BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kesehatan, usia perempuan yang siap secara fisik dan mental untuk menikah
adalah pada usia 21 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 25 tahun. Dari sekian
banyak hasrat manusia, hasrat seksual yang sulit dikontrol diri dan salah satu
efeknya adalah terjadinya pernikahan di usia muda. Pernikahan dini bukanlah
fenomena baru, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.
Menurut Janiwarty dan Pieter dampak biologis yang banyak diderita wanita
yang menikah usia dini ialah infeksi pada kandungan dan kanker mulut rahim.
Menikah dini dapat mengubah sel normal menjadi sel ganas yang pada akhirnya
akan menyebabkan infeksi kandungan dan kanker, dikarenakan masa peralihan
dari sel anak-anak ke sel dewasa. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata penderita infeksi kandungan dan kanker mulut rahim adalah wanita yang
menikah di usia dini 16 tahun. Untuk resiko kebidanan, hamil di bawah 19 tahun
berisiko pada kematian, terjadinya pendarahan, keguguran, hamil anggur dan
hamil prematur.
dampak negatif bagi anak dari orang tuanya yang masih usia dini, yaitu: lemah
dalam berfikir.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana faktor dan dampak menikah di usia muda bagi remaja di Kota
Lhokseumawe?
C. Tujuan Penelitian
2. Guna memahami faktor dan dampak menikah di usia muda bagi remaja
di Kota Lhokseumawe.
D. Tinjauan Pustaka
1
Evy Nurachma, Pengaruh Pasangan Pernikahan Dini Terhadap Pola Pengasuhan
Anak, dalam (https://www.google.co.id/books/edition/PENGARUH_PASANGAN_PER
NIKAHAN_DINI_TERHAD/Z7cTEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=dampak+pernikahan+dini&pg=PA4&printsec=frontcover), diakses pada 07
Maret 2023, pukul 09:45 WIB.
5
2) Peraturan budaya
Peraturan budaya bisa jadi merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya
pernikahan dini. Usia layak menikah menurut aturan budaya seringkali dikaitkan
dengan datangnya haid pertama bagi wanita. Dengan demikian, banyak remaja
yang sebenarnya belum layak menikah, terpaksa menikah karena desakan budaya.
3) Kecelakaan
2
E.B. Subakti, Sudah Siapkah Menikah?, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), h.
316.
6
Menurut mereka, setiap pernikahan itu tentu ada plus minusnya. Dengan
menikah selain mendapatkan cinta dan kasih sayang dari pasangan, menikah juga
dapat menyempurnakan sebagian iman dan dapat melakukan sunah Rasulullah,
dan pastinya akan mendapatkan ridha Allah Swt. Minusnya adalah ekonomi
dalam keluarga tidak stabil, alias kurangnya penghasilan.
Dari beberapa faktor diatas, pasti akan sangat berdampak ke masa depan
pernikahan mereka dalam berumah tangga, baik bagi kedua pasangan itu sendiri
maupun terhadap keturunan dari mereka.
3
Ibid.
4
Hasil wawancara dengan murdanil, dkk. (Remaja Kota Lhokseumawe), 06 Mei 2023.
7
Dampak dari pernikahan dini bukan hanya dari dampak kesehatan, Tetapi
punya dampak juga terhadap kelangsungan perkawinan. Sebab perkawinan yang
tidak disadari, Mempunyai dampak pada terjadinya perceraian. Pernikahan Dini
atau menikah usia muda, memiliki dampak negatif dan dampak positif pada
remaja tersebut, adapun dampak pernikahan dini adalah sebagai berikut.
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks,
sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang
sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir
pada perkawinan yang dia sedari tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu,
ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan
(Wajib belajar 9 Tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hak-
hak lainnya yang melekat dalam diri anak.
seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang
tua.
b) UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 26 (1) Orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: (1) mengasuh, memelihara,
mendidik dan melindungi anak, (2) menumbuh kembangkan anak sesuai
dengan kemampuan, dan bakat, dan (3) mencegah terjadinya perkawinan pada
usia anak-anak.
1) Menyebabkan kecemasan
8
Moh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua dalam membantu anak mengembangkan disiplin
diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 10.
10
juga bisa hidup dengan perasaan cemas setiap hari, karena tidak tahu kapan
serangan fisik atau verbal berikutnya terjadi di rumah mereka. Hal ini bisa
menyebabkan anak mengalami gangguan kecemasan.9
Sedangkan dampak menyaksikan KDRT bagi anak usia sekolah, mereka bisa
mengembangkan sifat antisosial dan mungkin bergumul dengan rasa bersalah. Hal
itu karena anak-anak korban KDRT tidak jarang disalahkan atas kekerasan yang
terjadi di antara orangtua mereka.
Meski terhindar dari kekerasan fisik, trauma yang ditimbulkan dari KDRT cukup
menyebabkan perubahan berbahaya pada perkembangan otak anak. Perubahan-
perubahan ini bisa menyebabkan mimpi buruk, perubahan pola tidur, kemarahan,
sifat lekas marah, sulit berkonsentrasi, dan anak-anak kadang-kadang berpotensi
melakukan kembali aspek-aspek pelecehan traumatis yang mereka amati pada
orang lain.
3) Depresi
9
Rizal Fadli, 3 Dampak KDRT pada Psikologis Anak yang Sering Tidak Disadari, dalam
(https://www.halodoc.com/artikel/3-dampak-kdrt-pada-psikologis-anak-yang-sering-tak-disadari),
diakses pada 7 Mei 2023, Pukul 12:10 WIB.
11
tangga secara rutin membuat anak berisiko tinggi mengalami depresi, kesedihan,
gangguan konsentrasi, dan gejala depresi lainnya hingga dewasa.10
Dikarenakan orang tua anak memiliki pola pikir, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman yang masih sangat minim, tidak tentu kemungkinan anak dari
keluarga pernikahan dini mengalami kekurangan dalam berfikir, alias kurang
wawasan.11
10
Ibid.
11
Hasil wawancara dengan murdanil...,
12
E. Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Fadli, Rizal, 3 Dampak KDRT pada Psikologis Anak yang Sering Tidak Disadari,
dalam https://www.halodoc.com/artikel/3-dampak-kdrt-pada-psikologis-
anak-yang-sering-tak-disadari.
Fibriyanti, Pernikahan Dini dan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Malang: Ahli
Media Press, 2021.
Shochib, Moh. Pola Asuh Orang Tua dalam membantu anak mengembangkan
disiplin diri, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Subakti, E.B. Sudah Siapkah Menikah?, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.