Menyetujui,
ii
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SEMESTER IV
Tanda Tangan
Pembimbing Lapangan :
Dhesma Anesty, A.md ( )
Pembimbing Akademik :
Haryo Nugroho S.KM ( )
Direktur
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya berupa nikmat sehat kepada kami
sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan dapat menyusun
laporan ini dengan baik. Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Standar
Pelayanan Minimal dan Akreditas Unit Kerja Rekam Medis, Sistem Informasi
Rumah Sakit dan Rekam Medis Elektronik, Aspek Ergonomi, serta Klasifikasi
dan Kodefikasi Penyakit di Rumah Sakit Panti Nugroho tahun 2019” ini disusun
untuk memenuhi tugas akhir semester IV dengan program studi D III Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan.
Adapun maksud dan tujuan kami disini dalam menyusun laporan ini ialah
sebagai bukti tertulis dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami yang
telah kami laksanakan pada tanggal 05 Agustus - 24 Agustus 2019 yang bertempat
di RS Panti Nugroho. Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Anas Rahmad Hidayat, S.KM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Permata
Indonesia
2. Dr. Tandean Arif Wibowo, MPH selaku Direktur RS Panti Nugroho
3. Dhesma Anesty, A.md selaku Penanggung Jawab dan Pembimbing
Instalasi Rekam Medis RS Panti Nugroho
4. R. Haryo Nugroho, S.KM selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktik
Kerja Lapangan
5. Seluruh karyawan di unit Rekam Medis RS Panti Nugroho yang telah
membimbing dan membantu kami selama Praktek Kerja Lapangan
6. Kedua orang tua kami serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu yang telah memberikan bantuan baik material maupun
spiritual.
iv
Selanjutnya kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyususnan
laporan ini masih kurang dari sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi
sempurnanya laporan ini. Besar harapan kami, semoga apa yang telah kami buat
bisa menjadi referensi yang berguna bagi kami selaku penyusun maupun
pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Manfaat.........................................................................................................3
D. Ruang Lingkup..............................................................................................4
D. Aspek Ergonomi.........................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................49
vi
A. Standar Pelayanan Minimal Dan Akreditasi di Rumah Sakit Panti Nugroho
49
B. SIM-RS.......................................................................................................50
BAB V PENUTUP.................................................................................................54
A. Kesimpulan.................................................................................................54
B. Saran............................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................56
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
merupakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU
No.44 tahun 2009). Rumah Sakit menjalankan fungsi pelayanan kepada
masyarakat perlu dukungan dari semua unsur pelayanan yang ada di
dalamnya, salah satu unsur pelayanannya adalah Rekam Medis. Rekam
Medis menurut (Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008) merupakan
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Oleh sebab itu sebaiknya untuk menjaga dan
meningkatkan mutu, Rumah Sakit harus mempunyai standar pelayanan
yang menjamin peningkatan mutu disemua tingkat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM merupakan spesifikasi
teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan
Layanan Umum kepada masyarakat (Kepmenkes
No.129/Menkes/SK/II/2008). Kepuasan pelanggan secara keseluruhan
terhadap pelayanan dipengaruhi oleh mutu, jika mutu pelayanan yang
diberikan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada maka pasien
akan puas. Dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah Sakit perlu dilakukan akreditasi dengan tujuan untuk menentukan
organisasi tersebut telah memenuhi standar yang dirancang untuk
memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan.
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat ditingkatkan
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM
RS). Menurut Ery Rustiyanto, 2010 tentang Sistem Informasi Manajemen
1
2
2
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengenal Standar Pelayanan Minimal dan Akreditasi Unit
Kerja Rekam Medis, sistem informasi rumah sakit dan rekam medis
elektronik, Aspek Ergonomi, serta Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit
(coding) di Unit Rekam Medis.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami
manajemen rekam medis dan menerapkan fungsi teknik
penyelenggaraan rekam medis di suatu Rumah Sakit/Institusi
Pelayanan Kesehatan, antara lain :
a. Mengetahui standar pelayanan minimal penyediaan berkas rekam
medis dan akreditasi unit kerja rekam medis.
b. Mengetahui sistem informasi di rumah sakit.
c. Mengetahui penerapan rekam kesehatan elektronik di saranan
pelayanan kesehatan.
d. Mengetahui dan menerapkan sistem ergonomi di setiap kegiatan
Unit Kerja Rekam Medis.
e. Memahami dan melakukan klasifikasi dan kodefikasi penyakit
sistem Reproduksi dan Genetik.
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan bagi
pihak RS Panti Nugroho terutama dalam hal mutu pelayanan dan
efektifitas serta efisiensi penyelenggaraan Rekam Medis.
3
4
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Waktu
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 05-24 Agustus
2019.
2. Lingkup Tempat
Praktik kerja lapangan dilaksanakan di Unit Rekam Medis RS Panti
Nugroho yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 17, Pakem, Binangun,
Pakem, Sukanan, Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584, Khususnya pada Unit
Rekam Medis.
3. Lingkup Materi
Dalam lingkup materi Praktek Kerja Lapangan ini meliputi Standar
Pelayanan Minimal dan Akreditasi Unit Kerja Rekam Medis, sistem
informasi rumah sakit dan rekam medis elektronik, Aspek Ergonomi,
serta Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit (coding) di Unit Rekam
Medis.
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
6
7
7
8
8
9
b. Cara penilaian:
1) Tim penilai (surveyor) akan berada di rumah sakit selama ± 3
hari yang terdiri dari 3 orang (manajemen, medis dan
keperawatan).
2) Pimpinan rumah sakit mempresentasikan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
3) Dilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam medis tertutup dan
telaah rekam medis terbuka serta survey lapangan,
4) Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk
diwawancarai atau observasi langsung atas pelayanan
kesehatan yang telah/sedang/akan diterima pasien.
5) Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan dokumen
akreditasi juga diobservasi dan ditanyakan pada jajaran staf
dan pimpinan rumah sakit
6) Temuan atas ketidaklengkapan dokumen atau kekurangan
mutu pelayanan harus diperbaiki saat itu setelah mendapat
rekomendasi surveyor.
7) Telusur lingkungan terhadap fasilitas rumah sakit.
8) Telusur KPS (Kualifikasi dan Pendidikan Staff).
9) Presentasi FMEA, Pedoman Praktik Klinis atau Clinical
Pathways, Risk Manajemen Dan IKP (Insiden Keselamatan
Pasien).
10) Wawancara Pimpinan
11) Exit Conference
c. Hasil penilaian. Ada 4 kriteria hasil penilaian terhadap EP:
1) Tercapai penuh ( skor 10)
a) Melalui wawancara baik pada pasien atau keluarga dan staf
ditemukan jawaban “ya” atau “selalu”, atau dapat menjawab
sesuai dengan konteks pertanyaan.
b) Melalui observasi dokumen, ditemukan minimal 9 dari 10
dokumen yang diminta atau 90 % dokumen lengkap
9
10
10
11
11
12
12
13
d. Bagi Masyarakat
1) Dapat mengenal dengan melihat sertifikat akreditasi yang
biasanya dipajang di rumah sakit yang pelayanannya telah
memenuhi standar, sehingga dapat membantu mereka memilih
rumah sakit yang di anggap baik.
2) Masyarakat akan merasa lebih aman mendapat pelayanan di
rumah sakit yang sudah diakreditasi dari pada yang belum
diakreditasi.
e. Bagi Pemilik
1) Mempunyai rasa kebanggaan bila rumah sakitnya diakreditasi
2) Pemilik dapat menilai seberapa baik pengelolaan sumber daya
(efisiensi) rumah sakit ini dilakukan oleh manajemen dan
seluruh tenaga yang ada, sehingga misi dan program rumah
sakit dapat lebih mudah tercapai.
f. Bagi Petugas
1) Merasa lebih senang dan aman serta terjamin bekerja pada
Rumah Sakit yang terakreditasi
2) Biasanya pegawai pada unit pelayanan yang mendapat nilai
baik sekali akan mendapat imbalan dari manajemen atas
usahanya selama ini dalam memenuhi standar.
3) Self Asesment akan menambah kesadaran akan pentingnya
pemenuhan standard peningkatan mutu sehingga dapat
memotivasi pegawai tersebut bekerja baik.
13
14
14
15
1) Efisiensi.
2) Kemudahan.
3) Standart praktek kedokteran yang baik dan benar.
4) Dokumentasi yang auditable dan accountable.
5) Mendukung pemasaran jasa rumah sakit ditinjau dari aspek
mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian dan biaya.
6) Mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit.
7) Meningkatkan akses dan pelayanan rumah sakit terhadap
berbagai sumberdaya.
8) Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah
sakit.
c. Pengambilan keputusan
Menjadi fungsi kontrol yang konsisten dibagi dalam beberapa hal
pokok diantaranya budaya kerja, pemahaman sistem, dan
mengurangi biaya administrasi
d. Meningkatkan pendapatan rumah
sakit
2. Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi
Menurut Rustiyanto Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit Yang Terintegrasi menurut meliputi bagian:
a. Sistem Informasi Billing Sistem,
Meliputi :
1) Sistem Informasi Registrasi.
2) Sistem Informasi Poliklinik.
3) Sistem Informasi Gawat Darurat.
4) Sistem Informasi Laboratorium.
5) Sistem Informasi Radiologi.
6) Sistem Informasi Kamar Operasi.
7) Sistem Informasi Rawat Inap.
8) Sistem Informasi Rehap Medik.
b. Sistem Informasi Farmasi
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
rekam medis ini menjadi dasar hukum penerapan rekam medis elektronik
di Indonesia.
Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan, maupun
interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam
rangka diagnosis dan penanganan pasien yang dimasukan dan disimpan
dalam bentuk penyimpanan elektronik (digital) melalui system computer.
“Electronic medical record (EMR): an Electronic system automet paper-
base medical record” (Villavos, 2015)
Rekam medis elektronik merupakan catatan rekam medis pasien
seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi
kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas
kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas
kesehatan dengan klien. Rekam Medis elektronik bisa diakses dengan
komputer dari suatu jaringan dengan tujun utama menyediakan atau
meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan
terpadu. (Potter & Perry, 2009).
Rekam medis elektronik (rekam medik berbasis-komputer) adalah
gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status
kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang
hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani berbagai
pengguna rekam yang sah. (Shortliffe, 2001).
Rekam kesehatan elektronik adalah kegiatan komputerisasi isi
rekam kesehatan dan proses elektronisasi yang berhubungan dengannya.
Elektronisasi ini menghasilkan sistem yang secara khusus dirancang untuk
mendukung pengguna dengan berbagai kemudahan fasilitas bagi
kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda waspada, sebagai
peringatan, tanda sistem pendukung keputusan klinik dan menghubungkan
data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya. Seperti yang
tertuang dalam permenkes 269 tahun 2008 pada pasal 2 yaitu: rekam
medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan jelas atau secar elektronik.
Penyelengaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi
20
21
21
22
22
23
23
24
D. Aspek Ergonomi
Ergonomi adalah penetapan ilmu-ilmu geologis tentang manusia,
ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama
lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaanya yang manfaat dari
padanya di ukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja. (Nurminanto,
2003).
Dalam pengelolaan Rekam Medis perlu memperhatikan ergonomi
kerja untuk mempermudah tata kerja dalam mencapai efisiensi dan
efektifitas kerja. Ergonomi juga berpengaruh terhadap kelelahan kerja
24
25
yaitu jika sikap dan cara kerja seseorang, contohnya posisi duduk saat
kerja didukung dengan peralatan dan tata letak yang dirancang secara
ergonomi maka akan lebih nyaman untuk melakukan suatu pekerjaan dan
dapat meningkatkan produktifitas kerja. Ergonomi juga dapat mengurangi
beban kerja yang berperan untuk memaksimalkan, kenyamanan dan
efisiensi kerja.
1. Prinsip Ergonomi
a. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,
susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-
alat penunjuk dan cara-cara menjalankan mesin.
b. Sikap duduk yang baik adalah sikap duduk yang tegak dengan
diselingi istirahat sedikit membungkuk.
c. Tempat duduk yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki agar
sesuai dengan tinggi lutut dan paha dalam keadaan datar.
2) Tinggi papan sandaran dapat diatur dan menekan pada
punggung.
3) Lebar papan duduk minimal 35 cm.
4) Tinggi meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan ukuran
ukuran kertas diatas.
d. Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih
dari itu efisien dan kualitas kerja sangat menurun.
2. Perancangan Manajemen Ruang Tempat Pendaftaran dan Unit
Rekam Medis
a. Desain Kursi Kerja
Pekerjaan sejauh mungkin harus dilakukan sambil duduk.
Bekerja dalam sikap duduk akan mengurangi kelelahan pada kaki,
terhindar dari sikap-sikap tidak alamiah dan mengurangi
pemakaian energi. Pemakaian kursi yang tepat tidak
menyebabkan keluhan-keluhan pada tenaga kerja.
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
BAB III
HASIL PENGAMATAN
30
31
31
32
32
33
33
34
f. Budaya Kerja
WUCARI :
Welcome : (disambut) : Hadirkan selalu kegembiraan
saat bertemu
Understand : (dimengerti) : Cepat, tanggap dan tepat dalam
melayani
keinginan dan harapan
mereka.
Comfortable : (dinyamankan) : Berikan selalu senyum, sapa
dan sentuhan kasih.
34
35
g. Motto
Tulus Untuk Sembuh
Rumah Sakit Panti Nugroho mengoptimalkan pelayanan kesehatan
secara tulus, penuh kejujuran dan kesungguhan hati berlandaskan
cinta kasih.
35
36
36
37
e) Bangsal Lucia
Bangsal untuk perwatan bayi atau kamar bayi
Kamar Bedah
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
pemanfaatan tempat tidur yang menghasilkan data sensus harian rawat inap
dan laporan penggunaan tempat tidur.
Sistem rekam medis elektronik di rumah sakit Panti Nugroho baru
digunakan diinstalasi rawat jalan saja sedangkan pelaksanaan sistem
informasi di rawat inap baru sebatas pendaftaran, order penunjang dan
register rawat inap yang menghasilkan informasi pemanfaatan tempat tidur
dan sensus harian di rawat inap. Sedangkan rekam medis pasien rawat inap
yang merekam pelayanan klinis (pelayanan medis dan keperawatan) di rawat
inap masih dilakukan secara manual karena masih memerlukan autentikasi
informed consent yang berbentuk formulir rekam medis kemudian discan
dan dimasukan kedalam sistem rekam medis elektronik.
44
45
1) Meja Kayu 1
Digunakan untuk kegiatan admisi pasien rawat inap.
Berukuran dengan panjang = 105cm, lebar meja= 50 cm, dan
tinggi = 74 cm.
2) Meja Kayu 2
Digunakan untuk kegiatan koding berkas rekam medis pasien
rawat inap yang menggunakan bpjs. Berukuran dengan
panjang = 105 cm, lebar meja = 50 cm, dan tinggi = 74 cm.
3) Meja Kayu 3
Digunakan untuk kegiatan informasi teknologi.Berukuran
dengan panjang = 150 cm, lebar meja = 50cm, dan tinggi =
74cm
4) Meja Kayu 4
Digunakan untuk kegiatan operator. Berukuran dengan
panjang = 105 cm, lebar meja = 50 cm, dan tinggi = 74 cm
5) Meja Kayu 5
Digunakan untuk kegiatan scan data rawat inap. Berukuran
dengan panjang = 105cm, lebar meja = 50 cm, dan tinggi =
74 cm
6) Meja Kayu 6
Digunakan untuk kegiatan koding rawat jalan dan menginput
data SIM-RS. Berukuran dengan panjang = 105 cm, lebar =
50 cm, dan tinggi = 74 cm
7) Meja Kayu 7
Digunakan untuk kegiatan menginput data SIM-RS dan
pembuatan surat keterangan. Berukuran dengan panjang =
105 cm, lebar = 50 cm, dan tinggi = 74 cm
45
46
c. Rak Filling
Diunit rekam medis RS Panti Nugroho memiliki 11 rak
falling. Berikut ukuran rak falling RS Panti Nugroho :
1) Rak Filling Kayu 1
Berukuran dengan panjang =300cm, lebar = 75 cm, dan
tinggi = 250 cm
2) Rak Filling Kayu 2
Berukuran dengan panjang =300 cm, lebar =75 cm, dan
tinggi =250 cm.
3) Rak Filling Kayu 3
Berukuran dengan panjang = 300 cm, lebar = 75 cm, dan
tinggi = 250 cm.
4) Rak Filling Kayu 4
Berukuran dengan panjang = 300 cm, lebar = 75 cm, dan
tinggi = 250 cm.
5) Rak Filling Kayu 5
Berukuran dengan panjang =300 cm, lebar =75 cm, dan
tinggi =250 cm.
6) Rak Filling Kayu 6
Berukuran dengan panjang = 300 cm, lebar = 75 cm, dan
tinggi = 250 cm.
7) Rak Filling Kayu 7
Berukuran dengan panjang = 300 cm, lebar = 75 cm, dan
tinggi = 250cm
8) Rak Filling Kayu 8
Berukuran dengan panjang = 300cm, lebar = 75 cm, dan
tinggi = 250cm
9) Rak Filling Kayu 9
Berukuran dengan panjang = 300 cm, lebar =75 cm, dan
tinggi = 250 cm
46
47
47
48
Pendaftar P
Telp an
I
G
BPJS D
IGD
Rujukan Print
Scan
Fingerprint
1 3 4 5 6 7 8
R
A
2 K
L1 SERVER
SOFA L2 9 LF
RAK FILLING I
RAK FILLING IV
RAK
FILLING
III
RAK FILLING V
RAK FILLING II
RAK XI
RAK FILLING RAK
VI FILLING VII
RAK FILLING X
48
49
KETERANGAN :
- NO 1: Meja untuk menginput TTPRI
- NO 2: Meja untuk edukasi kamar
- NO 3: Meja untuk mengkoding pasien rawat inap BPJS
- NO 4 : Meja untuk IT dan desain
- NO 5 : Meja untuk operator
- NO 6: Meja untuk scan
- NO 7 : Meja untuk koding rawat jalan
- NO 8 : Meja untuk input dan SKD
- NO 9 : Meja untuk Assembling
- LF : Lemari Filling
- L1 : Lemari kebutuhan TTPRI
- L2 : Lemari ATK
- PIGD: pendaftran IGD
49
50
Tabel 3.4 Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders
involving the immune mechanism (D50-89)
50
51
BAB IV
PEMBAHASAN
51
52
B. SIM-RS
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya
disingkat SIM-RS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan
merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Tujuan dari SIM-RS
adalah menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan
harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen,
menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
52
53
53
54
54
55
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Standar pelayanan minimal dan akreditasi RS Panti Nugroho
56
belum memenuhi standar dan ruang filling masih perlu evaluasi
karena adanya akses bagi orang yang tidak berwenang.
a. Klaim BPJS pasien rawat inap dan pasien rawat jalan untuk
menentukan harga yang di klaim BPJS kepada rumah sakit.
b. Laporan untuk kepada rumah sakit yang sesuai dengan diagnosis
utama dan sekunder.
F. Saran
1. Sebaiknya ditambahkan rak filling agar berkas rekam medis rawat inap
pasien tidak bertumpuk dilantai.
2. Sebaiknya dokumen pada rak filling ditata agar lebih rapi dan jarak
antar rak filling satu dengan yang lainnya tidak terlalu sempit, sehingga
dapat mempermudah dan mempercepat petugas filling dalam
mengambil dan mengembalikan dokumen rekam medis.
3. Mempercepat dalam pelaksanaan scaning berkas rawat inap dan rawat
jalan agar tidak menumpuk di ruang kerja rekam medis.
4. Untuk penataan ruang rekam medis sebaiknya dievaluasi agar lebih
nyaman.
5. Sebaiknya untuk pendaftaran, BPJS, dan rujukan dibuatkan tulisan
loket 1 dan dibuatkan petunjuk alur agar pasien tidak salah loket.
6. Tambahkan fingerprint dipintu masuk ruangan filling agar terjaga
kerahasian berkas rekam medis.
7. Diretur ulang untuk diganti dengan kursi yang sudah memenuhi
standar keselamatan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenkes RI Nomor 129 tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rekam
Medis
Nurmianto, E. 2004. Konsep Dasar dan Aplikasinya edisi II. Surabaya : Guna Widya
Potter dan Perry. 2009. Fundamental of Nursing 7th Edition. Missouri: St. Louis.
Rustiyanto, Ery. 2011. Manajemen Filing Rekam Medis dan Informasi Kesehatan edisi
pertama. Yogyakarta: Penerbit Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Rustiyanto, Ery. 2010. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Sabarguna, Boys. 2005. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Bandung: Amanah.
58