Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

(KENAKALAN REMAJA)

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS EPIDEMIOLOGI

Disusun oleh :

DENDI PRADANA KANESTU (2017.133.010)

MAXIMILIANO BAI PRIS (2017.133.026)

RORO DITHA MAHARANI (2017.133.043)

POLTEKKES PERMATA INDONESIA YOGYAKARTA

REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, yang atas rahmat
dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari
lebih lanjut tentang topik kenakalan remaja berikut solusi pencegahan dan pemecahannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar kelompok kepada
mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengetahui tentang berbagai penyebab kenakalan remaja serta dapat membentengi diri dan
lingkungan pergaulannya dari terjerumus kedalam berbagai bentuk kenakalan remaja
tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar
untuk meraih prestasi. Kritik dan saran dari dosen pengampu sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan dalam belajat pada masa mendatang.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Macam-macam kenakalan remaja


B. Penyebab kenakalan remaja

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran
C. Sumber
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah
tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang
untuk dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan
ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang dibuat para
remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remajakan merupakan aset masa depan suatu bangsa. Disamping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan
pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita
melihat pula arus kemerosotan moral yang semakin melanda dikalangan sebagian
pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebuah kenakalan remaja. Dalam surat
kabar yang sering kali kita membaca tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukam oleh anak-anak yang
berusia belasan tahun, meningkatnta kasus kehamilan dikalangan remaja putri dan lain
sebagainya. Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini
semakinmarak, oleh karena itu masalah kenakalan remaja ke arah yang lebih positif,
yang titik beratnya untuk terciptanya sutu sistem dalam menaggulangi kenakalan
dikalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
A. Macam macam kenakalan remaja
B. Penyebab kenakalan remaja
BAB II
PEMBAHASAN
Macam macam kenakalan remaja :

1. Seks Bebas

Perilaku seks pada remaja, selain dipengaruhi oleh faktor endogen dari dalam tubuh
sendiri dan faktor eksogen dari lingkungan dan juga masih tergantung dari pengaruh pola
didik dan perilaku orang tua. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar
nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko
kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat
beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular
seksual lainnya. Seks bebas itu dilakukan dengan segala kenikmatan dan keindahan seks
itu sendiri tanpa dibebani oleh omong kosong-omong kosong tentang cinta, tanggung-
jawab, dan tanpa segala intrik-intrik yang digunakan oleh rekan kita untuk mengikat kita.
Akibat dari seks bebas : Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun
berbagai macam, terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD
(Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi yang dapat menyebabkan cacat
permanen atau berujung pada kematian. Akibat psikologis yang seringkali terlupakan
ketika melakukan hal ini sebenarnya adalah: Rasa Bersalah, Marah, Sedih, Sesal, Malu,
Kesepian, Tidak Punya Bantuan, Bingung, Stres, Benci Diri Sendiri, Benci Orang Yang
Terlibat, Takut Tidak Jelas, Insomnia, Kehilangan Percaya Diri, Gangguan Makan,
Kehilangan Konsentrasi, Depresi, Berduka, Tidak Punya Pengharapan, Cemas, Tidak
Memaafkan Diri Sendiri, Takut Hukuman Tuhan, Mimpi Buruk, Merasa Hampa,
Halusinasi, Sulit Mempertahankan Hubungan. Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal
ini bisa terjadi :
1. TIDAK BISA MENGATAKAN ‘TIDAK
Biasanya karena merasa takut diputus hubungan oleh pacarnya. Cara untuk
mempertahankan hubungan tersebut. Padahal biasanya, sehabis itu pacar akan lari
juga. Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta. Sebenarnya kalau benar-
benar cinta, akan menjaga supaya hubungan seks dilakukan setelah menikah.
2. MERASA BUKAN ANAK GAUL
Dengan pernah melakukan seks, dianggap ‘Gaul’. SALAH BESAR padahal. Akan
tetapi, banyak remaja yang punya konsep diri rendah tetap melakukannya supaya
dianggap ‘Gaul’.
3. BISNIS
Prostitusi semakin merebak, sekedar iming-iming Blackberry atau apalah barang-
barang mewah yang dapat membuat remaja melakukannya loh! Di beberapa daerah,
remaja juga dijadikan alat bisnis oleh orang tuanya atau juga karena masalah
kemiskinan.Tragis banget yaa kalau ada remaja yang dijadikan alat bisnis orang
tuanya
4. NILAI AGAMA YANG BERKURANG
Kalau dulu sih, pegangan tangan lawan jenis saja, kayaknya tabu sekali. Agama yang
dijadikan alasan. Katanya secara agama tidak boleh. Tapi, sekarang mungkin sudah
biasa yah? Ajarannya sih masih sama, akan tetapi nilai-nilainya mungkin sudah mulai
bergeser kali tampaknya…
5. TAYANGAN TV
Wah, ini jangan ditanya deh. Dicekokin tiap hari dengan tayangan sinetron,
infotainment, film, dan lain-lain. Apa tidak rusak jadinya? Minimal membuat remaja
ada keinginan ingin mencoba? Hmm…jangan sampai kejadian deh ya...
6. GAYA HIDUP
Nah, akhirnya ada beberapa orang malah sudah menjalaninya sebagai gaya hidup.
Sudah biasa saja. Ckckck… pemikiran yang salah bukan? Prihatin deh ada remaja
yang seperti ini.. Namun ,masih banyak remaja yang mempunyai sikap dan prinsip
yang kuat dengan rumus ini : PACARAN + CINTA = PERNIKAHAN, baru
kemudian SEKS (GOOD !!) Sekedar berkaca dari remaja, anak remaja dari kalangan
bawah seringkali terpaksa bekerja untuk membantu orang tua mereka, tetap punya
prinsip untuk tidak melakukan seks pranikah. Mereka tahu bahwa mereka akan
berkata ‘TIDAK’ dan belajar menghargai diri mereka sendiri. Bagaimanapun,
pendidikan seks tetap perlu dilakukan agar hal ini tidak terjadi lagi. Lagi-lagi, ini PR
siapa ya? Orang tua, guru, atau remajanya sendiri? Yang pasti : REMAJA TETAP
PUNYA MASA DEPAN! Bahaya utama akibat seks bebas :

2. Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda & Upaya pencegahannya

Bahaya Narkoba Bagi Remaja


Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda
dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut,
dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena
pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum
muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar,
yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya
narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja. Narkoba adalah
singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sementara nafza merupakan
singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang,
berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-
obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama,
meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.

Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu

1. Candu
2. Ganja
3. koka

Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang


untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau
berkesinambungan.Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang
mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.

Bahaya bagi pelajar :

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu


narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut
ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi
narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari
kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung
ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Dampak negatif penyalahgunaan
narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:

• Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,

• Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,

• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,

• Sering menguap, mengantuk, dan malas,

• Tidak mempedulikan kesehatan diri,

• Suka mencuri untuk membeli narkoba

Upaya pencegahan

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah


seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak
termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam
mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Adapun upaya-upaya yang
lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak
yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin
mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua
siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena
biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih
ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke
dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang
mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh
sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus
sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-
anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi
anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk
menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat
terealisasikan dengan baik.

3. Bullying
Bullying dan cyberbullying memiliki konsekuensi psikologis dan hukum yang parah
bagi mereka yang terlibat. Namun, tidak jelas bagaimana atau bahkan apakah
pengalaman bullying dan cyberbullying sebelumnya dipertimbangkan dalam penilaian
kesehatan mental. Selain itu, relevansi dan efektivitas solusi hukum saat ini telah
diperdebatkan secara luas, menghasilkan keinginan untuk undang-undang tertentu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki komponen psikologis dan hukum
dari intimidasi dan cyberbullying. Ini adalah penelitian kualitatif yang mencakup
wawancara dengan lima psikolog praktisi dan empat pengacara di Inggris. Analisis
tematik mengungkapkan tiga tema utama. Satu tema terkait dengan definisi,
karakteristik, dan dampak penindasan dan penindasan dunia maya serta perlunya
diskusi lebih lanjut di antara profesi psikologis dan hukum. Tema lain terkait dengan
prosedur profesional saat ini dan dimasukkannya pertanyaan tentang intimidasi dan
cyberbullying dalam penilaian risiko psikologis. Tema ketiga menekankan pentingnya
intervensi melalui pendidikan. Dua pesan utama disorot oleh pengacara: ada undang-
undang yang cukup namun bermasalah, dan pengetahuan akan memastikan
kesuksesan hukum. Studi ini merekomendasikan perlunya melakukan revisi dalam
praktik dan penilaian psikologis klinis, dan kebijakan hukum mengenai intimidasi dan
cyberbullying. Selain meningkatkan keberhasilan hukum, ini akan mengurangi tingkat
prevalensi intimidasi, tekanan psikologis, dan psikopatologi yang dapat muncul.
Penyebab kenakalan remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering kali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya
untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang,
berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan
orang lain yang ada disekitarnya. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
1). Faktor Internal
a. Krisis Identitas
perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya, kedua tercapainya identitas peran
b. Kontrol Diri yang Lemah
remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal.\
2). Faktor Eksternal
a. kurangnya perhatian dari orangtua
b. minimnya pemahaman tentang keagamaan
c.pengaruh dari lingkungan sekitar
d. tempat pendidikan

Akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain :


1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akan berdampak pada dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.
Dampak bagi fisik yaitu sering terserang berbagai penyakit karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dampak mental yaitu akan mengantarnya kepada
mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus
menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan
estetika.
2. Bagi keluarga
Akan berakibat terjadi ketidakhormatan didalam keluarga dan putusnya
komunikasi antara orang tua dan anak

3. Bagi lingkungan masyarakat


Dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap
bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Solusi kenakalan remaja
1. Tindakan Preventif
1) Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para
remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab
timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap pembuatan pelanggaran.
Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut diharapkan agar
nantinya sipelaku tersebut jera dan tidak berbuat hal yang tidak menyimpang
lagi. Oleh karena itu tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau
hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang
bulu
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan stelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan
dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan
memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara
khusus yang sering ditanganioleh suatu lembaga khusus maupun perorangan
yang ahli dalam bidang ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang disekitarnya. Akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan
remaja akan berdampak pada remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan diatas penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap
persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan
mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang
terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut.
C. Sumber
 Articles from Mædica are provided here courtesy of Amaltea Medical, Editura
Magister
 Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub
 Sumber : http://www.scribd.com/
 Articles from International Journal of Environmental Research and Public Health are
provided here courtesy of Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI)

Anda mungkin juga menyukai