Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH NIKAH MUDA TERHADAP MENTAL ANAK

A. Latar Belakang

Akhir- akhir ini di kalangan muda muncul trend yang namanya nikah muda, padahal
mereka masih diragukan kesiapannya, nikah muda ini dilatar belakangi karena takutnya zina,
oleh sebab itu mereka lebih baik menikah muda daripada melakukan hal – hal yang dilarang
oleh ajaran agama islam. Nikah muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh
pasangan ataupun salah satu pasangannya yang masih dikategorikan remaja berusia dibawah
19 tahun.

Menurut Undang-Undang Pokok Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dijelaskan


pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pernikahan merupakan suatu
yang alami yang menjadi kodrat alam, bahwa dua jenis kelamin yang berbeda akan
mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk hidup bersama. Pernikahan usia
muda adalah pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang wanita yang umur
keduanya masih dibawah batasan minimum yang diatur oleh Undang-Undang. Jika dilihat
pada zaman sekarang banyak anak- anak usia 25 tahun dan ada yang dibawahnya yang sudah
menikah muda, entah faktor latar belakang apa sehingga anak tersebut lebih memilih
menikah, ada yang faktor cinta, ada yang menghindari zina, ada yang paksaan orang tua.

Faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda adalah faktor sosial budaya, faktor
pendidikan, dan faktor ekonomi. Faktor yang memengaruhi remaja untuk melakukan
hubungan seks pranikah adalah membaca buku porno dan menonton blue film. Sehingga jika
terjadi kehamilan akibat hubungan seks pra nikah maka jalan yang diambil adalah menikah
pada usia muda. Tingkat pendidikan yang rendah atau tidak melanjutkan sekolah lagi bagi
seorang wanita dapat mendorong untuk cepat-cepat menikah.Permasalahan yang terjadi
karena mereka tidak mengetahui seluk beluk pernikahan sehingga cenderung untuk cepat
berkeluarga dan melahirkan anak. Selait itu tingkat pendidikan keluarga juga dapat
mempengaruhi terjadinya perkawinan usia muda. Perkawinan usia muda juga dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan masyarakat secara keseluruhan. Mayoritas laki-laki dan perempuan
yang kawin dibawah umur 20 tahun akan menyesali pernikahan mereka. Sayang sekali orang
tua sendiri sering tetangga dan media, faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin
tahu yang berlebihan, dan faktor perubahan zaman. Pernikahanusia muda terjadi karena
akibat kurangnya pemantauan dari orang tua yang mana mengakibatkan kedua anak tersebut
melakukan tindakan yang tidak pantas tanpa sepengetahuan orang tua.

Hal ini tidak sepenuhnya kedua anak tersebut haruslah disalahkan.Mungkin dalam
kehidupannya mereka kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, kasih sayang dari orang
tuanya dan pemantauan dari orang tua dan mengakibatkan mereka melakukan pergaulan
secara bebas yang mengakibatkan merusak karakter pemuda sebagai makhluk Tuhan.Masa-
masa seumuran mereka yang pertumbuhan seksualnya meningkat dan masa-masa dimana
mereka berkembang menuju kedewasaan. Pernikahan usia muda terjadi karena orang tuanya
takut anaknya dikatakan perwawan tua sehingga segera dikawinkan. Faktor adat dan budaya,
dibeberapa belahan daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa pemahaman tentang
perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil telah dijodohkan orang tuanya dan akan
segera dinikahkan sesaat setelah anak tersebut mengalami masa menstruasi. Padahal umunya
anak-anak perempuan mulai menstruasi diusia 12 tahun. Maka dipastikan anak tersebut akan
dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh dibawah batas usia minimum sebuah pernikahan yang
diamanatkan UU.

Pada penelitian ini faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda adalah faktor
pengetahuan, pendidikan, dorongan orang tua, pergaulan bebas, dan budaya. Sebelum
menikah lebih baik dipikirkan dulu secara matang matang dan sesuai dengan proporsi
nantinya, agar tidak salah orang/ tidak salah jodoh, dikarenakan nikah muda sendiri jika
dilihat juga banyak yang cerai di usia muda, hal itu dikarenakan kurangnya kesiapan dan
kurangnya tanggung jawab saat hendak melakukan/ menetujui pernikahan. Pernikahan usia
muda adalah suatu keadaan dimana seseorang dituntut untuk menjalankan suatu peran
(sebagai orang tua) yang belum saatnya untuk dijalankan sehingga hal ini mengakibatkan
terjadinya kesenjangan contohnya iri hati menjadi halangan dalam penyesuaian diri.
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan oleh usia muda antara laki-laki
dengan perempuan yang mana usia mereka belum ada 20 tahun, berkisar antara 17-18 tahun.

Di usia muda tentunya kita masih mempunyai pikiran yang labil, masih senang
bertemu teman- teman, masih senang berjalan – jalan. Nah, jika pikiran tersebut masih belum
bisa diubah, alhasil rumah tangga akan di ujung tanduk/ ujung perpisahan. Pernikahan bukan
faktor cepat atau lambatnya, yang terpenting siap atau tidaknya, hanya berkata siap pun juga
salah karena harus dilakukan dengan tanggung jawab dari lisan dan juga perbuatan, sebagai
kepala rumah tangga pun juga harus memberikan nafkah lahir batin kepada istrinya, jangan
sampai istri merasa terbebani karena menikah.

Menurut saya alangkah lebih baiknya jika kita mempersiapkan diri terlebih dahulu,
mulai dari sikap, financial, dan memperbaiki hal- hal yang kurang baik di diri kita, karena
nantinya allah/ tuhan akan memberikan istri yang lebih baik daripada kita. Jika ditelisik lebih
jauh, menikah bukan hanya sekedar memberi nafkah ke keluarga, tetapi ilmu juga harus
diajarkan kepada istri dan anak- anak. Di usia yang muda lebih baik kita belajar menuntut
ilmu agar masa depan kita terarah karena kematangan usia sangat mempengaruhi proses
pemikiran kita.

Jika dipaksakan justru akan jadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan
membahayakan organ reproduksinya sampai membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan
apakan hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara istri
dan suamiatau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan terhadap seorang anak. Secara psikis
anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga akan menimbulkan
trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung
dan menyesali hidupnya yang berakhir pada pernikahan yang dia sendiri tidak mengerti atas
putusan hidupnya. faktor sosial budaya dalam masyarakat patriarki yang bias gender, yang
menempatkan perempuan pada 26 posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks
laki-laki saja. Kondisis ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama
islam yang sangat menghormati perempuan.

Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang bias gender yang akan
melahirkan kekerasan terhadap perempuan. Dampak terhadap suami yakni Hal tersebut
timbul dikarenakan belum matangnya fisik maupun mental mereka yang cenderung keduanya
memiliki sifat keegoisan yang tinggi. Pernikahan usia muda juga berdampak pada anak-
anaknya. Karena bagi wanita yang melangsungkan pernikahan dibawah umur 20 tahun, bila
hamil akan mengalami gangguan pada kandungannya dan banyak juga dari mereka yang
melahirkan anak yang premature.

Variabel : Kepedulian Terhadap Kesehatan Mental Anak,

Indikator : Anak Usia Dibawah 19 Tahun.

-Persepsi Orang Tua


-Mental Segi Pikiran, Persiapan, Financial

Rumusan Masalah

1. Apa Pengaruh Jika Nikah Muda Semakin Diminati oleh Anak Anak dibawah umur?

2. Bagaimana Cara Mereka Mempersiapkan Pikiran, Mental ataupun Financial Untuk Nikah
Muda?

Tujuan :

1. Untuk Mengetahui Pengaruh Serta Dampak Dari Nikah Muda

2. Untuk Mengatahui Cara Mempersiapkan Pikiran, Mental ataupun Financial Untuk Nikah
Muda

Notes :

UUD diganti, variable lebih dari 2, variable gaboleh Panjang Panjang, Indikator seperti Nikah
muda anak usia bawah spesifik diumur berapa, Restu orang tua, persiapan, mental, statistikan
pernikah muda, factor cepat lambat, dll.

Anda mungkin juga menyukai