Siapa sih yang belum pernah dengar kata remaja? Remaja
merupakan masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja bisa dibilang fase paling kritis karena dalam fase remaja atau masa remaja terjadi banyak perubahan antara lain mulai dari psikis, biologis, fisik, dan lain-lain. Perubahan seorang remaja secara psikologi misalnya adalah munculnya rasa tertarik pada lawan jenis, mencari identitas diri, mudah emosi, dan munculnya rasa penasaran yang sangat besar pada suatu hal yang belum pernah dia temui atau jumpai. Jika orang tua lalai dalam mengawasi maka anak usia remaja bisa dengan mudah terjerumus ke dalam kenakalan remaja terutama yang sering terjadi adalah pernikahan dibawah umur yang merupakan dampak dari pergaulan bebas. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 menetapkan usia 19 tahun sebagai usia dewasa seorang perempuan dan 19 tahun seorang lelaki untuk menikah. Pada kenyataannya masih ada perempuan dan laki- laki yang menikah di bawah usia 19 tahun. ISI
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi tahun
2019, di Kecamatan Kendal tercatat ada 32 kasus pernikahan dengan usia di bawah 20 tahun. Sedangkan data sementara tahun 2022 di Kecamatan Kendal terjadi 2 kasus pelajar tingkat SLTA yang terkontaminasi hamil diluar nikah. Melalui data tersebut kita bisa memantau jumlah kasus pertahun mengenai pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Ngawi khususnya di Kecamatan Kendal. Diambil kesimpulan dari survey remaja yang ada di lingkungan Kecamatan Kendal terdapat 7 dari 10 remaja yang mengaku berpacaran melebihi batas kewajaran. Tindakan berpacaran yang tidak lazim ini dilakukan karena sudah dianggap sebagai sebuah hal yang biasa di kalangan remaja. Perlu diperhatikan juga bahwa remaja zaman sekarang harus benar benar dibekali pembelajaran yang bisa dijadikan acuan remaja sebagai patokan agar tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sepantasnya. Seperti halnya dengan objek yang lain, pernikahan dini pun juga memiliki dampak bagi pasangan perempuan pernikahan dini, anak hasil pernikahan dini, dan juga bagi masyarakat sekitarnya. Dampak untuk pasangan perempuan pernikahan dini adalah tercurinya hak seorang anak, antara lain hak pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan pelecehan, hak kesehatan, dan hak tidak dipisahkan dari orang tuanya. Dampak lain untuk si anak hasil pernikahan dini adalah angka resiko kematian bayi lebih besar, bayi premature, kurang gizi, dll. Dan untuk masyarakat sendiri juga merasakan dampaknya antara lain langgengnya garis kemiskinan. Berdasarkan hal tersebut, perlu diberikan pemahaman lebih detail lagi khususnya pada remaja agar lebih berhati hati dalam berpacaran ataupun bergaul dengan lawan jenis karena mengingat begitu banyak dampak yang ditimbulkan bagi dirinya sendiri dan orang yang ada disekitarnya.dalam lingkungan di Kecamatan Kendal contohnya, harus dibuat sebuah forum yang merekrut anak anak remaja dan forum itu berisi hal hal yang positif misalnya kegiatan religi, kegiatan sosial, ataupun renungan agar para remaja memiliki iman yang lebih kuat dan tidak mudah terjerumus ke pergaulan yang salah. PENUTUP Berdasarkan data yang disebutkan beserta dampak yang terjadi, yang harus kita lakukan adalah menanamkan jiwa religious dan nasionalis pada diri remaja agar remaja pintar dalam mengambil tindakan. Banyak hal yang mempengahuri juga terkait pergaulan remaja antara lain adalah faktor lingkungan, faktor teman, dan juga faktor masalah. Dari situlah orang tua diminta lebih bijak dalam mendidik anaknya di usia remaja agar tidak salah pergaulan. Dalam hal komunitas atau organisasi yang diikuti para remaja pun harus tetap diawasi apakah kegiatan di komunitas ataupun organisasi itu bersifat positif atau negative. Demikian referensi yang saya buat semoga dapat diambil hikmahnya dan dapat disampaikan pada orang lain.