Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

Nama:Randy Paulus

NIM:231012033 Jurusan:PAI(B)

BAHAYA PERGAULAN
BEBAS
Dewasa ini masyarakat cenderung menginginkan kesenangan duniawi saja, tanpa memperhatikan
dampak negatif yang ditimbulkan akibat perbuatannya tersebut. Terutama anak remaja sekarang.
Mereka banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang tanpa ada batas. Ini akibat adanya
pergaulan bebas yang terjadi pada sekarang.Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti
pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan
apapun itulah yang ada di benak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan Anak
remaja sekarang adalah seks bebas.

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilaku menyimpang yang mana
“Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Pergaulan bebas ini
sering kita dengar baik dilingkungan maupun dari media masa.

Arti lain pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas norma-norma. Jadi dapat disimpulkan dari pengertian diatas
pergaulan bebas adalah perilaku manusia yang menyimpang yang melanggar norma-norma agama
dan tidak ada batasannya.

Remaja adalah individu labil yang emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan
ajakan teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda dalam
kemajuan zaman.

Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak
boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi
pergaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma,hukum,norma
agama,Budaya,serta norma bermasyarakat.

Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa sekarang pergaulan remaja
sangat mengawatirkan dikarenakan perkembangan arus remajanya pada saat ini sangat
mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya
bangsa ini sangat bergantung pada generasi muda.

Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan usia,tetapi juga bisa ditelisik dari
kehidupan yang penuh dengan keceriaan,warna-warni,dan permulaan usia mengenal lawan jenis.

Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai dan norma-norma
baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini kita kenal.Pada masa remaja juga kita
pada umumnya mulai merasakan kegelisahan dalam hubungan kita dengan orang tua dan teman-
teman sebaya, kita ingin menunjukkan kemandirian kita di satu sisi, tetapi di sisi lain kita belum dapat
melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan ketergantungan kita dari orang tua.
Biasanya kita baru merasa sadar ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa
dampak yang negatif semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa tidak
seperti remaja-remaja lain yang masih “bersih”.

Meskipun angka kehamilan remaja yang belum menikah sulit untuk diketahui dengan pasti akibat
belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum menikah, akan tetapi, dari pelbagai berita
di media massa, baik cetak maupun elektronik, dan hasil-hasil penelitian mengenai kehamilan di luar
nikah, terlepas dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan kecenderungan bahwa kehamilan
remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu ke tahun.

Jenis-Jenis Pergaulan Bebas

Pada umumnya manusia melihat dan ingin merasakan apa yang telah dilihat serta ada yang tidak
mau ketinggalan. Biasanya mereka menceritakan pengalaman mereka dalam melakukan sesuatu
yang menyimpang. Kemudian orang mendengarkan itu tidak mau ketinggalan karena pendapatnya
dia akan dikatakan laki-laki pecundang karena belum merasakan atau berbuat hal itu maka
melakukannya.Biasanya ini terjadi karena adanya juga pacaran.

Remaja sekarang gaya pacarannya sangat memprihatinkan. Itu disebabkan karena mereka
berpacaran layaknya mereka sudah suami istri, tidak mempunyai batas. Padahal mereka belum tentu
menjadi suami istri. Tapi mereka senang dan bangga dengan perbuatannya, buktinya mereka malah
menyuruh temannya untuk diabadikan dalam video rekaman.

Contoh yang lain dari pergaulan bebas yakni remaja sekarang sering minum-minuman keras dan
minum narkoba. Pada awalnya mereka hanya ingin mencoba minum hingga akhirnya keterusan
begitu juga dengan narkoba. Banyak yang bilang pikiran kita melayang jika kita memakan narkoba
dan kita bisa berkreasi dengan mudah hingga akhirnya anak remaja mencobanya dan akhirnya
kecanduan.

Penyebab pergaulan bebas

Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu
kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja.
Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas dan penggunaan
narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV dan AIDS ataupun kematian.

a) Sikap mental yang tidak sehat

Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan
yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami
karena daya pemahaman yang lemah.
Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan
kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak,
acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah
tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa
tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal
dampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.

b) Pelampiasan rasa kecewa

Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaan terhadap orang tua yang
bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus
(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu
mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan
remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di
sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.

Dampak dari pergaulan bebas

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah
menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali
dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS, dan pastinya setelah terkena
virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timbang dari segala segi.

Cara Menanggulangi Pergaulan Bebas.

Seharusnya orang tua lebih memperhatikan pergaulan anaknya dengan siapa dia bergaul. Ini salah
satu cara untuk menanggulangi pergaulan bebas. Tetapi jika mereka sudah terjerumus masih ada
cara dengan psikoterapi. Tapi lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka dari itu seharusnya
orang tua serta masyarakat sekarang lebih waspada dalam bergaul dan menjaga nafsu birahi ketika
berpacaran jangan tanpa batasan.

Kita semua juga harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang
mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya.

Selain diatas masih banyak cara menanggulangi pergaulan bebas lainnya, antara lain:

1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak
sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka
akan mampu menanggapinya dengan positif dan juga semangat.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola
waktu, emosi, energy serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu
dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan
ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat
kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.

Anda mungkin juga menyukai