Anda di halaman 1dari 4

Sistem Kesehatan Nasional dan BPJS

A. Memahami Sektor Kesehatan dan Sistemnya


Cakupan sector kesehatan sangat luas, yaitu mencakup :
1. Pelayanan kesehatan normal
2. Kegiatan penceganan penyakit serta berbagai kegiatan yang lintas sektoral misalnya
bagaimana keselamatan dijalan raya, lingkungan hidup sampai pendidikan khusus dan
berbagai hal tentang asap merokok
Health System
Menurut who memiliki tujuan untuk meningkatkan, mengembalikan, dan memelihara
kesehatan.
Untuk itulah, perlu betul untuk memahami pendekatan sistem
1. Identifikasi komponen pembentuk yang membentuk sistem
2. Menganalisis interconnection atau saling keterkaitan antara komponen dalam pola
pola tertentu
B. Building Block menurut WHO
Menurut WHO, Ada 6 blok yang membentuk sistem :
1. Service delivery
2. Health workforce
3. Information
4. Medical product, vaccines dan technologies
5. Financing
6. Leadership/governance

Yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan cakupan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan status kesehatan,
responsiveness dan juga ini sangat penging untuk memproteksi atau melindungi
masyarakat dari bahaya , keuangan yang jadi miskin dan juga improved efficiency atau
meningkatkan efisiensidari sistem kesehatan.

Di Indonesia ada sistem kesehatan Nasional yang mempunyai fungsi :


1. Regulasi
2. Pembiayaan
3. Pemberian pelayanan
4. Manajemen SDM
5. Kepemimpinan
6. Penyediaan Obat dan vaksin serta teknologi kedokteran.
C. Pelaksanaan JKN dalam Sistem Kesehatan
Tidak mudah untuk memadukan kebijakan JKN dalam Sistem kesehatan.
Mengapa?
Karena kalo kita cermati masih terjadi ketidak sinkronan antara sistem kesehatan dengan
sistem pembiayaan kesehatan.
Sistem kesehatan :
1. Mengunakan UU kesehatan, UURS, UU mengenai pemerintah daerah yang
mencakup provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.

Sistem Pembiayaan Kesehatan


1. Sebenarnya adalah sebuah kebijakan bukan kearah kesehatan tapi lebih kea rah
pembiayaan kesehatan dengan UU SJSN dan UU BPJS
2. BPJS bukan lembaga kesehatan, melainkan lembaga keuangan
3. UU SJSN dan UU BPJS tidak ada hubungan dengan Dinas Kesehatan, tapi yang kita
lihat sebagai suatu sistem managemen sentralisasi dari BPJS yang ada dalam sistem
kesehatan yang sebenarnya di sentralisasi.

Misalnya data dari pelayanan kesehatan terendah langsung dikirim ke pusat BPJS tanpa
dianalisis di level kecamatan, kabupaten/kota dan juga propinsi. Jadi ada semacam
ketepisahan antara dua sistem yang perlu kita cermati selama 4 tahun ini.

Situasi 4 tahun setelah UU BPJS berlaku


Seperti puskesmas yang di level kecamatan itu tidak mempunyai data FKTP Swasta
sehingga tidak bisa dipakai untuk renson segera ataupun respon terencana.

Siapa yang seharusnya melakukan respon?


Yang seharusnya melakukan respon adalah Pemerintahan Propinsi, Kabupaten, dan
Kecamatan.

Respon dapat berupa atau berupa :


1. Respon dalam konteks rujukan
2. Respon terhadap mutu pelayanan
3. Respon terhadap promosi kesehatan
4. Respon Pembiayaan
D. Agenda Yang Penting
1. Agenda Penting 1
BPJS dan Sistem JKN perlu lebih integrasi dengan sistem kesehatan.
Dan ini akan bermula dari data di BPJS ada di level Kecamatan, Kabupaten, dan
Propinsi yang mencakup data penyakit dan data keuangan, misalnya pola penyakit,
pola penggunaan klaim BPJS di RS perlu di analisis.
Dengan demikian ada satu hubungan BPJS dengan pemerintah di Propinsi dan
Kabupaten/Kota
2. Agenda Penting 2
Perlu memperhatikan konsep reformasi kesehatan.
Mengingat sistem kesehatan mencakup sector kesehatan yang sangat luas, peru untuk
mengunakan sebuah metafora dari Roberts et al, 2004.
Yang menunjukan bahwa kita tidak mungkin me reform sistem kesehatan hanya
dengan menggunakan satu tombol. Ada 5 tombol yang perlu di gerakkan bersama –
sama yaitu
a. Tombol Financing
b. Tombol Payment
c. Tombol Organization
d. Tombol Regulation
e. Tombol Behavior

Solusi atau Saran Untuk Permasalahan JKN saat ini


1. Jangan ada penaikan iuran, karena semakin mempersulit dalam pelayanan jasa
asuransi kesehatan.
2. Pelayanan BPJS pada rumah sakit lebih ditingkatkan ( diprioritaskan), karena
kebanyakan pengguna BPJS adalah masyarakat tidak mampu sehingga dapat
disamaratakan pelayanan nya dan sesuai Pancasila Nomor 5 yaitu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. BPJS seharusnya lebih mengurangi defisit anggaran Negara karena banyaknya
tumpukan tunggakan kepada Rumah Sakit di Seluruh Indonesia, tunggakan BPJS
Kesehatan pada tahun 2019 telah mencapai 6,5 triliyun.
4. Dalam Sistem BPJS hanya dapat ditanggung melalui faskes pilihan kita, selain faskes
pilihan kita tidak dapat mengurus walaupun posisi FKTP kita jauh, sehingga peran
BPJS tidak berfungsi, seharusnya biaya berobat dapat di klaim oleh pasien dan diganti
oleh pihak asuransi.
5. Klinik dan RS Swasta harus mendaftar ke BPJS Kesehatan sehingga banyak klinik
enggan mendaftarkan diri karna khawatir dana yang digantikan oleh BPJS tidak
sesuai, seharusnya Klinik atau RS Swasta tidak harus terdaftar ke asuransi karena
menggunakan sistem Klaim.

Anda mungkin juga menyukai