Anda di halaman 1dari 10

KARANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DALAM RANGKA SOSIALISASI PELAKSANAAN

PPIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR UTARA TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN Ada 4 tindakan yang dianjurkan oleh WHO untuk mencegah


terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak yaitu: (1) Penguatan tindakan pencegahan
primer HIV untuk memastikan bahwa perempuan usia reproduksi dan pasangannya
terhindar dari Infeksi HIV; (2) menyediakan kontrasepsi dan konseling agar dapat
mencapai sasaran / cakupan keluarga berencana dikalangan ODHA perempuan; (3)
menyediakan tes HIV, konseling dan obat antiretroviral pada waktu yang tepat untuk ibu
hamil HIV untuk mencegah penularan kepada anak-anak mereka dan (4) memastikan
bahwa perawatan, pengobatan dan dukungan bagi perempuan dengan HIV, anak2 dan
keluarganya telah diberikan dengan benar dan tepat waktu. Dalam rangka mencegah
anak-anak tertular infeksi HIV, metode baru terus dikembangkan berdasar bukti-bukti
baru dan teknologi baru yang ditemukan. Laporan Epidemi AIDS Global (UNAIDS 2012)
menunjukkan bahwa terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 50%
di antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Di Asia
Tenggara, terdapat kurang lebih 4 juta orang dengan HIV. Menurut Laporan
Perkembangann HIV-AIDS WHO-SEARO 2011 , sekitar 1,3 juta orang (37%) perempuan
terinfeksi HIV. Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun semakin
meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan hubungan
seksual tidak aman, yang akan menularkan HIV pada pasangan seksualnya. Pada ibu
hamil, HIV bukan hanya merupakan ancaman bagi keselamatan jiwa ibu, tetapi juga
merupakan ancaman bagi anak yang dikandungnya karena penularan yang terjadi dari
ibu ke bayinya. Lebih dari 90% kasus anak HIV, mendapatkan infeksi dengan cara
penularan dari ibu ke anak (mother-to-child transmission/MTCT) Di Indonesia, infeksi
HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan salah satu penyakit menular
yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak. Human Immunodeficiency Virus
(HIV) telah ada di Indonesia sejak kasus pertama ditemukan tahun 1987.Sampai saat ini
kasus HIV-AIDS telah dilaporkan oleh 341 dari 497 kabupaten/kota di 33 provinsi. Selain
itu, Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV/AIDS yang
berkembang paling cepat (UNAIDS, 2008) dan merupakan negara dengan tingkat
epidemi HIV terkonsentrasi, karena terdapat beberapa daerah dengan prevalensi HIV
lebih dari 5% pada subpopulasi tertentu, dan prevalensi HIV tinggi pada populasi umum
1549 tahun terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat (2,4%). Pada tahun 2011 tercatat
kasus AIDS terbesar justru terjadi pada kelompok ibu rumah tangga (22%) dan 2,7%
kasus AIDS ditularkan dari ibu HIV positif ke bayinyanya. 2,53%). Lebih dari 90% kasus
anak yang terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak. Virus HIV
dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan, pada
saat persalinan, dan selama menyusui. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA) telah terbukti sebagai intervensi yang sangat efektif untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak. Di negara maju risiko penularan dari ibu ke anak dapat ditekan
hingga kurang dari 2% karena layanan PPIA tersedia dan dilaksanakan secara optimal.

Namun di negara berkembang atau negara miskin, dengan minimnya akses terhadap
pelayanan, risiko penularan berkisar antara 25%–45%. Rendahnya pengetahuan dan
informasi tentang penularan dari Ibu ke anak bisa dilihat dari hasil Riskesdas 2010 yang
menunjukkan bahwa Persentase penduduk yang mengetahui bahwa HIV/AIDS dapat
ditularkan dari ibu ke anak selama hamil, saat persalinan, dan saat menyusui adalah
masing-masing 38,1 persen, 39,0 persen, dan 37,4 persen. Provinsi Bali berada di
peringkat ke 5 angka kejadian HIV AIDS pada Maret 2012 ( data dirbinkesibu kemenkes
RI), maka bali termasuk daerah epidemic terkonsentrasi. Pelaksanaan PPIA di Bali mulai
gencar dilaksanakan tahun 2013 karena 3 kabupaten/kota di bali termasuk kabupaten /
kota epidemic terkonsentrasi ( Denpasar, Badung dan Buleleng) dan merupakan pilot
Project untuk pelayanan PPIA di Provinsi Bali. B. LATAR BELAKANG Wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Utara terdapat 4 rumah sakit, 1 RS pemerintah dan 3 RS Swasta, 2
Kilinik yang melayani ANC dan persalinan serta 3 BPM dan kurang lebih 7 dokter SPOG
praktek Mandiri yang rata rata belum maksimal melaksanakan Program PPIA. Sehingga
cakupan pelayanan PPIA pada tahun 2014 dan 2015 belum tercapai. C. TUJUAN
SOSIALISASI PPIA Tujuan Umum:

Peserta mampu memahami pentingnya pelaksanaan PPIA terhadap Ibu Hamil

 Tujuan Khusus:

Rumah sakit, BPM dan Klinik yang berada di wilayah puskesmas I Denpasar utara mau
dan mampu melaksanakan PPIA baik merujuk pasien ataupun merujuk specimen ke
puskesmas. Cakupan pelayanan PPIA tercapai di tahun 2016

   D. KEGIATAN SOSIALISASI

Pemaparan PPIA secara umum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar Pelaksanaan PPIA di
Kota Denpasar dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar Pelaksanaan PPIA di Puskesmas I
Denpasar Utara Pelatihan cara pengambilan sampel darah untuk specimen PPIA

  E. SASARAN KEGIATAN

Bidan di poli klinik masing masing RS yang berada di wilayah Puskesmas Staf bagian
Manajemen Rumah Sakit Bidan Praktek Mandiri yang berada di wilayah Puskesmas

F. METODE KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan metode pemaparan,


diskusi dan Tanya jawab. G. JADWAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan
dilaksanakan hari Kamis, tanggal 16 Juni 2016, jam 09.00 sampai selesai di Ruang
Pertemuan Puskesmas I Denpasar Utara, Jl Angsoka no 17 Denpasar.

H. DANA ATAU PEMBIAYAAN KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan menggunakan dana BOK


untuk alokasi kegiatan KIA kemitraan Bidan dengan Dukun atau kemitraan Bidan dengan
Bidan.

  I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Ada kesepakatan antara pihak puskesmas dengan mitra untuk sama sama melaksanakan
PPIA baik merujuk pasien atau merujuk specimen Semua ibu hamil yang kontak dengan
dokter RS, Klinik, atau BPM terlayani PPIA Cakupan target PPIA tahun 2016 tercapai.

J. PELAPORAN DAN PENCATATAN Dilaksanakan setiap bulan sesuai prosedur yang


disepakati.

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DALAM RANGKA SOSIALISASI PELAKSANAAN


PPIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR UTARA

TAHUN 2016 Ukm program kia PUSKESMAS I DENPASAR UTARA

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI HASIL PELATIHAN UKM / UKP KIA ( ANC
TERPADU, PPIA, MENEJEMEN ASFIKSIA DAN BBLR BAGI PETUGAS KESEHATAN) TAHUN
2015 A. Latar Belakang Dalam upaya mendukung kelancaran pelaksanaan tugas tugas
bidan di puskesmas untuk memberikan pelayanan baik dalam upaya kesehatan
masyarakat ( UKM ) maupun dalam upaya kesehatan perorangan ( UKP ) maka
diperlukan pelatihan pelatihan yang berfungsi untuk meng up date ilmu yang terbaru,
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Selama tahun 2015 Bidan Puskesmas I
Denpasar Utara sudah mengikuti beberapa pelatihan diantaranya Pelayanan ANC
terpadu, Pelaksanaan PPIA, Menejemen Asfiksia dan BBLR. Menindaklanjuti hal tersebut
diatas maka perlu dilaksanakan sosialisasi tentang hasil pelatihan. Karena tidak semua
pelaksana pelayanan UKM / UKP KIA mengikuti kegiatan tersebut. B. Tujuan Pertemuan
1. Sosialisasi tentang hasil pelatihan UKM / UKP KIA selama tahun 2015 2. Bidan
mendapatkan informasi terbaru tentang program KIA sebagai acuan pelaksanaan
Program KIA tahun 2016 3. Terlaksananya pelayanan ANC terpadu dan Pelayanan PPIA
bagi seluruh ibu Hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara 4.
Tercapainya cakupan Pelayanan KIA dan PPIA pada tahun 2016 mendatang. C. Waktu
dan Tempat Pertemuan Pertemuan diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2015 di
ruang pertemuan Puskesmas I Denpasar Utara, Jl Angsoka no 17 Denpasar. D. Peserta
JABATAN Kepala Puskesmas Penanggung jawab UKM KIA Penanggung jawab UKP KIA
Bidan Puskesmas I Denpasar Utara Bidan Pustu Tonja JUMLAH

JUMLAH PESERTA 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 1 orang 7 orang

E. Nara Sumber Bidan yang mengikuti pelatihan Program KIA tahun 2015 F. Mekanisme
Pelaksanaan Kegiatan 1. Penyampaian materi dari Bidan yang mengikuti Pelatihan 2.
Diskusi

G. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan ( Terlampir ) H. Anggaran Diambil dari dana Rutin
Puskesmas.

Mengetahui

Denpasar, 11 Desember 2015


JADWAL SOSIALISASI HASIL PELATIHAN PROGRAM KIA TAHUN 2015

NO

WAKTU

MATERI

NARASUMBER

11.00-11.15

Registrasi Peserta

Bidan Pengelola KIA

11.15-11.30

Pembukaan

Kepala Puskesmas

11.30-12.00

12.00-12.15

12.15-12.30

12.30.12.50

Diskusi Tanya Jawab


7

12.50-13.00

Penutup

Pelaksanaan ANC Terpadu Dan PPIA Menejemen Asfiksia bagi petugas kesehatan
Menejemen Penanganan BBLR bagi petugas kesehatan

Vivin Ika Vivin Ika Made Ayu Ambarawati

Kepala Puskesmas

KERANGKA ACUAN kerja Penyeliaan fasilitatif ukm kia Puskesmas I denpasar utara

Ukm kia PUSKESMAS I DENPASAR UTARA Tahun 2016

KERANGKA ACUAN PENYELIAAN FASILITATIF UKM ESSENTIAL KESEHATAN IBU DAN


ANAK PUSKESMAS I DENPASAR UTARA I.

LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sudah berhasil diturunkan. Berbagai faktor yang
terkait dengan risiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan
cara pencegahannya telah diketahui, dan telah dilaksanakan berbagai upaya
intervensinya. Salah satu upaya yang diperkuat adalah meningkatkan kemampuan klinis
dan manajemen kepada tenaga kesehatan khususnya Bidan sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan pembinaannya, dengan melaksanakan
kegiatan penyeliaan (supervisi) fasilitatif secara berkesinambungan dan tepat sasaran
yang dilaksanakan oleh Bidan Koordinator (Bikor) di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Bikor di Puskesmas. Penyeliaan fasilitatif program kesehatan ibu dan anak (KIA)
merupakan suatu proses pengarahan, bantuan dan pelatihan yang mendorong
peningkatan kinerja dalam pelayanan bermutu, yang dilakukan dalam sebuah siklus yang
berkesinambungan serta implementasinya menggunakan daftar tilik sebagai penilaian
terhadap ukuran standar pelayanan KIA. Dalam pelaksanaannya, penyeliaan fasilitatif
program KIA bersifat terarah, sistematis, efektif, fasilitatif, dan berbasis data. II.

Tujuan Khusus 1. Meningkatkan kinerja dan kemandirian bidan baik di puskesmas,


polindes, poskesdes, pustu, Bidan Pratik Mandiri serta meningkatkan mutu pelayanan
secara keseluruhan. 2. Memaksimalkan peran dan Bidan Koordinator ( Bikor ). Tujuan
Umum Perbaikan kinerja dan mutu pelayanan KIA di fasilitas pelayanan kesehatan
dengan menilai kepatuhan terhadap standar. TUJUAN

III.
PENERIMA MANFAAT KEGIATAN 1.Tenaga kesehatan pelayanan KIA di puskesmas
maupun pustu 2.Bidan Pratek Mandiri (BPM)

IV.

RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Bidan atau BPM melakukan kajian mandiri (self
assessment) dengan menggunakan daftar tilik Penyeliaan Fassilitatif Kesehatan Ibu dan
Anak. 2. Bidan Koordinator (Bikor) Puskesmas melakukan verifikasi atas penilaian kajian
mandiri yang telah dilakukan. 3. Bidan Koordinator mengolah data hasil verifikasi berupa
rekapitulasi yang menggambarkan tingkat kepatuhan dalam memberikan pelayanan KIA
dan asuhan persalinan yang sesuai dengan standar.

V.

LUARAN ( OUTPUT )

1. Bidan ataupun BPM mampu memberikan pelayanan KIA sesuai dengan standar 2.
Hasil verifikasi dari penyeliaan akan dijadikan dasar untuk merencanakan tindakan
koreksi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan KIA dan asuhan persalinan secara
berkelanjutan. VI.

JADWAL PELAKSANAAN Penyeliaan fasilitatif dilaksanakan 2 kali dalam setahun bulan


Juni dan Desember.

VII.

ANGGARAN Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini di anggarkan dari
dana BOK Puskesmas.

Mengetahui

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KEMATIAN IBU DAN BAYI ( OVM DAN OVP )
PUSKESMAS I DENPASAR UTARA I.

LATAR BELAKANG Masalah kesehatan ibu, perinatal dan neonatal merupakan masalah
nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia pada generasi mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta lambatnya penurunan kedua angka tersebut
menunjukkan

bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan
dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Upaya peningkatan pelayanan KIA
tersebut perlu dilakukan bersama-sama dan berkesinambungan oleh para pelaksana
pelayanan KIA di tingkat pelayanan dasar dan di tingkat pelayanan rujukan. Otopsi
verbal adalah suatu metode untuk mengetahui penyebab kematian ibu ataupun bayi
melalui wawancara dengan anggota keluarga mengenai tanda-tanda dan gejala-gejala
yang muncul serta faktor-faktor yang melatarbelakangi kematiannya menggunakan
kuestioner yang telah terstandar. Otopsi verbal dapat dijadikan suatu alternatif terhadap
sistem pencatatan angka kematian yang kurang baik pada suatu wilayah. Hal ini
disebabkan, selain dapat mengidentifikasi penyebab kematian, otopsi verbal juga dapat
memberikan data tentang karakteristik dasar seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dll
orang yang meninggal, serta faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian
sehingga instansi kesehatan suatu negara dapat menentukan prioritas dan menentukan
intervensi yang tepat. II.

DASAR HUKUM Otopsi verbal di Indonesia diatur dalam Peraturan Bersama Menteri
Dalam Negeri dan

Menteri

Kesehatan

NOMOR

15

TAHUN

2010,

NOMOR

162

/MENKES/PB/I/2010 . III.

Sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut Program ditahun berikutnya karena kematian
ibu dan bayi adalah indicator capaian Pelayanan Kesehatan. Tercatatnya kematian ibu
dan bayi di wilayah kerja puskesmas  Tujuan Khusus  Tujuan Umum Tujuan utama
otopsi verbal maternal dan perinatal adalah untuk mengidentifikasi penyebab kematian
ibu dan bayi dan faktor faktor yang menyebabkan ibu dan bayi sampai meninggal.
TUJUAN

IV.

RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Bidan mendapatkan informasi ada kematian ibu dari
Rumah Sakit 2. Bidan melakukan pelacakan dengan menggunakan form R ( form rujukan
maternal dan perinatal ) 3. Melakukan analisa data dan menyimpulkan penyebab
kematian 4. Melaporkan hasil OVM atau OVP ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota 5.
Melaksanakan AMP sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten atau Kota

V.

LUARAN ( OUTPUT ) 1. Didapatkan data riwayat kehamilan, persalinan maupun nifas 2.


Didapatkan data riwayat keluarga, dan hubungan social di lingkungan sekitar tempat
tinggal. 3. Dapat menyimpulakan penyebab kematian dari segi medis maupun non
medis

VI.

JADWAL PELAKSANAAN

Bila ada kasus kematian VII.

ANGGARAN Dari dana APBD dinas Kesehatan Kabupaten Kota.

Mengetahui

Denpasar, 02 Januari 2016

Koordinator UKM KIA Puskesmas I Denpasar Utara

Pengelola Program KIA Puskesmas I Denpasar Utara

dr. Made Rendarti NIP. 196004251988022001

Vivin Ika Ivanayanti NRPTT. 22404810787

Kepala Puskesmas I Denpasar Utara

dr. AA Ampera Prihatini, MM NIP. 196311031991032006

KERANGKA ACUAN kerja pelacakan kematian ibu dan bayi (OVM&OVP) puskesmas I
denpasar utara

Tim ukm program kia PUSKESMAS I DENPASAR UTARA Tahun 2016

KARANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN PUSKESMAS I DENPASAR UTARA TAHUN 2016


I.

PENDAHULUAN Program Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih


diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada
kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu Ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa
perinatal. Hal ini ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Peningkatan pelayanan kepada ibu hamil, bersalinan dan nifas
menjadi tuntutan yang sangat penting pada saat ini karena sesuai dengan tujuan dari
MDGs yaitu mengharapkan penurunan angka Kematian Ibu dan Bayi. Program
Kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur
penting dalam pembangunan Negara.

II.

LATAR BELAKANG Wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara terdapat 4 rumah sakit, 1
RS pemerintah dan 3 RS Swasta, 2 Klinik yang melayani ANC dan persalinan serta 3 BPM.
Hampir 80% cakupan pelayanan KIA di dapatkan dari laporan Rumah Sakit maupun
Bidan Praktek Mandiri. Kemitraan Bidan dengan Bidan merupakan salah satu bentuk
kerjasama yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

III.

TUJUAN 1. Tujuan Umum

  Bidan Praktek Mandiri maupun Bidan Rumah Sakit mendapatkan Untuk


mengevaluasi kembali kegiatan yang telah di lakukan sejak beberapa tahun yang lalu
dan lebih mempererat lagi hubungan kerja sama yang ada. 2. Tujuan Khusus

informasi terbaru tentang kebijakan yang ada di dalam program KIA. Menyamakan
persepsi tentang pelaporan bulanan. Membuat wadah informasi tentang masalah
masalah Kesehatan Ibu dan Anak dengan memanfaatkan sosmed ( Grup WA).

IV.

V.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No

Kegiatan Pokok

Rincian Kegiatan

1.

Kemitraan Bidan dengan Bidan


Kemitraan dilakukan bulan 2 kali dalam setahun

Bidan Pustu 3. Rincian kegiatan, sasaram khusus dan cara melaksanakan kegiatan N o 1
Bidan Praktek Mandiri  Bidan Koordinator Rumah Sakit CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN DAN SASARAN 1. Cara Melaksanakan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan dengan
cara pertemuan 2. Sasaran

VI.

Kegiatan Pokok

Sasaran

Kemitraan Bidan dengan Bidan

Bidan Koordinator RS, BPM, Bidan Pustu

Bulan 6 7 8

10

EVALUASI Evaluasi dilaksanakan setiap enam bulan sekali

VII.

PENCATATAN DAN PELAPORAN Pencatatan dan pelaporan dilakasanakan setiap selesai


kegiatan dengan buku pencacatan,

Anda mungkin juga menyukai