Anda di halaman 1dari 8

PERGAULAN BEBAS REMAJA

A. Pernikahan Usia Muda Akibat Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja


Apa yang dimaksud pernikahan usia muda?
Ada banyak pengertian pernikahan usia muda, diantaranya
pengertian secara umum, merupakan instituisi agung untuk mengikat dua spirit lawan jenis
yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga..
menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, pernikahan usia muda adalah sebuah nama yang
lahir dari komitmen moral dan keilmuan yang sangat kuat, sebagai sebuah solusi spiritual.
Jadi, cukup logis kalau pernikahan itu dinilai bukan sekedar tali pengikat untuk menyalurkan
kebutuhan biologis, tetapi juga harus menjadi media ketaqwaan kita sebagaimana yang
diajarkan sunnah-sunnah Rosulullah Saw. Oleh karena itu, untuk memasuki jenjang
pernikahan dibutuhkan persiapan-persiapan yang kuat.
Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 :
1. Pernikahan adalah sebuah ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai seorang suami
dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Untuk laki-laki minimal sudah berusia 19 tahun dan untuk perempuan harus sudah berusia
minimal 16 tahun.
3. Jika menikah dibawah usia 21 tahun haruslah disertai dengan izin kedua atau salah satu
orang tua yang ditunjuk sebagai wali.

B. REMAJA
Dalam memasuki masa kanak-kanak menuju dewasa, remaja adalah mereka yang berusia
antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Dengan demikian remaja pada umumnya adalah
mereka yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Masa-masa inilah yang perlahan para remaja mulai memasuki lingkungan
dengan berbagai macam pergaulan. Masa-masa ini pula adalah masa dimana para remaja
mulai memunculkan rasa ingin tahunya pada hal-hal baru yang diperoleh di lingkungannya.
C. Mengapa seseorang harus melakukan pernikahan di usia muda?
Ada banyak alasan mengapa seseorang itu dapat melakukan pernikahan di usia muda
diantaranya beberapa faktor dibawah ini :
1. Faktor Pribadi
Beberapa alasan pribadi yang salah diantaranya : agar bisa menjauh dari orangtua, dan
mendapat kebebasan, agar bisa menyalurkan hasrat seksual, untuk menghilangkan rasa sepi,
agar mendapatkan kebahagiaan, agar bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa, terlanjur
hamil, karena pasangan yang saling mencintai, dan sebagainya. Penyebab utama dari faktor
pribadi biasanya karena pergaulan bebas yang mengakibatkan hamil diluar nikah. Sehingga
akhirnya mereka memutuskan melakukan pernikahan dengan tujuan untuk menutupi dosa-
dosa tersebut.
2. Faktor Keluarga
Kian maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja, maupun meningkatnya angka aborsi
setidaknya menjadi indikator tingkat pergaulan bebas sudah berada di tahap yang cukup
menghkhawatirkan dan harus mencari jalan keluarnya. Salah satunya jalan yang dipikirkan
adalah keluarga. Mereka memutuskan untuk menikahkan kedua pasangan. Artinya, bagi
mereka yang telah mantap dengan pasangannya keluarga biasanya menganjurkan untuk
segera meresmikan hubungan anak mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Sekalipun
keduanya masih menempuh pendidikan. Hal ini untuk menghindari dampak buruk dari
keintiman hubungan lawan jenis
3. Faktor Lain
 Budaya
Seorang anak perempuan harus segera berkeluarga karena takut tidak laku dan tak
kunjung menikah di usia 20-an tahun.banyak orang tua yang mendorong anaknya
untuk cepat menikah. Perempuan juga selalu menjadi pihak yang bisa dipaksa
menikah, tanpa atau dengan persetujuannya. Inilah celah awal bagi terjadinya
pemaksaan perempuan untuk menikah di usia yang masih belia sekalipun.
 Pendidikan
Pendidikan dipandang secara modern memposisikan dirinya sebagai suatu kebutuhan.
Sedangkan pendidikan yang dipandang secara tradisional hanyalah sebatas
menggugurkan kewajiban atau sebagai penghambat dalam melakukan berbagai
kewajiban. Misalnya seorang anak yang dianggap telah dewasa dan mampu
memenuhi kebutuhan materinya lebih baik menikah atau bekerja daripada belajar.
 Ekonomi
Tingginya angka nikah muda dipicu oleh rendahnya kemampuan ekonomi
masyarakat. Mengakibatkan orang tua tidak punya pilihan lain untuk menikahkan
sang anak karena tidak sanggup membiayai pendidikan.
 Hukum
Hukum negara yang lemah merupakan salah satu penyebab anak-anak tidak
terlindungi dari hidup ini. UU Nomor 1/1974 tentang perkawinan pasal 7
menyebutkan menikah di usia dini diperbolehkan asal memperoleh izin dispensasi
dari pejabat pengadilan yakni Pengadilan Agama.
Faktor lainnya adalah kasus hamil diluar nikah. Khusus untuk permohonan dispensasi
kawin karena hamil sebelum nikah, majlis hakim memberikan prioritas karena kasus
hamil sebelum nikah sudah parah dan sulit diobati. Karena itu yang perlu dipikirkan
adalah nasib calon bayi yang dikandung calon pengantin perempuan agar ketika lahir
sudah melihat kedua orangtuanya memiliki ikatan pernikahan sah di mata undang-
undang. Hal itu masih menunjukkan bahwa penegakan hukum di Indonesia masih
sangat lemah dan tidak memperdulikan UU perkawinan, UU Perlindungan
D. Apa dampak positif dan negatif yang menjadi pemicu pernikahan dini?
 Dampak Positif
o Dukungan emosional
o Dengan dukungan emosional maka dapat melatih kecerdasaan emosional dan spiritual
dalam diri pasangan (ESQ).
o Dukungan keuangan
o Dengan menikah di usia dini dapat merigankan beban ekonomi menjadi lebih hemat.
o Belajar memikul tanggung jawab di usia dini
o Mereka harus dapat mengatur urusan mereka tanpa bergantung pada orangtua.
o Terhindar dari fitnah orang lain dan berbagai perbuatan maksiat lainnya.
 Dampak negatif
o Tingginya angka kematian ibu dan anak serta gangguan kesehatan lainnya
Indikator sosial wanita indonesia yang dikeluarkan badan pusat statistik tahun 1995
menyebutkan 21,75 persen anak perempuan perkotaan menikah di usia dibawah 16 5
tahun dan 47,79 persennya terdapat di kawasan pedesaan. Gangguan kesehatan tersebut
bisa terjadi karena sang ibu terlalu muda, terlalu sering melahirkan, fisik bekum kuat,
bahkan belum siap untuk mengandung.
o Penyakit HIV
Anak-anak yang dinikahkan di usia muda mudah mengidap penyakit HIV atau AIDS
karena vagina mereka masih belum sempurnadan sel-sel yang melidunginya masih
belum kuat sehingga mudah terluka.
o Kanker leher Rahim
Perempuan yang menikah dibawah umur 20th beresiko terkena penyakit tersebut, pada
usia remaja sel-sel leher rahim belum matang sehingga bila terpapar Human Papiloma
Virus pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.
o Neoritis depresi
Depresi berat akibat pernikahan di usia muda ini dapat terjadi pada kondisi kepribadian
yang berbeda. Dia menjadi pendiam, tidak mau bergaul, bahkan kerusakan pada otak
atau bahasanya adalah gila.
o Munculnya pekerja anak
Kaum muda yang putus sekolah untuk bekerja juga cenderung untuk menikah dan
memiliki anak pertama rata-rata dua tahun lebih cepat dibandingkan dengan mereka
yang menyelesaikan pendidikan dasar
o KDRT
Kekerasan seksual dalam rumah tangga juga menunjukkan lebih banyak dialami oleh
pengantin dewasa.
E. FAKTOR KENAKALAN REMAJA
1. Kurangnya perhatian, kasih sayang orangtua, serta pengawasan dari orang-orang dewasa.
Peran orangtua beserta orang-orang dewasa dalam lingkungan remaja tentu sangat
dibutuhkan. Pada masa-masa pengembangan diri para remaja, banyak orangtua yang
lalai karena kesibukan pekerjaan, ada pula sebagian dari pada mereka adalah keluarga
yang biasa disebut dengan broken home. Didikan orangtua yang salah seperti
memanjakan anak dan tidak memberikan pendidikan agama bisa menjadi pemicu
kenakalan-kenakalan anak pada masa-masa remajanya.
2. Beredarnya VCD Porno baik di dalam negri maupun di luar negri.
Remaja adalah mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, jika
menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka para remaja ingin merasakannya atau
mencobanya tanpa memikirkan dampak yang terjadi. Pada masa ini remaja adalah
mereka yang memiliki banyak hormon, berpacaran bukan lagi hal yang tabu di kalangan
remaja, rasa ingin tahu dan coba-coba inilah yang dilakukan bersama oleh para remaja
berpasangan.
3. Siaran Televisi
Semakin banyak siaran televisi remaja dan dewasa yang ditayangkan bebas. Para remaja
sendiri pun memiliki siaran televisi favorite sendiri. Umumnya isi siaran televisi
mengisahkan tentang percintaan mulai dari remaja hingga dewasa, banyak pula yang
menceritakan secara gamblang mengenai pergaulan bebas yang terjadi pada masyarakat
Indonesia. Siaran televisi yang bebas ditonton para remaja menjadi hal yang ditiru di
dalam lingkungannya.
4. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh pada kenakalan-kenakalan remaja, lingkunga ini terdiri
dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari pengaruh lingkungan yang ada,
lingkungan keluarga lebih diutamakan dalam pembentukan keperibadian pada para
remaja. Melalui pola asuh dari orangtua, pendidikan, pengajaran dan perhatian yang
diberikan pada para remaja akan menjadi bekal untuk memasuki masa remaja yang
penuh gejolak atau jiwa yang tidak stabil. Pola asuh yang baik akan menjadi bekal dalam
menghadapi pengaruh lingkungan yang masuk pada diri para remaja.
F. AKIBAT KENAKALAN REMAJA
1. Dosa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma tentu akan berakibat pada diri
kita sendiri sebagai makhluk yang beragama, terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang menilai setiap perbuatan baik dan buruk kita sebagai makhluk ciptaan-Nya.
2. Candu Obat-Obat Terlarang
Kenakalan remaja dan pergaulan bebas tidak lepas dari pemakaian obat-obat terlarang.
Pemakaian yang berlebihan membuat para remaja candu dan akan kesulitan untuk lepas
dari obat-obat terlarang tersebut. Akibat yang ditimbulkan salah satunya adalah dapat
merusak organ-organ tubuh pada diri remaja itu sendiri.
3. Terjerumus Ke Dalam Penjara
1Penggunaan obat-obatan terlarang, tawuran, mencuri dan kenakalan-kenakalan remaja
lainnya akan mengakibatkan para remaja terjemus ke dalam penjara.
4. Mempermalukan Nama Baik Keluarga
Keluarga adalah orang terdekat kita. Mereka adalah orang yang paling utama
memberikan pendidikan dan bimbingan pada diri kita, maka baik dan buruk perilaku
yang kita lakukan akan berdampak pada keluarga. Setiap perilaku yang kita lakukan tak
luput dari pantauan masyarakat, karena itu setiap perilaku akan berpengaruh besar pada
nama baik keluarga.
5. Hamil Diluar Nikah
Pergaulan bebas sering juga dikaitkan dengan kehamilan remaja yang semakin meraja
lela. Remaja yang saling mencintai seringnya tidak dapat mengendalikan diri mereka,
sehingga mereka melakukan hubungan intim yang seharusnya tidak dilakukan jika
belum menikah.
6. indakan Aborsi
Untuk menutupi aib, tak sedikit pula para remaja perempuan melakukan tindakan aborsi.
Mereka sendiri tau bahwa tindakan tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan
tubuhnya juga keselamatannya secara fisik. Hal ini dapat pula berakibat pada mental
remaja perempuan itu sendiri dalam melakukan tindakan aborsi tersebut.
7. HIV/AIDS Meningkat Pada Kalangan Remaja
Jumlah penderita HIV/AIDS semakin meningkat di kalangan remaja, khususnya pada
remaja perempuan yang diakibatkan oleh seks bebas.
8. Dikucilkan Dari Lingkungan
Tak hanya mempermalukan nama baik keluarga, pergaulan bebas dan kenakalan remaja
yang dilakukan para remaja dapat berakibat pada lingkungan yang menjauhkan diri para
remaja tersebut. Tidak hanya dari masyarakat, teman dan juga keluarga akan
mengucilkan karena perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukan. Secara perlahan
hal ini juga dapat merusak mental, sebab para remaja akan sangat merasa dijauhkan dari
lingkungannya, ada rasa sedih dan bahkan dapat membenci orang-orang
dilingkungannya tersebut.
Menjadi Generasi Muda Yang Rusak
Generasi muda memiliki peran meneruskan keberlangsungan bangsa, namun
meningkatnya kenakalan-kenakalan remaja yang tak dapat dibendung menjadikan
bangsa memiliki penerus yang tidak sesuai dengan harapan.

G. MENGATASI KENAKALAN REMAJA


Hal ini dapat pula menjadi perbaikan diri pada remaja yang sebelumnya gagal pada tahap ini.
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri pada remaja dapat diatasi
dengan prinsip keteladanan, memperoleh figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remaja dengan baik di dalam lingkungannya. Hal ini dapat pula menjadi
perbaikan diri pada remaja yang sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Memperoleh motivasi, bimbingan dan masukan dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama sebagai pembentukan pribadi yang baik.
3. Peran penting orangtua dalam membenahi kondisi keluarga untuk menjadikan keluarga
yang harmonis, komunikatif dan nyaman.
4. Menjadi remaja yang pandai dalam memasuki lingkungan baik dan memilih teman
bergaul, agar tidak ikut-ikutan dan sampai terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
5. Peran orangtua dalam mengarahkan dengan siapa remaja bergaul, lingkungan atau
komunitas mana remaja boleh bergaul.
6. Menjadikan pribadi remaja yang tidak mudah terpengaruh kalaupun ia berada di dalam
lingkungan dan pergaulan yang tidak baik.
7. Mengisi waktu luang bersama teman sebaya dengan kegiatan positif, seperti mengerjakan
tugas sekolah bersama di rumah, mengikuti kegiatan belajar di luar sekolah bersama,
mengkitu kelas musik, dan lain sebagainya.
8. Peran penting sekolah untuk menambahkan kegiatan sekolah di luar jam belajar normal
dengan kegiatan eskul, seperti olahraga, mengasah bakat, bakti sosial, kegiatan pramuka
dan lain sebagainya.
9. Tidak berpacaran agar dapat menjauhkan diri dari perbuatan yang mengarah pada seks
bebas, hingga akhirnya merugikan diri sendiri khususnya remaja perempuan.
10. Mengisi waktu luang di rumah dengan keluarga lebih baik dibanding harus ke luar rumah
bersama dengan teman, karena hanya akan mengeluarkan ongkos. Menonton bersama
dengan keluarga akan lebih baik, karena orangtua dapat mengarahkan apa yang diperoleh
dari acara televisi yang ditonton.
11. Memperdalam agama agar menjadikan pribadi yang kokoh dalam menghadapi pergaulan
bebas yang semakin meraja lela. Sehingga mencegah diri untuk melakukan hal-hal yang
merusak diri sendiri dan juga lingkungan.
12. Perlunya peran penting pemerintah dalam mengawal peraturan dalam menertibkan
pergaulan remaja.
13. Tidak akan pernah ada kata dan tindakan terlamabat untuk memulai sesuatu yang baik
begitu pula untuk mengakhiri sesuatu yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai