Namun di negara berkembang atau negara miskin, dengan minimnya akses terhadap
pelayanan, risiko penularan berkisar antara 25%–45%. Rendahnya pengetahuan dan
informasi tentang penularan dari Ibu ke anak bisa dilihat dari hasil Riskesdas 2010 yang
menunjukkan bahwa Persentase penduduk yang mengetahui bahwa HIV/AIDS dapat
ditularkan dari ibu ke anak selama hamil, saat persalinan, dan saat menyusui adalah
masing-masing 38,1 persen, 39,0 persen, dan 37,4 persen. Provinsi Bali berada di
peringkat ke 5 angka kejadian HIV AIDS pada Maret 2012 ( data dirbinkesibu kemenkes
RI), maka bali termasuk daerah epidemic terkonsentrasi. Pelaksanaan PPIA di Bali mulai
gencar dilaksanakan tahun 2013 karena 3 kabupaten/kota di bali termasuk kabupaten /
kota epidemic terkonsentrasi ( Denpasar, Badung dan Buleleng) dan merupakan pilot
Project untuk pelayanan PPIA di Provinsi Bali. B. LATAR BELAKANG Wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Utara terdapat 4 rumah sakit, 1 RS pemerintah dan 3 RS Swasta, 2
Kilinik yang melayani ANC dan persalinan serta 3 BPM dan kurang lebih 7 dokter SPOG
praktek Mandiri yang rata rata belum maksimal melaksanakan Program PPIA. Sehingga
cakupan pelayanan PPIA pada tahun 2014 dan 2015 belum tercapai. C. TUJUAN
SOSIALISASI PPIA Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
Rumah sakit, BPM dan Klinik yang berada di wilayah puskesmas I Denpasar utara mau
dan mampu melaksanakan PPIA baik merujuk pasien ataupun merujuk specimen ke
puskesmas. Cakupan pelayanan PPIA tercapai di tahun 2016
Pemaparan PPIA secara umum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar Pelaksanaan PPIA di
Kota Denpasar dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar Pelaksanaan PPIA di Puskesmas I
Denpasar Utara Pelatihan cara pengambilan sampel darah untuk specimen PPIA
Bidan di poli klinik masing masing RS yang berada di wilayah Puskesmas Staf bagian
Manajemen Rumah Sakit Bidan Praktek Mandiri yang berada di wilayah Puskesmas
KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI HASIL PELATIHAN UKM / UKP KIA ( ANC
TERPADU, PPIA, MENEJEMEN ASFIKSIA DAN BBLR BAGI PETUGAS KESEHATAN) TAHUN
2015 A. Latar Belakang Dalam upaya mendukung kelancaran pelaksanaan tugas tugas
bidan di puskesmas untuk memberikan pelayanan baik dalam upaya kesehatan
masyarakat ( UKM ) maupun dalam upaya kesehatan perorangan ( UKP ) maka
diperlukan pelatihan pelatihan yang berfungsi untuk meng up date ilmu yang terbaru,
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Selama tahun 2015 Bidan Puskesmas I
Denpasar Utara sudah mengikuti beberapa pelatihan diantaranya Pelayanan ANC
terpadu, Pelaksanaan PPIA, Menejemen Asfiksia dan BBLR. Menindaklanjuti hal tersebut
diatas maka perlu dilaksanakan sosialisasi tentang hasil pelatihan. Karena tidak semua
pelaksana pelayanan UKM / UKP KIA mengikuti kegiatan tersebut. B. Tujuan Pertemuan
1. Sosialisasi tentang hasil pelatihan UKM / UKP KIA selama tahun 2015 2. Bidan
mendapatkan informasi terbaru tentang program KIA sebagai acuan pelaksanaan
Program KIA tahun 2016 3. Terlaksananya pelayanan ANC terpadu dan Pelayanan PPIA
bagi seluruh ibu Hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara 4.
Tercapainya cakupan Pelayanan KIA dan PPIA pada tahun 2016 mendatang. C. Waktu
dan Tempat Pertemuan Pertemuan diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2015 di
ruang pertemuan Puskesmas I Denpasar Utara, Jl Angsoka no 17 Denpasar. D. Peserta
JABATAN Kepala Puskesmas Penanggung jawab UKM KIA Penanggung jawab UKP KIA
Bidan Puskesmas I Denpasar Utara Bidan Pustu Tonja JUMLAH
E. Nara Sumber Bidan yang mengikuti pelatihan Program KIA tahun 2015 F. Mekanisme
Pelaksanaan Kegiatan 1. Penyampaian materi dari Bidan yang mengikuti Pelatihan 2.
Diskusi
G. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan ( Terlampir ) H. Anggaran Diambil dari dana Rutin
Puskesmas.
Mengetahui
NO
WAKTU
MATERI
NARASUMBER
11.00-11.15
Registrasi Peserta
11.15-11.30
Pembukaan
Kepala Puskesmas
11.30-12.00
12.00-12.15
12.15-12.30
12.30.12.50
12.50-13.00
Penutup
Pelaksanaan ANC Terpadu Dan PPIA Menejemen Asfiksia bagi petugas kesehatan
Menejemen Penanganan BBLR bagi petugas kesehatan
Kepala Puskesmas
KERANGKA ACUAN kerja Penyeliaan fasilitatif ukm kia Puskesmas I denpasar utara
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sudah berhasil diturunkan. Berbagai faktor yang
terkait dengan risiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan
cara pencegahannya telah diketahui, dan telah dilaksanakan berbagai upaya
intervensinya. Salah satu upaya yang diperkuat adalah meningkatkan kemampuan klinis
dan manajemen kepada tenaga kesehatan khususnya Bidan sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan pembinaannya, dengan melaksanakan
kegiatan penyeliaan (supervisi) fasilitatif secara berkesinambungan dan tepat sasaran
yang dilaksanakan oleh Bidan Koordinator (Bikor) di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Bikor di Puskesmas. Penyeliaan fasilitatif program kesehatan ibu dan anak (KIA)
merupakan suatu proses pengarahan, bantuan dan pelatihan yang mendorong
peningkatan kinerja dalam pelayanan bermutu, yang dilakukan dalam sebuah siklus yang
berkesinambungan serta implementasinya menggunakan daftar tilik sebagai penilaian
terhadap ukuran standar pelayanan KIA. Dalam pelaksanaannya, penyeliaan fasilitatif
program KIA bersifat terarah, sistematis, efektif, fasilitatif, dan berbasis data. II.
III.
PENERIMA MANFAAT KEGIATAN 1.Tenaga kesehatan pelayanan KIA di puskesmas
maupun pustu 2.Bidan Pratek Mandiri (BPM)
IV.
RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Bidan atau BPM melakukan kajian mandiri (self
assessment) dengan menggunakan daftar tilik Penyeliaan Fassilitatif Kesehatan Ibu dan
Anak. 2. Bidan Koordinator (Bikor) Puskesmas melakukan verifikasi atas penilaian kajian
mandiri yang telah dilakukan. 3. Bidan Koordinator mengolah data hasil verifikasi berupa
rekapitulasi yang menggambarkan tingkat kepatuhan dalam memberikan pelayanan KIA
dan asuhan persalinan yang sesuai dengan standar.
V.
LUARAN ( OUTPUT )
1. Bidan ataupun BPM mampu memberikan pelayanan KIA sesuai dengan standar 2.
Hasil verifikasi dari penyeliaan akan dijadikan dasar untuk merencanakan tindakan
koreksi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan KIA dan asuhan persalinan secara
berkelanjutan. VI.
VII.
ANGGARAN Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini di anggarkan dari
dana BOK Puskesmas.
Mengetahui
KERANGKA ACUAN PELACAKAN KEMATIAN IBU DAN BAYI ( OVM DAN OVP )
PUSKESMAS I DENPASAR UTARA I.
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan ibu, perinatal dan neonatal merupakan masalah
nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia pada generasi mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta lambatnya penurunan kedua angka tersebut
menunjukkan
bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan
dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Upaya peningkatan pelayanan KIA
tersebut perlu dilakukan bersama-sama dan berkesinambungan oleh para pelaksana
pelayanan KIA di tingkat pelayanan dasar dan di tingkat pelayanan rujukan. Otopsi
verbal adalah suatu metode untuk mengetahui penyebab kematian ibu ataupun bayi
melalui wawancara dengan anggota keluarga mengenai tanda-tanda dan gejala-gejala
yang muncul serta faktor-faktor yang melatarbelakangi kematiannya menggunakan
kuestioner yang telah terstandar. Otopsi verbal dapat dijadikan suatu alternatif terhadap
sistem pencatatan angka kematian yang kurang baik pada suatu wilayah. Hal ini
disebabkan, selain dapat mengidentifikasi penyebab kematian, otopsi verbal juga dapat
memberikan data tentang karakteristik dasar seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dll
orang yang meninggal, serta faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian
sehingga instansi kesehatan suatu negara dapat menentukan prioritas dan menentukan
intervensi yang tepat. II.
DASAR HUKUM Otopsi verbal di Indonesia diatur dalam Peraturan Bersama Menteri
Dalam Negeri dan
Menteri
Kesehatan
NOMOR
15
TAHUN
2010,
NOMOR
162
/MENKES/PB/I/2010 . III.
Sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut Program ditahun berikutnya karena kematian
ibu dan bayi adalah indicator capaian Pelayanan Kesehatan. Tercatatnya kematian ibu
dan bayi di wilayah kerja puskesmas Tujuan Khusus Tujuan Umum Tujuan utama
otopsi verbal maternal dan perinatal adalah untuk mengidentifikasi penyebab kematian
ibu dan bayi dan faktor faktor yang menyebabkan ibu dan bayi sampai meninggal.
TUJUAN
IV.
RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Bidan mendapatkan informasi ada kematian ibu dari
Rumah Sakit 2. Bidan melakukan pelacakan dengan menggunakan form R ( form rujukan
maternal dan perinatal ) 3. Melakukan analisa data dan menyimpulkan penyebab
kematian 4. Melaporkan hasil OVM atau OVP ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota 5.
Melaksanakan AMP sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten atau Kota
V.
VI.
JADWAL PELAKSANAAN
Mengetahui
KERANGKA ACUAN kerja pelacakan kematian ibu dan bayi (OVM&OVP) puskesmas I
denpasar utara
II.
LATAR BELAKANG Wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara terdapat 4 rumah sakit, 1
RS pemerintah dan 3 RS Swasta, 2 Klinik yang melayani ANC dan persalinan serta 3 BPM.
Hampir 80% cakupan pelayanan KIA di dapatkan dari laporan Rumah Sakit maupun
Bidan Praktek Mandiri. Kemitraan Bidan dengan Bidan merupakan salah satu bentuk
kerjasama yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
III.
informasi terbaru tentang kebijakan yang ada di dalam program KIA. Menyamakan
persepsi tentang pelaporan bulanan. Membuat wadah informasi tentang masalah
masalah Kesehatan Ibu dan Anak dengan memanfaatkan sosmed ( Grup WA).
IV.
V.
No
Kegiatan Pokok
Rincian Kegiatan
1.
Bidan Pustu 3. Rincian kegiatan, sasaram khusus dan cara melaksanakan kegiatan N o 1
Bidan Praktek Mandiri Bidan Koordinator Rumah Sakit CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN DAN SASARAN 1. Cara Melaksanakan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan dengan
cara pertemuan 2. Sasaran
VI.
Kegiatan Pokok
Sasaran
Bulan 6 7 8
10
VII.