Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

“PROBLEM DI DALAM KELUARGA”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Tegal, 18 April 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tiap keluarga akan senantiasa menghadapi berbagai masalah, tetapi kemampuan untuk mengatasinya
tidak terlalu memadai. Karena itu harus ada usaha-usaha untuk memperkuat kemampuan keluarga atau
anggota keluarga dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam keluarga itu sendiri maupun
dari luar. Usaha itu harus dimulai oleh keluarga itu sendiri atau oleh seorang ahli yang dapat membantu
mengatasi persoalan keluarga bila masalah keluarga itu memerlukan orang lain untuk membantu
penyelesaian konflik dalam keluarga.

Kita menyadari bahwa bahtera perkawinan tidak selamanya dapat mengarungi samudera dengan tenang
dan lancar. Setelah keluarga terbentuk, berbagaimasalah dapat timbul dalam keluarga yang pada
gilirannya akan menjadi benih yang mengancam kehidupan perkawinan dan berakibat keretakan atau
perceraian. Sebelum hal ini terjadi di keluarga atau angota keluarga hendaklah berusaha untuk
mencegahnya dengan memperbaiki hubungan dalam keluarga dan kadang-kadang memerlukan campur
tangan orang luar dalam usaha membantu keluarga itu untuk mengatasi masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah :

1. Bagaimana Pengertian problem keluarga ?

2. Apa saja klasifikasi problem –problem yang ada di dalam keluarga ?

3. Faktor-faktor penyebab dari problem keluarga ?

4. Bagaimana upaya untuk mengatasi problem keluarga ?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang telah disampaikan di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian problem keluarga

2. Untuk mengetahui klasifikasi problem-problem yang ada di dalam keluarga

3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari problem keluarga

4. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi problem keluarga


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROBLEM KELUARGA

Problem keluarga artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua
kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka
melawan orangtua, dan terjadi pertengkaran terus menerus antara ibu dengan bapak terutama
mengenai soal mendidik anak-anak. Bahkan problem keluarga bisa membawa kepada perceraian suami-
isteri. Dengan kata lain problem keluarga adalah suatu kondisi yang sangat labil di keluarga, dimana
komunikasi dua arah dalam kondisi demokratis sudah tidak ada. Jika terjadi perceraian sebagai puncak
dari problem yang berkepanjangan, maka yang paling menderita adalah anak-anak. Sering perkara
perceraian di pengadilan agama, yang paling rumit adalah siapakah yang akan mengurus anak-anak.
Sering pengadilan memenangkan hak asuh kepada pihak laki-laki atau bapak. Dalam hal ini pengadilan
agama hanya berdasarkan fakta hokum belaka.

B. JENIS-JENIS MASALAH , FAKTOR DAN UPAYA MENGATASI PROBLEM KELUARGA

Ada sejumlah problem di dalam sebuah keluarga. problem tersebut bisa berdiri sendiri tetapi
kecenderungannya saling berkaitan satu sama lain. Beragam prblem keluarga diantaranya:

1. Masalah Perekonomian

Keluarga miskin masih besar jumlahnya di negeri ini. Berbagai cara diusahakan pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan. Akan tetapi tetap saja kemiskinan tidak terkendali. Terakhir pemerintah
memberikan bantuan langsung tunai (BLT) pada tahun 2007 dan 2008. Kemiskinan jelas berdampak
terhadap keluarga. Jika kehidupan emosional suami isteri tidak dewasa, maka akan timbul pertengkaran.
Sebab, isteri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahala penghasilan suami sebagai
buruh lepas, hanya dapat member makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau.
Akan tetapi yang namanya manusia sering bernafsu contohnya ingin memiliki televisi, radio dan
sebagainya sebagaimana layaknya sebuah keluarga yang normal. Karena suami tidak sanggup memenuhi
tuntutan isteri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah
pertengkaran suami isteri yang sering menjurus kearah perceraian. Suami yang egois dan tidak dapat
menahan emosinya lalu menceraikan isterinya. Akibatnya terjadilah kehancuran sebuah keluarga sebagai
dampak kekurangan ekonomi.

a. Faktor-faktor Penyebab dari problem perekonomian :

• Keadaan ekonomi keluarga yang lemah berpengaruh pada sandang, pangan, papan yang baik.

• Penghasilan istri yang lebih besar.

• Gaya hidup yang berbeda.

b. Upaya mengatasi problem Perekonomian :

1. Terbuka

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menghindari keuangan adalah bersikap terbuka. Baik pasangan
sama-sama mencari uang atau hanya salah satu saja yang menghasilkan uang, seharusnya tak ada yang
disembunyikan masalah pengeluaran. Selalu diskusikan semua keputusan yang menyangkut keuangan,
seperti pengeluaran, pemasukan, tabungan, dan lainnya.

2. Tentukan tujuan jangka panjang

Dalam hal keuangan, Anda juga harus cermat dan bijak dalam melihat masa depan. Tentukan beberapa
hal di masa depan yang membutuhkan banyak uang. Misalkan biaya pendidikan anak, liburan, dan
lainnya. Ini akan membantu Anda menyimpan uang dan tak kewalahan ketika saatnya tiba.

3. Menabung

Anda tak harus menabung banyak di bank, namun sediakan tabungan kecil di rumah yang bisa Anda isi
setiap minggu. Mungkin terdengar remeh, namun uang yang terkumpul bisa jadi sangat berguna saat
dibutuhkan.

4. Sisihkan ‘uang senang-senang’

Sisakan sedikit uang untuk hiburan atau bersenang. Jangan banyak-banyak agar tidak terlalu boros. Anda
bisa menggunakan uang tersebut untuk makan malam bersama, nonton film, atau membeli sesuatu
untuk keluarga. Anggap saja uang ini adalah sebuah reward atas kerja keras Anda dan pasangan.

5. Bekerjasama untuk mengatur keuangan

Pastikan Anda dan pasangan saling bekerjasama untuk mengatur keuangan. Jangan terlalu mendominasi
atau malah pasif jika berkaitan dengan pengeluaran atau pengaturan keuangan. Mungkin awalnya akan
canggung, namun jika dibiasakan Anda akan mendapatkan manfaat mengatur keuangan sebagai tim
bersama pasangan.
6. Memiliki usaha sampingan

Mungkin dengan isteri bekerja membuka toko sembako ,maka sedikit demi sedikit keluarga tersebut
tidak kekurangan kebutuhan ekonomi karena saling membantu antara suami dan isteri.

2. Masalah Kesehatan

Kesehatan sangatlah penting bagi diri kita karena jika diantara anggota keluarga kita sering sakit-sakitan
maka pengeluaran untuk dokter, obat-obatan dan rumah sakit akan bertambah. Apalagi jika salah satu
anggota keluarga terjangkit penyakit menular itu akan membutuhkan pengeluaran yang lebih banyak
lagi. Masalah gizi buruk menghantui banyak keluarga miskin di Indonesia dan Kurang kesadaran
masyarakat akan kesehatan semakin menambah parahnya masalah kesehatan keluarga . Contohnya
dalam sebuah keluarga ada yang mudah sakit karena mungkin kekurangan gizi yang tidak baik.

a. Faktor-faktor penyebab dari problem kesehatan adalah :

 Biaya kesehatan semakin mahal tidak sebanding dengan pendapatan per capita

 Beragam penyakit semakin bermunculan bersamaan dengan makin majunya ilmu kedokteran

b. Upaya Mengatasi problem kesehatan :

 Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi dengan baik

Ajarkan anak hidup sehat dimulai dari “diri sendiri”. Dapat dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki
adalah karena “upaya” kita sendiri.

 Makan makanan sehat

Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi penyediaan energi untuk tubuh,

tetapi juga merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup.

 Memelihara Kesehatan Lingkungan

Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. karena itu, kondisi lingkungan perlu
benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar
mendukung kesehatan keluarga dan setiap orang yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga
kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit.

3. Masalah Seksual

Hubungan seksual yang tidak harmonis menjadi salah satu pemicu konflik dalam kehidupan rumah
tangga, Banyak pasangan tidak menyadari pentingnya hubungan seksual ini. Bahkan banyak diantara
pasangan menjalani hubungan seksual sebagai hal rutinitas semata. Sekedar menjalankan kewajiban,
tidak ada nuansa keindahan di dalamnya. Sering kita baca di surat kabar bahwa suatu masalah yang
rumit untuk di kaji adalah masalah perselingkuhan yang di lakukan oleh suami atau isteri karena masalah
seksual.

a. Faktor-faktor penyebab problem seksual adalah :

 Kurang puas terhadap pelayanan dari pasangan.

 Hubungan seks tidak dapat dikendalikan mengakibatkan pertambahan anggota keluarga.

b. Upaya mengatasi problem seksual :

1. Komunikasi, Hilangkan rasa sungkan dan malu. Bicarakan semua masalah seks yang Anda rasakan
bersama pasangan, biar pasangan tahu problem seks yang sedang Anda alami.

2. Menahan emosi seks. Salah satu penyebab ejakulasi dini adalah tidak bisa menahan emosi seks ketika
bersetubuh. Kebanyakan pria selalu ingin cepat ejakulasi.

3. Menghalangi semua permasalahan terbawa ke tempat tidur. Hindari berhubungan seks bila amarah
dan kejengkelan masih bersemayam di hati.

4. Luangkan waktu untuk berduaan dengan istri. Kesibukan seringkali menghalangi suami-istri untuk
bersama, hingga tidak bisa menikmati kehidupan secara pribadi.

5. Peliharalah kesehatan dengan mengatur pola makan dan tetap berolahraga. Selain itu hindarilah
minuman beralkohol secara berlebihan

4. Masalah Pendidikan

Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadinya problem di dalam keluarga. Jika pendidikan
agak lumayan pada suami-isteri, maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh
mereka. Sebaliknya pada suami-isteri yang pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami liku-liku
keluarga. Akibatnya terjadi selalu pertengkaran yang mungkin menjadi perceraian. Jika pendidikan
agama ada atau lumayan, mungkin sekali kelemahan dibidang pendidikan akan diatasi. Artinya suami-
isteri akan dapat mngekang nafsu masing-masing sehingga pertengkaran dapat dihindari. Mengapa
demikian ? karena agama islam mengajarkan agar orang bersabar dan shalat di dalam menghadapi
gejolak hidup rumah tangga.

a. Faktor-faktor penyebab problem pendidikan adalah :

 Pendidikan yang tidak seimbang antara suami dan istri.


 Berpengaruh pula segala keputusan yang akan diambil dalam keluarga.

 Pasangan yang sama-sama memiliki pendidikan yang rendah.

b. Upaya mengatasi problem pendidikan :

Untuk masalah pendidikan dalam keluarga memiliki arti yang sangat komplek, karena pada dasarnya
pendidikan di indonesia tergantung pda latar belakang masing-masing keluarga, tetapi tinggal bagaimana
masing2 keluarga menerapkanya diantaranya

1. mengikuti wajib belajar 9th.

2. memprogram dan merencanakan pendidikan dengan baik untuk keluarga.

3. memberikan kebebasan memilih pendidikan yang akan ditempuh anggota keluarga.

4. menyiapkan dana atau tabungan pendidikan sedini mungkin untuk merealisasikan pendidikan yang
akan ditempuh.

5. menyiapkan solusi jika mungkin pilihan pendidikan yang kita inginkan tidak tercapai.

5. Masalah Pekerjaan

Peluang kerja semakin terbatas tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Persaingan dalam dunia
kerja dan dunia usaha juga semakin tajam menambah makin beratnya beban keluarga adakalanya
pasangan suami-isteri terpaksa bekerja serabutan atau bekerja di luar kompetensinya demi memperoleh
penghasilan, Persoalan pekerjaan di kantor sering berimbas pada rumah tangga. Kesibukannya terfokus
pada pekerjaan pencarian materi yaitu harta dan uang.Makna kesuksesan hidup tidaklah semata-mata
berorientasi materi.

a. Faktor-faktor penyebab problem pekerjaan adalah :

 Orang tua sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan nya.

 Tidak punya pekerjaan atau baru di PHK.

b. Upaya mengatasi problem pekerjaan :

1. Adanya komunikasi dan interaksi hubungan yang baik antar keluarga masalah pekerjaan agar salah
satu di antara suami atau isteri dapat mengerti dan memahami beban pekerjaan masing-masing yang
sedang di jalankan sehingga tidak ada kesalah pahaman.

2. Sebelum kita memutuskan untuk menikahi pasangan kita,pasti kita sudah melihat dari segi pekerjaan,
jadi saat kita sudah memutuskan untuk menikah pun berarti kita sudah menerima pekerjaan pasangan
dan berjalan bersama memelihara dan mencintai pekerjaan pasangan kita.
6. Masalah Agama

Agama sangat penting peranannya dalam membangun keluarga bahagia. Termasuk dalam hal
menentukan arah keluarga, pernikahan yang di bangun atas dasar kesamaan agama terkadang sering
bermasalah apa lagi dengan pernikahan yang beda agama pasti mempunyai masalah. Dari perbedaan
agama inilah muncul permasalahan dalam sebuah rumah tangga.

a. Faktor-faktor penyebab problem agama adalah :

 Perbedaan agama antara suami dan isteri.

 Jauh dari agama hanya mementingkan materi dan duniawi semata maka tinggal menunggu kehancuran
keluarga tersebut saja.

b. Upaya mengatasi problem agama :

1. Luangkan waktu untuk selalu berintropeksi diri.

2. Lebih memahami agama masing-masing pasangan sehingga tidak muncul permasalahan diantara
pasangan.

3. Berusaha selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta.

7. Masalah Komunikasi

Masalah komunikasi merupakan masalah fundamental yang menentukan kebahagiaan keluarga,


kesenjangan komunikasi sering memicu timbulnya permasalahan lain yang lebih kompleks dan perlu
disadari bahwa apapun permasalahan dalam keluarga (suami-isteri dan anak) solusinya melalui proses
komunikasi yang baik. Komunikasi interpersonal yang dilandasi sikap keterbukaan, pemahaman,
penerimaan membuka peluang sukses bagi pemecahan masalah keluarga. Setiap anggota keluarga harus
menyadari setiap kata dan tindakannya betapa berpengaruh pada orang lain. Semuanya perlu belajar
berkomunikasi yang baik demi keutuhan keluarga. Contohnya seperti diantara salah satu orangtua
mereka pulang hampir malam, karena jalan macet. Badan capek, sampai dirumah mata sudah
mengantuk dan tertidur. Tentu orangtua tidak punya kesempatan untuk berdiskusi atau berkomunikasi
dengan suami atau istri dan anak-anaknya.

a. Faktor-faktor penyebab problem komunikasi :

 Anak yang takut kepada orang tua.

 Orang tua sering cekcok.

 Kakak adik tidak cocok.


 Orang tua tidak adil.

 Tidak cocok antara mertua dan menantu.

 Masalah dengan para tetangga.

b. Upaya mengatasi problem komunikasi :

1. Luangkan waktu untuk mendengarkan.

2. Berusaha untuk komunikasi intens dengan anggota keluarga yang lain.

3. Buat tradisi keluarga.

4. Pergi berlibur bersama.

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Kita harus ingat bahwa pernikahan adalah satu-satunya permainan yang dapat dan harus dimenangkan
oleh kedua belah pihak. Selain itu, pernikahan juga dapat diibaratkan seperti sebuah gunting, yang
berpadu sehingga tak terpisahkan; sering bergerak ke arah yang berlawanan, tetapi selalu memotong
segala sesuatu yang hadir di antara mereka.

Di akhir tulisan ini saya akan mengutip pentingnya sebuah keluarga yang mampu mengelola konflik bagi
kehidupan bersama dari sudut pandang Kong Fut Tze yang menurut saya penting untuk kita simak.

“Apabila ada harmoni di dalam rumah

Maka akan ada ketenangan di masyarakat

Apabila ada ketenangan di masyarakat

Maka ada ketentraman di dalam negara

Apabila ada ketenteraman di dalam negara


Maka akan ada kedamaian di dalam dunia.”

Problem yang ada dalam keluarga baik itu yang bersifat ringan atau berat selekasnya dapat diselesaikan
dalam keluarga tersebut .Sehingga keluarga yang masalahnya dapat diselesaikan dengan segera akan
terbebas dari tekanan jiwa dan hidup akan tenang tanpa adanya masalah dalam keluarga .

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, 1993, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, CV .Asy Syifa’, Semarang.

Sofyan S. Willis, 1995, Konseling Individual, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, IKIP, Bandung.

http://asihsinplasa.blogspot.com/2012/03/problem-yang-timbul-dalam-keluarga.html

http://zientanurjaman.wordpress.com/konseling/konseling-keluarga/

Anda mungkin juga menyukai