayanan kepada
dari Konseling, Tes HIV secara sukarela pada ibu hamil dengan HIV/AIDS serta untuk
ibu hamil, Pemeriksaan kehamilan pada ibu mengurangi adanya stigma dan diskriminasi dalam
hamil dengan HIV/AIDS, Terapi obat-obatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan
dan aturan penggunaannya, cara mendapatkan maupun tenaga kesehatan di rumah sakit.
obat HIV/AIDS, kebijakan dan peraturan serta
tata cara pelayanan kepada ibu hamil yang SIMPULAN.
negatif dan positif HIV/AIDS. Walaupun tidak Bidan sebagai responden di dalam
semua bidan memberikn penjelasan tersebut. penelitian ini merupakan responden yang telah
Sebagian responden dapat melaksanakan berpengalaman dibidangnya yaitu kebidanan
praktik dalam pelayanan PMTCT sesuai dengan sehingga pengetahuan responden dalam
aturan dan tatacara pelayanan kepada ibu hamil kebidanan tidak diragukan lagi. Responden
tanpa memberikan pelayanan yang berbeda mengatakan telah mengetahui tentang HIV/
kepada ibu hamil dengan HIV/AIDS. AIDS dan PMTCT dari sosialisasi yang telah
Responden selalu mengarahkan kepada dilaksanakan dirumah sakit tetapi 4 orang
konselor dan klinik VCT untuk pelayanan responden walaupun sudah mengetahui tentang
PMTCT lebih lanjut, hal tersebut dikarenakan HIV/AIDS dan PMTCT mereka belum
sebagian besar reponden hanya melaksanakan memahaminya sehingga dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan kebidanan saja dengan pelayanan secara tidak langsung sikapnya
menggunakan pelindung diri yang baik. tampak kurang mendukung adanya kegiatan
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian pelayanan PMTCT sedangkan sikap dari teman
dengan 3 orang responden triangulasi yang terdiri sejawat / profesi IBI sangat mendukung adanya
dari ketua Tim HIV rumah sakit, IBI, manajer kegiatan pelayanan PMTCT karena dengan
kasus mengatakan bahwa praktik bidan dalam adanya kegiatan tersebut dapat menjaring dan
pelaksanaan PMTCT pada ibu hamil dengan mengurangi kejadian penularan HIV dari ibu
HIV/AIDS masih belum maksimal dikerjakan hamil dengan HIV/AIDS ke bayi yang
oleh bidan. Untuk saat ini rumah sakit telah dikandungnya. Untuk lingkungan pelayanan
melaksanakan praktik PMTCT yang merupakan PMTCT sudah sangat mendukung, hal tersebut
kegiatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah terbukti dengan adanya klinik VCT diantara
ternyata belum sesuai harapan karena rumah sakit klinik-klinik lain yang ada di rumah sakit
dan bidan masih bingung dengan program sehingga tidak tampak adanya stigma dan
PMTCT mana yang sebenarnya harus diskriminasi dalam pemberian pelayanan,
dilaksanakan secara maksimal. Dalam hal ini sedangkan kebijakan yang ada dirumah sakit
rumah sakit diharapkan memiliki suatu kebijakan tentang HIV/AIDS dan pelayanan PMTCT
yang dibuat dengan mengacu kepada pedoman masih belum ada secara baku di setiap ruangan
nasional pencegahan penularan HIV dari ibu ke sehingga kegiatan pelayanan PMTCT dirasakan
bayi yang disusun oleh Departemen Kesehatan masih kurang maksimal dalam praktik bidan
yang diharapkan dapat berguna dalam dalam pelayanan PMTCT pada ibu hamil
mendukung program PMTCT yang digalakkan dengan HIV/AIDS, hal tersebut dikarenakan
oleh pemerintah. Oleh karena itu kebijakan responden masih belum memahami secara
rumah sakit dalam program PMTCT supaya lebih keseluruhan tentang HIV/AIDS dan PMTCT
dapat diketahui dengan sangat jelas fungsi dan dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan pada

72
Perilaku Bidan dalam ... (Tatarini I.P, VG Tinuk I, Harbandinah P)

ibu hamil dengan HIV/AIDS dirumah sakit. Klein Susan & Thomson Fiona. Panduan
Oleh sebab itu perlu diadakannya pelatihan Lengkap Kebidanan. Tugas Umum
konselor HIV dan PMTCT kepada bidan, Kebidanan Seputar Kehamilan, Persalinan
melaksanakan perbaikan klinik VCT yang sesuai dan Melahirkan. Pengetahuan Tentang
dengan standar ruangan konseling, adanya protap Kesehatan Perempuan. Cetakan ke II.
dan kebijakan dari rumah sakit dan tim HIV di PALMALL. Jogyakarta. 2008
setiap ruangan pelayanan sebagai pedoman untuk Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.
digunakan dalam pemberian pelayanan kepada Kebijakan PMTCT di Indonesia,2008.
pasien dengan HIV/AIDS sesuai dengan standart (diakses 5 Oktober 2010) www.pmtct.net
nasional. Selain itu organisasi profesi IBI selalu Mustika dkk. 50 tahun IBI Menyongsong Masa
memberikan sosialisasi dengan menghadirkan ibu Depan. PP IBI. Jakarta. 2004
hamil dengan HIV/AIDS serta selalu
mengadahkan seminar dan pendampingan dalam Moleong, Lexy J., DR. M.A. 1991. Metodolog
pemberian pelayanan PMTCT yang Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
dilaksanakan oleh bidan kepada ibu hamil dengan Rosdakarya, Bandung
HIV/AIDS. Notoatmodjo, Sukidjo.2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
KEPUSTAKAAN Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan
Aswar. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
dan Kesehatan Masyarakat. Binarupa Andi Offset: Yogyakarta.
Aksara. Batam Center Pencegahan Penularan HIV & AIDS Pada Ibu
Hermiyanti S, Laksono L.H, dkk. Pedoman Hamil 2008. (diakses tanggal 18 Oktober
Nasional Pencegahan Penularan HIV dari 2010) http://www.satudunia.net/
Ibu ke Bayi. Katalog dalam Terbitan ?q=content.
Depatemen Kesehatan RI. Jakarta. 2006 Spiritia. Seri Buku Kecil: HIV, Kehamilan dan
Imelda, J.D. Pencegahan HIV & AIDS dari Ibu Kesehatan Perempuan. Yayasan Spiritia.
ke Bayi: Pelayanan Berkesinambungan yang 2005
Terpecahkan, Seminar, Pusat Studi Yunihastuti, E, Wibowo, N, Djauzi, S, &
Kependudukan dan Kebijakan UGM. Djoerban, Z. Infeksi HIV pada Kehamilan.
Yogyakarta. 2006 Fakultas Kedkteran UI. Jakarta. 2003

73

Anda mungkin juga menyukai