Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pergaulan Bebas

Pada umumnya masyarakat lebih cendrung mengejar kesenangan dunia saja, padahal masih ada
kesenangan yang tiada akhirnya yakni di surga. Tapi mereka tidak mempedulikan hal itu, yang paling
parah mereka malah meniggalkan amalan-amalan mereka demi kesenagan mereka. Terutama anak
remaja sekarang yang suka mencoba sesuatu yang baru dan mereka senang melakukannya tanpa
memperhatikan dampaknya.

Anak remaja sekarang mengenal istilah pergaulan bebas, mereka mengartikan pergaulan bebas kalau
kita bisa melakukan perbuatan yang tanpa batas. Padahal tidak demikian, arti yang sesungguhnya kita
hanya disarankan berteman dengan siapa saja dan apabila teman kita itu kelakuannya menyimpan
jangan kita tiru itulah arti yang sebenarnya.

Arti pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariaanya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan.

Arti lain pergaulan bebas adalah salah satu bentuk prilaku menyimpang yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas norma-norma. Jadi dapat disimpulkan dari pengertian diatas pergaulan
bebas adalah prilaku manusia yang menyimpang yang melanggar norma-norma agama dan tidak ada
batasannya.

B. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi
semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali, seperti pergaulan bebas dan penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV
dan AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia :

a) Sikap mental yang tidak sehat

Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang
sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya
pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti
pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang
menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang
salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa
tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal
dampak negatif, contohynya dengan adanya pergaulan bebas.

b) Pelampiasan rasa kecewa

Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaan terhadap orang tua yang
bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekana terus menerus (baik
dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat),
lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat
labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama
pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.

c) Kegagalan remaja menyerap norma

Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya
adalah westernisasi.

d) Faktor-Faktor Penyebab Pergaulan Bebas

· Kurangnya perhatian Orang Tua

· Kurangnya Kasih Sayang

· Kurangnya Pendidikan

C. Akibat Pergaulan Bebas

Akibat Positif

· Menambah pengetahuan yang luas.

Akibat Negatif

· Mempunyai teman yang suka merokok dan mabuk-mabukan.

· Sering nongkrong dengan teman-teman yang nakal.

· Tidak boleh pergi tengah malam.

Contoh Pergaulan Bebas

· Di café

· Diskotik
· Bioskop

· Mall / Astro

Dampak akibat pergaulan bebas :

1. Terserang Penyakit HIV / AIDS

Itu dikarenakan melakukan hubungan gonta ganti pasangan yang tidak menggunakan alat pengaman,
sebagai akibat rasa ingin tahu atau mungkin masalah ekonomi

2. Hamil di Luar Nikah

Dikarenakan kurang pengetahuan masalah seksologi para remaja melakukan tanpa memikirkan resiko
yang terjadi hanya untuk mencari tahu bagaimana rasanya berhubungan badan yang di akibatkan
menonton film biru

3. Ketergantungan Obat

Indonesia sekarang semakin buruk, karena banyak kasus obat obatan terlarang yang menjadikan berita
di televisi. Bila kita sudah terkontaminasi dengan obat, bila tidak membeli akan sakit dan itu menguras
uang akibatnya bila tidak punya uang, kita akan mencuri atau melakukan tindakan kriminal untuk
mendapatkan obat tersebut. Dan akibat paling buruk adalah overdosis, atau kelebihan kita
menggunakan obat sehingga membuat kita meninggal.

4. Aborsi

Diakibatkan sering melakukan hubungan badan akan berakibat kita hamil di luar nikah. Bila itu terjadi
pasti akan membuat remaja bingung, karena belum waktunya untuk menikah dan jeleknya kejadian itu
tidak diketahui oleh orang tua, sehingga jalan terbaik adalah melakukan aborsi untuk menutupi mati
pada orang tua dan masyarakat. Dan resiko yang paling parah bila aborsi dilakukan tidak sesuai dengan
prosedur berakibat kematian

5. Tawuran Remaja

Mungkin kita tiap hari melihat di televisi tentang berita tawuran antar pelajar yang meresahkan
masyarakat. Sampai diadakan sweeping oleh pihak kepolisian kepada pelajar. Semua itu akibat pergaulan
bebas yang membuat emosi tinggi dan berakibat pada tawuran. Masih banyak lagi akibat pergaulan
bebas yang bisa kita ambil, tetapi dari keterangan diatas itu paling menonjol dan meresahkan
masyarakat. Bagaimana nasib negara kita bila para pelajar salah dalam bergaul. Tingkat kriminalitas akan
meningkat diakibatkan pergaulan yang salah tersebut. Untuk itu kita harus sadar bila semua itu salah,
dan didik anak kita menjadi yang benar. Semua itu tergantung pada diri kita sendiri bagaimana menyikapi
hal tersebut, bila kita bisa menjaga dan bergaul dengan benar maka kejadian diatas tidak akan terjadi

D. Solusi atau Pemecahan


Seharusnya orang tua lebih memperhatikan pergaulan anaknya dengan siapa dia bergaul. Ini salah satu
cara untuk menanggulangi pergaulan bebas. Tetapi jika mereka sudah terjerumus masih ada cara dengan
psikoterapi. Tapi lebih baik menjegah daripada mengobati. Maka dari itu seharusnya orang tua serta
masyarakat sekarnag lebih waspada dalam bergaul dan menjaga nafsu birahi ketika berpacaran jangan
tanpa batasan.

Kita semua juga harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penyaluran
minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai
kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih
banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan.

Selain diatas masih banyak cara menaggulangi pergaulan bebas lainnya, antara lain :

1. Memperbaiki Cara Pandang

Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya
sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan
kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu
menanggapinya dengan positif.

2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup

Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik
dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan
kegiatan positif.

3. Jujur Pada Diri Sendiri

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga
pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri
mereka sendiri.

4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi

Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat,
untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.

5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan

Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan
“Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi
individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri
para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal
menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

6. Menanamkan Nilai Ketimuran

Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran.
Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya
ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk
meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas.

7. Mengurangi Menonton Televisi

Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa meningkatkan
kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu sangat jauh. Televisi kita terutama
stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang
menawarkan nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang
kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis.

Dengan demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya, tak ada langkah
yang lebih manjur selain mengurangi menonton televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh
nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif. Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa
mengalihkan perhatian dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat
memang, tapi jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang tidak jelas dan
cenderung merusak akal sehat pikiran.

8. Banyak Beraktivitas Secara Positif

Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh
kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu bermain, bermalam minggu. Nah, untuk
mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus
dikembangkan. Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni
hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti acara-
acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal
positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut.

9. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu akibat yang
ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan. Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-
informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di
kalangan muda. Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya.
Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan pergaulan
bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu
persoalan lain lagi. Sepertinya perlu ada penanganan khusus, apalagi yang sudah terang-terangan
bangga melakukan pergaulan bebas.

10. Menegakkan Aturan Hukum

Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya perangkat hukum dan
aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dan
dilaksanakan melalui hokum yang berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk
menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas yang lambat laun
otomatis akan merusak bangsa ini.

11. Munakahat

Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Kalau masih belum bisa, cara lain adalah dengan
berpuasa. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi atas pergaulan bebas. Itulah
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di kalangan
remaja.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang
tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan
sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi
bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.

Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua
hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia
anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka
tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-
sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada
anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan
sesungguhnya kurang bermanfaat.

Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika
orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan
bijaksana, jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak
berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya
komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua
hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak
merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.

Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan
bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja
hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari
adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan
serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih
mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang
perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka
akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus
dilakukan.

E. Kaitan dengan Nilai Pancasila

Pemuda zaman sekarang memang sangat banyak terlibat kasus hukum.Hal ini disebabkan karena
lunturnya nilai pancasila di diri generasi muda, mereka sudah tidak memahami pentingnya nilai-nilai
pancasila tersebut.

Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi
bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai terjadinya kemerosotan
moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.

Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian
jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak
dilihat dari usianya melainkan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan
para pemuda.

Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat
usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.

Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi dizaman yang
serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jati diri
pemuda.. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narkoba, dan tindakan asusila lain.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding
pemuda generasi sebelumnya. Pemuda zaman sekarang tidak lagi menghiraukan nilai-nilai pancasila.
Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan bebas
yang sedang ”in” saat ini.

Penyebab Lunturnya Nilai Pancasila Di Diri Generasi Muda :

ü Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, dan patriotisme di kalangan generasi muda karena tidak
peduli terhadap Indonesia

ü Kurangnya pengajaran atau pendidikan karakter bangsa yang berlandaskan pancasila


ü Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental

ü Pergaulan bebas yang awalnya ikut-ikutan teman, meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan
narkotika

ü Menganggap Pancasila hanya sebagai dasar negara

Hal inilah yang membuat prihatin beberapa pihak, salah satunya KNPI seperti yang dikutip pada salah
satu media cetak dibawah ini:

“Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI) Taufan Eko Nugroho Rotorasiko meminta pemerintah mengembalikan pelajaran Pancasila dan
budi pekerti.

"Kami ingin terutama Mendikbud mengembalikan pelajaran budi pekerti dan Pancasila agar pemuda
Indonesia ke depan terisi semangat yang baik," katanya seusai diterima Presiden Yudhoyono di
Kantornya, Jakarta, Minggu.

Menurut Taufan, lunturnya nilai-nilai Pancasila dan budi pekerti di kalangan generasi muda telah
mengakibatkan berkembangnya perilaku negatif yang merusak.

Selain itu, pihaknya juga mendesak pemerintah meningkatkan program-program pendidikan, kesehatan
dan kesejahteraan terutama di daerah tertinggal dan terluar guna mengurangi kesenjangan antara pusat
dan daerah.

Di sisi lain, DPP KNPI mengharapkan pemerintah juga melibatkan pemuda dalam melakukan
pembangunan terutama terkait Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).

Hal ini mengingat potensi yang luar biasa dari para pemuda dalam mendukung pembangunan nasional
terutama melalui MP3EI”.

Padahal seperti yang kita ketahui, generasi muda memiliki banyak sekali potensi, yaitu:

1. Kreativitas

2. Keberanian Mengambil Resiko

3. Optimis dan semangat

4. Disiplin

5. Peduli
6. Bertanggung jawab

7. Patriotisme dan Nasionalisme

8. Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi

9. Menciptakan Inspirasi

Cara mengatasi generasi muda antara lain :

1. Kepercayaan kepada generasi muda

2. Pengajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila dan penerapannya

3. Memberikan pengertian bahwa semua masalah dapat terselesaikan dengan kepala dingin

4. Pengawasan terhadap generasi muda

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).

Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak
boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM.
Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama,
norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan
ekses-ekses seperti saat ini.

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang
baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta
dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan
ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali.

Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita.
Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.

B. Saran

Pergaulan bebas tidak dapat dipandang remeh, karena pergaulan bebas dapat menjerumuskan para
remaja. Melalui makalah ini, maka penulis menyarankan agar kita mampu memilih pergaulan yang pas
buat kita, Karena jika kita salah pergaulan maka hal buruk yang akan menimpa kita.

DAFTAR PUSTAKA

Irham. 2011. Pergaulan Bebas.

(http://irh4mgokilz.wordpress.com/2011/02/19/pergaulan-bebas/, diunduh 9 April 2013, pukul 11.30


WIB).

Muhammad, Maulana Zakariya.2005.Himpunan Amal.Ash-Shaff : Jogjakarta

Qardhawi, Yusuf Abdullah.1990.Bahaya Pergaulan Bebas.Jakarta : Media Dakwah

Anda mungkin juga menyukai