Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Ni Ketut Yuni Aristadewi (001)

Ni Putu Harista Diandari (006)

Dwi Wulan Tuisnayani Putri (010)

Prodi : Sarjana Terapan/ Semester VI

Matkul : Ilmu Kesehatan Masyarakat

MPS ( MAKING PREGNANCY SAFER )

A. PENGERTIAN

Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi.Strategi MPS merupakan
tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk memastikan hak ibu dan bayinya.
Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan epidemiologi yang didapat sejak
pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987. Strategi ini disusun
berdasarkan konsensus yang dicapai pada International Conference on Population and
Development (ICPD-Cairo, 1994), Konferensi Dunia ke-IV tentang Wanita (Beijing, 1995)
dan pernyataan bersama WHO/UNFPA/UNICEF/World Bank. MPS menyerukan kepada
seluruh pihak terkait, seperti pemerintah,masyarakat dan organisasi international.

B. Pesan Kunci MPS

Pesan Kunci MPS Kompleksnya masalah kematian ibu memeriukan strategi kesehatan
yangmemastikan bahwa:

1. Setiap persalinan harus diinginkan;

2. Setiap persalinan dilayani tenaga kesehatan teriatih dan

3. Setiap komplikasi memperoleh pertolongan.

C. Peran Bidan dalam MPS


Bidan berperan penting dalam melakukan pendekatan-pendekatan kepada kebiasaan
masyarakat di wilayah kerja. Adapun peran yang lainnya yaitu :
1. Bidan di desa melakukan pendataan ibu hamil dan menjaring ibu hamil berisiko dan
faktor risiko.
2. Bidan menginformasikan kondisi ibu hamil pada suami atau keluarga untuk bersama-
sama memantau dan melaporkan segera apabila ada permasalahan kesehatan.
3. Pemberi pelayanan melaporkan kunjungan ibu hamil ke Puskesmas sebagai penanggung
jawab wilayah (PWS), dan segera menindaklanjuti apabila ada kasus risiko tinggi atau
factor risiko yang memerlukan pemantauan khusus.
4. Bersama dengan Dinas Kesehatan, bidan/ Puskesmas melakukan konsultasi kasus,
penanganan kasus termasuk persiapan rujukan (bila diperlukan).
5. Ibu hamil atau risiko tinggi atau adanya kegawatdaruratan segera dirujuk ke pelayanan
kesehatan yang lebih kompeten.
6. Konsultasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah keluarga, jarak dan
waktu, pembiayaan, atau masalah sosial diputuskan segera oleh bidan/Puskesmas
bersama Tokoh Masyarakat setempat.
7. Bidan melakukan pemantauan dan follow up pasca rujukan sampai masa nifas

D. MISI DAN SASARAN MPS


1. Visi
Visi MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan
persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.
2. Misi
Misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui
pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang cost
effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan perempuan,
keluarga dan masyarakat mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari
sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional.
3. Tujuan
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
4. Sasaran
Target yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah:
a. Target dampak kesehatan
1) Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup
2) Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup
3) MEnurunkananemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%
4) Menurunkan angka kehamilan yang tidakdiinginkan dari 17,1%menjadi 11%
b. Target Proses
1) Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 1x (KI) menjadi 95% termasuk
cakupan Fe 1, TT1
2) Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 4 x (K4) menjadi 90% termasuk
cakupan Fe3 dan TT2/TT ulang
3) Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menjadi 85%
4) Meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetri dan neonatal yang
berkualitas termasuk pelayanan pasca keguguran, menjadi 80% dari jumlah
kasus yang diperkirakan.
5) Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4 Puskesmas dengan tempat tidur di
Kabupaten/Kota.
6) Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) selama 24 jam di tiap Rumah Sakit Kabupaten
7) Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran
100%
8) Meningkatkan anggaran program untuk menunjang kesehatan ibu dan bayi
baru lahir
9) Memantapkan organisasi seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

E. Steategi MPS
Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan epidemiologi yang didapat sejak
perencanaan prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987. Strategi ini disusun
berdasarkan konsensus yang dicapai pada International Conference On Population and
Development (ICPD-Cairo, 1994), Konferensi Dunia Ke-IV tentang Wanita dan pernyataan
bersama WHO/UNFPA/UNICEF/World Bank
MPS menyerukan kepada seluruh pihak terkait, seperti pemerintah, masyarakat dan
organisasi internaisonal, untuk melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada hasil dan
untuk mencapai tujuan dan target bersamam yaitu:
1. Mencapai persalinan oleh tenaga terlatih sebesar 80% pada tahun 2005
2. Menurunkan kematian yang berhubungan dengan persalinan sebesar 75% pada tahun
2015.

Strategi MPS menyerukan kepada seluruh mitra untuk melaksanakan kegiatan di tempat
area berikut yang kurang mendapat perhatian dimasa lalu, yaitu:

1. Melakukan konsolidasi untuk mendukung kemitraan dalam menyusun dan mendanai


strategi MPS Naasional.
2. Membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari badan-badan PBB dan organisasi
lainnya untuk menyusun progrm kegiatan bersama
3. Melibatkan dapertemen dan program terkait dalam sektor kesehatan seperti
diantaranya bank darah, pencegahan infeksi, gizi dan sistem kesehatan
4. Memenuhi kebutuhan sistem kesehatan yang diperlukan untuk menurunkan kematian
ibu dan bayi.

Empat Strategi Utama MPS(Making Pregnancy Safer) Untuk dapat mencapai tujuan dan
target tersebut di atas telah diidentifikasi empat strategi utama yang konsisten dengan
“Rencana Indonesia Sehat 2010″. Meningkatkan akses terhadap pelayanan berkualitas dan
cost-effective serta meningkatkan cakupan pelayanan, Empat strategi utama tersebut:

1. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dasar berkualitas dan pertolongan obstetri
pertama di Polindes, Puskesmas Kab/Kota dan RS Kabupaten dan Propinsi
2. Tersedianya PONED berkualitas di sekurang-kurangnya 4 Puskesmas di tiap Kab/kota
3. Tersedianya pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas oleh petugas kesehatan yang
kompeten dan terampil
4. Peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang telah disempurnakan guna
mengatasi berbagai hambatan yang membatasi kaum ibu dan bayi baru lahirnya untuk
memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
F. Prinsip Dasar Pelaksanaan Strategi Mps
1. MPS dilaksanakan dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia
Sehat 2010.
2. MPS dilaksanakan dalam konteks pelayanan kesehatan primer melalui pemantapan
sistem pelayanan dan rujukan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta perluasan
pelayanan di berbagai tingkat.
3. MPS dilaksanakan dalam konteks desentralisasi yang menjamin integrasi yang mantap
dalam perencanaan pembangunan kesehatan serta proses alokasi anggaran.
4. MPS difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sesuai dengan
standar, cost-effective dan berdasar bukti pada semua tingkat pelayanan dan rujukan
kesehatan baik di sektor pemerintah maupun swasta.
5. MPS difokuskan pada peningkatan sistem pelayanan kesehatan untuk menjamin
ketersediaan akses terhadap pelayanan kesehatan.
6. MPS difokuskan pada pendekatan yang berorientasi pada ibu sebagai sasaran
pelayanan. Dengan demikian, perempuan akan lebih tanggap dan mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
7. MPS bekerjasama dengan wakil masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya guna
mengidentifikasi kegiatan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kegiatan
yang mempunyai dampak kesehatan.
8. MPS bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam masyarakat untuk
mengidentifikasi isu-isu sosial, budaya dan ekonomi yang perlu diatasi.
9. MPS bekerja secara partisipatif, terkoordinasi dan sesuai dengan situasi dan kondisi
dalam mengembangkan strategi daerah milik sendiri. Pendekatan ini dapat
memaksimalkan kualitas, pemanfaatan dan kelestarian.
10. MPS memfasilitasi kegiatan-kegiatan lokal sambil meningkatkan kemampuan pihak-
pihak yang terlibat dalam menentukan dan melaksanakan solusi mereka sendiri.
11. MPS berupaya untuk mempromosikan keadilan dalam alokasi sumber daya untuk
menjamin agar pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dapat dijangkau oleh kaum
miskin dan penduduk yang kurang mampu dimanapun mereka berada.
12. MPS diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana dan sumber daya
kabupaten/kota yang bersangkutan.
13. MPS didasarkan pada semua kegiatan yang telah ada dan bekerjasama dengan mitra
untuk memaksimalkan sumber daya dan mengurangi tumpang tindih kegiatan.
14. MPS menjamin agar bidan di desa meningkatkan kerjasama dengan dukun bayi untuk
memberi dukungan pada pelayanan ibu dan bayi baru lahir.
15. MPS melakukan pemantauan kemajuan kegiatan dan evaluasi program setelah 2 tahun
pelaksanaan.
16. MPS akan menetapkan peningkatan kegiatan berdasarkan pengalaman/lessons learned.
Kemajuan program kesehatan ibu dan anak di Indonesia dapat dilihat melalui indikator
proses, yaitu adanya peningkatan angka kunjungan pertama (K1) dan keempat
pelayanan antenatal (K4), dan peningkatan proporsi persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan.Faktor penyebab medis kematian ibu, seperti perdarahan, eklampsi, dan
infeksi tidak sulit, tetapi yang menyangkut faktor penyebab non-medis, seperti faktor
sosial budaya yang kurang mendukung, kemampuan sosial ekonomi yang terbatas,
pendidikan yang rendah, status perempuan yang masih rendah, dan hambatan
transportasi, tidak mudah diatasi.

G. Bagaimana MPS Mendukung Penurunan Kematian Ibu dan Bayi


Strategi kegiatan yang akan dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan mitranya:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah
2. Menyusun atau memperbaharui kader dan standar nasional pelayanan kebidanan untuk
Kesehatan Ibu Anak, KB, temasuk pelayanan pasca abortus, pelayanan aborsi (bila
dilegalkan) dan menyusun kombinasi perundangan untuk mendukung penggunaan dan
standar ini.
3. Membangun sistem yang menjamin pelaksanaan standar dengan baik
4. Meningkatkan akses kepada pelayanan kesehatan ibu-anak dan pelayanan KB yang
efektif dengan memacu investasi sektor pemerintahan dan swasta serta mengembangkan
pengaturan alternatif (Seperti melalui kontrak) memaksimumkan kontribusi pihak
swasta pada tujuan nasional.
5. Mendorong pelayanan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kesehatan
ibu anak dan KB.
6. Meningkatkan sistem untuk memantau pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan
7. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas dalam agenda pembangunan
kesehatan nasional dan internasional;

Strategi MPS menjamin akses pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas untuk
semua wanita dan bayinya, tanpa tergantung pada lokasi, status sosio-ekonomi dan ras. Hal
ini dilakukan dengan mengintegrasikan paket-paket intervensi pada sistem kesehatan
melalui kegiatan bersama yang dilakukan oleh seluruh mitra yang terlibat dengan berbagai
keahlian.
Sumber :

Purnomo W,prsentasi Making Pregnancy Safer  (Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru
Lahir),FKM Unair

WHO Making Pregnancy Safer,.,modul dasar bidan di masyarakat.jakarta:penerbit buku


kedokteran

https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/452/pemantauan-ibu-hamil-dengan-mps-online diakses
ada tanggal 3 maret 2021 pukul 17.56

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-jakarta/perwakilan-kemenkes-laporkan-
seputar-kesehatan-ibu-dan-anak-pada-pertemuan-wha-ke-66-di-jenewa-swiss diakses pada
tanggal 4 maret 2021

Anda mungkin juga menyukai