Anda di halaman 1dari 3

PERSPEKTIF PERNIKAHAN DINI PADA

REMAJA KECAMATAN KENDAL


Oleh : Dany Dwi Ifallah (0045563698)

PENDAHULUAN

Siapa sih yang belum pernah dengar kata remaja? Remaja


merupakan masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan
sosial. Remaja bisa dibilang fase paling kritis karena dalam fase remaja
atau masa remaja terjadi banyak perubahan antara lain mulai dari psikis,
biologis, fisik, dan lain-lain. Perubahan seorang remaja secara psikologi
misalnya adalah munculnya rasa tertarik pada lawan jenis, mencari
identitas diri, mudah emosi, dan munculnya rasa penasaran yang sangat
besar pada suatu hal yang belum pernah dia temui atau jumpai.
Jika orang tua lalai dalam mengawasi maka anak usia remaja bisa
dengan mudah terjerumus ke dalam kenakalan remaja terutama yang sering
terjadi adalah pernikahan dibawah umur yang merupakan dampak dari
pergaulan bebas. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 menetapkan usia
19 tahun sebagai usia dewasa seorang perempuan dan 19 tahun seorang
lelaki untuk menikah. Pada kenyataannya masih ada perempuan dan laki-
laki yang menikah di bawah usia 19 tahun.
ISI

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi tahun


2019, di Kecamatan Kendal tercatat ada 32 kasus pernikahan dengan usia
di bawah 20 tahun. Sedangkan data sementara tahun 2022 di Kecamatan
Kendal terjadi 2 kasus pelajar tingkat SLTA yang terkontaminasi hamil
diluar nikah. Melalui data tersebut kita bisa memantau jumlah kasus
pertahun mengenai pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Ngawi
khususnya di Kecamatan Kendal.
Diambil kesimpulan dari survey remaja yang ada di lingkungan
Kecamatan Kendal terdapat 7 dari 10 remaja yang mengaku berpacaran
melebihi batas kewajaran. Tindakan berpacaran yang tidak lazim ini
dilakukan karena sudah dianggap sebagai sebuah hal yang biasa di
kalangan remaja. Perlu diperhatikan juga bahwa remaja zaman sekarang
harus benar benar dibekali pembelajaran yang bisa dijadikan acuan remaja
sebagai patokan agar tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak
sepantasnya.
Seperti halnya dengan objek yang lain, pernikahan dini pun juga
memiliki dampak bagi pasangan perempuan pernikahan dini, anak hasil
pernikahan dini, dan juga bagi masyarakat sekitarnya. Dampak untuk
pasangan perempuan pernikahan dini adalah tercurinya hak seorang anak,
antara lain hak pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan
pelecehan, hak kesehatan, dan hak tidak dipisahkan dari orang tuanya.
Dampak lain untuk si anak hasil pernikahan dini adalah angka resiko
kematian bayi lebih besar, bayi premature, kurang gizi, dll. Dan untuk
masyarakat sendiri juga merasakan dampaknya antara lain langgengnya
garis kemiskinan.
Berdasarkan hal tersebut, perlu diberikan pemahaman lebih detail
lagi khususnya pada remaja agar lebih berhati hati dalam berpacaran
ataupun bergaul dengan lawan jenis karena mengingat begitu banyak
dampak yang ditimbulkan bagi dirinya sendiri dan orang yang ada
disekitarnya.dalam lingkungan di Kecamatan Kendal contohnya, harus
dibuat sebuah forum yang merekrut anak anak remaja dan forum itu berisi
hal hal yang positif misalnya kegiatan religi, kegiatan sosial, ataupun
renungan agar para remaja memiliki iman yang lebih kuat dan tidak
mudah terjerumus ke pergaulan yang salah.
PENUTUP
Berdasarkan data yang disebutkan beserta dampak yang terjadi,
yang harus kita lakukan adalah menanamkan jiwa religious dan nasionalis
pada diri remaja agar remaja pintar dalam mengambil tindakan. Banyak
hal yang mempengahuri juga terkait pergaulan remaja antara lain adalah
faktor lingkungan, faktor teman, dan juga faktor masalah. Dari situlah
orang tua diminta lebih bijak dalam mendidik anaknya di usia remaja agar
tidak salah pergaulan. Dalam hal komunitas atau organisasi yang diikuti
para remaja pun harus tetap diawasi apakah kegiatan di komunitas ataupun
organisasi itu bersifat positif atau negative. Demikian referensi yang saya
buat semoga dapat diambil hikmahnya dan dapat disampaikan pada orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai