1.RAHMAT MULYONO
2.SYARIF HIDAYATULLAH
3.RESTU ADITIA
4.FERDI FERDIAN
KELAS: 9G
KENAKALAN REMAJA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari
eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video
klip, majalah, televisi, dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan
aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan memilih tampilan atau tayangan
seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan
oleh siapa, dan dimana saja.
Bahkan tidak sedikit para remaja yang terjerumus pergaulan bebas lain misalnya narkoba,
rokok, dan minum minuman keras. Dapat diperkirakan setiap harinya lebih dari 2 juta remaja
di negara kita telah mempergunakan rokok maupun narkoba. Oleh karena itu, kami, memilih
tema pergaulan bebas remaja untuk dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja.
Masalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat dengan harapan
supaya remaja dapat mengatasi libidonya sehingga para remaja dapat terhindar dari akibat-
akibat negatif dari pergaulan seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para remaja
untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan oleh karena perubahan pola pikir yang
terjadi pada dirinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16
tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun
sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan
pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang
putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya
diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan
kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak
selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan
masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
3
2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga
tingkatan ;
a. kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi
dari rumah tanpa pamit
b. kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
sepera motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin
c. kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dll.
Sedangkan menurut Sudarsono (1995:13) yang termasuk kenakalan siswa atau remaja
meliputi:
a. perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b. perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c. mengganggu teman;
d. memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak
hormat pada orang tua dan saudara
e. menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu merokok;
menonton pornografi; dan corat-coret tembok sekolah
10. Munakahat
Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam
sebagai salah satu solusi atas pergaulan bebas. Itulah beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di kalangan
remaja.
BAB III
7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain,
dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap
manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi,
sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi
tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma
bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau
terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
3.2 Saran
8
1. Bagi Orang Tua
Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anaknya. Serta memberi pengarahan
tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka
dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
3. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di
dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa
menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.