ABSTRAK
Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin berupa penyatuan antara laki-laki dan perempuan atas
dasar keinginan untuk memiliki keturunan dan keluarga. Pada dasarnya pernikahan dilakukan oleh
seseorang yang telah memiliki kematangan dalam segi fisik, psikologis, dan ekonomi. Namun, di
Indonesia sekitar 12 - 20% masih bisa ditemukan pernikahan yang belumdisertai dengan kesiapan dari
berbagai aspek seperti fisik, ekonomi, dan pengetahuan mengenaikehidupan rumah tangga. Artikel ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif yang akan menggali lebih dalam mengenai
pernikahan dini dan keterkaitannya dengan kesehatan reproduksi. Pernikahan usia dini dilakukan
oleh seseorang yang rata-rata berusia dibawah 19 tahun yang rata-rata belum siap dalam berbagai
aspek dalam pernikahan. Hal ini kemungkinan akan berdampak terhadap kesehatan reproduksi baik
untuk perempuan maupun laki-laki. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang dari berbagai aspek
dalam melaksanakan pernikahan sehingga upaya untuk menghindari dampak buruk pernikahan usia
dini terhadap kesehatan reproduksi dapat diminimalisir.
ABSTRACT
Marriage is a physical and spiritual bond in the form of a union between a man and a woman based
on the desire to have offspring and a family. Basically, marriage is carried out by someone who has
matured physically, psychologically and economically. However, in Indonesia, around 12-20% can
still be found marriages that have not been accompanied by readiness from various aspects such as
physical, economic, and knowledge of household life. This article uses qualitative and descriptive
research methods that will explore more about early marriage and its relation to reproductive
health. Early marriage is carried out by someone who is under 19 years old on average who is not
ready for various aspects of marriage. This is likely to have an impact on reproductive health for
both women and men. Therefore, various aspects of preparation are needed in carrying out the
marriage so that efforts to avoid the negative impact of early marriage on reproductive health can be
minimized.
37
Jurnal Pengabdian dan
e ISSN: 2775 - 1929
Penelitian Kepada Masyarakat Vol. 2 No.1 Hal: 37 - 45 April 2021
p ISSN: 2775 - 1910
(JPPM)
pada usia muda, kekerasan dalam rumah remaja perempuan belum memiliki tulang
tangga, dan lain sebagainya. Selain itu, panggul yang masih terlalu kecil sehingga bisa
pernikahan dini juga menimbulkan dampak membahayakan proses persalinan. Apabila
buruk secara mental atapun fisik. Terdapat dianalisis dampak negatif perkawinan dini
beberapa aspek yang menjadi pemicu atau lebih banyak dari pada dampak positifnya
faktor terjadinya pernikahan dini, antara lain (Hanum & Tukiman, 2015).
kebutuhan ekonomi, pendidikan rendah,
kultur nikah muda, perkawinan yang diatur,
dan seks bebas pada remaja yang METODE
menyebabkan kehamilan sebelum menikah
(Himsya, 2011). Faktor ekonomi dan Metode yang digunakan dalam
kemiskinan menyebabkan orang tua tidak penelitian ini dilakukan melalui penelitian
sanggup memenuhi kebutuhan anaknya dan deskriptif dan penelitian kualitatif. Metode
tidak mampu membiayai sekolah alhasil penelitian deskriptif menurut Nazir (1988)
mereka memutuskan untuk menikahkan dalam Buku Contoh Metode Penelitian,
anaknya dengan harapan sudah lepas adalah suatu metode yang digunakan dalam
tanggung jawab untuk membiayai kehidupan meneliti kondisi, sistem pemikiran, atau
anaknya ataupun dengan harapan anaknya peristiwa pada masa sekarang. Penelitian
bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik. deskriptif ini, bertujuan untuk
Faktor orang tua menyetujui perkawinan di mendeskripsikan atau membuat gambaran
usia muda ini juga seringkali dikarenakan secara sistematis dan akurat mengenai fakta
oleh kekhawatiran orang tua akan terjadinya yang ada. Dalam penelitian ini penulis
hamil diluar nikah sehingga mendorong mengenakan pendekatan kualitatif sebagai
anaknya untuk menikah diusia yang masih metode penelitian yang menghasilkan
belia (F Jannah., 2012). Secara umum, informasi deskriptif berbentuk kata-kata yang
pernikahan dini lebih kerap terjadi didalam tertulis atau lisan dari orang-orang danperilaku
kalangan keluarga kurang mampu, walaupun yang diamati (Bogdan, R., & Taylor, 1993).
tidak membantah bisa terjadi pula di kalangan Pada penelitian ini akan berfokus kepada
keluarga ekonomi atas. pemahaman terhadap fenomena secara
Selain itu, Badan Koordinasi Keluarga mendalam melalui pengumpulan data yang
Berencana Nasional (BKKBN) juga dapat menunjukkan detail dan pemahaman
memberikan arahan perihal umur minimum suatu data yang diteliti. Oleh karena itu,
seseorang untuk melakukan pernikahan. Hal kedua pendekatan ini digunakan untuk
ini disebabkan memperhitungkan dari mendeskripsikan serta menggambarkan
berbagai aspek seperti, kesiapan reproduksi, fenomena pernikahan dini dan faktor-faktor
biologis, dan psikis (BKKBN, 2017). Serupa yang berkaitan dengan masalah kesehatan
adanya kemungkinan perceraian, kesehatan ibu reproduksi akibat pernikahan dini.
dananak saat melahirkan, meningkatnya angka
fertilitas serta banyak hal lainnya. Pada
kesehatan mental yaitu saat memasuki dunia HASIL & PEMBAHASAN
rumah tangga yang mana terdapat hak serta
kewajiban yang perlu dipenuhi sebaik Pernikahan Dini
mungkin, sehingga keharmonisan dalam
rumah tangga dapat terwujud. Dalam konteks Pernikahan dini dapat didefinisikan
ini, dibutuhkan kesehatan mental dan tidak sebagai ikatan lahir dan batin antara seorang
hanya bermodal cinta. Tidak sedikit pria dengan wanita sebagai suami dan istri
pernikahan yang dilakukan karena pada usia yang masih muda atau remaja.
keterpaksaan, yang mana hal ini akan Dalam pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun
mempengaruhi keharmonisan rumah tangga 1974 tentang pernikahan, mendefinisikan
dikarenakan suami dan istri belum memiliki bahwa pernikahan ialah ikatan lahir batin
mental yang siap untuk menikah di usia muda antara seorang pria dengan seorang wanita
dan resiko terjadi perceraian akan semakin sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
besar(Fitriyani, D., & dkk). Secara fisik, keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
39
Jurnal Pengabdian dan
e ISSN: 2775 - 1929
Penelitian Kepada Masyarakat Vol. 2 No.1 Hal: 37 - 45 April 2021
p ISSN: 2775 - 1910
(JPPM)
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang
(Kartono, 1922). Dalam Undang-UndangNo. 1 yang lebih lanjut dalam hal ini dapat
tahun 1974, pasal 7 ayat (1) juga menyatakan mendorong seseorang untuk melakukan
bahwa perkawinan hanya disahkan jika pihak pernikahan dini. Selain itu tingkat
pria sudah mencapai umur 19 dan pihak pendidikan keluarga juga dapat
wanita sudah mencapai umur 16 tahun, usulan memengaruhi terjadinya pernikahan usia
perubahan pada pasal 7 tahun 1974 ayat (1) muda. Pernikahan usia muda juga
perkawinandapat dan dilakukan jika pihak laki- dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
laki dan perempuan berusia minimal 19 tahun, masyarakat, secara keseluruhan.
ayat untuk melangsungkan perkawinan Beberapa masyarakat yang tingkat
masing-masing calon mempelai yang belum pendidikannya rendah akan cenderung
mencapai umur 21 tahun, harus mendapat izin untuk menikahkan anaknya dalam usia
kedua orangtua, sesuai dengan kesepakatan masih muda. Bersumber pada penelitian
pihak Badan Kependudukan dan Keluarga yang dilakukan Kecamatan Gejugjati dan
Berencana Nasional (BKKBN) yang telah Lekok Kabupaten Pasuruan sebanyak
melakukan kerjasama dengan MOU yang 35% pasangan yang menikah di bawah
menyatakan bahwa Usia Perkawinan Pertama umur dipengaruhi oleh faktor pendidikan
diizinkanapabila pihak pria mencapai umur 25 (Saipul ,2011 dalam Hanggara, 2006).
tahun dan wanita mencapai umur 20 tahun Hal ini dapat disimpulkan bahwa
(Rokhim & Sirait, 2016). pendidikan merupakan salah satu faktor
Maka akan diperoleh kesimpulan yang menjadi penyebab dalam
bahwa seseorang yang menikah sebelumumur pernikahan dini yaitu pendidikan remaja
yang ditentukan berdasarkan undang- undang maupun pendidikan orang tua. Dalam
adalah termasuk pernikahan dini. Pernikahan faktor pendidikan akan sangat
dini atau kawin muda sendiri adalah berpengaruh terhadap faktor ekonomi.
pernikahan yang dilakukan oleh pasangan b. Faktor Ekonomi
atau salah satu padangan yang masih Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dikategorikan remaja yang berusia dibawah oleh UNICEF & UNFPA (2018)
19 tahun. Menurut Dlori (2005) Pernikahan menyatakan bahwa kemiskinan menjadi
dini adalah sebuah pernikahan dibawah umur salah satu faktor yang memiliki
yang dapat dikatakan memiliki persiapan pengaruh besar dalam mendorong
yang bisa dikatakan belum maksimal secara terjadinya pernikahan dini dikarenakan
fisik, psikologis, maupun ekonomi. beberapa wilayah, seperti di Indonesia,
Pernikahan usia muda adalah perkawinan perempuan masih sering di berikan label
yang dilakukan di bawah usia 20 tahun sebagai beban ekonomi keluarga. Orang
(BKKBN, 2010). Bila merujuk pada bidang tua yang menjadikan alasan
kesehatan, menujukkan bahwa pernikahan kesejahteraan ekonomi untuk
atau perkawinan yang ideal adalah melakakukan pernikahan dini terhadap
perempuan yang sudah berusia diatas 20 anaknya, memiliki anggapan bahwa
tahun, hal ini berdasarkan pertimbangan dengan merelakan anak perempuannya
kesehatan reproduksinya. Pernikahan yang untuk dinikahkan dapat
dilakukan dibawah umur 20 tahun dapat meringankan kebutuhan hidup untuk
menimbulkan risiko terkena kanker leher orang tuanua. Kemudian, pengeluaran
rahim, sel-sel rahim yang belum siap, dan dalam rumah tangga dan pendapatan
kemungkinan terkena penyakit Human juga menjadi salah satu indikator
Papiloma Virus (HIV). bagaimana tingkat kesejahteraan hidup
bagi sebuah keluarga (Astuty, n.d.).
c. Faktor Budaya
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan dini terjadi karena orang tua
Pernikahan Dini dari anak memiliki kekhawatiran
anaknya tidak kunjung menikah dan
a. Faktor Pendidikan menjadi perawan tua. Faktor adat dan
Tingkatan pendidikan yang rendah atau budaya, di beberapa daerah di
40
Jurnal Pengabdian dan
e ISSN: 2775 - 1929
Penelitian Kepada Masyarakat Vol. 2 No.1 Hal: 37 - 45 April 2021
p ISSN: 2775 - 1910
(JPPM)
dari bagaimana kondisi kesehatan selama sebelum menikah. Pada faktor pendidikan yang
siklus hidupnya, mulai dari kanak-kanak, cenderung rendah dan pendapatan ekonomi
remaja, dewasa, hingga masa pasca usia keluarga menjadikan anak terpaksa putus
reproduksi (Sarwono, 2001). Apabila dikaitkan sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan
antara masa remaja dan kesehatan reproduksi, kejenjang selanjutnya. Dalam faktor
masa remaja merupakan proses awal pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap
terbentuknya organ reproduksi. Menurut faktor ekonomi. Kemiskinan menjadi salah
Robert Havinghurst dalam Sarlito, seorang satu faktor yang memiliki pengaruh besar
remaja dalam menghadapi tugas-tugas dalam mendorong terjadinya pernikahan dini
perkembangan yang berkaitan dengan dikarenakan beberapa wilayah di Indonesia,
perubahan perubahan fisik dan peran sosial perempuan masih sering di berikan label
yang sedang terjadi pada dirinya. Tugas- tugas sebagai beban ekonomi keluarga. Oleh karena
itu adalah menerima kondisi fisiknya yang itu, pernikahan di usia muda dianggap menjadi
berubah. jalan keluar dan tercepat untuk keluarga
Pada saat remaja mengalami masa mengurangi beban ekonominya. Faktor lain
pubertas hormon-hormon akan mulai yang mempengaruhi pernikahan dini juga erat
berfungsi, hal ini akan menyebabkan dengan faktor kultur nikah muda. Di daerah
perubahan fisik dan juga mempengaruhi terpencil dan pedesaan masih banyak
dorongan seks pada seorang remaja, akibat anggapan mengenai anggapan bahwa seorang
dari siapnya reproduksi dan juga dorongan wanita hanya akan berakhir menjadi pengurus
dari aspek psikologis remaja akan mulai rumah, sehingga masyarakat daerah terpencil
menyukai lawan jenis. Kemudian, akibat dari beranggapanbahwa perempuan akan lebih baik
matangnya proses reproduksi menjadikan dinikahkan ketika telah melalui masa
remaja dapat menjalankan peranan balighnya. Dari faktor-faktor yang telah
prokreasinya yang diartikan mulai bisa diuraikan dapat disimpulkan bahwa pernikahan
memiliki keturunan. Usia reproduksi yang usia dini karena faktor budaya yang sudah
sehat bagi perempuan adalah diantara 20 – 30 turun temurun.
tahun. Namun, masalah yang kerap muncul Menurut (Badan Pusat Statistik, 2020)
pada remaja adalah saat masa awal organ pada 20 provinsi pernikahan dini pada anak
reproduksi telah siap, yaitu perilaku seks masih ada di atas rata-rata nasional. Provinsi
bebas (free sex) yang menjadi penyebab dari dengan jumlah pernikahan dini tertinggi
masalah kehamilan sebelum menikah dan adalah Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan
resiko terkena penyakit menular seksual Sulawesi Tenggara. Terdapat lebih dari 1 juta
termasuk HIV/AIDS. Oleh karena itu anak perempuan yang menikah pada usia dini.
kesehatan reproduksi penting untuk dipelajari Menurut data tersebut menunjukkan kejadian
karena memaparkan mengenai alat reproduksi pernikahan usia dini, di Jawa Barat, Jawa
dan fungsi serta kegunaannya. Timur dan Jawa Tengah menjadi 3 Provinsi
sudah mencapai angka tertinggi. Seperti yang
Dampak Pernikahan Dini Terhadap telah diuraikan sebelumnya pernikahan usia
Kesehatan Reproduksi dini sangat berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi. Pernikahan yang dilakukan oleh
Pernikahan merupakan suatu para remaja juga bisa memiliki pengaruh yang
hubungan yang bersifat sakral pada dua insan tidak baik terhadap berbagai hal bagi seseorang
antara laki-laki dan perempuan untuk yang menjalaninya. Belum matangnya organ
membangun sebuah rumah tangga dan reproduksi dan juga kematangan fisik dari
memperbanyak keturunan (Ma’mun, 2015). seorang remaja perempuan juga akan
Apabila pernikahan dini dilakukan bukan berpengaruh terhadap resiko jika seorang
hanya karena keinginan kedua belah pihak remaja perempuantersebut mengandung
semata, melainkan terdapat beberapa faktor anaknya. Kemungkinan kecacatan pada anak,
pendorong lainnya, yaitu rendahnya tingkat ibu mati saat melahirkan dan resiko lainnya
pendidikan, kebutuhan ekonomi, budaya nikah juga sangat besar ketika perkawinan usia dini
muda, pernikahan yang diatur, seks bebas terjadi. Selain itu, leher rahim seorang remaja
pada remaja yang menyebabkan kehamilan perempuan juga masih sensitif. Oleh karena itu,
42
Jurnal Pengabdian dan
e ISSN: 2775 - 1929
Penelitian Kepada Masyarakat Vol. 2 No.1 Hal: 37 - 45 April 2021
p ISSN: 2775 - 1910
(JPPM)
45