BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal penting dalam kehidupan masyarakat karena
Realita yang terjadi saat ini pelayanan kesehatan masih dikatakan buruk,
fenomena pelayanan yang buruk dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi
mengenai pelayanan kesehatan. Sekitar 30 persen dari 257 kasus pengaduan
masyarakat yang diterima Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan
Indonesia (YPKKI) diduga kuat tergolong mal praktik. Meski hal itu belum bisa
dibuktikan benar-benar mal praktik, namun tetap saja pasien yang menjadi korban
atas buruknya pelayanan kesehatan terus bertambah. Kasus lain juga dapat dilihat
mengenai pelayanan kesehatan masyarakat miskin, untuk warga kurang mampu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah hal yang amat
sulit. Meskipun pasien tersebut mengalami sakit parah dan membutuhkan
pertolongan secepatnya. Berbagai macam syarat yang ditentukan oleh pihak
rumah sakit harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat tersebut mempersulit pasien
dari kalangan yang kurang mampu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
(www.indosiar.com )
Pada kelompok masyarakat miskin pengetahuan tentang kesehatan
sangatlah minim, salah satu penyebab minimnya pengetahuan tentang kesehatan
yaitu kurangnya sosialisasi tentang kesehatan yang layak untuk kalangan bawah
dan mahalnya biaya kesehatan yang layak. Hal tersebut menjadi faktor penyebab
tidak setaranya derajat kesehatan yang dimiliki antara orang miskin dan orang
kaya. Mahalnya fasilitas kesehatan yang berada di Rumah Sakit Umum yang
menyebabkan kesempatan yang tidak sama bagi setiap orang untuk menikmati
hak-haknya di bidang kesehatan.
pemberian 1 SEP(Surat
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang ingin di teliti
penulis adalah bagaimana Kualitas pelayanan BPJS Kesehatan di puskesmas kota
wilayah utara Kota Kediri ?
C.
Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan peneliti adalah menjawab permasalahan yang muncul
dari fenomena yang ada dan kemudian di jadikan objek penelitia. Dan
berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mendiskripsikan bagaimana Kualitas pelayanan BPJS Kesehatan di puskesmas
kota wilayah utara Kota Kediri.
D.
Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian pasti ada manfaat yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Teori
Administrasi Negara dalam bidang kajian Pelayanan public.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Unesa
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan
refrensi dalam rangka menambah dan memperkaya kajian tentang kualitas
pelayanan public yang dibuat oleh pemerintah.
b. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi
pelaksanaan Program BPJS Kesehatan di Puskesmas Kota wilayah utara
Kota Kediri, agar meningkatnya pelayanan kesehatan di Kota Kediri dan
sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang
diarahkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
BAB II
Kajian Pustaka
A.
Pelayanan Publik
Menurut UU No.25 Tahun 2009,yang dimaksud dengan pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang dan jasa, dan atau pelayanan administrasi
yangdisediakan oleh penyelenggara pelayanan publik
Pelayanan publik merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh
pemerintah untuk melayani keperluan orang atau masyarakat yang yang telah
ditetapkan. Pelayanan publik merupakan produk birokrasi publik yang diterima
oleh warga pengguna maupun masyarakat secara luas. Oleh mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara karena
itu, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktifitas yang
dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna
(Subarsono, 2008:136). Pengguna yang dimaksudkan di sini adalah warga negara
yang membutuhkan pelayanan publik baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pendapat lain tentang pelayanan publik diungkapkan oleh Pasolong, yang
menjelaskan pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang
mengguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik
(Pasolong, 2007:128). Ratminto (2006:5) menjelaskan bahwa pelayanan publik
adalah sebuah pelayanan yang diberikan kepada publik oleh pemerintah baik
berupa barang atau jasa publik. Pelayanan publik yang disediakan pemerintah bagi
masyarakat meliputi pelayanan yang berupa barang, jasa, dan pelayanan
administratif. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan
publik bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan prima sesuai
dengan harapan masyarakat sebagai pengguna layanan.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pelayanan publik adalah pelayanan yang telah diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat terdapat berbagai bidang kehidupan. Setiap pelayanan publik
yang diberikan diharapkan sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Oleh
karena itu pemerintah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik, yang berkewajiban untuk melaksanakan berbagai tuntutan
masyarakat dalam memberikan pelayanan publik yang diharapkan oleh
masyarakat. Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberi
layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah diterapkan.
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan
10
11
12
13
14
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik; unit kerja atau
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dan sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik; rincian biaya pelayanan publik dan tata
cara pembayaran.
3. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum.
6. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika.
8. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas.
10. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat
ibadah, dan lain- lain.
B.
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan
15
kesehatan
tingkat
pertama
(primer)
diperlukan
untuk
16
17
lebih untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam program
ini.
Nama/T
ahun
Afriyant
i (2014)
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian terdahulu dengan Penelitian BPJS
Judul
Metod
Hasil
Perbedaan
e
dengan
penelitian
BPJS
Transform Jenis
Tujuan kebijakan, sumber Penelitian
asi PT
peneliti daya, karakteristik agen Afriani lebih
pelaksana, sikap pelaksana, membahas
ASKES
an
komunikasi antar organisasi
(Persero)
deskrip
dengan kesiapan
dan aktivitas pelaksana serta
menjadi
tif
lingkungan ekonomi, sosial untuk menganti
BPJS
dengan dan politik. Implementasi program dari
Kesehatan pendek program Jaminan Kesehatan ASKES ke
di BPJS Kesehatan Cabang BPJS, tetapi
di Kantor
atan
BPJS
kualitat Mojokerto telah memenuhi penelitian ynag
keenam variabel tersebut dilakukan oleh
kesehatan if
meskipun
masih
ada
cabang
peneliti lebih
beberapa kekurangan seperti
Mojokerto
respon
negatif
yang kepada
.
diberikan masyarakat yang bagaimana
mempengaruhi antusiasme kualitas program
masyarakat untuk ikut serta BPJS yang telah
dalam program Jaminan berlangsung
Kesehatan
sehingga selama 1 Tahun
dibutuhkan sosialisasi yang
lebih untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk
ikut serta dalam program
ini.
18
D.
Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Latar Belakang
Kesehatan
merupakan
hak
manusia yang harus dieujudkan
oleh negara sesuai dengan cita cita
negara yang ada di UUD 1945,
yakni mensejahterahkan bangsa
Mahalnya
biaya
perawatan
kesehatan
menimbulkan
kurangnya masyarakat miskin
mendapakan fasilitas kesehatan
yang layak
Tangibles
Reliability
Responsiveness
Assurance
5. Emphaty
BAB III
METODE PENELITIAN
19
A. Jenis Penelitian
Penelitian kualitas pelayanan BPJS ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.( (Arikunto
2006: 12). Sedangkan jenis penelitian deskriptif merupakan merupakan penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antar variabel
yang satu dengan yang lain(Sugiono 2006 :11). Alasan peneliti memilih jenis
penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif adalah karena
penelitian ini mengambarkan dan memberikan fakta kejadian secara sistematis
mengenai kualitas pelayanan BPJS Kesehatan di Puskesmas Kota Kediri.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian kualitas pelayanan BPJS Kesehatan ini di Puskesmas Kota
wilayah utara Kota Kediri. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena
pertimbangan bahwa puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri merupkan
puskesmas yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, tetapi berdasarkan
observasi awal di lapangan banyak pasien pengguna BPJS Kesehatan mengeluh
mengenai pelayanan puskesmas seperti pasien hanya diberikan 1 SEP(Surat
Elegibilitas Peserta), sehingga pemeriksaan hanya bisa dilakukan di satu jenis
pelayanan, kedua ada beberapa resep obat yang harus di beli diluar apotek
puskesmas, minimnya sarana dan prasarana seperti untuk mengumumkan
panggilan juga sangat minim sehingga terkadang pasien yang sedang menunggu
20
antrian tidak mendengar jika sudah mencapai urutan penggunan kartu BPJS
Kesehatan Sehingga perlunya mengetahui bagaimana kualitas pelayanan BPJS
Kesehatan yang sebenarnya di Puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri.
1.
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan(Arikunto, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di puskesmas Sentono Betek yang
menggunakan BPJS Kesehatan dalam kurun berlakunya BPJS Kesehatan Hingga
di lakukan Penelitian yakni pada bulan mei 2013 hingga Januari 2015. Jumlah
populasi yang terdapat di Puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri dalam kurun
waktu yakni berjumlah 500pasien.
2.
Sampel
Sampel merupkan sebagian wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
simple random sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian berpedoman kepada Teknik
pengambilan sampel berpedoman dari Arikunto (2006:134), yaitu besarnya
sampel yang akan diambil adalah 10% dari jumlah populasi yakni msayarakat
21
yang menjadi pasien di Puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri yang
menggunakan kartu BPJS Kesehatan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh data.
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adlaha dengan menggunakan
angket, angket merupakanserangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
menggungkapkan informasi, baik menyangkut fakta atau pendapat. Dalam
penelitian ini angket akan disebarkan kepada pasien di Puskesmas Kota wilayah
utara Kota Kediri. Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian kualitas Pelayanan BPJS Kesehatan di Puskesmas
Kota wilayah utara Kota Kediri.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel
Kualitas
Indikator
a. Tangibles
(Kualitas
pelayanan berupa sarana
fisik
perkantoran,
komputerisasi
administratif,
ruang
tunggu,
tempat
informasi)
b. Reliability (Kemampuan
dan
kendala
untuk
menyediakan pelayanan
yang terpercaya)
Item Pertanyaan
1. Pegawai Puskesmas
menyediakan sarana fisik
dengan layak
2. Pegawai Puskesmas
memberikan informasi BPJS
kesehatan dengan Jelas
3. Pegawai Puskesmas memberi
pelayanan administrasi dengan
transparan
4. Pegawai Puskesmas
menangani permasalahan
mengenai BPJS kesehatan
dengan cepat
5. Pegawai Puskesmas
memberikan pelayanan secara
terpercaya
22
c. Responsiveness
(Kesanggupan
untuk
membantu menyediakan
pelayanan secara cepat
dan tepat serta tanggap
terhadap
keinginan
pelanggan)
d. Assurance (Kemampuan
dan keramahan serta
sopan santun pegawai
dalam
menyakinkan
kepercayaan
pelanggan) .
6. Pegawai Puskesmas
membantu dengan tepat
mengenai pelayanan
7. Pegawai Puskesmas tepat
memberikan hak dari pasien
pengguna BPJS kesehatan
8. Pegawai Puskesmas cepat
tanggap dalam memberikan
pelayanan
9. Pegawai puskesmas ramah
dalam memberikan pelayanan
bagi pasien penggunan kartu
BPJS Kesehatan
10. Pegawai Puskesmas sopan
santun dalam memberi
pelayanan
11. Pegawai puskesmas tegas
dalam memberikan pelayanan
12. Pegawai puskesmas
memberikan perhatian
terhadapa pasien yang
menggunakan BPJS Kesehatan
23
Teknik pegumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara,
yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancaara dalam penelitian ini digunakan di awal ketika melakukan
observasi awal. Wawancara awal ini dilakukan kepada pegawai puskesmas dan
pasien yang menggunakan pelayanan BPJS Kesehatan. Wawancara ini digunakan
untuk mengetahui permasalahan atau keluhan awal terhadap pelayanan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Setono Betek, Kota Kediri
2.
Observasi
Observasi Pengumpulan data melalui data pengamatan atau observasi
24
penelitian ini, maka harus dilakukan dulu suatu uji validitas dan reabilitas. Untuk
itu perlu dilakukan pengujian terhadap kuesioner tersebut, yaitu:
1.
Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen
bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur, sebagaimana yang
diungkapkan Sugiyono (2006:137) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan
untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu instrumen penelitian sebagai alat
ukur dalam mendapatkan data yang sesuai dengan korelasi masing masing
pernyataan dengan skor total.
Arikunto (2006) juga menyatakan bahwa validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan data. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan
oleh Pearson, yang dikenal sebagai korelasi product moment.Penelitian ini
menggunakan rumus korelasi dengan angka kasar.
N . XY X . Y
rXY =
{ N . X 2( X )2 }{ N . Y 2 ( Y )2 }
25
dengan:
X
Uji realibilitas
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai, maka instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data seharusnya merupakan data yang valid dan
reliabel. Maka setelah dilakukan uji validitas pada instrumen penelitian, akan
dilakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian.
Arikunto (2002) mengartikan reliabilitas sebagai suatu instrumen yang
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius dan
mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Secara garis besar, ada
dua jenis reliabilitas, yakni reliabilitas eksternal dan internal. Reliabel instrumen
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun
instrumen yang valid umumnya reliabel, tetapi pengujian relibilitas instrumen
perlu dilakukan. Dengan kata lain bahwa instrumen penelitian yang reliabel
26
r 11 =
2 r XY
(1+ r XY )
n
x 100
N
27
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian
NO.
SKOR
KRITERIA PENILAIAN
10%-28%
29%-46%
Kurang Setuju
47%-64%
Cukup Setuju
65%-82%
Setuju
83%-100%
Sangat Setuju
28
Daftas Pustaka
Arief. 2007. Pemasaran jasa dan kualitas pelayanan. Jakarta: Banyumedia
publishing
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta :Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2005. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
BPJS Kesehatan. Buku Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan : online
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metedologi penelitian dan teknik penyusunan
skripsi. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan konsep pelayanan publik serta implementasinya.
Bandung: Mandar Maju
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian. Surabaya : UNESA university press
Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Moenir. 2006. Manajemen pelayanan umum di Indonesia. Jakarta: Bumi aksara
Mutaqin, Ahmad. 2006. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap
Kepuasan Pelanggan Bus Po. Timbul Jaya di Wonogiri, diakses dari
http://diglib.unnes.ac.id/gsdt/collect/skripsi.1/import/2936.pdf
Purwoko, B. 2012. Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Untuk
Kesejahteraan Rakyat: Antara Harapan Dan Tantangan. (Online
(http://www.djsn.go.id/Perlunya%20penerapan%20SPS%20dalam
%20implementasi%20SJSN,%205%20Juli%202012.pdf) Diakses 4
September 2014
Shihab, A. 2012. Hadirnya Negara di Tengah Rakyatnya Pasca Lahirnya Undang
- Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial. (Online) (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/2289_jli.pdf)
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014
Sugiono. 2006. Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiono. 2011. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.
29
Online
Muhsinatih , Fitri dkk.2013. Perlindungan Hukum Bagi Pegawai Negeri Sipil
Dalam Pelayanan Kesehatan. Makasar : Universitas Hasanuddin
Putri, Riegel dkk. 2013. Kesiapan PT Askes (Persero) Cabang Manado Dalam
Bertransformasi Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado
Retnaningsih, ekowati, dkk. 2013. Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum Dan
Alternatif Bentuk Penyelenggaraan Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta
Sesuai Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Palembang :
Universitas Sriwijaya
Usman, S. 2013. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Jamkesmas (Studi Implementasi Pasal 19
Ayat (2) Pasal 20 Ayat (1) Pasal 22 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Kota Malang). (Online)
(http://hukum.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2013/01/Jurnal-Syarifah-Usman0910113195.pdf) Diakses 4 Oktober 2014
Zaelani. 2012. Komitmen Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Nasional. (Online)
(http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/2289_jli.pdf) Diakses pada
tanggal 4 Oktober 2014
Dokumen Perundang Undangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan
UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional